Kemarin IMF merilis World Economic Outlook: Countering the Cost-of-Living Crisis. Benarkah awan gelap akan membayangi perekonomian global 2023 seperti yang pernah disampaikan Presiden? Lalu, bagaimana dengan ekonomi Indonesia? Inilah elaborasi frasa “Optimis dan Waspada” #utas
1) Istilah teknisnya: Shock upon shock. Itulah gambaran kondisi global saat ini. Inflasi tinggi, pengetatan moneter, Perang Rusia dengan Ukraina, serta pandemi Covid-19 yang berkepanjangan menimbulkan gejolak bagi perekonomian global. Dunia memang tidak sedang baik2 saja.
2) IMF memproyeksi pertumbuhan global melambat dari 6,0% di 2021 ke 3,2% utk 2022 (tetap seperti proyeksi Juli) dan 2,7% utk 2023 (turun 0,2pp dari proyeksi Juli). Jika terjadi, ini akan menjadi pertumbuhan terlemah sejak 2001, di luar krisis keuangan global dan pandemi COVID-19.
3) Risiko resesi meningkat! Diprediksi 43% negara di dunia (kontribusi lebih dari 1/3 PDB dunia) akan mengalami resesi teknikal (pertumbuhan negatif dua kuartal berturut2) 2022-2023. Penurunan proyeksi terjadi secara luas baik di negara maju maupun berkembang. Suram dan muram?
4) Fenomena ini sekaligus mencerminkan perlambatan yang signifikan pada negara maju: AS dengan kontraksi PDB pada paruh pertama 2022, Eropa dengan kontraksi pada paruh kedua 2022, dan China dengan krisis sektor properti akibat kebijakan lockdown berkepanjangan.
5) Inflasi global diperkirakan akan meningkat dari 4,7% pada tahun 2021 menjadi 8,8% pada tahun 2022, tetapi menurun menjadi 6,5% pada tahun 2023 dan 4,1% persen pada tahun 2024.
6) Berikut proyeksi pertumbuhan 2022&2023
🇺🇸 1,6% (turun 0,7pp) & 1,0% (tetap)
🇪🇺 3,1% (naik 0,5pp) & 0,5% (turun 0,7pp)
🇬🇧 3,6% (naik 0,4pp) & 0,3% (turun 0,2pp)
🇨🇳 3,2% (turun 0,1pp) & 4,4% (turun 0,2pp)
🇮🇳 6,8% (turun 0,6pp) & 6,1% (tetap)
🇮🇩 5,3% (tetap) & 5,0% (turun 0,2pp)
7) Sebagai perbandingan, outlook terkini pertumbuhan Indonesia tahun 2022 & 2023 dari World Bank adalah 5,1% & 5,1%; ADB 5,4% & 5,0%; dan Bloomberg Forecast 5,2% & 5,0%. Semua lembaga itu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 POSITIF.
8) Kita patut OPTIMIS! Dg gejolak yg ada, Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,0% pada 2023, lebih kuat dari Tiongkok (4,4%), Malaysia (4,4%), Thailand (3,7%), Singapura (2,2%), Australia (1,9%), Jepang (1,6%), AS (1,0%), UK (0,3%), Italia (-0,2%), Jerman (-0,3%) dan Rusia (-2,3%).
9) Namun kita harus tetap WASPADA karena meningkatnya downside risk: miskalkulasi kebijakan moneter, apresiasi dolar AS, tekanan inflasi yg lebih lama, tekanan utang di negara berkembang yg rentan, krisis energi Eropa, krisis sektor properti Tiongkok & fragmentasi internasional.
10) Dalam jangka pendek dpt dilakukan (1) pengendalian inflasi sesuai kondisi negara, komunikasi kebijakan jelas, sinkronisasi dgn kebijakan fiskal (2) bantuan targeted & temporer utk kelompok rentan, serta (3) menangkal risiko pandemi yg belum usai a.l. dgn pemerataan vaksin.
11) Sehingga tepat apabila APBN 2023 mengusung semangat Optimis dan Waspada. APBN akan terus diharapkan menjadi instrumen penjaga perekonomian (shock absorber), saat di periode yang sama harus diuji dengan gejolak ekonomi yang tidak mudah dan belum mereda. Semoga 🙏😇🇮🇩
Berikut tautan utk mengunduh laporan dimaksud.
imf.org/en/Publication…
Share this Scrolly Tale with your friends.
A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.