Thread by @nindyannisaas

“Merekrut Mahasiswa Dengan IQ Tinggi”

Akhir bulan Maret 2025, pemerintah baru saja melakukan penerimaan terhadap 30.000 peserta program SPPI. Alih-alih menjadi PNS sesuai iming-iming awal, para peserta justru menjadi Komponen Cadangan Militer.

Terdapat kejanggalan diantaranya-

https://twitter.com/nabiylarisfa/status/1909230684880642222

1. Tidak Adanya Transparasi Dalam Perekrutan.

POIN
a-b: Isu Gender
c-d: Petisi Penuntutan Transparansi dalam Proses Seleksi Rekruitment SPPI Batch 3

Untuk membantu mengawali kasusnya, kita bisa memberikan tanda tangan disini:

change.org/p/menuntut-tra…

“Hampir semua yang mendaftar, jika itu laki-laki, dapat diloloskan.”

Dari banyaknya orang yang saya wawancarai, belum ada dari mereka (laki-laki) gagal dalam proses rekrutmen ini.

Ntah itu tdk mengisi berkas, memiliki kesehatan yg kurang stabil, hampir semua masih dapat lolos.

Hemat saya, jika memang perekrutan ini mengandalkan ‘IQ’maupun ‘KECERDASAN’ lainnya, maka tidak mungkin pula dalam seleksi ini panitia dapat meloloskan peserta dengan mudah dan tidak transparan.

Padahal, tidak hanya tes fisik, peserta juga menjalankan tes TWK dan kesehatan.

2. Saya menemukan banyak hiperbola dalam mencari tahu fakta dibalik kelayakan gaji para SPPI. Beberapa dari mereka ada yang berkata belum diberikan gaji sepeserpun, upah kurang layak. Dan beberapa dari mereka ada pula yang berkata memiliki gaji 2 Digit.

Namun, tentunya saya selalu melihat melalui berbagai sudut pandang. Khususnya kepada mereka yang telah bersuara, namun menghilang setelah mereka menyuarakan keresahan mereka.

Ketika ada yang memberanikan diri untuk bersuara, kemana larinya akun tersebut? Dibungkam? Diancam?

Melahirkan pertanyaan baru di benak saya,

“Bagaimana cara pemerintah bertanggung jawab kepada mereka yang berjumlah puluhan ribu, belum memiliki status kepegawaian yang jelas, dan proses rekruitmentnya abu-abu seperti ini?”

Mungkin ada yang mau mencoba memberikan pandangannya?

3. Sudah menjadi rahasia umum, kami semua tahu betul bahwa perekrutan ini memiliki ajakan “Akan diangkat menjadi ASN”.

Mungkin untuk waktu dekat, tidak.
Namun untuk waktu mendatang, dimana program ini sudah mulai stabil, iya.

Namun tetap, sedikitnya saya skeptis.

4. Program ini ada untuk mengawali MBG. Mengawali gizi pada makanan yang diberikan kepada para siswa/i. Namun, ada militerisasi didalam pengejawantahan program ini. Dimana sebagian besar bidang program ini tidak ditangani oleh ahlinya langsung, padahal mencangkup gizi.

Ada bidang profesi maupun keahlian yang berkaitan dengan gizi, yang dapat mendidik peserta langsung mengenai hal setara. Namun, para pekerja justru cenderung lebih banyak mendapatkan pelatihan dasar militer. Let’s say, kemudian menjadi komcad. Dibandingkan dengan jenjang karir.

5. Tidak semua sarjana yang mendaftar program ini tergila-gila dengan status kemiliteran. Bahkan lebih banyak dari mereka yang justru mendaftar dengan harapan mendapatkan pekerjaan layak ‘Sebagai Sipil’. Oleh karenanya, mereka menuntut transparasi program dan kontrak mereka.

Pembahasan lainnya:

https://twitter.com/nindyannisaas/status/1903285658573025754