HALO GAEES, selamat malah semuanyaa, semoga malam ini kalian tidak sendiri. Karena, kalo sendiri takutnya ada yang mau ikut baca huhuhuhuhuhu...........
Mimin mau bongkar satu-persatu cerita hantu di IPB setiap minggunya (ramein terus ya hehehehehe biar semangat)
1. RONDA MALAM
Kita mulai dari yang biasa-biasa dulu yaitu satpam terbang. Satpam terbang itu adalah penampakan yang sudah menghantui IPB paling lama.
Satpam terbang sudah menghantui IPB sejak angkatan 20. Dulu ada seorang mahasiswa tingkat akhir jurusan TIN yang sedang melakukan penelitian di kampus. Suasana kampus saat itu sangat dingin, suara yang terdengar hanyalah jangkrik dan burung hantu. Buat gambaran -
IPB saat itu jauh dari peradaban. Kebon karet masih mengelilingi kampus, di luar kampus hanyalah sawah dan hutan dengan pohon tinggi. Mahasiswa ini, kita sebut saja Drajat, sendirian fokus melakukan penelitian di gedung TIN (sekarang punya MNH, sebelah asrama inter).
Waktu sudah menunjukkan jam 10 malam. Di tengah penelitiannya, tiba-tiba ada yang mengetuk jendela ruang penelitian dari luar sebanyak tiga kali. "Tok tok tok". Spontan (uhuy) Drajat langsung melihat ke arah jendela. Di sana berdiri seorang satpam yang menggunakan -
baju seragam hitam. Bapak satpam itu berperawakan tua dan kurus, lalu berucap, "Nak, jangan lupa tutup jendelanya ya. Sudah malam". Drajat pun menjawab, "oh iya Pak, saya tutup ya. Matur suwun, Pak". Satpam itu pun berlalu dan melanjukan aktivitas rondenya.
Drajat kemudian bergegas untuk menutup jendela yang dibiarkannya terbuka sejak memulai penelitiannya siang tadi. Ketika sampai di depan jendela, dia baru teringat bahwa ruang penelitian ini berada di lantai 3.
Note: Cerita ini sudah turun-menurun hingga menjadi urban legend di IPB. Kejadian yang sama juga tampak di asrama putri angkatan 40-an.
2. ADA SESUATU DI TONG SAMPAH A5
Perkenalkan aku Rani (nama palsu) mahasiswi IPB angkatan 5*. Sebagai mahasiswi yang lulus dari jalur beasiswa, aku diwajibkan untuk tinggal di asrama IPB. Aku memang punya bakat dari lahir, tapi sejak aku berkuliah -
aku berharap tidak memiliki bakat tersebut. Pasalnya aku merasa selalu tidak nyaman di kampus, terutama di asrama A5. Aku sering merasakan beban berat ketika aku ada di asrama. Kadang aku suka mendengar suara napas berat seseorang di kamarku. Posisiku ada di lantai 4-
asrama. Semua ini sampai pada puncaknya ketika mendekati ujian tengah semester. Ketika belajar untuk ujian, aku selalu begadang. Tapi, begadang kali ini berbeda. Suara napas berat yang selalu terdengar setiap masuk jam 12 malam, hari ini tidak terdengar. Tanpa ambil pusing, -
aku menikmati kesunyian ini untuk fokus belajar. Ketika waktu menunjukkan jam 3 pagi, aku menutup buku dan membereskan sampah sisa cemilan yang menemaniku belajar semalam. Ketika hendak membuang sampah, ternyata tong sampah di kamar sudah penuh. Aku pun menutuskan
untuk membuang sampah ke cerobong sampah di luar kamar. Posisinya bersebrangan dengan kamarku. Ketika aku berjalan ke arah cerobong sampah tersebut, ada suara napas berat yang terdengar di sebelah kupingku. Suara napas ini berbeda dari suara napas yang biasa aku dengar di kamar.
Sesaat kemudian, aku merasakan sepasang tangan dingin yang memegang pundakku dan mendorongku ke arah cerobong sampah di ujung lorong. Tangan itu terus mendorongku secara paksa walau pun aku berusaha menahan dengan kakiku sekuat tenaga. Sesampainya di depan cerobong, -
cerobong sampah terbuka secara kencang. Tangan yang mendorongku berusaha untuk menjerumuskanku ke dalam cerobong sampah, di mana ada kepala manusia yang terbang mendekati mukaku. Di saat itu, aku berhasil menghindar dan menjatuhkan badanku ke samping. Akhirnya, aku berhasil -
melihat ke atas ke arah sosok yang mendorongku. Sebuah makhluk berbentuk kelabang setinggi 2 meter dengan tangan manusia tanpa kepala sedang berusaha menerkamku. Aku tidak ingat apa yang terjadi setelah itu. Terakhir kuingat aku disadarkan oleh Senior Resident ketika waktu subuh.
Note: cerita ini merupakan cerita yang diambil dari kisah seorang mahasiswi ketika IPB Bercanda sedang melakukan space bareng di twitter.
Segini dulu ya gaes ceritanyaa. Sampai bertemu lain waktu dan semoga malam ini kamu tidur nyenyak.
BTW, yang skinwalker itu sebenernya ini ya gaes ceritanya (Bonus)
Gaes aku mau nyoba cerita ya. Aku juga usahain penulisannya rapih. Jadi ini cerita dari senior aku yang pernah penelitian di Lab Genetika Fapet pas jaman masih Kuliah Online dan masih ada hawa hawa Pandemi.
Ini dimulai dari senior gw yang mahasiswa fapet dan seseorang yang tidak percaya "begituan" dan cenderung bilang orang yang "melihat" seperti "itu" lebih cenderung ke arah schizo. Dia mendapatkan penelitian dibidang genetika, suatu bidang yang mungkin aku juga rada kaget
Bahwa senior aku punya kapasitas seperti itu, padahal orangnya gak pinter pinter amat. Nah, karena senior aku penelitiannya di Lab, harus ada pengenalan alat alat lab kembali apalagi senior ku memang angkatan kuliah online. Dimulai dari dari pengenalan alat-alat