Ujung tongkat sihir Leona memercikan api kecil lalu padam. "Huh?" Leo melirik tongkat sihir di tangan kanannya sembari menaikkan sebelah alisnya. Ini bukanlah reaksi yang diinginkan, tidak seharusnya tongkat sihir itu --
-- memercikan api kecil sebagai hasil dari mantra yang baru saja ia gumamkan. Dengan putus asa Leo menutup buku mantra yang sedaritadi melayang di hadapannya dengan lambaian tongkat sihir, membuat buku itu melayang kembali ke tempat persembunyiannya, yaitu di balik batu bata --
-- yang berjarak dua meter dari dinding perapian Ruang Rekreasi Ravenclaw. Leo merebahkan dirinya ke sofa terdekat. Sebelah kakinya ia angkat menyerupai gaya duduk seorang pria. Sebelah sikunya bersandar pada lengan sofa, menopang tangannya yang kini menekan pelipis kanannya --
-- seakan sedang berpikir. 'Kuharap Dad tidak tahu perihal kegiatanku hari ini. Bisa mati aku dihukumnya.' Leo memutar bola matanya dengan malas lalu berdecak kecil. Tanpa sadar tangan kirinya meraba saku jubah kulit yang ia kenakan. Tangannya menyentuh botol kecil berbahan --
-- logam. Dapat Leo rasakan dinginnya logam menembus sarung tangannya. "Hisshh. Kemana sih Melissa? OI!" Leo berseru lantang ke arah tangga menuju asrama siswi Ravenclaw. Ia berharap @W_MelissaS dapat mendengar dan segera menyelesaikan entah rutinitas apa yg sedang dilakukannya.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh