✨ Widas ✨ Profile picture
Dengan menulis, kamu akan banyak membaca. Dengan membaca, kamu akan irit bicara. Dengan irit bicara, lisanmu terjaga dari perkara yg sia-sia. #AyoMenulis 📖🖊

May 7, 2021, 24 tweets

[THREAD]

POVERTY TRAP – Never Ending Cycle

Kemiskinan seringkali dianggap sbg kesalahan individu. Mereka dianggap kurang berusaha, misalnya.

Dalam tulisan ini, saya coba paparkan perspektif lain kalo konsep kemiskinan itu lebih kompleks daripada sekadar kurang kerja keras.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Jika kemiskinan merupakan problem struktural, lantas faktor apa saja yang menyebabkan kemiskinan menjadi siklus yang ndak ada ujungnya?

Menurut definisi @WorldBank, kemiskinan adalah seseorang yang ndak punya uang cukup untuk memenuhi basic needs mereka - seperti sandang, pangan, dan papan.

Ndak hanya itu, kemiskinan juga menyangkut persoalan kesejahteraan seperti akses pendidikan atau kesehatan.

Kraay (2014) menjelaskan tiga pandangan umum ttg kemiskinan :

1. Kemiskinan disebabkan krna Anda kurang usaha

2. Kemiskinan disebabkan krna Anda kekurangan hal-hal basic

3. Kemiskinan yg disebabkan karna generasi-generasi sebelumnya miskin juga (poverty trap)

@Jrf_uk menjelaskan kalo kemiskinan tidak hanya disebabkan oleh satu factor saja. Ndak hanya soal upah rendah, misalnya.

Faktor keluarga, system benefit gak efektif, skill, hingga cost housing yg tinggi juga disebut punya peran dalam menyebabkan kemiskinan struktural.

Bahkan faktor civil wars seperti yang terjadi di beberapa negara konflik, jg dinilai sbg sebab sulitnya memberantas kemiskinan.

Mueller (2020) dalam papernya di World Bank menjelaskan gimana konflik bersenjata menghambat produktivitas dan roda perekonomian di suatu negara.

Gupta, et al (1998), berpendapat bahwa pemerintahan yg korup mempunyai implikasi pada makro ekonomi.

Ndak hanya mengurangi pemasukan negara, korupsi jg membuat belanja pemerintah yg harusnya tersalurkan untuk kepentingan public, malah dibuat oknum pejabat untuk memperkaya diri.

Beragam factor tersebut kemudian menciptakan Poverty Trap – istilah yg disebut @Investopedia sebagai kondisi dimana sulit bagi seseorang untuk keluar dari jerat kemiskinan.

Untuk bisa keluar dari jerat kemiskinan tersebut, seseorang dituntut punya capital tertentu untuk survive.

Jeffrey D. Sachs (2005) dlm bukunya “The End of Poverty” menjelaskan perlu peran sektor public untuk memberantas kemiskinan.

Diantaranya dgn memaksimalkan 5 capital berikut :

- Human Capital
- Infrastructur
- Natural Capital
- Public Institutional Capital
- Knowledge Capital

1. Human Capital

Human Capital merujuk pada pendidikan, pengalaman, pengetahuan, dan skill yang dimiliki oleh seseorang.

Banyak pakar ekonomi yang meyakini bahwa semakin tinggi human capital seseorang, makin besar peluangnya keluar dari jerat kemiskinan.

Contoh keberhasilan Human Capital bisa dilihat dari Korea Selatan.

Pada tahun 2018, Korea menempati peringkat ke 2 negara dgn Human Capital Index (HCI) tertinggi.

Salah satu indicator yang digunakan dalam HCI adalah aspek kesehatan dan lama pendidikan. North Korea kalah jauh.

- Infrastructur

Untuk bisa membentuk human capital yg memadai, maka perlu adanya support dari sarana prasarana atau infrastruktur yg memadai.

Infrastruktur yg dimaksud bisa berkaitan dengan akses layanan kesehatan, sekolah layak, air bersih, listrik, hingga koneksi internet.

Pemerintah Vietnam menginvestasikan belanja mereka untuk membangun infrastruktur yg menunjang aktivitas pertanian, seperti bikin system drainase, bendungan, irigasi, sampai sistem transportasi.

Hasilnya gimana? Vietnam jd negara eksporter beras terbesar ketiga di dunia.

- Natural Capital

@NatCapForum mendefinisikan Natural Capital sbg sumber daya yg murni berasal dari alam.

Natural Capital disini meliputi hal seperti : batu mineral, tanah, minyak, udara, air, hutan, satwa, hingga tumbuh-tumbuhan.

Indonesia punya banyak ini tapi…. Ya gitulah.

Data @wavesaheadaw berikut menjelaskan gimana banyak masyarakat global yg masih menggantungkan hidupnya kepada hasil-hasil sumber alam.

Baik itu dari segi pertanian, hutan, hingga kelautan. Oleh sebab itu, pengelolaan SDA yang baik diyakini bisa mengurangi angka kemiskinan.

- Public Institutional Capital

Institution capital ini menyangkut tentang sistem penegakan hukum.

Jika hukum bisa ditegakkan dengan baik dan adil, hal tersebut menurut Platje (2017) diyakini bisa menstimulus aktivitas ekonomi.

Bayangin korupsi beneran diberantas, gaes….

Survey global @wef pada tahun 2017 menunjukkan kalo Kepolisian diyakini sebagai lembaga terkorup. Lalu dibelakangnya disusul pejabat-pejabat pemerintah lainnya.

Ndak heran kalo negara dengan index korupsi cukup tinggi, economic’s development-nya yaaaa segitu-segitu aja. 🤡

- Knowledge Capital

Menurut @investopedia, knowledge capital merupakan value yang dihasilkan dari pengalaman, skills, dan pendidikan yang dijalani seseorang.

Sebuah negara yg punya knowledge capital tinggi, dianggap mampu menggerakkan ekonominya dgn lebih baik.

Penjelasan diatas senada dengan ulasan dari riset yg ditulis Chatterjee (2021) tentang peran knowledge sebagai “capital resource”.

Sehingga peran negara untuk menjamin pemerataan pendidikan semakin krusial untuk bisa mendorong mereka keluar dari lingkaran kemiskinan.

Jadi bisa dilihat gimana kemiskinan bisa mengakar dari banyak hal.

Mulai dari internal keluarga, keterbatasan sumber daya alam, minimnya infrastruktur, hingga penegakan hukum yang lemah.

Bukan hanya soal kesalahan individu yg dianggap kurang berusaha atau kurang kerja keras.

Salah satu usulan kontroversi yg pernah dilontarkan adalah konsep Universal Basic Income – Warga negara dijamin kebutuhan dasarnya sama negara.

Di Amerika, nominal yg diusulkan adalah tiap orang dewasa diberi $1,000 per bulannya. Namun 54% masyarakat Amerika menolak gagasan ini.

Alternatif lain adalah dengan pemerintah memaksimalkan program social protection bagi masyarakat yg ekonominya rentan, seperti lansia, pengangguran, hingga kelompok difabel.

Negara gak pengen mereka jatuh dalam lingkar kemiskinan.

Jujur kita masih jauh banget ke arah sini.

Jadi ndak semua orang yg miskin itu malas atau kurang kerja keras.

Mungkin situasi di sekitarnya yg emg ndak memungkinkan baginya untuk berkembang. Jadi fenomena ini perlu dilihat dari kacamata lebih luas.

Peran negara dibutuhkan untuk memaksimalkan capital yg mereka punya.

Sebagian dari kita mungkin mengalami problem serupa. Sulit berkembang dan keluar dari kemiskinan karna beragam situasi yang mengganjal.

Semoga kita semua dikuatkan. Semoga kelak diberi kesempatan untuk bisa memutus rantai kemiskinan buat anak cucu kita.

[THREAD – END]

Share this Scrolly Tale with your friends.

A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.

Keep scrolling