Orang yg meminta ayat 1 dari pasal ini untuk dihapuskan adalah orang yg benar" tidak punya hati terhadap ekonomi kelas bawah. Orang" kayak gini adalah se-ngehek"nya kelas menengah. Padahal kalau banyak yg nganggur dan jadi kriminal mereka bisa jadi mangsa duluan.
Saat ayat 1 hapus maka yg tersisa adalah ayat 2. Artinya pelarangan PKL itu terjadi di semua tempat. Trotoar/jalan/ jembatan penyeberangan dan TEMPAT" UNTUK KEPENTINGAN UMUM LAINNYA. Secara prinsip penghapusan ayat ini mengusir PKL dari ruang publik di Jakarta. Matik.
Di Jakarta ini ada setengah juta orang yg kehilangan pekerjaan dengan penghapusan ayat itu. Bocah @psi_id yg ngajuin tuntutan itu mau mencarikan mereka pekerjaan? Otaknya cuma dipenuhi egoisme orang kaya. "Yg penting hak gue. Loe kalo miskin jauh" dari muka gue". Kira" gitu.
Anies sedang mencari celah hukum agar tersedia ruang untuk mempertahankan pekerjaan dan jangan lupa, layanan PKL terhadap warga Jakarta. Merekalah yg menghidupkan kota ini. Emang klean pada sanggup makan di food court tiap hari? Sok kaya aja loe pada.
Dalam periode mempelajari dan mencari celah itu, tolong jangan berisik deh. Kecuali kalo klean sama busuknya ama bocah @psi_id tadi. Ngga peduli dengan setengah juta orang yg bisa kehilangan pekerjaan. Paham?
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Walaupun saya pendukung Prabowo, saya mau belain Anies dikit ya soal Pakta Integritas dengan Ijtima Ulama. Mudah"an bisa mencerahkan.
~ utas panjang.
Umat Islam ini sudah terlalu sering dijadikan komoditas politik. Saat pemilu, kyai", ustad" dan habib"nya didatangi. Dicium tangannya. Tapi setelah menang, kepentingannya ngga diakomodasi. Tentu bukan kepentingan orang" perorang, namun kepentingan ulama" dalam memelihara agama.
Pakta Integritasnya Anies itu adalah janji Anies pada Ijtima Ulama. Janji pada suatu segmen pemilih. Kita bisa menyamakan ini dengan janji pada petani, generation Z, pengusaha dan seterusnya. Janji untuk memperjuangkan kepentingan. Dalam hal ini, kepentingan ijtima ulama.
Saya telah mendapatkan dokumen Visi, Misi dan Program Prabowo Gibran. Saya tentu tidak menilai isi dari covernya. Biar yg lain aja. Dari sisi kedalaman pembahasan, dokumen ini berisikan 89 halaman. Berada diantara dokumen Ganjar Mahfud (33) dan Anies Muhaimin (148).
Prabowo memimpikan suatu Indonesia yg maju lewat 8 penciri. Menarik untuk mengkontraskan ini dengan visi Anies Muhaimin. Mimpi Prabowo adalah tentang orang" Indonesia. Sementara visi Anies adalah tentang negri. Anies menyeru pada akal. Prabowo menjalin tali hati.
Untuk orang yg benci pada Jokowi tentu skematik ini akan memperdalam rasa ketidaksukaan pada Prabowo. Buat Demokrat, walaupun SBY tidak disebut secara spesifik, bolehlah. Ada frase "dan para pemimpin negara Indonesia" dalam fondasi Indonesia Maju itu. Pembangunan berkelanjutan.
Saya telah membaca Visi, Misi dan Program Kerja dari Anies dan Cak Imin. Saya harus bilang bahwa ini adalah dokumen berkualitas yg penting jadi rujukan pembangunan. Seandainya paslon Anies-Cak Imin kalah, semangat untuk mewujudkan gagasan" dalam dokumen ini harus tetap hidup.
Ada 5 titik berangkat untuk menuju visi, misi dan program kerja itu.
- Belum Satu Kemakmuran
- Pentingnya kualitas manusia
- Kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan
- Krisis Iklim Global
- Indonesia perlu perubahan
Kalaupun ada yg kurang di sini adalah soal politik global.
Perwujudan visi itu dilakukan melalui 8 misi yg masing" punya agenda. Prioritas pembangunannyq bisa dinilai melalui urutan dan jumlah agendanya. Ada 8 misi dan total 69 agenda. Saya suka agendanya ngga dipas"kan ke angka 45. Berarti ini akademik. Bukan klenik.
Jika bicara tentang konten dan delivery pidato, saya kira Anies masih yang paling baik. Dari jajaran elite politik saat ini, yg terdekat saya kira adalah AHY. Itu pun masih belum berada di level yang sama. Aspek terkuat Anies di sini adalah single messagenya sampai. Keadilan.
Anies menyadari forum itu bukan perkuliahan yg perlu Power Point penuh data. Tanpa distraksi, Anies bisa membangun retorika dan koneksi dengan audience dengan lebih baik. Isinya sih sudah sering kita dengar. Kalau pidato ini jadi patokan ya basis ideologinya memang sosialis.
Dengan bantuan Power Point, Ganjar (dan juga Prabowo) malah kehilangan banyak point. Kesan yg tertangkap adalah usaha untuk menjelaskan isi power point. Bukan isi pikiran. Pesan utama tentang paradigma membangunnya tidak mengemuka. Pidato Ganjar di situ jadi sangat datar.
Ini sok netral tapi ya mengutip artikel yg misleading. Data BPS nya jelas kok. SBY menambah panjang jalan negara sekitar 11.000 km lebih. Jokowi sampai 2020 itu sekitar 500 km. Tapi ini lah yg mau ditutup"i oleh PUPR dengan kampanye medianya.
Anies itu sepertinya sudah mengantisipasi spin yg bakal dilakukan. Soal peralihan status jalan. Jadi blio fokus pada PERTAMBAHAN jalan secara total. 114.000 km. Ini yg kemudian dibandingkan dengan periode Jokowi 19.000 km. Dikontraskan sebagai non berbayar vs berbayar.
Pertambahan jalan total ini tidak terpengaruh oleh perubahan status. Karena kalau statusnya berubah dari jalan kabupaten ke jalan negara, ya jalan negara nya bertambah tapi jalan kabupatennya berkurang dengan nilai yg sama. Jadi tidak berpengaruh pada pertambahan jalan total.
Sebagai orang politik saya ngga punya agenda untuk mengatur perempuan berpakaian. Tapi sebagai orang yg lahir dan berakar pada tradisi Islam, saya tidak bisa menerima kehidupan sosial saya didominasi oleh pandangan "my body my choice"nya para feminist.
Karena choice kita dalam hidup bermasyarakat itu tidak bisa merdeka dari norma. Bukan sekadar egoisme diri sendiri. Me My Mine. Saya menyadari perempuan telah banyak ditindas sepanjang sejarah. Kita harus banyak melakukan tindakan affirmasi. Tapi ya tetap jaga norma.
Saya mendorong terjadinya kesetaraan dengan menyeimbangkan akses pada pendidikan, ekonomi, politik dlsb, bagi perempuan. Bahkan jika diperlukan, mari kita beri kuota" perempuan karena jika dikompetisikan, ruang untuk perempuan akan berkurang.