Di ajak teman maen ke rumah makan miliknya katanya beberapa hari dapat gangguan, saya yg skeptis dengernya akhirnya cuma ikut aja, pas sampe di tempatnya langsung anyep rasanya badan, gak tau kenapa di posisi seperti ini kadang kita bingung kalau manusia bisa sejahat itu loh?!
Di suruh lihat nanamnya di mana?
Lah di kata saya bisa lihat hanya karena dia tahu saya sering nulis cerita horror orang, tapi ya akhirnya saya ajak teman saya yg bisa lihat begituan dan sial di pintunya udah di pasang genderuwo yg setengah badan doang buat nutupin pintunya.
Saya tulisin aja ya sekelumit cerita ini.. dan langsung kelar aja ya. Sekalian mumpung saya di depan laptop..
cerita ini di mulai dua minggu yg lalu saat sy sedang sibuk-sibuknya kerja dan kuliah karena akhir-akhir ini sy memang sedang padat-padatnya sampai gak ada waktu lagi buat pegang laptop jadi maaf ya sy gak seperti dulu yg punya banyak waktu apalagi nilai lagi jeblok.
di situ sy dapat telephone dari teman lama yg resign terlebih dulu katanya dia bangun rumah makan dari uang pesangon saat kerja di pabrik ini.
terjadilah percakapan yg intinya dia pengen ngundang saya ke rumah makan miliknya, sy yg lagi sibuk-sibuknya awalnya nolak tapi aneh
dia seperti memaksa biar sy datang ke tempat rumah makan miliknya karena sy sudah capek cari alasan akhirnya sy mau dengan catatan dia jemput karena rumah makan dia jauh, agak sedikit terpelosok, sy sendiri pun bingung kenapa buka di tempat pelosok begini tapi sy coba positif,
sy inget dia bilang bakal jemput kamis malam yg artinya malam jumat, sy masih coba buat mikir positif karena dari sekian banyak hari kenapa dia milih malam jumat
akhirnya mobil teman sy datang dan berangkatlah kita, entah kenapa malam itu firasat sy mendadak gak enak sekali
seperti ada yg ganjel seolah-olah ada yg bisikin buat ngurungin niat tapi ya sekali lagi teman sy prilakunya aneh dia maksa dan di situ sy melihat ada yg janggal dari dirinya,
matanya menghitam kaya orang gak pernah tidur, jujur sy sedikit takut waktu itu karena dia yg nyetir
selama di perjalanan sy coba ajak ngobrol dan dia jawab seadanya lebih seperti gak jelas. Beberapa kali juga dia seperti ketelesot (keceplosan) soal tali pocong dan rambut sundel bolong atau apa, tiap saya ulang kalimat itu dia selalu mengelak, di sini sy mikir "kenapa ni anak"
kalau kalian tahu tempat ini "T*R***S" pasti kalian langsung mikir buat apa bangun rumah makan di daerah dataran tinggi yg kebanyakan bangunan Vila di bandingkan rumah penduduk.
sy masih mikir positif mungkin karena harga sewa ruko nya lebih murah. tapi sy masih curiga.
sampailah sy di jalan lurus, sy gak pernah berhenti ngajak ngobrol takut dia ketiduran trus terjadi hal tak di inginkan tapi di sepanjang perjalanan hal aneh terjadi salah satunya teman sy berkali-kali melihat ke jendela dengan sorot mata serius, seperti ada objek di samping jlan
di sini dia terus seperti itu, tak hanya sekali dua kali tapi berkali-kali dan selalu di akhiri dengan memejamkan mata yg berakhir sy senggol agar dia sadar.
"koen iki sak jane ndelok opo?" (kamu ini sebenarnya lihat apa sih?) tanya sy yg mulai gak bisa menahan diri.
sy bukan tipikal pemaksa tapi kalau seperti ini kasusnya pasti gak jauh-jauh dari lihat hal-hal yg kadang masih di perdebadkan kehadirannya bagi mereka yg belum pernah melihatnya langsung tapi sy sudah menangkap gelagat ini, di sini sy coba bujuk pelan teman sy agar mau cerita
dan benar dia mengatakan sejak tadi ada banyak sekali orang di pinggir jalan awe-awe (melambaikan tangan untuk mencari tumpangan) masalahnya sebagian dari mereka tak memiliki wajah utuh
sy mulai risih mendengarnya, bulukuduk sy merinding di akhiri dengan mobil berhenti mendadak
yg sy katakan pertama adalah berteriak sekencang mungkin "J*MBOT", maaf tapi saat sy takut atau marah kalimat ini paling sering keluar, tolong jangan di tiru karena ini cara sy mempertahankan diri di posisi takut kronis karena tempat kami berhenti adalah jalan rawan penduduk
sy lihat teman di mana ekspresinya seperti tercengang dengan gerakan lambat dia melihat sy sambil bilang "koyoke aku ngelindes kucing" (sepertinya aku baru saja melindas kucing)
sy langsung keluar di ikuti teman sy, posisi kiri kanan pohon tinggi dan tidak ada kendaraan lain
dan benar, ada kucing tergilas dengan darah di sepanjang jalan, sy dan teman sy masih tercengang, bingung, seperti blank seketika tapi kemudian sy sadar dan segera lepas jaket sambil berjalan mendekati bangkai kucing itu di mana darahnya berceceran tersarok jauh sampai ban mobil
dalam hati sy gak karuan, tangan gemetar hebat saat pegang jaket sedangkan teman sy ngikutin dari belakang, jalan kami terasa pelan karena entah bagaimana tempat ini serasa beda, lain, seakan ada yg sedang mengamati kami
di situlah sy dan teman sy lihat kucing itu tak bergerak
sy langsung inisiatif buat ngeringkus nyelimutin pakai jaket tapi baru nyentuh badan kucing tiba-tiba kucing itu langsung berdiri sebelum lari kenceng masuk ke sela antara pepohonan, sy dan teman sy berpandangan sebentar sebelum lari.
kami lanjut dalam kondisi kacau,
baru kali ini sy lihat kucing yg badannya kegilas di mana darah yg keluar sampai bikin ngilu bisa berdiri dan seperti tidak terjadi apa-apa, dengan kondisi kebingungan mobil akhirnya melanjutkan perjalanan hingga akhirnya kami sampai di rumah makan itu..
kaget yg pertama sy pikirkan, waktu itu masih belum terlalu malam sekitar jam 8 tapi kondisi rumah makan tutup,
"tutup?" sy tanya,
"iyo, wes tutup rong dino" (sudah tak tutup dari dua hari yg lalu)
"kok ngunu" (kok gitu)
wajah teman sy menunduk, sy pun tak bertanya alih-alih-
-sy mendekati rumah makan itu dan sektika sy langsung bisa merasakannya, sudah lama sy tidak pernah merinding seperti ini, terakhir kali sy merasa badan seperti orang ditindih itu saat sy melihat dengan mata kepala sendiri wujud nini towok dan perasaan ini yg langsung sy rasakan.
pintu di buka, kami masuk dan melihat-lihat, lampu sudah di nyalakan, di situ sy tanya sejak kapan ini terjadi lalu apakah ada orang yg menunjukkan ketidaksukaannya namun teman sy bilang gak ada, lebih tepatnya tidak menunjukkan ketidaksukaannya sehingga teman sy tidak tahu
kami duduk di ruang makan tiba-tiba seperti ada yg ingin menunjukkan kehadirannya kami di kejutkan dengan suara lantang dari arah dapur, seketika sy terlonjak berdiri tapi teman sy menghentikan sy, "barno, paling iku ndas gelondong" (biarin paling itu kepala menggelinding)
sy kaget, ini sudah kacau menurut sy, langsung sy interogasi apa maksud ucapan-ucapannya dari tadi, di sini dia mengaku kalau bisa lihat sejak beberapa minggu setelah pembukaan rumah makan ini masalahnya yg dia lihat gak semuanya, dia hanya bisa melihat yg kedapatan atau apes
intinya pertama kali dia melihat ndas peringisan (kepala yg tersenyum menyeringai) itu saat dia mendapat laporan dari karyawati kalau tiap menanak nasi tidak pernah matang padahal api dalam kondisi menyala, di periksalah nasi itu dan kaget teman sy mendapati kepala di dalamnya
tapi di balik semua itu, teman sy narik tangan sy membawa sy keluar dari rumah makan di mana dia menunjuk pohon besar cukup jauh di samping jalan, sy bingung lantas kenapa dengan pohon itu, teman sy dengan muka frustasi bilang ada pocong sedang mengintip dan dia terus di sana
tapi dari semua itu teman sy paling takut sama satu yg munculnya tidak bisa di tebak, wujudnya menyerupai perempuan biasanya dia terbang melintas suara tawanya membuat ciut yg paling menakutkan dia biasa mengikuti pembeli yg memilih membungkus makanan, sy hanya diam mendengarnya
sy pun langsung bertanya alasan kenapa dia mengajak sy ke sini dan dia melihat sy sambil bingung,
"wes ta lah ngomongo" (sudah ngomong aja) kata sy
di situ dia mengatakan kalau pernah ada pembeli yg kasihan sama dia dan mengatakan kalau di samping kanan bangunan ada kain kafan
"hubungane karo aku opo?" (hubungannya sama saya apa) tanya sy waktu itu, di situ dia sudah di beritahu kalau yg ambil gak boleh sembarang orang paling bagus adalah orang yg pernah mengalami atau setidaknya melihat makhluk seperti mereka karena jujur hal ini butuh mental yg kuat
yg pertama sy bilang adalah "kok gak awakmu ae?" (kenapa gak kamu saja)
di sini dia mengatakan bahwa dia sudah pernah mengambil sampai tujuh kali tapi kain itu setiap kali di bakar kembali lagi dan kembali lagi, berbeda bila yg ambil adalah sy
di sini sy bingung. piye maksude
jadi pembeli itu kabarnya balik ke sana untuk melihat dan ternyata sama saja di sini dia berkata alasan kenapa kain kafan itu kembali dan kembali adalah karena kain kafan itu adalah milik bayi yg meninggal bersama ibunya. kain itu di pendam di ikat di tanah tersebut sehingga-
tidak semua orang bisa mengambilnya, sosok pocong yg bersembunyi di balik pohon itu adalah ibu dari si jabang bayi yg kain kafannya di lucuti sehingga setiap malam si ibu akan datang dan karena rasa marahnya di perlakukan seperti itu berimbas pada busuknya makanan di sini.
pertanyaan sy masih belum terjawab sy pun mendesak agar dia tidak muter-muter dan alasan kenapa harus sy rupanya adalah karena setelah di telusuri rupannya harus orang yg rumahnya menghadap ke timur hal ini bersamaan dengan si penanam yg rumahnya juga menghadap ke timur, sy diem
dia memohon karena di rumah juga sama kacaunya, bahkan di rumahnya satu keluarga sakit-sakitan, awalnya sy keberatan dengan hal-hal seperti ini sampai terpaksa sy mengusulkan untuk memanggil kawan sy, seseorang yg kebetulan seringkali menghadapi hal ini.. awalnya dia menolak,
karena sudah 3 sampai 4 kali orang pernah di datangkan dan semuanya tak mau alasannya,
yg menanam ini bukan hanya satu orang melainkan 4 orang sekaligus
Malam itu kami memutuskan tetap menggali tanah di samping bangunan benar saja ada kain kecil lusuh di lipat dengan tanah basah, seperti tanah liat tapi busuk, sy menolak mengambilnya dan berkata mungkin kawan sy berjodoh dengan masalah dia, akhirnya dia menyerah, kami pun pergi
4 hari setelah kejadian itu, sy ganti yg mendapatkan terorr, jadi kamar sy sekarang ada di lantai 2 dan seluruh keluarga sy tidur di lantai bawah, sebelumnya sy nyaman-nyaman saja tidur di atas sampai gangguan pertama itu muncul dan sy benci harus mengakuinya
setiap kali sy tidur sy pasti terbangun selalu di jam 2 malam, dan saat itu terjadi sy tidak akan bisa tidur lagi, perasaan sy was-was lalu kemudian sy bisa merasakan di luar kamar seperti ada bayangan mondar-mandir, awalnya sy pikir mungkin saja ibu sy tapi apa yg dia lakukan
hari pertama kedua sy masih coba untuk berani, sy sedikit gengsi kalau ketahuan keluarga sy takut, karena jujur kamar teraman ya kamar lama sy itu, puncaknya sy gak kuat dan mencoba mengintip bayangan di luar kamar di mana sy gak menemukan siapapun tapi di jendela sy melihatnya..
sy inget ada wajah perempuan melotot, wajah yg benar-benar wajah perempuan, wajahnya cuma seperti mengintip dari bawah dan sy inget dia tersenyum, tersenyum melihat sy yg langsung lari menuju kamar sy yg dulu
bagaimana bisa manusia mengintip di jendela lantai 2 tanpa ada pijakan
untungnya kawan sy yg mau sy bawa ke rumah makan itu seperti dapat firasat dimana tanpa sy suruh dia menawarkan agar di antar kesana secepatnya, sy pun bersyukur berharap ini cepet selesai, sekarang sy balik ke kamar yg dulu dan sekarang kamar lantai dua kosong tak berpenghuni
sy hubungi teman sy, dia bilang akan nunggu di sana dan di sini kawan sy panggil saja Bono di sepanjang jalan ketawa-ketawa sambil lihat kiri kanan jalan waktu sy bonceng naik motor, sy cuma lihat dari spion
"ngguyu opo to?" (ngetawain apa?) kata sy, tapi teman sy tak menjawab
hal pertama yg Bono lakukan bukannya menyalami tangan teman sy dia malah tanya di mana linggisnya di simpan, teman sy awalnya bingung dan di ambilah linggis yg kemudian di pakai Bono untuk memukul pondasi keramik di sana ada segumpal rambut
sy diam gak percaya dengan hal ini
si Bono ini kebetulan hanya pakai sarung dengan kepala memakai kopiah di ambilah segumpal rambut itu di masukkan ke lipatan sarungnya sambil melotot melihat-lihat isi di dalam
sy gak bisa menggambarkan wajah si Bono yg kadang marah kadang tertawa,
di sini yg buat kami terperanjat adalah bisa-bisanya Bono memungut seekor ayam yg kepalanya nyaris putus dari dapur dan di bawa serta di tunjukkan pada kami, namun ekspresi teman sy ketakutan sampai memalingkan mukanya,
"opo iki" (apa ini) tanya sy,
"yo iki ndas'e mas"
tapi yg paling lama adalah menyingkirkan kain pocong di mana Bono duduk bersila di depan tanah tempat kami menggali kemarin, Bono seperti bicara tapi sesekali ia melihat teman sy yg masih shock
malam semakin larut, Bono masih bicara sendiri sedangkan kami semakin janggal..
teman sy yg berdiri di samping tiba-tiba terhuyung sebelum menangis meraung-raung, sy kebingungan Bono mendekati teman sy sebelum bertanya, "opo sing mok pangan mas" (apa yg kamu makan mas)
teman sy hanya melotot sambil sesekali membentak seperti orang kerasukan
sesekali membentak sesekali meraung lagi, Bono hanya memijat lehernya sampai teman sy akhirnya tenang, malam itu akhirnya kami duduk di ruang tengah saling berbicara di sini Bono menceritakan semuanya.
"sego pecel sing di teri gok awakmu iku salah siji'ne mas"
(nasi pecel yg di berikan sama kamu dulu itu salah satu media yg di pakai)
sy bingung, bertanya pada teman sy dan dia menceritakan ada rumah makan yg menjual nasi pecel pernah datang memberi beberapa bungkus nasi untuk teman sy dan karyawannya, ia pikir hanya tetangga baik
"ngene mas, aku isok mbalekno, santet di bayar santet, kiriman di bayar kiriman tapi njenengan gelem njupuk resikone" (gini saja mas, saya bisa mengembalikan, santet di bayar santet dan kiriman seperti ini di balas kiriman lagi tapi anda mau menerima resikonya) tanya Bono,
teman sy menatap Bono dengan ekspresi marah, sy bisa melihatnya, ia pun bertanya resiko apa yg nanti di terima, Bono hanya diam sesekali dia melihat ke sekeliling, "paling murah ya satu nyawa anggota keluarga mas"
di sini sy pun tertegun, sy kenal Bono dari orang lain,
memang Bono seringkali bilang, untuk sampai di titik ini dia pernah sangat hitam namun dia adalah salah satu orang yg sudah saya anggap bapak sendiri, di balik kumis tebalnya sy tahu Bono orang baik tapi malam ini sy sedikit meragukan hal itu,
lama kami diam, tiba-tiba tangisan teman sy pecah, dia meminta Bono untuk tidak melakukannya sembari bertanya apa yg harus dia lakukan, di sini Bono menceritakan bahwa gumpalan rambut itu adalah bulu kemaluan Genderuwo yg sekarang menjaga pintu untuk menutupi rumah makan ini
bangkai ayam yg di tanam itu pun sudah di jampi-jampi agar menyerupai kepala seseorang yg di kenali oleh korban, sy terhenyak mendengarnya, rupanya itu alasan teman sy tidak terlalu takut lagi karena yg ia lihat adalah kepala almarhumah ibunya
"kain kafan sing di tandur iku yo angel ngeculnoe amergo ibuk e dendam kesumat ambek sing nandur, masalah waktu sampe wong iku kenek watu ne mas" (kain kafan yg di tanam itu juga sulit ngelepasinnya karena ibunya dendam kesumat sama yg nanam, hanya masalah waktu sampai kena batu)
Bono pun berdiri lantas memijit lagi leher teman sy dan perlahan dia mulai memuntahkan isi perutnya yg penuh dengan belatung dan rambut gumpal, sy yg melihatnya langsung menyingkir karena aromanya busuk sekali.. lebih busuk dari bangkai tikus
"pindah ae yo mas" ucap Bono,
Bono pun membisiki teman sy, memberitahu nama-nama mereka tanpa membuat sy mendengarnya, sy pun sadar sy hanya bisa membantu sebatas ini dan tak perlu tahu lebih jauh karena seyogyanya manusia sy pun tidak terima dengan perlakuan mereka, akhirnya kami sepakat menutup rumah makan
di perjalanan pulang sy berterimakasih sama Bono atas bantuannya lantas sy bertanya kenapa dia mengajukan tawaran itu, bagaimana bila teman sy memilih untuk membalas, hal yg membuat sy sekarang sangat menghormati Bono adalah ketika dia mengatakan bila Bono tahu teman sy hanya di-
uji, Bono hanya ingin tahu apakah dengan dendam di perlakukan seperti itu manusia akan sanggup membalas tanpa memperhitungkan kekuatan besar lain yg lebih pantas memberi balasan setimpal di bandingkan dengan dirinya dan teman sy membuat Bono puas dengan pilihannya.
"aku mek isok ngewangi ngeresiki, isok ae aku mbales tanpa jalok rego tapi yo ngunu gak bakal onok marine" (aku bisa saja membantu membersihkan lalu ku balas tanpa meminta imbalan apapun tapi ya gitu semuanya jadi gak akan ada habisnya) ucap Bono,
satu hal terakhir yg Bono katakan adalah alasan kenapa sy yg di mintai tolong ternyata bukan karena rumah sy menghadap timur melainkan karena sy..
belum menikah.
sak iki aku eroh lapo cah iku koyok isin-isin ngomong, tapi ya sudahlah,
cerita ini sudah mendapatkan persetujuan semua orang yg terlibat dan pesan sy sebenarnya sama seperti waktu pertama menulis ini.
ingat, rejeki sudah ada yang mengatur, jangan takut tertukar apalagi sampai tak kebagian, mungkin itu pesan sy, maturnuwun.
Oh ya satu lagi, kemarin saya mendapat kiriman cerita dari narasumber di instagram dan rupanya kasus ini menyerupai kasus yg pernah saya tulis, ingat dengan cerita "Tiang Kembar"
dan ini akan menceritakan hal yg sama namun dengan keluarga lain,
bersiaplah untuk cerita berikutnya.
TIANG KEMBAR 2
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
gambar ilustrasi dalam cerita ini menggunakan foto kembang Wijayakusuma, alasannya sederhana hanya untuk penggambaran filosofis dari apa yg coba saya utarakan dalam bentuk narasi dari maksud kembang Laruk dalam cerita ini.
untuk nama, tempat dan sebagainya rasanya tidak perlu ditulis karena, anggap saja cerita pengalaman narasumber ini sebagai penggingat, ambil baiknya buang buruknya, selebihnya dinikmati saja sebagai sajian kalau manusia masih terlalu kecil untuk tau perihal apa yg ada diluar sana
RESMI YA tanggal rilisnya. Sehat-sehat semua. Sampai bertemu di bioskop tanggal 24 februari 2022!!
Yang sedomisili boleh banget kalau mau nonton bareng saya, haha. Kemungkinan saya juga akan keliling kebeberapa kota secara pribadi. Jadi kalau ketemu boleh sekali menyapa saya.
Sebenarnya saya suka sekali ngobrol sama orang, mendengarkan orang-orang yg mau cerita sudah menjadi keseharian yg menyenangkan bagi saya jadi kalau ketemu saya dan mau tanya-tanya soal apapun pasti akan saya jawab dengan excited.
Jadi kalau ke bioskop ada laki-laki yg kalau kemana-mana bawa buku KKN ditangannya itu pasti saya, sapa saja. Nanti bisa ngobrol-ngobrol bareng 🔥🔥
Maaf ya untuk semalam saya belum bisa menyelesaikan ceritanya, tapi kalau tidak ada halangan nanti malam saya akan coba melanjutkannya lagi. oh, sekalian, mulai kemarin saya juga hadir di Karyakarsa, dan mungkin akan rutin mengisi e-book bagi pembaca digital
buat kalian yg ingin mengikuti kepingan detail dari salah satu cerita Trah Pitu lakon bisa sekali mengkoleksi bab per-bab dari cerita salah satu SONGKOR. yaitu keluarga Kala SOBO. e-booknya bisa menjadi koleksi tersendiri.
sudah lama sekali saya tidak menulis di burung biru ini karena aktifitas saya yg semakin padat, jadi mumpung ada luang, dan kebetulan ada beberapa orang yg DM perihal sesuatu yg juga baru saya pelajari, maka, di malam hujan rintik-rintik ini, saya akan membagikan sebuah cerita.
cerita ini dialami oleh seseorang yg baru saya temui tidak kurang dari beberapa bulan yg lalu, masih cukup baru, saya tidak menyebut kota, alamat atau apapun, karena bagi saya hal seperti itu tidak terlalu penting untuk diceritakan, ambil baiknya buang buruknya.
Bagian paling gak asyik itu kalau ke kamar mandi malam-malam begini, kenapa?
Pengalaman sewaktu masih bekerja di pabrik keramik trus dapat shift malam, pas ke kamar mandi untuk menuntaskan hajat, membuka pintu keluar itu akan selalu saya ingat sampai kapan pun.
Bagaimana tidak. Bayangkan setelah perasaan lega menyelesaikan apa yg sempat tertunda, kemudian disambut oleh wanita.
Iya benar-benar sosok wajah wanita hanya saja kulitnya putih pucat, melotot, tanpa ekspresi apapun, sedang melihat kita dalam posisi ngesot. Bayangkan dulu.
Untung saja waktu itu tidak jatuh pingsan, tidak juga lari karena ya dalam kondisi seperti itu otak kita kaya ngeblank, akhirnya, jalan melewati beliau sambil ngucap "NUWUN SEWU", sejak saat itu gak pernah lagi berani buang air disitu lagi kalau dapat shift malam.
Pernah gak sih kalian melihat atau menemukan sehelai rambut panjang di dalam kamar yg kalau diperhatikan tidak ada kemiripannya sama sekali dengan rambut yg ada di kepala sendiri?
gimana kalau membahas hal ini, kebetulan saya ada satu cerita perihal tentang rambut asing ini.
rambut adalah bagian tubuh yg menurut saya sangat penting selayaknya seperti bagian tubuh yg lain, meski pun rambut tersebut sudah terpisah dari bagian tubuh kita yg lain.
karena, mahkota kepala kita ini bisa dijadikan media untuk menyakiti mau pun medium perantara ilmu sihir.