Sains modern mengungkap bahwa ras tidak memiliki dasar genetika maupun ilmiah
Pada dasarnya ras hanyalah label buatan bedes sapiens yg dipakai untuk mengelompokkan dan membeda-bedakan
Ketika saintis berhasil menyusun peta lengkap genom Homo sapiens, mereka mengumpulkan sampel dari berbagai “ras”
Juni 2000, hasilnya diumumkan di Gedung Putih, di kesempatan itu lah Craig Venter menyatakan: “Konsep ras tidak memiliki dasar genetik maupun ilmiah.”
Lha terus bagaimana awal mulanya kok bisa2nya dunia pengetahuan ilmiah sempat terkecoh oleh ide ras ini?
Gini ceritanya
Beberapa tahun sebelum Charles Darwin menemukan teorinya tentang evolusi, jau sebelum penemuan DNA
Pada paruh pertama abad 19 semua hal soal ras bermula.
Di amrik ilmuwan paling terkenal di jamannya adalah dokter bernama Samuel Morton, dia inilah biang keladinya
Morton tinggal di Philadelphia, kolektor tengkorak, dia menerima pasokan dari siapa saja yg mau ngasih nggak perduli dari mana dan bagaimana didapat
Yg paling terkenal adalah tengkorak napi Irlandia yg dibuang ke Tasmania yg akhirnya digantung krn membunuh dan memakan napi lain.
Morton melakukan prosedur yg sama pd setiap tengkorak: mengisinya dg buah lada (belakangan diganti dg gotri), yg kemudian semua dia takar untuk mengukur volume otak masing tengkorak
Dari sini akhirnya dia berkesimpulan bhw bedes sapiens dapat dibagi menjadi lima ras!
Morton juga meyakini bahwa kelima ras ini diciptakan secara terpisah oleh lelembut junjungannya
Setiap ras mempunyai karakter yg khas, yg sesuai dengan posisinya dlm hirarki ilahi.
Menurut dia, “kraniometri” menunujukkan Kaukasus adalah ras yg paling cerdas!!!
Morton menggunakan istilah “Mongol” untuk bedes sapiens Asia Timur, yg meskipun “cerdik” dan “bisa dididik”, berada satu tingkat di bawah Kaukasus
Di bawah Mongol adalah ras Asia Tenggara, selanjutnya pribumi Amerika
Sapiens kulit hitam, atau “Etiopia”, ada di posisi jurukunci.
Sebelum perang saudara Amerika, gagasan Morton ini menyebar cepat di kalangan pembela perbudakan
Saat Morton meninggal tahun 1851, Charleston Medical Journal di North Carolina memujinya krn “mendudukkan negro di tempat sejatinya sebagai ras terendah”
Uwasu tenan :)
Skrg Morton dikenal sbg bapak rasisme ilmiah. Sgt banyak kengerian beberapa abad terakhir berasal dari gagasan bhw ada ras yg lebih rendah dari yg lain
Pandangan Morton masih membebani kita sampek sekarang, mewarnai pandangan politik, lingkungan, pun pandangan ttg diri sendiri.
Ya itulah yg terjadi, meskipun hasil2 penelitian ilmiah mengenai ras bertolak belakang dg pendapat Morton
“Pengaruh Morton sangat besar”, kata Paul Wolf Mitchel antripolog Pennsylvania University
Morton mengira dia berhasil mengisentifikasi ciri khas yg permanen dan diwariskan pada bedes sapiens,
tetapi pada saat dia melakukan penelitian itu, ilmuwan di jamannya juga belum mengetahui bagaimana cara sifat2 diwariskan
Lha wong elmu genetika belum ada
Penelitian2 genetika berhasil mengungkap dua kebenaran mendalam tentang bedes sapiens
Pertama: semua sapiens berkerabat dekat, lebih dekat dibanding kekerabatan antar chimpanzee
Kedua: semua sapiens yg hidup saat ini berasal dari Afrika
Spesies kita, Homo sapiens, berevolusi di Afrika (waktu dan tempat yg pasti tidak diketahui)
Penemuan fosil terbaru di Maroko menunjukkan ciri anatomi sapiens sdh mulai 300.000 tahun lalu
Selama 200.000 tahun berikutnya, kita tetap tinggal di Afrika
Tetapi pada periode 200.000 tahun itu ada beberapa kelompok yg mulai pindah ke berbagai wilayah yg masih di benua Afrika dan terisolasi dari yg lainnya
Yang akhirnya membantuk populasi baru
Seperti pada semua spesies, perubahan genetik merupakan hasil mutasi acak, perubahan kecil pada DNA (kode kehidupan)
Mutasi terjadi dg laju yg kurang lebih konstan, shg semakin tua usia suatu populasi semakin banyak perubahan gen yg terkumpul
Sementara itu, semakin lama dua populasi terpisah, semakin khas pula perubahan yg dialaminya
Sik... bersambung disik yo des
Dengan menganalisis gen di Afrika saat ini, saintis menyimpulkan bhw suku Khoisan yg skrg tinggal di Afrika bag selatan, merupakan salah satu cabang tertua dlm silailah bedes sapiens.
Suku Pigmi juga punya sejarah sgt panjang, sebagai populasi yg terpisah
Artinya, pemisahan terbesar pada Homo sapiens bukanlah antara “ras” yg dianggap berbeda.
Perbedaan terbesar justru antara populasi Afrika seperti Khoisan dan Pigmi, yg telah terpisah puluhan ribu tahun bahkan sebelum sapiens meninggalkan Afrika
Semua sapiens Non-Afrika saat ini, berasal dari beberapa ribu sapiens yg meninggalkan Afrika 60.000 tahun lalu.
Para perantau ini paling dekat hubungannya dg suku2 yg saat ini hidup di Afrika timur, termasuk Hadza dan Tanzania.
Ini berdasarkan kajian genetika.
Dan karena mereka hanyalah bagian kecil dari populasi di Afrika, maka perantau ini hanya membawa sejumut keragaman genetiknya
Jauh lebih kecil dari perbedaan antara Khoizan dan Pigmi
Dlm perjalanan mereka, sekitar di Timur Temgah, perantau ini bertemu dan kawin dengan spesies Homo yg lain, Neanderthal.
Kemudian lbh ke Timur lagi mereka bertemu dg spesies lain, Homo Denovisa
2 spesies ini berevolusi di Eurasia dari hominid yg lbh dulu bermugrasi dari Afrika
Beberapa saintis berpendapat bhw eksodus 60.000 thn lalu sebenernya gelombang kedua Homo sapiens meninggalkan Afrika
Jika benar, berdasar genom kita sekarang, gelombang kedua menyapu yg pertama.
Keturunan para perantau ini scr relatif cepat menyebar ke seluruh dunia. Pada 50.000 thn lalu mereka mencapi Australia.
45.000 thn lalu mereka menetap di Siberia
Dan sekitar 15.000 thn lalu mencapai Amerika Selatan
Seiring penyebarannya, mereka membentuk kelompok baru yg secara geografis terisolasi satu sama lain dan mengalami mutasi genetik yg khas pada penampakan luarnya
Sebagian besar perubahan itu tdk bermanfaat ataupun membahayakan
Tapi sesekali muncul mutasi yg ternyata bermanfaat di tempat yg baru.
Di bawah tekanan seleksi alam, mutasi itu menyebar dg cepat keseluruh populasi setempat.
Bagi mrk yg berpindah ke dataran tinggi Etiopia, Tibet atau Andes, mutasi yg membantu mereka bernapas di udara tipis memberi keunggulan.
Suku Inuit yg menyantap makanan laut yg tinggi asam lemak, mempunyai pulasan genetik yg membantu mrk beradaptasi dg hal tsb.
Kadang2 jelas bhw seleksi alam mendukung mutasi tertentu, tanpa alasan tertentu. Ini yg terjadi pada varian gen EDAR.
Kebanyakan keturunan Asia Timur dan pribumi Amerika punya setidaknya satu salinan varian tsb, yg dikenal sbg 370A.
Bahkan banyak pada dua populasi tsb yg memiliki dua salinan dari varian ini.
Sementara varian ini jarang ditemukan pada keturunan Afrika dan Eropa
Mutasi gen penting yang menyebabkan kulit jadi berwarna lebih terang (SLC24AC) terjadi 29.000 thn lalu di Asia dan menyebar ke Eropa.
Tapi, Afrika juga menjadi sumber varian gen lain penyebab kulit terang di berbagai populasi dunia (DDB1, MFSD12, dan HERC2)
Nantik disambung lagi... biar nggak bosen... masih panjang ceritanya
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Pas Pak Harmoko safari romadon, dari 53 dokter di kabupaten saya satu2nya yang nggak datang di balai pertemuan kabupaten
Langsung aku disatru bupati
Malamnya ada sopir pak bupati datang ke rs njemput saya diminta datang ke rumah dinas, ya kukira ada yg sakit
Sampek di rumahnya, kuliat dia rokokan sambil mukaknya kecut, saya nanya: “siapa yg sakit pak”
“Nggak ada, duduk dulu”
Wah nggak enak iki
Tadi siang kemana? | di rumah sakit pak | kok nggak datang ke gedung awaruku? dokter2 lain yang dari kecamatan pelosok saja datang | ya saya nggak kepingin datang saja seh pak
langsung tambah mendelik: “ini sifatnya wajib!”, aku disentak, lhooo yo tambah kumat aku
Perempuan dan laki2 secara kuantitas merasakan jumlah marah yg sama, tapi kualitas dalam mengekspresikan kemarahan dan agresi pada bedes laki2 umumnya jelas lebih hebat dan lebih destruktif
Perbedaan konstelasi di otak mereka yg membuat perbedaan ini.
Amygdala adalah pusat rasa takut, kemarahan, dan agresi. Secara fisik, umumnya ukuran amygdala laki2 lebih besar dari pada perempuan
Sebaliknya, PFC, pusat kendali yg menekan ekspresi rasa marah, ketakutan dan agresi pada perempuan umumnya lebih luas dari pada laki2
Pengetahuan di dunia kedokteran berkembang seringkali diawali dengan efek yg tidak terduga pada pemberian satu bahan obat.
Misalnya pada perempuan2 yg mendapatkan terapi testosteron, didapati bahwa mereka sering merasakan respon rasa marahnya mendadak menjadi lebih cepat.