.
.
sebuah utas
Trend saat ini seperti kerja remote, freelance, dsb itu sebenarnya bisa dibuat disiplin dalam menghitung cost-to-produce atau istilah accountingnya itu HPP (Harga Pokok Produksi).
Paling gampang aja, kebutuhan gadget dan aksesoris lain. Setiap ada gadget yang rilis, selalu ingin langsung ganti.
Variatif, dibanding gen x atau baby boomer, dulu tidak mengenal paket data, smartphone, wifi, e-money, dll.
Generasi sebelumnya, pokoknya bisa makan, minum, tinggal di tempat yang ada atapnya, sudah cukup untuk menabung demi menambah aset lain dengan harga tinggi, seperti kendaraan, tanah, rumah, emas, dsb.
Belum lagi jerat pinjaman uang dengan bunga tinggi juga tenor yang lama. Ngeri lho resikonya.
Dan di jawa, ada istilah yang namanya "tirakat", yaitu melakukan kegiatan yang menyusahkan dulu atau menahan diri, demi kemudahan atau hajat di kemudian hari.
Pertama, sebidang tanah, itu adalah finite resources. Terbatas. Apalagi ada global warming, yang bikin lahan jadi makin tergerus oleh kenaikan permukaan air laut.
Sebenarnya dulu, GDP (PDB) juga sangat rendah, pendapatan per capita pun juga demikian. Sekarang, karena supply and demand di faktor kedua tadi, dan juga kenaikan GDP, maka ga heran kalau harga sektor properti ini melambung sangat tinggi.