Discover and read the best of Twitter Threads about #Gusbaha
Most recents (5)
BELAJAR IKHLAS DG GUS BAHA
"Jalan melatih ikhlas, yakni dengan istikomah, karena dalam istiqomah itu pasti ada lali (lupa)-nya. Nah, pas lupa itu momen ikhlas, tak ada kontrak apa pun dg makhluk."
"Ikhlas Itu Mudah, jika kita mmahami Semuanya adalah Pmberian & Khendak Allah."
"Jalan melatih ikhlas, yakni dengan istikomah, karena dalam istiqomah itu pasti ada lali (lupa)-nya. Nah, pas lupa itu momen ikhlas, tak ada kontrak apa pun dg makhluk."
"Ikhlas Itu Mudah, jika kita mmahami Semuanya adalah Pmberian & Khendak Allah."
Ada seseorang yang bertanya kepada Syeikh Abul Abbas Al-Mursi. Dia bertanya tentang hal apakah yang membuat Allah benci..?"
Sesuatu yang membuat Allah benci yaitu hanya melihat kepada dirimu sendiri, artinya "Setiap amal yang dilakukan kita merasa atas peranan diri sendiri tanpa merasa ada campur tangan hidayah Allah."
"Misalkan kita merasa sholat itu aku banget, sedekah aku banget."
"Misalkan kita merasa sholat itu aku banget, sedekah aku banget."
Gus Baha' :"Jangan terlalu membesar-besarkan hal yang berpotensi membuat orang biasa jadi susah menjalankan syariat Islam".
“Hindarilah omongan seperti misalnya saat bulan ramadhan: "Rugi, ramadhan hanya setahun sekali kok gak sholat tarawih di masjid berjama'ah."
Itu namanya tak menghargai perasaan orang.
Itu namanya tak menghargai perasaan orang.
“Di luar sana itu, ada satpam, penjaga toko, tukang ojek, tukang parkir, dan banyak pekerja di malam hari yang mungkin menangis di dalam hati. Mereka juga ingin tarawih, tapi apa daya mereka sedang bekerja.”
Mas tahu, tidak, bahwa orang semacam Mas ini sudah ada jenisnya di jaman Kanjeng Nabi? Jenis kelompok supremasi Islam!
Ternyata, jenis orang semacam ini justru yang paling merepotkan nabi dan para sahabat.
Hatta, era Imam Maliki, Imam Syafi'i, sampai sekarang!
😂😂😂
Ternyata, jenis orang semacam ini justru yang paling merepotkan nabi dan para sahabat.
Hatta, era Imam Maliki, Imam Syafi'i, sampai sekarang!
😂😂😂
Syaikh Mutawalli Syarawi (mohon koreksi) pernah diajak diskusi orang.
Secara teologis, mereka punya batasan yang jelas tentang kita (muslim) dan mereka (non-muslim).
Tentu, mereka paling tegas tentang rahmat Allah yang tak boleh melintasi pagar batas "kami" dan "mereka".
Secara teologis, mereka punya batasan yang jelas tentang kita (muslim) dan mereka (non-muslim).
Tentu, mereka paling tegas tentang rahmat Allah yang tak boleh melintasi pagar batas "kami" dan "mereka".
Jangankan soal rahmat (kasih sayang), kepada Allah pun mereka berani mengatur.
"Jadi, Allah itu tidak akan merahmati kafir-musyrikin. Dia mewajibkan kita untuk meninggikan kalimat-Nya, Syaikh!"
"Jadi, Allah itu tidak akan merahmati kafir-musyrikin. Dia mewajibkan kita untuk meninggikan kalimat-Nya, Syaikh!"
Pariwara siang~
Kita pernah punya nabi yang sempurna. Tapi beliau juga “tidak begitu sempurna”.
Itulah kenapa orang Khawarij bisa lahir, karena kolot menganggap dunia harus ideal dan semua orang harus sempurna.
cc. kancaku kae
via @SantriGayengCom
Kita pernah punya nabi yang sempurna. Tapi beliau juga “tidak begitu sempurna”.
Itulah kenapa orang Khawarij bisa lahir, karena kolot menganggap dunia harus ideal dan semua orang harus sempurna.
cc. kancaku kae
via @SantriGayengCom
Suatu ketika nabi jagongan bersama Khalid ibn Walid dan Sayidina Umar ibn Khatthab. Nabi didatangi seorang yang ngegas:
“Muhammad, jangan begini. Jadilah orang yang adil.”
Nabi masih santai menjawab:
“Kalau aku tidak adil, siapa lagi orang yang adil di penjuru langit-bumi?”
“Muhammad, jangan begini. Jadilah orang yang adil.”
Nabi masih santai menjawab:
“Kalau aku tidak adil, siapa lagi orang yang adil di penjuru langit-bumi?”
“Seluruh penghungi langit mempercayaiku sebagai hamba Allah yang adil. Apa yang membuatmu ragu di bumi ini bahwa aku bakal tidak berlaku adil?”
#GusBaha bilang:
"Di zaman Nabi, benar-salah itu diketahui dengan jelas. Yang benar, jelas. Yang salah, jelas."
Itulah kenapa waktu perang Badar, doa Nabi:
اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ
"Di zaman Nabi, benar-salah itu diketahui dengan jelas. Yang benar, jelas. Yang salah, jelas."
Itulah kenapa waktu perang Badar, doa Nabi:
اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ
اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ
"Ya Allah, jika Engkau menghancurkan (memberi kekalahan) pada kelompok beriman ini, maka Engkau tidak akan lagi disembah di muka bumi."
Waktu itu jelas: yang mana benar, mana salah.
"Ya Allah, jika Engkau menghancurkan (memberi kekalahan) pada kelompok beriman ini, maka Engkau tidak akan lagi disembah di muka bumi."
Waktu itu jelas: yang mana benar, mana salah.
Lawon demi urusan duniawi macam Pilpres kok sampai begini, lho, ah...
