patrick ethnic ☆ Profile picture
Mar 11, 2020 257 tweets >60 min read Read on X
-A THREAD-

"HARU MAHAMERU"

-----PART 2----- Image
Cerita akan berlanjut di (3) 676 rt

676 rt.......

Aku tunggu.......
Aku tunggu Sampe jam 21.36

Flop = besok/lusa
Yang belum baca part 1
Bisa baca dulu biar bisa mengikuti alur

Usahakan baca part 1 sebelum beranjak ke part 2

Bismillahirrohmanirrohim
"sik mbah, sakjane njenengan kalian penduduk mriki niku opo menungso, kok ga podo karo liyane"

(Bentar mbah, sebenarnya kamu dan penduduk disini itu apa manusia, kok tidak sama dengan lainnya)

tanya hendro membuat suno ingin mengumpat dan memukul mulut hendro yang tidak sopan
"aku iki menungso, podo karo awakmu kabeh le.."

(Aku ini manusia, sama denganmu semua le..)

Jawab mbah buyut dengan tutur kata lemah lembut dan sangat teduh
"ono sejarahe lan jejer wasesone warga kene iki kok bedo karo awakmu kabeh"

(Ada sejarahnya dan cikal bakalnya/ceritanya penduduk sini kok berbeda dengan kalian semua)

jawab mbah buyut seraya membungkus sirih pinang dikotak susurnya..
"miturut pitutur mbah bapak canggahku.. aku lan warga kene iki teko mojopahit"

(Menurut kata nenek moyangku.. aku dan warga disini datang dari majapahit)
"Ono grusa grusue paperangan, mung duduk perang tanding nyowo, tapi perang tanding batin, batin mbah bapak canggaku iku kalawan Hyang widhi khayangan telu.. mung ono salah sijine babakan ilmu soko tanah dulur adoh"-
(Ada desas-desus peperangan, cuma bukan perang tanding nyawa, tapi perang batin, batin nenek moyangku tersesat sampai ketempat dewa khayangan tiga, cuma ada salah satunya hal tentang ilmu tanah jauh sana"

jawab mbah buyut menceritakan sejarahnya dari nenek moyang beliau
Dikulumnya sirih pinang itu bagai manisnya madu serta memandang ke langit-langit gubuk....
"Ndok gendok.. tolong urupno damar kui, wes wayah peteng iki ngger"

(Cu cucuku.. tolong nyalakan damar itu, sudah saat gelap ini)

pinta mbah buyut kepada cucunya
Mataku tak pernah melepaskan pandangan kepada dia.. "mayang"

Gadis berparas ayu nan eksotis itu melempar senyum kepadaku sambil meletakkan damar/lampu perunggu berukir bunga dan burung..
Apakah itu lambang Majapahit?

Ah entahlah....

Yang pasti kekagumanku akan gerak lembut mayang dapat ditebak mudah oleh suno tampan yang hanya membisu sedari tadi...
"ayu yow mbakne, neg aku seneng adike le, luwih wow jare"

(cantik ya mbaknya, kalo aku suka adiknya le, lebih wow katanya)
ucap suno padaku

Hampir saja ku tempeleng suno karena malu..
Betapa tidak malu, suno bicara tanpa menurunkan volume suaranya sedikitpun, hingga seisi gubug mendengarnya....
Dann..........
Hahahaha....

Tertawa....

"Tertawalah walaupun menyedihkan di setiap kisah hidupmu, percayalah karena Allah selalu memberikan yang terbaik menurut-NYA, bukan menurutmu"

---lanjut---
"jaman semono sampek ajure ndunyo, aku karo warga kene ora entuk metu teko alas ******, warga kene iki kudu patuh pinatuh marang kapercayan Hindu Siwa, umpamane salah sakwijine warga ono sing metu tekan kene, kudu ngelangkahi sembahyang ilang pikir"-
-(jaman dulu sampai dunia lebur/hancur, aku dan warga sini tidak diperbolehkan keluar dari alas ******, warga disini harus patuh dengan kepercayaan hindu Siwa, seandainya salah satu warga ada yang mau keluar dari sini, harus melakukan sembahyang menghilangkan ingatannya)
"kabeh iki mung gawe njagani supoyo ora ono wong teko dolor adoh sing iso mbuyarno tatanan Sang Hyang Widhi Khayangan Telu"

(Semua ini cuma jaga-jaga agar tidak ada orang dari jauh yang bisa merusak tatanan Sang Hyang Widhi Tiga Khayangan)
Cerita mbah buyut panjang tapi kami kurang memahaminya..

Siapa saudara jauh itu?
Apa yang diperbuat sampai mereka rela jauh masuk ke hutan?
"mbah.. kulo angsal tanglet teng njenengan, tapi ampun nesu nggih.."

(mbah.. saya boleh tanya sama kamu, tapi tolong jangan marah ya...)

mintaku ke mbah buyut
Dijawabnya dengan senyuman...

" Takono sing perlu koe takokno, tak jawab neg iso tak jawab"

(Tanya saja yang perlu ditanyakan, saya jawab kalau bisa saya jawab)

kata mbah buyut penuh wibawa
"molai wau njenengan ngendika dulur adoh, sinten niku? Khayangan telu niku nopo? Lha sakniki nopo mboten kepingin ngertos nasibe Mojopahit mbah"-
-(Tadi kamu(mbah) berbicara saudara jauh, siapa itu? Tiga Khayangan itu apa? Lha apa sekarang tidak ingin tahu nasibnya majapahit mbah)

tanyaku sedikit menekan tapi tetap sopan
" Tak jawab sak ngertiku yow cah bagus,
Dulur adoh iku sejatine ora ngerusak babat peraturane negoro, mung podo ngajak warga Mojopahit mlebu kalawan keyakinan Gusti Sang Hyang Agung, yoiku dulur teko tanah Arab, dulur kui ngajarno mung siji Pengeran sing iso disembah lan siji-
- Rojo menungso sing diagungno tindak tanduk lan pituture.."

(Aku jawab ya anak ganteng, saudara jauh itu sejatinya tidal merusak tatanan peraturan negara, cuma mengajak warga Majapahit yang menyembah dengan keyakinan Gusti Sang Hyang Agung, yaitu saudara dari tanah Arab,-
-saudara itu mengajarkan cuma satu tuhan yang berhak disembah dan cuma satu pemimpin yang terpuji perilaku dan ucapannya)
"Sang Hyang Widhi Khayangan Telu iku rosoku cah bagus, roso ing atiku lan wargaku"

(Sang Hyang Widhi Tiga Khayangan itu kepercayaan ku anak ganteng,kepercayaan dihatiku dan wargaku)

Ucap mbah buyut dan masih melanjutkan penjelasannya
"Sliraku Nyembah Bethoro Brahma sing nyiptakno ndunyo sak isine, Bethoro Wisnu sing ngramut lan nglakokno opo isine ndunyo, karo Bethoro Siwa sing ngrusak ngrusuk nduyo lan sak isine, roso atiku telu dadi siji cah bagus.."-
-(Aku menyembah dewa Brahma yang menciptakan dunia seisinya, dewa Wisnu yang menjaga dan menjalankan dunia seisinya, dan dewa Siwa yang merusak dan melebur semua dunia dan seisinya, kepercayaan ku tiga jadi satu anak ganteng..)
"kabeh kui mandek mancep lan mantep ono ning atiku kalawan mbah bapak canggahku sak keturunane.. "

(Semua itu sudah terpatri dihatiku dari nenek moyangku dan semua keturunannya)

Ucap mantap mbah buyut
Penjabaran yang sangat singkat tapi menambah kuat keyakinan kami bertiga, karena keyakinan lah mereka ada disini dan menetap serta menutup semua dari dunia luar..
Keyakinan bukan hal yang perlu dipaksakan

Keyakinan bukan hal yang perlu diperdebatkan

Hanya Tuhan yang akan dan berhak Menilainya..

Manusia..
Manusia hanya dapat menjalankan dengan segala toleransi nya

Agamaku adalah agamaku, Agamamu adalah Agamamu..
Ahhh...... Manusia!!!
---MAU CLOSING KEDAI DULU---
Dua kalimat dengan enam kata itu diucapkan oleh Nabi ku, dan kenapa sekarang banyak manusia yang mengaku lebih hebat dari Nabi ku....
Banyak yang menghilangkan nyawa karena keyakinan, padahal Nabiku tidak menganjurkannya, bahkan melarangnya walau dengan segala alasan pembenaran yang tidak benar
" terus sing koe takokno liane iku opo tha ngger? Mbah kok yow lali hahaha, pancen wong tuo iku gawanan pikun ngger, ojok sampek koe panas ati marang wong tuo masio wes pikun"-
(Terus yang kamu tanyakan lainnya apa nak? Mbah kog ya lupa hahaha, emang dasarnya orang tua itu bawaanya pikun nak, jangan sampai kamu emosi sama orang tua meski sudah pikun)

kata mbah buyut tetap dengan nada berwibawa nya
" kowe kabeh ora iso wujud umpomo ora ono wong tuo, kowe kabeh ora iso nyoto umpomo ora ono bopo biyungmu, sanajan tuo lan pikun, koe kabeh kudu biso hormat lan ngrumat, sejatine swargone pengeran ono ning ucap lan dungone wong tuo mu yow ngger.." -
-(kamu semua tidak bisa lahir seandainya tidak ada orang tua, kalian tidak bisa nyata seandainya tidak ada bapak ibumu, meskipun tua dan pikun, kalian harus bisa hormat dan merawat, sejatinya surganya tuhan itu ada di ucapan dan doa orang tua mu ya nak)-
-mbah buyut memberi wejangan simpel namun dalam, sangat dalam melebihi dalamnya lautan, lebih luas melebihi luasnya dunia dan isinya....
Hormati dan sayangi orang tua kalian, Surga Tuhan akan kalian dapatkan didunia maupun akhirat jika kalian selalu menghormati orang tua kalian dan tidak membantah ucapan orang tua kalian
" teros nopo njenengan mboten kepingin wertos nasibe Mojopahit mbah?"

(Terus apa kamu(mbah) tidak ingin tahu nasib majapahit mbah?)

tanya suno
Aku yakin mbah buyut tidak lupa dengan pertanyaanku yang ketiga...

Mungkin hanya saja beliau tidak mau menjawabnya, dan mengalihkan pada topik pembicaraan yang berbeda..
Malam semakin larut, hawa dingin menembus kulitku..
Senandung sunyi dan bisik jangkrik mendayu-dayu..
Bintang bertebaran diangkasa raya..
Rasa kantuk memenuhi sanubari para ibu dan ibu Pertiwi..
Tidurlah ibu pertiwiku, selimuti para anakmu dengan pelukmu

Peluk kasih sayangmu...

Hingga anakmu terlelap dan bermimpi indah disampingmu...
"wes kesok wae tak jawab yow ngger, sak iki ayo podo turu.. disiapno tenogoe nggo kesok mulih nang negoromu, yoo negoro gulo klopo..."

(Udah besok saja saya jawab ya nak, sekarang ayo pada tidur.. disapkan tenaganya untuk pulang ke negaramu, ya negara gula kelapa)-
-Pinta mbah buyut mengakhiri obrolan kami malam itu.
Tidur tanpa air mata...
Tidur tanpa ketakutan didada...
Tidurku berhiaskan mimpi yang indah...
----lanjut besok---
Pagi pun tiba.....
"Woeii.. bangun woei, apa kata dunia bila generasi mudanya cuman bisa rebahan saja....hahaha"

Candaku membangunkan mereka...
Jam tanganku mulai lancar berputar.. kompas Tut Wuri Handayaniku sudah pasti belum bisa menentukan arah angin,

"ahh jarno wess"(ahh biarin deh) kataku menggerutu pada diriku sendiri....
" mas, monggo neg bade siram teng belik, niki kulo nggih ajenge adus skalian mados tuyo.."

(mas, mari kalau mau mandi di belik/mata air, ini saya juga mau mandi sekalian ambil air)

kata gadis cantik pujaanku dan adiknya
Bagaikan Ultraman yang sedang beraksi, "BERUBAH"
Secepat itulah aku meng IYA kan ajakan mayang.....
Di sepanjang jalan kami jg berpapasan dg beberapa warga, senyum ramah mereka saling kami berikan bila berpapasan, namun aneh....
Kenapa setiap pemuda disana memandangiku kurang suka, apakah karena aku dari luar, atau apakah aku terlalu tampan untuk dekat dengan cucu-cucu mbah buyut...

Hahahahahaha, pasti mereka cemburu akan kedekatanku dengan kembang desa ini
Jalur yang bersih aku lewati....

jalur yang tadi sore aku susuri menuju ujung desa yang bersabukkan kali asri..
Dalam tata cara mandi atau bersuci di sungai itu ternyata sudah diatur dengang baiknya
Mendapatkan/ mengambil air minum/masak dari belik/sumber air atas

mandi para lelaki dibelik tengah atas

mandi wanita dibelik tengah bawah

buang air besar di belik akhir yang nantinya menganak sungai sampai ke bawah entah kemana....
Tidak bisa kugambarkan keindahan dan keseruan dikampung ini melebihi keindahan aslinya...
Aku hampir malu...

Bagaimana tidak, kami lelaki mandi tepat diatas belik wanita yg berjarak kurang lebih dua puluh meteran..

Dan bukan cuma mayang dan sinta saja yang cantik disana, ada puluhan gadis cantik mandi dan aku bisa lihat dari atas mereka....
Apakah seperti ini kisah legenda Jaka Tarub yang mencuri selendang bidadari khayangan???
Walaupun masih samar rai(waktu pagi dimana bayangan belum ada tapi dapat dilihat), aku benar-benar menikmati pemandangan dibawahku, puluhan gadis mandi ya Tuhan.
Kalaupun diberi kesempatan, sangat bahagianya bila aku diberi semuanya atau salah satu dari gadis-gadis itu...
Memang, mereka tak pernah memakai makeup yang tebal, mereka tak pernah pakai gincu yang merah merona, mereka tak pernah luluran, tapi gadis gadis disana sangat cantik nan alami
Kulit sawo matang nan eksotis nya bagaikan Aurel Hermansyah, tubuh indahnya bagai Mika Tambayong, wajah mereka......

Istimewa sekali, seistimewa desa dan warga yang ada didalamnya....
Kecantikannya pun akan membuat lelaki terpukau bahagia, kecantikan yang membuat semua wanita modern iri dan ingin mendapatkannya...
Dalam diam curi pandangku, aku merasa bahagia...
Setelah mandi kami memenuhi kendi dan bejana dengan air untuk dibawa ke rumah gubug mbah buyut..
" uhhh... Tibakno abot cok bejana iki"
(uhhh... Ternyata berat cok bejana ini)
batinku mengumpat

Tapi karena takut malu, aku diam saja dan sok kuat memanggul bejana air tersebut
" pripun mas? radi abot nggih? kulo mawon sing mbeto.."

( gimana mas? Agak berat ya? Saya saja yang bawa..)

pinta mayang seakan mengerti kelemahan akan otot-otot ditubuhku
" Wah.. ga usah, aku iki wong lanang, kudu kuat manggul bejana koyok ngene,ojok manggul bejana, manggul njenengan mawon aku kuat mbak hehehe.."-
-(Wah..tidak usah,aku ini lelaki, harus kuat manggul bejana seperti ini, jangankan bejana, manggul kamu aja aku kuat mbak hehehe...)

rayuku mencuri senyum darinya..
Sesampai di gubuk, aku lihat kedua temanku sudah menghisap sebats/rokok merk tembako bades dan menyesap wedang entah apa wedang itu namanya..

Seperti wedang rempah-rempah dan berwarna merah bening...
" Koen kabeh gak adus tha rek? opo ga pengen merasakan air nirwana"

(Kamu semua tidak mandi ya bro? Apa tidak mau merasakan air nirwana)

candaku pada kedua sahabat karipku
"Gak wis.. ademe koyo es batu dicampur soda ngene cok, gak sido seger malah nggregesi awakku"

(Ngga ah.. dinginnya kaya es batu dicampur soda seperti ini, tidak jadi seger malah sakit badanku)

jawab Hendro sembari menyesap wedang rempahnya..
"monggo cah bagus, diunjuk wedang gawanane mbah.. ben anget lan kuat nerusno lelakumu mengko.."

(Mari anak ganteng, di minum wedang buatan mbah.. biar hangat dan kuat menerukan perjalanan kalian nanti..)

pinta mbah buyut
---MAU NGARIT DULU---
cari rumput buat wedhus

Sambung nanti sore/malem
"Iku sakjane opo to?, kok molai maeng tak delok ngukus-ngukus teros, opo ora panas?, soyo suwe koyo kukuse menyan.."

(Itu sebenarnya apa?, kok dari tadi saya lihat bakar-bakar terus, apa tidak panas?, semakin lama kaya bakaran menyan..)

sambung mbah buyut
"Lho.. mbah mboten nate ngudud tha? Niki namine udud mbah, racikane teko mbako.."

(Lho.. mbah tidak tau/tidak pernak merokok? Ini namanya rokok, racikannya dari tembakau)

terang suno
" Weleh, iku koyo panganane wong putih ngger.. mbah kalian warga ora ono sing tau ngrasakno uuu... Opo mau..?

(Weleh, itu kaya makanannya orang kulit putih/bule nak.. mbah sama warga disini tidak pernah merasakan uuu... apa tadi..?)

Ucap mbah seraya bertanya
"Udud mbah.."

(rokok mbah)

jawab kami bersamaan
Sebats atau udud atau merokok belum dikenal pada jaman majapahit

pada jaman itu hanya sirih pinang yang dikonsumsi warganya sampai sekarang diteruskan oleh penduduk semeru itu
Panjang lebar kami saling njagongan/ ngobrol tentang perkampungan itu dengan mbah buyut..

Banyak cerita dan wejangan yang kami dapatkan

Tak lupa juga kami sharing/bertukar informasi mengenai perbedaan jaman dulu dan sekarang
Pagipun sudah mencipratkan sinar hangatnya..

lebah madu dan serangga lainya sudah memulai rutinitas nya..

Dan kamipun sudah mengisi perut serta perbekalan dari mereka, bekal dari penduduk dusun alas b*****
" wes tak weruhi yow ngger, mengko kudu kuat kalawan gegudo demit utowo kewan kasar, ndungo menyang Hyang Widi, jogo tindak tandukmu lan kekancanmu.."

(Sudah saya jelaskan ya nak, nanti harus kuat melawan godaan setan/jin atau hewan kasar,-
-berdoa kepada sang hyang widi, jaga ucapan dan tingkah laku serta jaga rombongan kalian)

nasehat mbah buyut pada kami
"Ojo ngumbar dalan menyang wong njobo, ben aku karo wargaku iso urip tentrem tanpo ono urusan karo warga ningsoran.."

(Jangan memberi tau jalan untuk orang luar, biar aku dan wargaku bisa hidup tentram tanpa ada urusan dengan warga bawah sana)

tambah mbah buyut pada kami
Mereka tidak mau berhubungan dengan luar..

Mereka juga tidak mau orang luar mengetahui letak lokasi dari perkampungan itu,

kami bertiga diminta merahasiakannya, biar waktu dan Tuhan nantinya yang membukanya sendiri..
" sik sik mbah.. nopo njenengan mboten kangen kalean Mojopahit?"

(Sebentar mbah.. apa kamu(mbah) tidak kangen dengan Majapahit?)

kata hendro yang mengunyah suwek/ubi dengan penasaran
" koen iku lugu opo goblok sih hend !?wes dikandani kok molai mau dalu, neg mbah buyut iku ngerti Mojopahit iku wes...!!!"

(Kamu itu lugu apa bodoh sih hen !? Sudah diberi tau kok tadi malam, kalo mbah buyut itu ngerti Majapahit!!!)

Jawabku tapi diputus oleh mbah buyut..
"Ngene lho ngger, aku wes ngerti pancen wes wancine Mojopahit wes gugur gunung, musno rojo lan rakyate, ilang bumi lan kratone, mbah wes ngerti lan ora kangen maneh,Wes digantekno karo Negoro Gulo Klopo"

(Begini nak? Aku paham sudah waktunya Majapahit gugur gunung, musnah raja-
-dan rakyanya, hilang bumi dan kratonnya, mbah sudah tidak mengerti dan tidak rindu lagi, sudah digantikan dengan Negara Gula Kelapa)

jawab mbah sambil terlihat kesedihan yang mendalam..
"Mbah ngerteni iki ket mbah cilik ngger, bopo wektu iku ditekani tamu soko pemimpine Negoro Gulo Klopo, lha terus ngajak bopo, aku lan warga mudun gunung melu nyekseni kamardikan Negoro Gulo Klopo kui.. mung bopoku ora melu, ora gelem mudun gunung.."-
-(mbah mengerti ini ketika mbah masih kecil nak, bapak mbah waktu itu didatangi pemimpin Gula Kelapa, terus mengajak bapak, aku dan warga turun menyaksikan kemerdekaan Gula Kelapa itu, cuma bapakku tidak ikut, tidak mau turun gunung..)-
-jawab mbah buyut lagi untuk mempertegas jawabannya akan pertanyaan hendro

"Gulo Klopo yoiku negoro sing panjine ono ning sandanganmu kui, Gulo iku abang, Klopo iku putih.."-
-(Gula Kelapa yaitu negara yang panjinya ada di pakaianmu itu, Gula itu merah, Kelapa itu putih)

tambah mbah buyut
Seketika kami semua memandangi jaket hendro dengan bendera merah putih di lengan kanannya

Aku tidak menyangka, bahwa dulu semasa mbah masih kecil, sudah ada pemimpin/raja negara merah putih yang datang bertamu kesini
Siapakah Beliau? yang dimaksud mbah buyut sebagai raja/ pemimpin Negara merah Putih??

Hanya tanyaku yang tidak kunjung ku dapatkan jawabnya sampai sekarang
Apakah Bapak Proklamator Kita tamu tersebut?, atau...???

Siapa Beliau yangg dapat bertamu dg mudahnya ke perkampungan ini??
Jelaslah Beliau bukan orang sembarangan yang dengan mudahnya bertamu waktu itu..

Beliau adalah Raja Negara Gula Kelapa

Beliau adalah Raja Negara Indonesia di kala kemerdekaan dengan Panji/Bendera Merah Putih nya...
"mangkane ngger, ojo sampek negoromu kui ajor mumur gara-gara bab sepele, bab podo rebutan bener, bab kayakinan, bedo iku luwih apik ngger, mung kudu podo andap asor.."

(Makanya nak, jangan sampai negaramu itu hancur gara-gara masalah sepele, masalah berebut asumsi kebenaran,-
- masalah keyakinan/agama, berbeda itu lebih baik nak, tapi harus rukun dan saling toleransi)

sambil tersenyum beliau mbah buyut menerangkan pada kami bertiga
Pagi setengah siang mulai terlihat di langit yang cerah..

"Wes ayo tak ajari ndelok bab toto coro lelono ning alas, ben koe kabeh ora kesasar.."

(Sudah ayo saya ajari tentang tatacara berkelana di hutan, supaya kamu semua tidak tersesat)

ajak mbah sambil tersenyum bijaksana
Mbah buyut mengajarkan kami juga cara-cara alam memberikan tanda agar tidak tersesat di alas blank/ alas suwung..
Karena beliau jugag bercerita ketika kecil ada kereto wesi muluk/pesawat yang jatuh disini, tapi itu bukan milik negara gula kelapa karena panjinya berbeda warna..

Mungkinkah pesawat Belanda di era penjajahan??

Ahhh.. "ENTAHLAH"
Kami diberikanya lontar dengan arah menuju puncak Semeru dengan tinta yang terbuat dari getah damar..
Matahari sudah tepat diatas kepala kami

Maka tibalah perpisahan kami dengan warga perkampungan semeru yang ramah nan jelita..
Aku mulai memperhatikan semua ucapan mbah guna memberikan pengetahuannya tentang alam..

Suno pun mengamati apapun yg diwejangkan pada kami..

Bahkan si hendropun diam tanpa banyak bertanya..
"'kabeh iku mung iso mbok delok sing setiti ati-ati ngger, ojok grusah-grusuh menowo netepno langkahmu"

(Semua itu cuma bisa dilihat dengan cermat hati-hati nak, jangan tergesa-gesa jika menetapkan langkahmu)

pungkas mbah buyut pada kami bertiga...
Beliau menitipkan lontar yang digambar dengan getah damar yang dibakar..
"Iki mengko koe kabeh tak gawani barang sitok-sitok sing gunane engko wae mbah terangno kabeh nganti jelas"

(Ini nanti kamu semua saya kasih barang satu-satu yang pergunaannya nanti saja mbah jelaskan semua sampai jelas/paham)

ucap mbah buyut kepada kami
"Enggih mbah"

(Iya mbah)

Ucap kami bersama
Siang itu merupakan siang yang penuh makna dihidup kami..

Kami diberikan ilmu apa saja tanaman di hutan semeru yang berbahaya bila kami terkena atau tak sengaja menyentuhnya..
Bukan hanya luka saja, bahkan dapat meregang nyawa hanya dengan menyentuhnya..

Sungguh...

Suatu hutan dengan berjuta misteri, dari jin, demit, hewan buas, bahkan tanaman nya dapat mengambil jiwaku dari raga ini hanya dengan sekali gores saja..
Tak lupa juga mbah menunjukkan penawar dari segala apa yang nantinya menghambat atau mengganggu perjalanan pulang kami..

Yaitu...
Semuanya sangat mudah sebenarnya, ramuan yang dititipkan pada kami hanyalah garam..

"Hah.... garam??"

Sempat kami ingin mempertanyakan kepada mbah dari mana beliau dan warganya mendapatkan garam di hutan belantara ini, yang ku tahu garam dari laut dan ini di dalam hutan
TAPI..

Lagi-lagi tak elok dan tak sopan bila aku menanyakan pemberian tulus dari seorang yang menyelamatkan hidup kami
" Ndok mayang, garem iku podo kekno nang kakang-kakang mu iki, talenono kulit godong waru supoyo gampang nggawane, ojok sampek lali suwek kui bungkusen godong jati nggo sangune arek-arek kui"

(Nak mayang, garam itu berikan pada kakak-kakakmu ini, ikat dengan daun waru-
-biar gampang bawanya, jangan lupa suwek/ubi itu dibungkus daun jati buat bekal anak-anak ini)

ucap tolong mbah buyut pada bidadari tak bersayap itu..
"Enggih mbah.."

(Iya mbah..)

jawab mayang lembut
Derkuku gunung wes manggung...

Pitik alas wes melas...

Landak jowo ugo wibowo...

Cukup semanten asmoro kulo...
Derkuku gunung bersenandung...

Ayam hutan hanyut di kenestapaan...

Landak jawa berwibawa...

Cukup sekian takkan kulupa...
Berat.......
Berat terasa perpisahan ini, ingin ku bertamu sekali lagi

tapi apakah mungkin ?

Apakah layak diriku merengek meminta pertemuan ini lagi ?

Apakah pantas diriku memelas untuk tinggal sehari lagi ?
Kucoba bicara...

" Mbah, umpami kulo nginep malih teng ngriki nopo angsal? Nopo njenengan mboten kroso abot lan antep mbah, kulo kepingin suwe kalian dik mayang... Eh maksud kulo kepingin nimbo kawruh kalian njenengan.."

(Mbah, seandainya saya menginap lagi di sini apa boleh?-
-Apa kamu (mbah) tidak merasa berat dan kehilangan mbah, saya ingin lama sama dik mayang... eh maksud saya ingin menimba ilmu sama mbah..)

kucoba bertanya walau dengan kepleset kata-kata itu

Sepintas, semua orang yang dihadapanku memandangi wajah bingungku yang malu..
Dan....

Hahahhahaha.....

Semuanya orang tertawa.....
"Masio matamu picek, atimu sik waras yow cok, ngerti ae neg ono perawan ayu.."

(Meskipun matamu buta, hatimu masih sehat ya cok, tau saja kalau ada perawan cantik..)

umpat hendro membuat tambah malu diwajah manisku
Tak kusadari, dia yang dipojokan gubuk diam menundukkan muka dan mematung entah apa yang dirasa..

dia yang kuanggap bidadari walau tanpa make up, tanpa lipstick, dan tentu tanpa sayap pula
Detak jantungnya mungkin tidak terdengar dariku, tapi aku yakin detak cintanya menusuk khalbuku
Tancap anak panah cinta cepat melesat tanpa terkira

Untaian kata tak tertata mendapatkan maknanya

Huh...

Andai andaikan saja....
" Wis-wis ga usah diterosno lelakumu dino iki ngger, koe kabeh oleh manggon nginep masio pirang-pirang dino, pirang-pirang sasi, utowo pirang-pirang tahun, Tapi opo koe ga duwe keluarga, opo koe ora kepingin mulih..?"-
-(sudah-sudah tidak usah di teruskan perjalananmu hari ini nak, kamu semua boleh tinggal meskipun berhari-hari, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun, tapi apa kamu tidak punya keluarga, apa kamu tidak ingin pulang..?)

Ucap mbah menenangkan aku akan rasa malu ku
Aku senang bukan kepalang, mengetahui mbah buyut mengijinkan kami menginap semalam lagi di perkampungan alas b******
Tubuhku sesak penuh rasa hari ini

Tubuhku membara malam nanti

Tubuhku menegang karena cinta

-Purnomo
Ku bertanya...
Dimanakah barat? ku ingin menurunkan dahiku menyentuh tanah, kuingin tutup mataku dan tubuhku karena yang Esa

Tuhan
Terimakasih atas segala kemudahan yang Engkau berikan pada kami..
Siangpun berganti sore,
waktu yg paling aku suka..

Aku dapat menikmati rona merah matahari senja di tembok alas semeru..
"May..ehh mayang ono sing iso tak rewangi? Opo njupuk banyu maneh koyo mau isuk? Ayooo.."

"May..ehh mayang ada yang bisa saya bantu? Apa ambil aor lagi seperti tadi pagi? Ayooo..)

ajakku padanya yang masih di pojokan gubug..
"Mboten mas, mboten wonten"

(Tidak mas, tidak ada)

jawab mayang
Mayang pun melangkah meninggalkanku dengan muka tersipunya..

Namun kudapatkan curi pandangnya dan senyuman manis padaku..
Perkampungan surga
Memang hanya itu yang tepat untuk melukiskannya...

Penduduk disini kebanyakan berkebun dan berburu, hanya itu saja yang dilakukan setiap hari...
---IJINKAN NGOPI DULU---

masih sangat panjang
"wah.. njenengan mbeto nopo pak?"

(Wah..anda bawa apa pak?)

tanyaku pada salah satu warganya..
"Niki mas, angsal celeng teng lereng tritisan ranu kuning"

(Ini mas, dapat celeng/babi hutan di lereng lembah jurang ranu kuning)

jawabnya sembari menunjuk tempat berburunya...

Ranu Kuning..
Jumlah warga disini tak terlalu banyak, setiap warga sudah mgetahui keberadaan kami, mereka tau kami adalah tamu dari orang yang mereka tokohkan..

Bahkan para pemudanya, sangat sopan kepada kami, walau aku mengetahui rasa cemburu akan keberadaankuu..

Ahhh... Biarkan saja
"kulo nuwun kang, nopo njenengan sangking deso ngandap?"

(Permisi mas, apa kamu dari kampung bawah?)

Pertanyaan pemuda yang tak membuyarkan lamunanku
"Enggih kang, njenengan sinten asmane?"

(Iya mas, kamu namanya siapa?)

Jawabku beserta pertanyaan balik padanya..
"lastika dewo kang, njenengan purnomo nggih?"

(Lastika dewa mas, kamu purnomo ya?)

Jawab pemuda itu seraya menebak namaku..
Lastika seorang pemuda yang gagah nan sopan, bukan tidak mungkin dia pemuda ter.....

Ahhh.... masih lebih manis diriku

Ucap batinku sambil melempar senyum padanya
"menawi purun, monggo tumut kulo kang, mlampah teng alas ngandap mados bedes.."

(Kalau mau, mari ikut saya mas, jalan ke hutan bawah cari kera/monyet..)

ajaknya padaku...
"Asu encen arek iki, menungso dibedes bedesno... Iki sakjane ngejak gelut paling"

(Anj*** memang orang ini, manusia di monyet-monyetin... ini sebenarnya ngajak berantem mungkin)

batinku meronta
Ku sanggupi ajakan pemuda itu walaupun suno dan hendro enggan meninggalkan gubuk dan klosonya mereka

Pikirku ingin melayangkan godam pada pada pemuda itu

Tapi apalah aku
Yang hanya mampu bersembunyi dalam dawai dan nyayi teruntuk para lelaki tanpa putri
"pancene nglindur aku, neg arep gelut mesti ajor mumor awakku.."

(Memang ngelindur aku, kalo mau berkelahi pasti babak belur tubuhku)

Ucal batinku lagi
"Emmm... Opo gak bahaya kang? opo aku iso ngimbangi sampean? opo ...."

(Emmm... Apa tidak bahaya mas? Apa aku bisa mengimbangi dirimu? Apa....)

Jawabku penuh pertimbangan
"Wes tala.. njenengan ampun wedi kang, ono lastika dewo pasti aman selamet sentosa tanpo kelangan opo wae kang.."

(Sudahlah.. kamu jangan takut mas, ada lastila dewa pasti aman selamat sentosa tanpa kekurangan apapun mas..)

senyum lastika menjawab tanyaku
Langkahku ditemani senja serta kawalan lastika, kami berburu kera yang merupakan menu makan malam mereka..

Apakah kami mendapatkan kera buruan?

Ah mataku ngantuk saja
"wes dalu kang.. gak mbalik ae tha..?

(Sudah malam mas...tidak pulang saja?)

Ucapku agak heran padanya..
"Mboten nopo-nopo kang, pun biasane ngladak bedes niku dinten dalu.."

(Tidak apa-apa mas, sudan biasa berburu kera/monyet itu saat malam)

jawab lastika padaku seraya melempar senyum

Sekian lama kita hanya duduk saja di rerumputan yang lebat

dan.......
"kulo sakjane ajeng tanglet teng njenengan kang, nopo kulo niki cocok kalian dik mayang?"

(Sya sebenarnya mau tanya sama kamu mas, apa saya ini cocok sama dik mayang?)

Pertanyaan yang sangat JANCOK dari lastika kepadaku
Aku tau sebenarnya dia mengajakku bukan untuk berburu kera, melainkan ingin mengujiku atau apalah...

Aku diam seribu bahasa..
"menawi kulo mboten cocok nggih mboten nopo-nopo kang"

(Seandainya saya tidak cocok ya tidak apa-apa mas)

ucap lastika lagi
Aku tau, banyak yang menginginkan mayangku..

aku juga paham perasaan para pemuda kampung itu ketika keberadaan ku yang singkat ini ternyata lebih menjadi perhatian mayang daripada mereka..
"sampean umpamane kepingin mayang, monggo kang, kulo nggih mboten pantes kalian dik mayang"

(Kamu seandainya menginginkan mayang, silahkan mas, saya juga tidak pantas sama dik mayang)

ucapku pada lastika
Pandai dan santun, dua sifat itu yang ada pada lastika

Dia sadar bahwa hanya dengan menjadi temankulah salah satu jalan mendapatkan pujaan hatinya, yang sangat aku inginkan juga..
Malam pun datang bersamaan suara burung dares yang menggambarkan kesedihanku...

Ku ajak lastika untuk pulang, agar hati dan badanku bisa ku istirahatkan..
Pertemuan yang begitu bahagia seperti apapun, pasti akan ada perpisahan..

Malam itu aku tidak ikut berkomentar saat mbah buyut dengan teman-temanku bercengkrama dan saling bertanya juaaa..
Pikiranku hanya satu
Aku harus dapat menghilangkan mayang demi kebaikan dia dan warga kampung alas bi*****

Agar tidak ada hal yang bisa merusak ketentraman dan kesejukan para warganya
Tuhan.....

Malam indah tanpa senyuman, malam penuh bintang juga penuh bimbang, malam sejuk namun dengan berjuta kesesakan dada..

Ku teteskan air mata ini dipipi, ku coba menghapus rasa sayangku padanya yang sempurna..
"wes dalu, ayo podo turu, kesok yow iso gak iso koe kabeh kudu munggah lelono nglampahi alas suwung lan ranu kuning kui.. ojo sampek koe kabeh lemes mergo kurang turu"

(Sudah malam, ayo tidur? Besok bisa atau tidak kalian semua harus naik berkelana melewati alas suwung dan-
-ranu kuning itu.. jangan sampai kamu semua lemas karena kurang tidur)

pinta mbah buyut padaku dan teman-teman ku
Kutahu malam itu ada dua telinga yang tidak pernah tidur hanya untuk mendengarku..
"Aku weruh koe durung turu dik, sepurane aku kudu ninggalke awakmu, duduk aku gak seneng utowo gak sayang, tapi aku sadar neg aku iki wong teko njobo, aku gak iso nyanding koe dadi garwoku.."

(Aku tau kamu belum tidur dik, maaf aku harus meninggalkanmu, bukan aku -
-tidak suka atau tidak sayang, tapi aku sadar aku itu tamu dari luar, aku tidak bisa menjadikanmu jadi istriku)

ucapku pada dua telinga yang ada dibalik gedek pemisah gubuk kami
Sepanjang malam tak henti-hentinya aku meminta maaf tentang perkataanku, tentang semua sikapku, tentang semua apapun itu yang membuat gadis itu nyaman disampingku, yang membuat gadis itu tersipu malu padaku, maaf aku tak bisa bersanding denganmu...
Lirih namun masih dapat kudengar dengan baik..

Tangisan seorang gadis pada cinta pertamanya, tangisan pada asmara pertamanya..
Aku sadar aku salah,
Aku sadar pemuda ini hanya pandai merangkai kata,
Akupun sadar bahwa bintang pun ikut bersedih akan cerita cintanya..
Semburat fajar mulai menampakkan warnanya dengan susah payahnya menyibak sang embun
Pagi merupakan waktu yang aku takutkan kala itu...

Pagi itu pagi perpisahan aku dengannya yang aku sayang...
"opo wis podo tangi arek-arek kui ndok? Umpomo durung, yow tolong tangekno, supoyo iso budal nang alas nduwur"

(Apa sudah bangun anak-anak itu ndok? Seumpama belum, ya tolong bangunkan, supaya bisa berangkat ke hutan atas)

dengarku akan suara mbah buyut
"njih mbah..."

(Iya mbah...)

Suara halus gadis pujaanku

Dengan berjinjit, mayang melangkah ke gubuk depan tempat kami tidur
Perlahan dia membuka pintu...

Kutatap mata sembab mayang pagi itu, aku tau dan aku yakin, yang kudengar malam itu adalah tangisan mayang gadis suciku...
Mayang pun berucap lembut seraya mencoba membangunkan kami

"Kangmas, monggo diaturi mbah teng wingking, monggo podo siram lan nglanjutno perjalanane"

(Mas, mari disiruh mbah ke belakang, mari pada mandi dan melanjutkan perjalanan)
"Monggo sedoyo sampun injing niki.."

(Mari semua sudah pagi ini..)

ucap mayang
"Sik-sik dik, opo oleh aku ngomong sitik nang sampean?"

(Sebentar dik, apa boleh aku bicara sedikit denganmu?)

Tanyaku padanya yang dibalas anggukan kepala
" Rong ndino iki aku ngaturno matur suwun dik nang koe, aku ugo njaluk sepuro umpamane
gawe kesalahan dik may, aku yow njalok sepuro umpamane gawe loro koe sampek koyok ngene.."

(Dua hari ini aku ucapkan terimakasih dik sama kamu, aku juga minta maaf -
-jikalau membuat kesalahan dik may, aku minta maaf seandainya membuat kamu sakit sampai seperti ini..)

ucapku padanya
Tetes bening itu keluar lagi dari mata indahnya, tetes bening itu mengisyaratkan rasa duka,

Aku.. kenapa? aku tega membuat gadis itu menangis, tak bisa ku bayangkan pertemuan sesingkat ini ternyata membuat gadis suci ini nelangsa/dilema, maaf maafkan aku.
"Kulo mboten ngertos kangmas, rasane ati niki seneng wektu ketemu njenengan kolo wingi, tapi sakniki ati kulo rasane loro, kulo....."-
(Aku tidak tau mas, rasanya hatk ini senang sekali waktu ketemu kamu kemarin, tapi sekarang hati ini rasanya sakit, aku...)

Jawab mayang dengan sesegukan yang menyayat hatiku
Mungkinkah aku cinta pertamanya? atau apa?

Yang pasti aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri yang telah tega menyakiti gadis itu
"Dik, aku ngerti karo opo sing mbok rasakno, nanging aku gak iso lapo-lapo maneh, koe ga iso mudun teko kene ugo aku yow gak iso ono ning kene, aku duwe bapak ibuk ning deso ngisor dik.."

(Dik, aku tau apa yang kamu rasakan, tapi aku tidal bisa apa-apa lagi, kamu tidak-
-bisa turun dari sini aku juga tidak bisa disini, aku punya bapak ibu di desa bawah dik)

Ucapku menjelaskan pada mayang
Dia mayang, menceritakan bahwa dirinya dan sinta adiknya selalu ditinggalkan oleh orang yang mereka sayangi, mulai dari meninggalnya ibu mereka, selanjutnya ditinggalkan bapak mereka ke alam nirwana
-
-kenapa sekarang dia menyayangi seorang pemuda dan pemuda itu meninggalkan dia juga...

Cerita kisah hidupnya dan juga pertanyaan nya yang tidak bisa aku jawab lagi itu memenuhi setiap relung tubuh dan jiwaku..
" Dik, koe ngerti karo lastika, iku sakjane wong lanang sing cocok sanding karo koe, lastika iku wong lanang lananging jagad nggo koe dik duduk aku.. umpamane koe arep tresno lan sayang karo wong lanang, kudune yoiku lastika.."

(Dik, kamu kenal lastika, itu sebenarnya pemuda-
-yang cocok bersamamu, lastika itu pemuda yang sejati untuk kamu bukan aku.. seandainya kamu mau cinta dan sayang dengan laki-laki, harusnya yaitu lastika..)

Tuturku lembut menjelaskan pada mayang sembari menatap wajahnya
Lama kami berbincang, lama aku memberikan pengertian kepada mayang, supaya dia memahami perbedaan kita yang tidak mungkin kita hilangkan...
Lalu...

Ehhemm.. ehemmm
" Wes tangi cah bagus"

(Sudah bangun anak ganteng)

batuk dehem/isyarat mbah buyut pada kami membuat aku gugup dan kaget
"aku wes ngerteni opo sing mbok singitno ngger, aku wes paham, nanging umpamane koe arep melu cah lanang kui, aku yow ora iso nyegah, mung siji pitakonku, opo koe iso ninggalno aku, adikmu sinta, karo warga ning kene?"

(Aku sudah mengerti apa yang-
-kamu perbedatkan/pikirkan, aku paham,tapi seandainya kamu mau ikut pemuda itu, aku tidak bisa mencegah, cuma satu pertanyaanku, apa kamu bisa meninggalkan aku, adikmu sinta sama warga sini?)

Ucap mbah buyut pada mayang
" kulo mending teng ngriki mawon mbah, kulo mboten nopo-nopo sak estu.."

(Saya lebih memilih disini saja mbah, saya tidak apa-apa serius)

jawab mayang sembari menyeka air dipipinya..
Jawab seorang gadis yang lebih mengutamakan keluarga dibanding kebahagiaan hatinya

jawab mayang yang lebih patuh pada mbah buyut sebagai pengganti orang tuanya..
Apakah dijaman sekarang masih ada gadis seperti dia?

Apakah masih ada gadis yang selalu mengutamakan keluarganya, menjaga kehormatan dirinya dan warganya,
apakah masih ada gadis yang selalu menundukkan mukanya demi masa perasaan cintanya..
Andaikan itu ada, hanya pemuda istimewa lah yang beruntung mendapatkan gadis itu..
"sampun mbah, sampun.. kulo kalian kangmas pur sampun ikhlas kang jembar telogo ati mbah, ampun kuwatir.."

(Sudah mbah, sudah.. saya sama mas pur sudah ikhlas lapang dada mbah, jangan kuatir..)

jawab mayang sembari tersenyum lucu sambil menyeka air matanya yang masih menetes
Hanya wanita dari seorang gadis suci yang dapat menutupi kesedihannya dalam senyum bahagia itu..
Matahari mulai meninggi....

Hatiku sedih tapi aku selalu berharap bahwa pertemuan serta perpisahan kami adalah berkah dari Yang Esa Tuhan Pencipta Alam Semesta

Perpisahan kami ditemani oleh semua warga kampung alas b***** tanpa terkecuali..
Kehangatan para warga kami rasakan.. mereka bagaikan keluarga kedua kami..

Mereka mengantar kami dan memeluk kami

Mereka merasa kehilangan akan perpisahan itu
"Iling yow cah-cah bagus, opo-opo sing mbah kandani wingi kuwi nggo petunjukmu karo cekelanmu sok ning alas suwung lan sak teruse, selamet kabeh sampek panggonanmu kabeh tanpo kurang sak jumput nyowo lan rogomu"

(Ingat ya anak-anak ganteng, apapun yang mbah katakan waktu itu-
-untuk peganganmu nanti di alas suwung dan seterusnya, selamat semua sampai tenpatmu semua tanpa ada kurang apapun baik nyawa ataupun raga)

Ucap mbah buyut sambil mengucapkan wejangan/nasihat
Kami anggukkan kepala kami sambil berjabatan tangan dengan mbah serta warga kampung bergantian..
" saiki mayang iku kudu dadi wekmu kang, koe kudu iso ngrebut atine lan mbungano perasaane nang koe kang"

(Sekarang mayang itu harus jadi milikmu mas, kamu harus bisa merebut hatinya dan membuat senang perasan nya untuk mu mas)

-
-aku sampaikan kata itu pada lastika waktu berjabat tangan dengannya..

Dibalasnya dengan anggukan dan senyum bahagia lastika..
Dan terakhir, tibalah aku pada mayang...
Gadis itu hanya menundukkan mukanya, mungkin memang hanya itu yang sangat elok dilakukannya disaat seperti ini

Ku raih tangannya dan kutatap mata bening berhias bulu lentik itu, kuamati wajahnya yang sampai aku membungkukkan badanku..
Senyumnya semanis sungai nirwana kepada diriku...

Oh Tuhan..
Gadis semanis dia harus aku tinggalkan, mungkin kelak aku bertemu dia lagi ketika memang benar-benar di nirwana.. entahlahhh

Kubalas senyumnya dibalik wajah yang tetap menunduk itu...
" dik mayang sing ayu, kakangmu iki pamit moleh yow?"

( dik mayang yang cantik, masmu ini pamit pulang ya? )

Ucapku sedikit sedih, tapi tetap harus tegar dan ikhlas
aku titip kudu tetep dadi wong wanito, wani noto..
Noto ati..
Noto pikir..
Karo noto lakumu dik.

Kudu iso milah milih lan molih,,
milah barang apik lan olo,
milih dalan urip sing digarisno pengeran,
Molih nang panetepmu yaiku wong wadon..
Aku berpesan harus jadi wanita,
Wani(berani) ditata
Menata hati
Menata pikiran
Dan menata tingakah lakumu

Harus bisa milah, milih dan (moleh) menjaga
Milah(membedakan) barang baik dan buruk
Milih jalan hidup yang digariskan tuhan
Moleh(menjaga) kemantapanmu sebagai wanita
"kuatno tekadmu yow kangmas, tetap dadio wong lanang sing tangguh, kudu dadi wong lanang sing iso ngalah ngalih ngamok"

(Kuatkan tekadmu ya mas, tetal jadi pria yang tangguh, harus jadi pria yang ngalah, ngalih, ngamuk)

ucap simayang membalasku..
Selamat tinggal pujaanku...
Masih hangat sinar mentari itu menandakan masih pagi..

Kami berjalan menyusuri tebing demi tebing, jutaan kerikil tajam, batu-batu terjal juga kami lewati untuk keluar dari kampung mereka, kampung keluarga kami yang kedua..
Sampai kami masuk lagi ke bagian alas suwung..

Kami hanya mengandalkan peta lontar dari mbah buyut..

Memang alas ini alas yang sama, namun kami bagaikan sudah hafal dengan setiap jalurnya, kami dengan mudah mendapatkan dan menemukan setiap titik tanda dari peta tersebut
Walaupun pada waktu itu kami baru tau kalau arah mata angin bisa dilihat atau ditemukan pada kode alam, yaitu dari letak lumut yang menempel disetiap batang tumbuhan besar...
Mungkin mudah dan sudah banyak yang tau kode lumut batang kayu ini..
tapi bagi kami, ini hal baru. Lumut akan berwarna hijau disisi sebelah timur, dan lumut yang menguning kehitaman ada disebelah barat.. dengan mudahnya kami mendapatkan arah angin ini semat-mata karena pengetahuan yang diberikan oleh mbah buyut kepada kami bertiga..
Jengkal tanah alas suwung/blank kami pijak bersama hembusan angin tipis saat sepatu kami menginjak pijakan di alas suwung
"Jancok, tibakno nggampang yow liwat alas kene iki, gak koyok pas wingenane iku.."

(Jancok, ternyata ganpang ya lewat alas sini, tidak kaya kemarin itu..)

ucap hendro tidak henti-hentinya mengumpat kebodohan kami
"wes diwarai ojok misoh kok koen iki hen, cangkemu iku opo gak tau diselameti tha?? Rinio tak tapuk sepatu"

(Sudah diajari jangan mengumpat kamu itu hen, mulutmu apa tidak pernah diselametin?? Kemari aku tabok sepatu)

ucap suno jengkel akan semua umpatan-umpatan dari si hendro
Aku tetap diam dengan anganku, angan kehilanganku akan gadis, kampung, dan warga disana..
"Sakjane neg aku gak sekolah, paling mending aku ono neg alas b***** rek, aku seneng karo keasrian alam lan isine"

(Sebenarnya kalo aku tidak sekolah, mendingan aku di alas b***** bro, aku suka sama keasrian alam dan isinya)

ucapku pada keduanya
" sakjane koen iku mek kroso kelangan si mayang yow pur, gak lebih hehehe"

(Sebenarnya kamu itu cuma merasa kehilangan si mayang ya pur, ngga lebih hehehe)

ucap suno padaku
"Njajal gak ono arek wedok ayu nok kono, sing ono wong tuo tuo kabeh, mesti wes mlayu molai winginane koen le"

(Coba ngga ada anak gadis cantik disana, adanya orang tua semua, pastj sudah lari dari kemarin kamu le)

ucap suno sambil mengejekku
"koen wero cok, mau dalu koen ngeciwis ae, karo ngomong sayang-sayangan karo si mayang iku? Sak jane aku karo suno gak turu cok, aku kok yow mesam mesem tapi yow kroso sak aken nang awakmu karo mayang, 'cinta beda yang tak pernah sampai' jare.."-
-(Kamu tau cok, tadi malam kamu-ngomong terus, sama sayang-sayangan dengan si mayang itu? Sebenernya aku dan suno tidak tidur cok, aku ya mesa-mesem tapi ya merasa kasian sama kamu dan mayang 'cinta beda yangyang tak pernah sampai katanya'..)-
-ucap si hendro menambah tertawa mereka berdua..
"Mangkane dadi pemuda iku sing akeh pacare, ojok jombla jomblo ae, kenal sepisan wes arep dijak rabi, lha koen iku opo yow podo karo kewan tha... Hehehehe"

(Makanya jadi pemuda itu yang banyak pacarnya, jangan jombla jomblo aja, kenal-
-sekali sudah mau diajak nikah, lha kamu itu apa ya sama dengan hewan.. hehehe)

ejek si hendro menambah kelucuan itu
Aku ini manusia

yang mempunyai citra, rasa, dan karsa..

akan tetapi ketiganya tak berguna tatkala cinta sudah bicara..
Batu dengan diameter lebih dari 6 meteran itu menjulang bak permata hitam diatas tanah, namun anehnya seperti ada mural-mural halus berwarna merah

Apakah itu mural masyarakat purba, atau ada orang sebelum kami yang datang kemari?

ahh itu tidak lah penting bagi kami..
Dihari ke enam ini kami diharapkan sampai di atas batu suryo moncer ( surya terbit ), kenapa area itu disebut dengan nama itu, akupun kurang tau

Bahkan si hendro yang sering bertanya kepada mbah pun, tidak mengetahui artinya..
"Kok iso dijenengno watu suryo moncer yow, padahal ga kenek sinar mentari blass.. malah kesanne deket dedet iki kakean rendetan.."

(Kok bisa dinamai batu surya terbit ya, padahal tidak kena sinar mentari sama sekali..malah kesannya gelap gulita tertutup semak belukar)

-
-celetuk suno persis dengan apa yang aku pikirkan

Yang penting bisa selamat dari alas suwung/ blank saja sudah sangat lebih dari cukup bagi kami
Dari sebelah kanan kami keluarlah pasukan putih berkuncung ..

" Cok! ati - ati ono pocongan iku ning sampingmu"

(Cok! Hati-hati ada pocong itu disampingmu

kata hendro sambil menarikku..
Di tempat itu kami mendapatkan sambutan kurang begitu mengenakkan

ada sekitar tujuh pocongan diatas kanan, dan puluhan lainnya dibawah kami...
Pocongan itu keluar dari sela-sela pepohonan,

kenapa dihutan seperti ini ada pocong??

Muka yang terkelupas dengan sedikit daging membusuk, mata yang gosong namun memendam rasa kebencian yang teramat dalam..
Mau tidak mau kami harus siap mental berhadapan dengan pocong-pocong itu
--End---

Petualangan purnomo dkk kembali dilanjutkan untuk keluar dari alas suwung

Dan mungkin kejutan apalagi yang akan mereka dapat di dalam alas suwung

Ternyata kisah ini masih sangat panjang

Saya akan sambung di

"HARU MAHAMERU PART 3"
Sebelumnya saya berterimakasih pada narasumber mas romo purnomo

Dan saya hanturkan juga ucapan
Sembah nuwun sedalam-dalamnya kepada mbah buyut yang bersedia saya sebut dan sempat datang dalam mimpi saya dan mas purnomo
Terimakasih teruntuk @alwais_kitty yang telah membantu saya dalam pembuatan sampul thread saya

Serta semua teman-teman saya yang sudah bersedia mengantar saya kemana saja saat ingin menulis
Terimakasih juga untuk para pembaca yang masih membaca sampai sejauh ini, maaf jika harus bersambung lagi karena masih dan masih terlalu panjang cerita ini

Jangan lupa follow @balakarsa untuk lanjutan dan thread selanjutnya

Matursuwun 🙏

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with patrick ethnic ☆

patrick ethnic ☆ Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @balakarsa

Nov 9, 2023
A. Thread

-LARE BAJANG DESO GANDARWO-

"ini secuil kisah saya tentang desa genderuwo"

#bacahorror #bacahoror Image
Malam yang dingin di desa wanamaja, seorang anak laki-laki nampak terduduk lesu dibawah pohon randu. Ia menangis tersedu-sedu karena baru saja ia mendapatkan beberapa pukulan dari bapaknya.
Anak itu benar-benar nampak sedih dan berpikir apakah orang tua dan keluarganya menyayanginya. Ataukah ia hanya sebatas anak pungut yang dirawat kelurganya. Begitu banyak pikiran aneh berterbangan di benak kepala anak usia 7 tahun itu.
Read 28 tweets
Nov 4, 2023
A. Thread

Pesugihan Tanpa Tumbal

"mereka yang ingin kaya tanpa menumbalkan apapaun selalu datang ke rumah ini"

@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht
#bacahorror #bacahoror #ceritahorror Image
Dimanapun manusia berada ia akan selalu mencari cara instan dalam memperolah kekayaan.

manusia tidak pernah dilahairkan jahat, namun sifat jahat selalu mengikuti kemanapun manusia berada.
kali ini ijinkan saya bercerita tentang pengalaman narsumber saya yang bernama eko, dimana eko pernah melakukan sebuah ritual pesugihan dengan cara yang sangat mudah. tapi kini semua yang ia lakukan membuatnya dalam kata putus asa.
Read 57 tweets
Oct 16, 2023
-KELUARGA TANPA RUPA-

(Diambil dari kisahnyata dari DM)

#bacahorror #bacahoror

@bacahorror @ceritaht @IDN_Horor Image
Assalamualaikum, kali ini ijinkan saya untuk bercerita tentang sekelumit kisah dari DM yang sudah dibagikan kepada saya.

DM yang membuat saya bertanya-tanya akan sebuah pengalaman hidup yang sama sekali tak mampu dinalar karena kengeriannya.
Ini adalah pengalaman hidup seseorang bernama Aryo yang sampai saat ini masih menjadi misteri yang tak pernah bisa terpecahkan.

Selamat membaca 🙏
Read 60 tweets
Oct 3, 2023
KAWANKU SI PEMUJA POHON BELIMBING

-INDEKS-
(SEMUA KISAHNYA ADA DI SINI)

"Ini adalah cerita yang tak nalar yang pernah saya alami, sebelum membaca ceritanya tertawalah dulu sebelum terlambat" Image
Sebelum membaca semua cerita ini, alanglah baiknya baca doa dulu njih. Matur Nuwun
Read 9 tweets
Sep 16, 2023
-URBAN LEGEND & SEJARAH-

Dari julukan bus tercepat menjadi bus pencabut nyawa. Siapa sangka bus ini pernah berjaya pada masanya. Image
Bus Sugeng Rahayu kembali terlibat kecelakaan maut.

Kali ini salah satu armada bus tersebut bertabrakan dengan Eka Cepat di kawasan Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, pada Kamis Subuh, 31 Agustus 2023.
Laporan sementara, 15 korban dilaporkan luka-luka, tiga orang tewas. Dua di antaranya kedua supir bus Sugeng Rahayu dan Eka.
Read 23 tweets
Sep 12, 2023
A. Thread

Cerita turun-temurun ini sudah seperti urband legend. Mungkin bagi kebanyakan orang akan sengaja melupakan sosok ini. Tapi, bagi mereka yang masih mengingatnya akan merasa sangat ketakutan. Ya, ketakutan akan pocong mbah darjo yang pernah bergentayangan di tahun 1965

@bacahorror @IDN_Horor
#bacahorror #bacahororImage
Masih ingat dengan berita ini?


Image
Image
Image
Image
Ya, foto diatas sempat gempar di tahun 2014. Ribuan orang berbondong-bondong melihat kesalah satu rumah yang berdekatan dengan ruko-ruko, bahkan ada yang sampai menunggu hingga subuh karena ada rumor penampakan pocong disana. Kalau tidak salah itu ketika puasa, cmiiw
Read 23 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(