My Authors
Read all threads
ㅤ ㅤ ㅤ

3 HARI HILANG DI GUNUNG MERAPI
"TANPA MAKANAN DAN MINUMAN"



A THREAD ㅤ
Karena sekarang #malamselasa waktunya ngthread tentang pendakian-pendakian lagi. Yuk dari pada gabut mending baca thread ini dan sambil berimajinasi.
Seperti biasa aku mulai cerita di rt 30 ya
Sumber Instagram : Exploregunung_
Narasumber : Yanuari Rico
Sekarang tanggal 9 di bulan Desember 2013... jam 10.05, terbangun tadi pagi ada yang ngasih tau kalo pasar Bubrah, Merapi sedang dibicarakan misterinya di K*ompas TV. MERAPI?? Mendengarnya aku langsung teringat 36 hari yang lalu, tepatnnya tanggal 3 November 2013.
Setelah packing pada malah hari tanggal 2 November 2013, yang sejak bulan lalu teman-teman udah pada ngerencanain dan udah pada nyamain hari libur buat berangkat ke Merapi, Merbabu.
Siang hari sampai sore hari aku dan Panji menyiapkan Logistik dan perlengkapan yang akan kami gunakan untuk berangkat kesana. Setelah selesai, Aku,Afi,Panji,Jamal Berangkat ke Terminal.
Tepatnya pukul 18.00 Waktu Indonesia Bagian Jam Tanganku, kami tiba di terminal Purabaya(Bungurasih). Sambil menunggu kedatangan teman-teman kami;Mas Danis dan Andik (Bukan Vermansyah) kami mengisi perut dulu. Sejam kemudian masih ga ada tanda-tanda kemunculan 2 sosok tersebut.
Pada akhirnya, tepat pukul 19.15(Udah ngantuk,capek,), datenglah Mas Danis, tapi Anduk baru dateng 15 menit setelahnya dan ternyata dia mengajak temannya, Mas sigit.

Mungkin karena long week-end, jadi lama juga baru dapet bus. Tepat jam 20.15 kami naik Bus M*RA ke SOLO.
Wahai ketika, aku terbangun, rupanya hari pun sudah pagi (Pukul 03.00), hingga tiada aku sadari, aku lah tiba di Kota Solo(mirip lirik kereta malam hehehe). Di Tirtonadi Solo, kami istirahat 15 menit dan melanjutkan perjalanan selama 30 menit ke Boyolali.
Di terminal itu, kami istirahat lagi untuk melaksanakan ibadah subuh, yah walau sempat kesulitan buka kunci Mushola. Hm... kurang ibadah kali ya?? Disini kami bertemu teman baru Mbak Al dan Mas YAYAN...
Ok.. udah jam 05.10, saatnya berangkat ke pasar Cepogo, dapet harga murah sih, tapi kok mobilnya ga kuat nanjak dan hasilnya kami harus berjalan kurang lebih 1 km ke Ps. Cepogo!!. Udah nyampek pasar, udah dapet bis ke Selo, eh nunggu jam 7 baru berangkat 53 menit kemudian,
sampailah kami di Selo, yah lagi-lagi jalan ke New Selo... ga apa-apa, itung-itung pemanasan.

Jam 08.15, New Selo. Di Tulisan ala Hollywood itu kani berada, saat itu untuk melengkapi logistik dan ada diantara kami yang sarapan disini termasuk aku hehe.
Jam 09.20 kami berangkat deh, pastinya ga lupa berdoa dulu...

Well, perjalanan dimulai (tanpa kepikiran kalo ini awal petualanganku jadi survivor,hahaha). Setelah melewati perkebunan warga, jam 10 udah tiba di Gapura "Welcome To Merapi Mount National Park".
Hm.. gakerasa 2 jam berjalan Aku,Afi,Al dan Yayan (Yang lain tertinggal 30 menit, karena ada 2 diantara kami fisiknya perlu perhatian khusus) berhenti sejenak karena rintik-rintik air turun membasahi dan kami akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan
dan berencana untuk berhenti di pos 1. 1 jam berlalu, belum juga menemukan pos 1, tapi kami menemukan tempat yang indah untuk berfoto hehe.

Setelah Mas Yayan ngabisin sebatang rokoknya, ternyata udah ga gerimis lagi. Dan kami melanjutkan perhalan menuju pos 1.
Sepanjang perjalanan banyak pendaki yang turun dan mengingatkan kami bahwa di atas pasar bubrah sedang dilanda badai. 1 jam berlalu lagi, dan kami sempat putus asa, karena Pos 1 aja belum ketemu, gimana puncaknya? Jangan-jangan sejenis Argopuro nih Gunung Merapi.
Ga tahan juga sih, akhirnya saya tanya orang aja. "Pak, Pos 1 masih jauh ga?". Eh ga taunya si bapak ngejawabnya "Lhah! Udah jauh dibawah tadi mas, 19 menit lagi aja udah pos 2". What!! Ternyata tempat kami berhenti tadi waktu gerimis adalah didekat pos 1. Hehe.
Nyampek Pos 2 kami memutuskan untuk menunggu teman-teman yang lain dan lagi-lagi sempatkan waktu untuk berfoto... hehehe wajib tuh hukumnya. 30 menit, belum dateng juya, sampe si Afi udah terlelap dan mimpi nyampek puncak,Hahaha.
15 menit kemudian dateng lah Mas Danis, Andik dan Sigit udah nyampek, tapi Panji dan Jamal? Belum keliatan juga ujung pusernya... tapi Mas Danis bilang "Gak apa-apa, kita nunggu di pasar bubrah aja". Ok 5 menit kemudian kami melanjutkan lagi ke Pasar Bubrah,
sepanjang perjalanan sampe di atas Watu Gajah, ada sekelompok pendaki lain mengingatkan kami, "di Atas Badai Mas.." "ok, makasih... badai pasti berlalu" kataku. Benar juga katanya, belum juga nyampek pasar bubrah, angin bener-bener ga seperti yang kami kira.
Sebelum juga saya pernah merasakan tipuan angin kencang di Gn. Arjuno, tapi tidak sekencang ini, ini adalah angin terkencang yang pernah saya rasakan. 30 menit kemudian kami sampai di batu in Memoriam Pelajar PA SMA 4 Yogyakarta.
Setelah mengheningkan cipta sejenak kami mencari tempat istirahat untuk memasak dan menunggu teman-teman yang lain.

Lama juga kami menunggu teman-teman sambil menyalakan kompor Gasmate kami dan memasak di atas nesting,
tak jauh dari tempat persembahan masyarakat sekitar untuk Gn Merapi. Ada Tengkorak kerbau dibalut dengan kain putih tak jauh dari tempat kami. Disebelahnya juga ada tempat menyalakan dupa, yang sempat tersenggol olehku.
Sekitaran pukul 14.45 datang lah Mas Danis disusul oleh Panji dan Jamal. Bravo Kawan!! Kalian sanggup sampai disini.

Sekitar jam 15.05, itu adalah terakhir kali saya melihat jam, karena setelah itu HP kumasukan ke dalam tas kecil.
Tak lupa Victorinox kesayanganku (hadiah dari temanku ketika dia di Eropa). Ku gantungkan di pergelangan tanganku dan ku masukan ke dalam saku celana seragam abu-abuku dulu yang selalu menemaniku ke puncak.
Botol Air mineral 600ml yang sudah kumodifikasi tutupnya kuberi selang, jadi aku gaperlu repot-repot buka tutup. Semua barang-barang bawaan kami tinggal di Pasar Bubrah, untuk meringankan beban kami.
Kabut dan badai sudah mereda, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak merapi. Namun di tengah perjalanan, kabut mulai nampak lagi dan angin mulai kencang, tapi tanggung sudah setengah perjalanan pikir kami. Sudah sejauh ini, sangat sayang apabila kami gagal.
Hingga akhirnya setelah jalan pasir, batu kami lalui kami sampai juga di Puncak Merapi pada pukul 16.00. Lagi-lagi kami harus menunggu panji dan jamal untuk sampai di atas. 15 menit kemudian, mereka sampai juga di puncak Merapi. SELAMAT KAWAN!!
Tak lama, tiba-tiba hujan mengguyur kami, tepat jam 16.30 kami memutuskan turun. Sekarang giliranku dan mas Dansi yang memBack-up panji dan jamal. Mereka berlima turun lebih dulu. Hujan begitu deras memaksaku untuk menitipkan Tas yang aku bawa ke Mas Danis,
Magrib dulu entar beres magrib aku mulai lagi
karena didalamnya ada beberapa HP yang dititipkan kepadaku. Aku berada didepan jamal untuk mencarikan jalur yang aman untuk dilalui. "Lewat kana ae! Dalane enak!" (Lewat kanan aja, jalannya enak). Itu adalah kata terakhirku sebelum akhirnya ada badai yang mengempasku jatuh..
Jatuh! Ya aku jatuh tersungkur dan terperosok pasir dan kerikil. Mungkin lebih sama dengan ian(Saykoji) waktu jatuh di film 5 cm. Lama juga aku terjatuh hingga aky sempat ling lung, pusing. Aku melihat ke belakang, hanya kabut yang aku lihat,jarak pandangky tak lebih dari 2m!!.
Aku teriak Mas Danis, namun tak lebih kencang untuk mengalahkan suara angin kala itu!. Aku jongkok untuk melihat jalanan (terhalang kabut). Aku kira aku tetap berada di jalur yang benar, namun aku tertinggal karena tadi sempat terjatuh.
Dan aku ingin bergegas sampai pasar bubrah sebelum petang! Aku berdiri, ternyata sendal eig*erku sebelah kiri putus. Kulepas dan kutinggalkan di tempatku kala itu, aku berjalan cepat. Namun sial, lagi-lagi aku gabisa menjaga keseimbanganku yang terhempas angin,
lagi-lagi aku jatuh, aku terkejut kala itu karena anginnya benar-benar kencang, membawa terbang batu-batu seukuran lebih besar dari kelapa. Aku putuskan tidak berdiri karena beresiko terkena batu-batu itu.
Hingga akhrinya batu berukuran lebih dari 2x ukuran bola basket mengenai punggungku. Alhamdulillah, aku bersyukur sekali batu itu tidak mengenai kepalaku.
Ya ALLAH!!! aku tersesat!! Ya aku tersesat sendirian di gunung Merapi. Aku berlari ke bawah menghindari batu-batu yang terbang itu. Hingga akhirnya aku sampai di tempat yang mirip pasar Bubrah. Mirip? Ya mirip sekali, namun aku hanya berputar-putar di tempat itu.
Dan aku sadari! Itu bukan pasar Bubrah!! Seolah-olah tidak ada jalan. Aku duduk di sebuah batu, menenangkan diri, berpikir bagaimana aku bisa keluar dari sini dan kembali ke Rumah di Surabaya.
Aku melihat kala itu ada jalur seperti sungai namun ga ada air sama sekali, seperti bekas sungai. Ya!pikirku kala itu, jalur sungai pasti ujungnya ada pemukiman/perkebunan warga. BISMILLAH! Aku akan memilih jalur itu.
Berbekal Victorinox, sendal sebelah kanan saja, sarung yang kulilitkan di kepala(Mirip jaman kecil kita dulu main ninja-ninjaan) pakaian yang kupakai kala itu adalah kaos batik, bergambar plesetan wayang yang bermain gitar,
celana SMA dan baju Almamater HISTALA7(Himpunan Siswa Pecinta Alam SMAN 7 Surabaya)organisasi yang aku cintai sampai sekarang ini meskipun sudah 6th jadi alumni.

Praktikum Survival dimulai,aku lalui jalan berbatu yang benar-benar sangat tajam terasa menusuk ditelapak kaki kiriku
Mungkin saat itu sekitar pukul 5.30an sore, saya tidak tahu pasti. Yang jelas matahari mulai menghilang, berganti shift kerja dengan sang Rembulan. Aku sampai pada ujung jalan! Ya ternyata dibawahku ini tebing, meskipun cuma sekitaran 5m(ga tau pastinya, Gelap),
tapi benar-benar extrim bagiku dimana ga ada safety apapun, penerangan saat itu hanya cahaya dari sang pencipta, terima kasih Bulan. Aku turuni tebing itu dengan segenap tenaga dan kemampuanku, yap aku sampai dibawah selamat, namun yang ga selamat adalah sendalku.
Ya lagi-lagi menelusuri jalur bekas air ini, namun sekarang tanpa alas kaki apapun. Saat itu, aky merasa ada yang mengikutiku, namun saat aku lirik betapa terkejutnya aku. Seperti aku melihat batu kerikil yang melayang di dasar tebing tadi...ah, mungkin hanya perasaanku saja.
Aku melanjutkan langkah kakiku. Tuhan! Cobaan apalagi sekaramg, hawa dingin benar-benar terasa saat itu ditambah rintik-rintik air kini ikut menemani perjalananku..

Jalan, terus berjalan saat itu,, tanpa makanan..ya! Terakhir makan adalah jam 8.30 tadi pagi.
Minumpun tinggal ¼ botol..lebih, ditambah medan yang sangat sulit dilalui dengan kondisi cahaya seperti ini, aku melihat ada batu besar sekali dan cekungan dibawahnya dan ada batu yang lebih kecil seolah mengganjalnya agar tak jatuh. Aku rasa aku bisa istirahat didalamnya.
Dengan resiko batu itu kapanpun bisa saja jatuh. Istirahat, itulah yang kudapatkan ketika dulu mendapat ilmu tentang survival. Aku harus menyimpan tenanga untuk melanjutkan perjalanan diesok hari.

Menangis!! Ya akui aku menangis sekencang-kencanya kala itu.
Mama, Keluarga, semua teman-teman yang ikut tadi; Afi, Panji, Danis, Andik, Sigit, Al, Yayan. Aku sayang kalian!! Aku gamau kalian menangis karena aku. Jadi aku harus selamat!! Setelah itu aku lalu menenangkan pikiran dan hatiku,
aku minta kepada Allah,,, ya Allah, sampaikan kepada ibuku, mama aku tidak apa-apa. Aku akan selamat sampai Surabaya! Hingga akhirnya akupun terlelap.
Paginya aku terbangun oleh cahaya matahari. Aku tidur sengaja menghadap timur biar bisa bangun ketika matahari kembali menggantikan shift sang bulan. Yah dengan doa aku melanjutkan perjalanan. Sebelumnya, aku minum sisa air yang tinggal 2 tutup botol kala itu
dan akhirnya aku memutuskan untuk menampung air seniku untuk bertahan hidup, karena saat itu tidak ada air sama sekali, batu-batu pun tidak menampung air sedikitpun.
Saat itu aku putuskan coba naik lagi ke puncak merapi, setelah batu-batuan yang benar-benar tajam dan tebing yang benar-benar ga bisa aku lalui untuk kembali turun ke jalur selo. Saat itu juga aku putuskan kembali ke jalur antah-berantah tadi.
Aku coba untuk memakan vegetasi yang ada disekitar batuan, namun siapnya hanya gatal yang aku dapat dilidah. Sesuai dengan yang aku pelajari dulu, bahwa jika dilidah gatal berarti beracun, ya sudah aku tidak melanjutkan. Hanya minum yang ada di botol ini saja selama perjalanan.
Sedih, bingung, sedikit rasa takut yang menenmaniku sepanjang perjalanan. Kakiku mulai perih siang itu, darah mengalir dari telapak kaki aku usap dengan sarungku. Terlintas ide untuk merusak sarungku menjadi alas kaki.
Tidak ada lagi rasa eman(sayang) meskipun setiap jumat sarung ini yang kugunakan. Meskipun sedih,takut dll, namun jujur saja aku sangat takjub saat itu melihat jurang dan yebinh yang benar-benar luar biasa. Allah, sungguh indah ciptaan engkau...
ah sayang tidak ada kamera/hp yang aku gunakan untuk mengabadikan momen ini.

Sore mulai menjelang, seperti mendapat "Jackpot" aku melihat ada genangan air di atas batu, yang cukup untuk 3 teguk. Alhamdulillah, terima kasih Allah untuk air ini.
Mohon maaf ya teman-teman hewan yang minum ini, sekarang aku benar-benar butuh. Lagi-lagi aku melanjutkan perjalanan ke Timur ini dan Subhanallah, aku melihat melihat permukiman warga, meskipun masih jauh tapi aku bersyukur.
Yah, saat hari udah mulai sore, aku lagi-lagi terpesona dengan keindagan batuan di tebing-tebing merapi... melewatinya dan beryukur banyak air melimpah di bebatuan yang menampungnya. Namun itu semua teralihkan saat aku melihat sesosok berbulu putih seukuran itik hinggap di batu~
~yang berjarak kurang lebih 50cm dari tempatku mengumpulka air. Apakah elang yang dihadapanku?. Benar, itu Elang Jawa rupanya. Pikiranku yang kala itu dikendalikan oleh perut, benar-benar gelap mata dan mengendap-ngendap dibelakangnya.
Aku buka victorinoxku, pikirku paling tidak aku harus dapatkan telurnya!.

Semakin dekay dan mendekatlah aku pada sarang itu, namun aku benar-benar terkejut, ternyata sang Elang Putih itu seeang menyuapi anak-anaknya, ALLAH aku benar luluh.. gatega,
bener-bener ga tega melihat keluarga bahagia itu,aku tutup kembali ke victorinoxyku, namun aku lagi-lagi takjub akan alam merapi,ternyata si Induk melihat keberadaanku dengan jarak sekitar 10-5cm,namun bukan seperti yang aku bayangkan si Induk akan marah kepadaku dan menyerangku,
malah dia seolah membiarkan ku melihat keindahan Bulunya. Oh Tuhan terima kasih, seandainya aku membawa kamera/hp aku bisa berbagi dengan semua.

Lalu seolah aku lupa waktu karena melihatnya, aku teringat bahwa aku sedang tersesat. Aku harus kembali berjalan.
Sampai jumpa kawan semoga kau dan anak-anakmu sehat selalu dan tetap berada di alam tanpa gangguan manusia yang tidak bertanggung jawab. Aku melihat ke atas, seolah-olah ada jalan setapak, aku gembira sekali ternyata sudah bertemu jalur manusia, aku usaha semampunya untuk kesana,
namun aku benar-benar terkejut, jalur ini bukanlah jalur manusia... jejakknya jejak binatang. Oh tuhan, jika aku kesana hanya 2 piluhan aku yang memakan hewan itu atau aku yang disantapnya. Aku putuskan ke jalur tadi.
Aku harus bersiap karena sebentar lagi bulan akan menggantikan matahari. Aku harus mencari tempat berteduh, bertahan hidup malam ini, istirahat untuk menyimpan tenaga. Aku menemukan batu namun tidak sebesar kemarin dan hanya bisa menampung badanku saja, jadi kakiku tetap diluar,
ah tidak apa, tidak mendung cuacanya juga, tapi alam berkata lain. Malam itu hujan benar-benar deras, cukup lama juga aku bertahan dalam keadaan basah dan dingin. Oh tuhan, cobaan apalagi ini, aku seolah melihat kabut tebal namun berbentuk manusia melayang ke arahku...
aku hanya bisa berdoa... setelah itu aku tertidur karena terlalu letih.

Aku bermimpi didalam tenda, aku, afi, danis dan anduk baru bangun. Dan seperti biasa andik menyuruhku membuat sarapan untuk kami. Mereka tersenyum padaku.
Dan aku membuka nesting dan memasak nasi dan telur untuk sarapan . Ketika aku makan, keadaan beruba! Aku terbangun karena saat itu aku muntah berkali-kali. Dan aku sadari baru saja aku terbangun dari mimpi yang benar-benarnindah... Istigfar,,, hanya itu yang aku mampu kala itu.
Dan aku memaksa tubuhku untuk mampu terlelap lagi dengan keadaan yang ada.

Paginya aku bangun, "ah... ini saatnya aku melanjutkan" pikirku. Namun sebelum aku mengumpulkan air dari air hujan yang mengguyurku semalam. "Ada hikmahnya juga", gumamku sambil tersenyum.
Berbicara sendiru, menyanyi dan seolah berbicara dan memohon kepada Allah itu adalah hiburan saat itu. Benar kata orang yang mengalami nasib saka denganku saat sendiri dan terdesat dihutan, kita akan merasa sangat butuh berkomunikasi atau kita akan mengalami gangguan mental.
Setelah botol terisi dengan air, walaupun tidak sampai penuh. Aku melanjutkan lagi perjalanan. Hingga aku dihadapkan dengan tebing yang sangat amat curam dibanding tebing-tebing kemarin. Kedalamnya mungkin antara 100-150m. Oh tuhan aku tidak sanggup.
Aku orientasi medan saat itu mencari jalan lain untuk sampai di dasar tebing itu. Setelah beberapa menit perjalanan aku istirahat, kebutulan aku melihat WALANG(bahasa jawa=belalang). Dan aku menangkapnya. Meminta maaf padanya dan mematahkan kaki dan kepalanya(sadis ya?).
Dan aku telan mentah-mentah. Lumayan lah dan aku mencari lagi dan mendapat 1 ekor lagi. Setelah sarapan wapang itu, aku mendengar ada gemuruh kaki beberapa orang dan ada yang berbicara, ya! Aku yakin itu manusia. Aku berteriak sekuat tenanga. "TOLOOOOONG!!", kataku.
Dan mereka menjawab "Rico?", tanya mereka mengonfirmasi apakah itu benar-benar aku. Ternyata teman-temanku sudah lapor ke TIM SAR. "Ya Pak" jawabku. "Cari tempat terbuka dan lambaikan kain ke arah utara", salah satu dari mereka menyuruhku.
Setelah mereka mendapat posisiku, aku disuruhnya untuk mencari tempat berteduh dan tidur, menunggu mereka untuk menjangkau tempatku, karena mereka berada diatas ketinggian sekitar 100-150m diatas tempatku berada.
Setelah aku tertidur, aku sayup-sayup mendengar suara dipanggil oleh tim SAR yang sekarang aku kenal dengan sebutan Mbah Gondrong, Agus santosa adalah nama Aslinya. Mereka datang memberiku air minum dan Roti isi Coklat. Namun tubuhku ga mampu menerimanya. Aku muntah berkali-kali.
Namun kata mereka teruskan saja sampai tubuhku nerima makanan, Beraeti kamu sudah siap melanjutkan perjalanan. Jam 1 siang, mereka menanyaiku, apakah sudah siap. "Ok" jawabku. Sebelumnya ayo kita foto dulu, kata TIM SAR lain yang aku kenal sekarang, namanya mas Misdi.
Setelah aku ganti cepana SMAku(ancur) dengan celana RAIN COAT yang dibawa TIM SAR, aku memakai full boy harness dan dikaitkan pada beberapa webbing yang disambung-sambung.
Aku dan Tim SAR naik ke atas, dimana mereka pertama kali menemukanku dan setelah aku sampai atas aku baru tau ternyata itu adalah jalur pendakian merapi via Deles. Di dekat pos 2 Deles. Aku naik dengan segala sisa tenagaku.
Ditambah dengan hujan yang lagi-lagi mengguyurku dan TIM SAR, aku diberikan RAINCOAT oleh salah satu dari mereka. Sungguh perjalanan yang meletihkan. Sepanjang perjalanan aku dihibur oleh TIM SAR dengan saling becanda. Namun ditengah perjalanan ketika kami break sejenak,
aku terkejut diberi tahukan oleh TIM SAR, bahwa aku adalah korban ke 3 yang selamat dari tempatku ditemukan tadi, yang lainnya meninggal dunia. Innalilahi...

Sekitar jam 2 aku sampai di jalur pendakian deles. Disana aku dirawat oleh TIM SAR, ganti baju,
diberi minyak gandapura dan diberi makan mie instan dan air hangat, "Terima Kasih", ucapku lemah. Kami lalu mepanjutkan perjalanan ke Pos Deles. Akhirnya pada pukul 8 malam kurang lebih, kami tiba di pos Deles dan sudah ada mobil Ambulance dan Afi yang menungguku.
Kamipun langsung menuju Rumah Sakit Cakra Husada Koaten. Setelah itu di RS, aku dirawat. Tak lama kemudian aku mendengar suara ibuku. Ternyata keluargaku menyusul ke klaten. Tangis haru menyelimuti kakak, paman dan teman-temanku.
Hanya ibuku yang tersenyum dan memeluk sambil berkata "Mama yakin kamu selamat". Dan setelah infusku habis, kami berpamitan dengan tim SAR yang berbaik hati dan tulus menolong tanpa mengharapkan apapun. Kamipun pulang ke surabaya.
MERAPI... terima kasih atas pengalaman yang luar biasa ini. Aku tidak akan melupakannya seumur hidupku. Terima Kasih TIM SAR Boyolali dan KLATEN. Terima kasih WALANG. Matur Nuwun Sanget Mbah Gondrong, Mas Misdi, Mas Gimar. Dan semua yang telah menolongku.
Aku ga akan malupakan jasa-jasa kalian. SEKALI LAGI, TERIMA KASIH MERAPI... SAMPAI JUMPA LAGI... (End)
Sekian thread kali ini semoga dapat diambil muatan baiknya dan dibuang muatan buruknya. Jangan takut untuk mencoba mendaki gunung asal peralatan safety,teman berpengalaman dan mental yang kuat dijamin pendakian aman. Dan jangan lupa jaga sopan santun di Gunung/hutan tersebut.
Bro buat kalian yang suka ngeliat suka tentang pendakian gunung, cek lah youtube saya ini tentang video dokumentasi saya mendaki gunung. Jangan lupa subscribe ya

youtube.com/c/Ramakomaruza…
Pantengin terus ya soalnya setiap #malamjumat dan #malamselasa saya bikin/share thread tentang pendakian gunung mistis/tersesat lagi. Sekian

#SalamLiterasi
#SalamLestari
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Rama KomaruZaman

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!