NitNot ❘ Profile picture
Kebahagiaan datang ketika pekerjaan dan kata-kata anda menjadi manfaat bagi dirimu dan orang lain. - Buddha - || Akun ke-2 https://t.co/dPJZFe5DA5

Apr 19, 2021, 29 tweets

TINKY WINKY DIPSY LALA (TEM) POO
.
.
.
.

Berpelukan….
.
.

Sebesar apakah Bukit Algoritma akan menjadi hingga majalah Tempo edisi terbaru, BAHKAN PADA EDISI 50 TAHUN USIANYA, sengaja dan secara khusus memampang bukit itu pada cover depan pada terbitan terbarunya?

@_AnakKolong

Atau, nama Budiman Sudjatmiko Kah menjadi bidikannya?

Hmmm…. pasti bukan perkara kecil apalagi sepele bila sekelas Tempo harus mengungkitnya. Apalagi dijadikan sampul. Ini terlihat seperti ada unsur sengaja dibuat belok ke arah politik.

Padahal sampai detik ini peristiwa tersebut masih terasa lebih kuat gaung investasinya dibanding unsur politis. Masih terkait dgn kita mencari tau siapa dibalik investor yg nekad nyeburin duit 18 triliunnya pada proyek yg juga masih lebih banyak menyimpan tanya dibanding jawab.

"Ada apa ini?"

Sebagai investasi, patut itu kita apresiasi. Itu terkait seorang warga negara yang mencoba turut terlibat langsung dalam membantu negara dan pemda sekaligus masyarakat.

@Aryprasetyo85

Itu dapat dilihat dari jumlah dana yang dapat ditarik dari investor dan kabarnya porsi keterlibatan asing adalah yang paling besar.

Investasi sebesar 18 triliun rupiah jelas bukan angka yang kecil. Konon itu baru untuk 3 tahun tahap pertamanya saja dan baru teraplikasi pada +/- 350 hektar dari total rencana seluas 888 hektar.

@Dark_Anger1

Konon teknologi pertanian dan peternakan sebagai tulang punggung pedesaan akan menjadi titik penting tempat itu dibangun dan dipakai untuk penelitian sekaligus komunitas bagi para praktisi berdiskusi dan maka menara BUMDES menjadi icon atas rencana itu.

Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sebagai badan usaha terinspirasi BUMN digagas oleh Budiman sebagai cara mengentaskan desa dari ketertinggalan.

@budimandjatmiko

Di sana Desa sebagai ujung tombak ekonomi berbasis agrikultur ingin dibuat berdampingan dengan teknologi terkini sedang dituju. Petani sebagai agen kekinian bukan hal mustahil sedang ingin dibuat hadir.

Bukan pada Sillicon Valley di AS Budiman terpengaruh, pada Sillicon Fen atau Cambridge University dimana biotechnology menjadi hal sangat penting menjadi kiblatnya. Dia kuliah sekaligus mendapat inspirasi itu di sana.

@LOVE_AG4EVER

Memahami bahwa desa selalu terkait dengan kemiskinan sekaligus ketertinggalan, mencoba membuatnya bangun adalah dengan cara mengaplikasikan idenya pada desa-desa tersebut.

Menjadi masalah adalah dari mana dana didapat sementara fakta berkata bahwa desa adalah tempat kemiskinan itu sendiri berasal.
.
.

Undang-undang Desa dia perjuangkan selama dia menjadi anggota DPR RI berhasil. Atas disahkannya UU Desa, bantuan negara pun hadir.

@SahabatSaber

Lebih dari 70 triliun rupiah per tahun, melalui APBN, negara mengalokasikannya.
.
.

Tiba-tiba desa memiliki dana siap pakai sebesar 1 atau 1.5 miliar rupiah per tahun per desa.

Melulu memperbaiki jalan atau pembangunan fisik yang lain, tentu bukan satu-satunya maksud dana desa digelontorkan oleh negara. Terlibat dalam komunitas pintar ala menara Bumdes yang akan dibangun di Bukit Algoritma

@RiuRizkiUtomo_

adalah salah satu cara merubah image desa tak lagi harus identik dengan keterbelakangan dimaksud. Itu salah satu maksud Bukit Algoritma hadir.
.
.

"Trus kenapa Tempo nyolot?"

Siapa di belakang Tempo tentu terkait politik karena majalah itu kini memang lebih tampak sebagai corong atau pengeras suara bagi kepentingan ketimbang fungsi MEDIA yang seharusnya memberitakan.

@Rizmaya__

Fungsinya disinyalir sudah berubah. Bukan hal aneh karena jaman juga sudah berubah. Media online dan aplikasi media sosial sebagai agen perubahan itu tak punya wajah pemaaf. Siapa tak siap pasti dilindas dan ditinggal. Dalam sekaratnya, salahkah Tempo berpihak?

Menempatkan Budiman berikut dengan Bukit Algoritmanya dari sisi politik, ada tampak bahwa seseorang atau sekelompok orang di luar sana sedang merasa terancam. Paling tidak, ada yang merasa tersaingi.

"Atas apa?"

@ShenRu013

Salah satu kebiasaan kita adalah terlalu mudah kagum. Sementara, kekaguman itu seringkali tiba-tiba juga kita kaitkan dengan ekspektasi kita.

Dia cocok menjadi penerus pak Jokowi. Itu narasi yang paling cepat muncul sebagai jawaban atas ekspektasi kita.

Sangat mungkin, itu pula kalimat sebagai bentuk rasa khawatir yang ada dalam benak mereka yang ada di belakang Tempo dan maka majalah itu perlu harus memberitakannya dengan narasi seperti itu.
.
.

@mulanbilqis

Seberapa tinggi kekhawatiran mereka, terlihat pada halaman berapa hal tersebut diletakkan. Menjadikannya cover, mm...kita pasti dibuat takjub.

Apalagi ketika harus dikaitkan dengan tulisan edisi ulang tahun majalah itu yang ke 50. Itu PASTI cerita besar.

Itu pasti bukan lagi sekedar trial and error. Itu benar-benar meletakkan Budiman Sudjatmiko pada posisi sangat tinggi sebagai ancaman.
.
.

Sebagai pesaing baru yang tingkat bahayanya sudah terukur dan maka harus dibuat tumbang sebelum dia makin besar.

"Artinya?"

@KakekHalal

Implisit Tempo berbicara pada kita bahwa Budiman Sudjatmiko adalah pesaing bernilai kakap bagi siapa dibelakang berita itu. Clear dan benderang posisi Budiman dapat kita lihat tanpa harus dengan panduan teks saat kita "meminjam pakai".kacamata milik majalah Tempo.

Artinya, di mata siapa yang ada di belakang Tempo, Budiman terlihat memang sedang digadang menjadi capres 2024 dan itu diuji cobakan pada target terbangun dan berfungsinya Bukit Algoritma di Sukabumi Jawa Barat.

@pengarang_sajak

Bukit itu terbangun dan berfungsi seperti apa yang dikampanyekannya adalah syarat bagi nama itu menyandang capres 2024 dan maka Tempo harus hadir dan menjegalnya. Lebih bagus lagi bila bisa membuat runtuh jauh sebelum itu terbangun.
.
.
.
@SierraDiscenda

Kabar terbaru, pembangunan fisik sudah harus dimulai setelah lebaran bulan depan. Kabar itu pasti bukan kabar baik bagi Tempo. Juga tak baik bagi siapa di belakang majalah tersebut.

"Apakah itu juga kabar baik bagi pendukung pak Jokowi?"

Saya lebih senang melihat Bukit Algoritma sebagai pijakan bagi langkah kita selanjutnya demi bangsa ini maju ke depan. Penelitian dan aplikasi teknologi yang dihasilkannya kelak, akan membuat bangsa ini naik kelas.

@PakarINTELek

Bukan lagi sebagai bangsa pengunduh, tapi pengunggah. Bukan lagi sebagai bangsa penikmat, tapi pencipta teknologi.
.
.

Itu adalah martabat kita sebagai bangsa harus tersemat. Itulah Indonesia seharusnya.

"Layakkah Budiman Sudjatmiko menjadi capres 2024 seperti alasan tersembunyi majalah itu tampak khawatir?"

Di atas bukit nan jauh...Teletubbies bermain-main... Tinky, Winky, Dipsy, Lala dan... (Tem)Poo...berpelukan.
.
.
.
@1ND1RA69

Share this Scrolly Tale with your friends.

A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.

Keep scrolling