[ANALISIS INDONESIA VS SINGAPURA]
Indonesia mencapai final #AFFSuzukiCup2020 keenamnya usai menumbangkan tuan rumah Singapura 4-2 pada semifinal leg 2. Terlepas dari drama dan kontroversi yang terjadi sepanjang laga, mari kita ulas taktik yang digunakan kedua tim!
Tatsuma tetap menggunakan formasi yang sama 5-4-1, namun dengan empat rotasi pemain. Sedangkan STY yang hanya merotasi dua pemain, lalu menempatkan Dewa di posisi gelandang bertahan bersama Irianto, sehingga membuat formasinya menjadi 4-2-3-1.
Perubahan posisi Dewa itu utk menambal kekurangan timnas di leg 1 yang ruang antarlininya kerap terekspos. Dengan dua DM, ruang antarlini jadi tidak mudah diekspos Singapura. Selain itu, Ramai bakal mengcover posisi DM, jika Dewa atau Rian terpaksa out of position untuk pressing.
Cara itu ampuh mencegah Singapura progresi dari tengah. Apalagi dengan dua DM, timnas bisa mencegah lima pemain depan Singapura. Rian atau Dewa bisa memberikan cover ke lini belakang sehingga empat bek timnas tidak kalah jumlah.
Timnas hanya mengandalkan empat pemain saat high press (Witan, Ezra, Kambuaya, & Ramai). Dua DM di belakangnya, selain menjaga ruang, juga bertugas mengintersep bola yang lolos dari pressing lini pertama. Selama 30 menit, Singapura kesulitan keluar dari sistem pressing timnas.
Gol Indonesia di menit 10 merupakan eksekusi pressing yang apik. Dewa berhasil mengintersep, lalu memberikan umpan ke depan kepada Witan. Kecepatan Witan dan kejelian melihat posisi Ezra, membuat timnas buka keunggulan di awal pertandingan.
Selepas 30 menit, konsistensi struktur timnas menjaga ruang antarlini mulai hilang. Lini pressing pertama dan kedua timnas tereliminasi dengan mudah. Kombinasi dan transisi cepat Amy, Song (RW), dan Hafiz (LW) nyaris menjebol gawang timnas. Beruntung Nadeo melakukan penyelamatan.
Kehilangan Safuwan (CB) di pengujung babak pertama membuat Singapura mengubah cara bermainnya. Tatsuma mengakomodasinya dengan bermain jadi 4-4-1. STY merespons dengan menggunakan tiga pemain depan, ditambah Kambuaya dan dua wingback ketika menyerang.
Meski unggul jumlah, persoalan timnas adalah tidak menjaga kelebaran saat menyerang. Singapura yang bermain rapat dan kompak di tengah malah diladeni juga dengan penumpukan pemain timnas di area sempit. Upaya-upaya serangan timnas pun kerap gagal.
Beda halnya ketika bermain melebar seperti gol kedua timnas. Pemain Singapura jadi bereaksi untuk menutup ruang, sehingga menciptakan celah di pertahanan. Itu membuat Arhan bisa lakukan dummy dan Witan pnya ruang melepas tembakan yang bisa disaved. Bola rebound disambar Arhan.
Gol ketiga timnas juga diperoleh dari dengan memanfaatkan kelebaran. Asnawi mampu membuat pertahanan Singapura bergeser. Pergerakan Hanis juga memberikan ruang bagi Egy jadi tidak terkawal. Selanjutnya jadi kemampuan individual Egy memanfaatkan celah untuk dribble dan shoot.
Sebetulnya ada bnyk kesempatan tercipta. Namun, timnas kesulitan menciptakan peluang sekaligus mengkonversi peluang ketika sudah berada di final third atau kotak penalti. Entah penyelesaian akhir yg kurang mumpuni, final pass yg bisa diintersep, atau decision making yg salah.
Perkara lawan yg bertahan solid dan peluang yg tak kunjung jadi gol berimbas pada stamina dan mental. Itu membuat pertahanan timnas tidak lagi terstruktur dengan baik. Dengan 9 pemain, Singapura berhasil cetak gol kedua dan nyaris gol ketiga via penalti yang diselamatkan.
Sebelum Shahdan mencetak gol lewat free kick, pertahanan timnas kacau sehingga sempat memberi situasi 2v1. Baggott berhasil intersep final pass dari Faris. Namun, mental dan stamina yg terkuras tadi membuat Dewa melakukan follow up intersep yg buruk. Pelanggaran yg tidak perlu.
Pun begitu sebelum penalti Singapura. Egy kalah duel dengan Shahdan. First time pass dilancarkan Faris kepada Shawal. Lihat situasi 2v2 muncul. Meski tidak seberbahaya situasi Baggott tadi karena menang jumlah, Arhan buru-buru melakukan pelanggaran kepada Shawal di kotak penalti.
Selain itu, set piece kembali jadi sorotan. Sebelum Song menceploskan gol pertama Singapura, pemain timnas sudah melakukan man-marking kepada empat pemain Singapura. Namun, Dewa melepaskan kawalannya terhadap Song. Itu membuat Song dgn mudah manfaatkan bola liar.
Indonesia juga berhasil curi gol lewat set piece via Egy. Tidak ada yang menarik. Stamina dan konsentrasi pemain Singapura juga sama terkurasnya, sehingga membuat Egy tidak terkawal di tiang dekat dan bebas memaksimalkan tangkapan tidak sempurna dari Hassan.
Versi video dengan sudut pandang yg berbeda terutama soal wasit. Sudah tayang juga di channel Ruang Taktik
Share this Scrolly Tale with your friends.
A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.