DONGENG SEBELUM TIDUR
"You Are Worthy"
Kalian pernah ngerasa suka banget sama orang ndak?? You did literally everything to gain his/her attention.
Atau justru ketika ada yg memberimu afeksi dan mendekatimu, kamu malah takut karna kamu ngerasa itu aneh?
Ada yg pernah gini? 😄
Ketika kita diperlakukan kayak ampas, dicuekin, atau bahkan ditolak seseorang, kita seringkali malah stuck sama orang itu.
Malah makin penasaran. Malah makin terobsesi. Dan seolah pengen membuktikan kalo kita tuh layak dapat cinta dan perhatiannya.
Padahal alasan orang itu nolak atau gak tertarik sama kita, bisa jadi sama sekali gak ada hubungannya sama sosok kita. Ya murni gak tertarik aja.
Namun kita sendiri yg kemudian overthinking dan merasa ada yg kurang dalam diri kita. Galau mikir apa yg salah pada diri kita.
Biasanya nih, kalo yg terjadi kayak gini, kita kemudian masuk ke tahap lebih ekstrim dan makin "berjuang" demi effort kita dinotis sama dia.
Seolah pengen ngomong,
"Nih, liat kan? Gak ada yg bisa gini ke elu selain gue".
Padahal dianya juga gak ngarep dan gak minta. 😅
Saking obsesifnya, kemudian kita sekuat tenaga menjadi sosok yg dia inginkan.
We stop being ourselves dan beralih jadi sosok asing yg bukan kita sama sekali. Yg penting sesuai sama kriteria pasangan idamannya.
Sambil berharap dia berubah pikiran dan beneran mau nerima kita.
Kita kemudian lupa untuk berpikir jernih, apakah ini emg yg terbaik buat kita?
Kita terlalu fokus untuk memilikinya, sampai ndak peduli meskipun harus pake topeng wajah.
Tak peduli itu bukan sosok kita sebenarnya. Tak peduli kita harus membohongi diri sendiri dan dirinya.
Kalopun dia tetap ndak berubah pikiran, lantas mau sejauh apa kita menyalahkan diri? Atau apakah kita malah memaksakan keadaan?
Padahal konsep basic healthy relationship kan terbentuk karna kedua pihak saling menginginkan. Keduanya saling memperjuangkan. Not a one-sided love.
Pernah ada ungkapan populer, yg kurang lebih mengatakan :
"Kunci deketin cewek itu cuman satu. Cuekin aja."
Meskipun konteksnya bisa berlaku pada kedua gender, namun konsepnya sama. Lantas kita perlu bertanya.
Apa sih yg membuat kita ngejar2 orang yg ndak menginginkan kita?
Apakah kalo kita berhasil mengubah pikirannya, yg awalnya cuek jadi bucin sama kita, somehow it proves our worth??Semacam prestasi dan kebanggaan tersendiri??
"Tuh kan? Bilangin kok kalo aku ini menarik. I was right about me, right?"
It sounds weird.... Apakah emg seperti itu?
Ketika kita tak henti mencari validasi atau pembuktian dari orang lain, aku pribadi meyakini kalo yg semacam itu ndak akan bertahan lama.
Karena buatku, self esteem itu ya berawal dari kita sendiri. Bukan tugas orang lain untuk menaikkan self esteem kita.
Love yourself, first.
Selain itu, manusia pada umumnya cenderung egois. Mereka seringkali gak peduli sama apa yg kita pikirkan/rasakan ttg diri kita.
Memberinya perhatian berlebih seolah gak ada lagi sosok yg sempurna selain dia, akan jadi ego booster buat mereka. Membuat kita rawan dimanipulasi.
Ketika akhirnya kita dapet perhatiannya, dan kemudian kita berhenti memberinya afeksi berlebih seperti PDKT dulu (ya wajar karna saat itu kita ndak jadi diri sendiri), they dont want that.
Mereka akan bersikap agar kamu bisa terus tergila-gila padanya.
Seseorang yg mempunyai low self esteem cenderung berkutat dengan overthinkingnya.
Sering tersiksa insecurities seperti itu berpotensi membuat kita punya pandangan cinta = luka.
Cinta yg kita pahami kemudian bergeser jd mengemis pada orang lain agar mengakui keberadaan kita.
Makanya kalo kemudian ada orang "waras" yang deketin kita, even if he treats you with love and respect, kita malah menjauh darinya.
Krna udah mengakar kuat dalam mindset kita bahwa cinta itu harus disertai luka. Harus disertai jatuh bangun dulu untuk merebut perhatiannya.
Memaksakan hubungan dengan orang yg memperlakukanmu kayak sampah, lama-kelamaan membuatmu semakin yakin bahwa you are NEVER good enough for anyone.
"Aku abis salah apa lagi ya?"
"Kenapa dia ngatain jerawatku ya?"
"Kenapa dia gak suka aku lanjut studi ya?"
Ini lalu jd lingkaran setan yg terus menghantui kita. It becomes a never ending cycle. Ganti pacar berapa kalipun tetep bakalan sama. It's like dating a same person but with different faces.
Karna sekali lagi, bukan tugas orang lain buat menaikkan self esteem kita.
Ketika kita menyadari self worth kita, maka kita ndak perlu mengemis validasi atau perhatian orang lain untuk membuat kita merasa lebih baik.
Kita ndak perlu jd orang lain untuk bisa dicintai orang lain. You are YOU. Terlepas dari segala kekurangan dan kelebihan yg Anda miliki.
Penolakan, di-ghosting, diselingkuhin, dan segala macemnya, ndak akan bisa melukai Anda lagi. Because you know you deserve BETTER.
Dan ketika menjalin hubungan pun, didasarkan pada mutual feelings. Sama-sama menginginkan. Keduanya keluar effort sama untuk jaga hubungan.
Ada ungkapan yang pernah saya baca di status WA temen. Dia nulis :
"Happy people doesn't sit around wondering why someone doesnt want them. They are too busy living their life."
Love yourself because you know you are worthy. 😊
Panjang umur perjuangan.
Selamat malam.
Share this Scrolly Tale with your friends.
A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.