Bayangkan. Presiden RI dg 230 juta rakyat, jasnya hanya 2 lembar! Bukan Boss atau Versace.
Setiap kali presiden baru terpilih, salah satu agenda utama staf Istana adalah pembuatan foto resmi presiden dan wapres. Itu lho, foto2 yg dipajang di kantor2 dan sekolahan. Biasanya di kiri dan kanan Garuda Pancasila. Foto itu produksi Istana Kepresidenan.
Tak terkecuali ketika #GusDur terpilih sbg presiden. Apalagi pertama kali Presiden RI terpilih secara demokratis meski msh melalui mekanisme pemilihan MPR. Angin baru
Kita, staf istana sdh mempersiapkan semuanya 3 hari sebelumnya. Skenarionya adalah, set foto sudah siap 100%. Presiden tinggal datang, lalu foto cepret2, selesai, dan Presiden bisa sgr meninggalkan tempat.
Dulu kita harus setting banyak lampu yg rumit lalu dicoba dulu dg polaroid foto langsung jadi sbg contoh. Dari situ kita bisa menilai hasil foto nantinya.
Skenarionya, pd saatnya besok presiden datang, langsung pose lalu difoto cepret2, selesai. Stlh itu Presiden bisa sgr meninggalkan tempat untuk lakukan tugas negara lainnya.
Stlh bbrp saat menunggu, Bapak Presiden KHm Abdurrahman Wahid tiba di tempat. Tempatnya di salah satu ruangan di Wisma Negara komplek Istana Kepresidenan.
Beliau sdh berjas lengkap PSL dg selusin pin2 resmi kepresidenan berkilau yg tergantung di jas warna gelap. Gagah.
Gak pake lama, kamera polaroid langsung beraksi puluhan shutter. Cepret2 cepret2 cepret2!
Klita langsung cek hasilnya. Okekah?
Tidak!
Jas beliau tampak kurang rapi. Kusut.
OK. Coba lagi.
Lalu hasilnya kita cek lagi.
OK-kah?
Gak juga! Masih juga jelas terlihat kusut.
Aduh!!
Masuk akal.
Tp masalahnya ada dua.
1. Yg mau disterika itu jas presiden. Masak presiden disuruh nunggu jasnya disetrika?
2. Dimana mau cari setrika di istana?
Jadi cari setrika di istana bukan perkara mudah.
Beliau dg ikhlas 'menerima nasib' harus menunggu untuk beberapa saat.
Wajah beliau biasa saja. Datar.
Wajah Presiden Gus Dur biasa saja. Tak ada kesan jengkel sama sekali.
Setelah melepas jas, beliau duduk dan minum teh ditemani putrinya Mba Yenny.
Bayangkan. Presiden RI, Panglima Tertinggi atas Angkatan Perang, Darat Laut dan Udara disuruh nunggu setrika!
Saat itu nunggu setrika rasanya lamaaaaaaa banget. Rasanya pingin lari dr kenyataan ini.
Akhirnya kawan saya datang juga. Ia menjinjing setrika sambil tangan satunya memeluk meja setrikaan motif kembang2. Dari jauh mirip orang dansa.
Siap!
Siaaap?!
Belum!
Kabel setrika kurang panjang!
Gak nyampe colokan!
Wuzz!!
Teman saya langsung terbang lagi menghilang cari kabel.
Padahal kalo saja saya presidennya, pasti seluruh staf istana ini akan saya hukum nguras samudra Indonesia.
Kalo sampeyan jadi presidennya marah gak kira2?!
Presiden Gus Dur gak marah sama sekali. Malah masih asyik ngobrol dg putrinya. Sekali2 mereka berdua tertawa2 kecil.
Aduuuuh!
Wajahnya ceria meski tubuhnya kuyup oleh keringat. Giginya yg gak rata itu dia pamerin ke semua orang.
Mission accomplished! Mungkin gitu pikirnya.
Dan tuntaslah sesi pemotretan foto resmi kepresidenan tsb dg baik.
Mulai sekarang kalo anda lihat foto resmi Presiden Gus Dur yang gagah itu, ingat cerita ini ya.
Bless you and this nation.
SEKIAN.
Jangan tanya jas apa yang bisa diberikan negara kepadamu.
Tapi apa yang bisa kamu berikan untuk bangsa ini.
Deal ya guys?! 😊
Salah satu anugerah terindah dari Tuhan Maha Pengasih kepada bangsa kita: #GusDur.
Foto: Biro Pers dan Media, Sekretariat Presiden RI.