My Authors
Read all threads
1. Saya menulis kata sholat, sholawat, dengan satu kesadaran bahwa itu bukan bentuk baku. Kata sholat, صلاة, berasal dari “tselota”, bahasa Aram (Suriah), induk dari bahasa di Timur Tengah. Orang Kristen Ortodoks Arab, sebelum Islam datang, menggunakan "tselota" padanan salat.
2. Orang-orang Kristen Ortodoks Arab, melaksanakan sholat tujuh waktu, As-Sab’u ash-Shalawat. Maka orang-orang Kristen Ortodoks Arab, menyebut doa "Bapak Kami" dengan sebutan "Sholattul Rabbaniyah". Jam-jam sholat mereka, iddana tselota (Aram), sa’atush salat (Arab).
3. Sholat merujuk ke shalla-yushalli-shalat-shilat. Dari berbagai derivasinya (proses pembentukan kata) dan membentuk laksem baru, muncullah wushlah (sambungan), shila (hubungan), washl (tersambung), wishal (ketersambungan), shaulah (sambungan), dan shalaa (ketersambungan).
4. Mari kita lacak tiga huruf dalam kata sholat.
ص (shad)
ل (lam)
ت (Ta)

Ada apa di tiga huruf tersebut?
4. Oleh ulama muntanabi, ulama yang benar-benar mengikuti sunar Rasul, begini rinciannya.
ص (Shad)

Shad, shidqul qouli itu "benar ucapannya". Jadi orang yang mendirikan sholat dengan benar, tak bisa berkata bohong. Terjaga tutur katanya. Berat nih.
5. Masuk ke hurup ل (Lam):

Ia bisa dijabar, lainul qolbi, lembut hatinya. Jadi orang yang mendirikan sholat, tak sekadar menjalankan sholat, hatinya akan lembut, termasuk laku dan tutur katanya. Al-Latif, melansir asma-asma Allah, Allah Maha Lembut.
6. Huruf ketiga dari sholat, ت (Ta), ulama mutanabi merinci begini:

Ia dipapar pada niat menjauhi segala bentuk maksiat. Jadi orang yang mendirikan sholat, niat tuk bermaksiat pun akan terjaga. Berat ini.
7. Ini baru deskripsi dari kata sholat, صلاة, belum masuk pada gerakan-gerakan sholat. Jadi memang, harus diakui, selama ini, sebagian dari kita, masih sebatas menjalankan sholat, belum mendirikan sholat. Padahal sholat, awal dari semua "interogasi amal" kita di dunia.
8. Sholat itu sepertinya hanya gerakan takbir, ruku' dan sujud. Secara lahir, sepertinya gampang. Tapi sholat kan harus menyertakan anasir batin. Perkawinan antara lahir dan batin. Kadang kita sholat hanya anasir lahir, jasad, batin tak ikut serta.
9. Coba kita cek surat Al-Kauthar ayat 2: "Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkorbanlah."

Perhatikan huruf فَ. Ini masuk ke dalam huruf fa sababiyah. Fungsinya menyatakan sebab. Sebab terjadinya sesuatu. Sebab itu setelah huruf fa.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ
10. Ada apa setelah huruf فَ? Ada صَلِّ.

Ini kan gabungan huruf fa sababiyah dan fi'il amr (فعل أمر), yang digabung huruf فَ dan صَلِّ. Fi'Il amr mabniy ( مبني ). Perintah yang tetap. Di dalam kata صَلِّ sebenarnya kan terselip, siapa yang disuruh mendirikan, أَنْتَ kan?
11. Jadi begini. Fi'il صَلَّى - يُصَلِّي (twit nomor 3), diubah jadi bentuk fi'il amr (dengan dhamir أَنْتَ) menghilangkan huruf illah, sehingga fi'il amrnya jadi صَلِّ. Kenapa sesudah sholat, disuruh berkorban, وَٱنْحَرْ? Ini terkait tradisi masyarakat jahiliyah waktu itu.
12. Tradisi masyarakat jahiliyah waktu itu, kalau melakukan ritual, sesembahan, ada yang dikorbankan untuk berhala mereka. Untuk itulah Allah memberi opsi, kalau sholat dan berkorban itu, hanya untuk Tuhanmu. Ini passwordnya.
13. Kajian sholat itu kalau didalami, nikmat sekali. Dosa-dosa saya yang bertumpuk itu, mendorong saya mengkaji terus, apa itu sholat, apakah sholat? Apa sholat dan apakah sholat itu berbeda. Apa itu deskripsi, apakah itu konsepsi.
14. "Apa" itu merujuk pada deskripsi yang mengarah pada definisi sholat. Sementara "apakah", merujuk pada hakikat sholat.

Jadi pendadaran seperti ini, alangkah baiknya setiap Muslim tahu dan paham. Tak sekadar tahu tapi harus paham.
15. Kalau terkait definisi sholat, bisa dijabarkan secara verbal, serangkaian kegiatan ibadah fardhu, wajib, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Tapi kalau hakikat sholat, bisa dimaknai sarana pertemuan hamba dengan Allah, untuk melakukan dialog.
16. Persoalannya kemudian, bagaimana agar sholatnya diterima Allah. Banyak yang DM, sholat fardhu, tahajud, sholat sunah lainnya dijalankan, ditambah puasa Senin - Kamis, tapi utang masih menumpuk, ujian-ujian lain datang silih berganti. Pertanyaan saya, bagaimana wudhunya?
17. Jadi begini. Rasulullah bersabda: ''Kuncinya surga adalah sholat dan kuncinya sholat adalah wudhu." Di hadis lain Nabi bersabda: "Tidaklah dianggap sholat bagi orang yang tidak berwudhu.''

Coba cek ke diri kita, sudah benar wudhunya?
18. Jangan-jangan selama ini, yang rajin sholat, tahajud, sholat-sholat sunah lainnya, pada hal mendasar soal wudhu, masih belum benar. Terus sholat kita selama ini gak diterima Allah? Itu bukan domain kita. Tapi kan sudah ada panduan. Harusnya dipelajari.
19. Panduan wudhu sudah jelas. Wudhu itu kan untuk menghilangkan hadas kecil dan menghapus dosa. Meruntuhkan dosa-dosa kecil ini, yang sering diabaikan sehingga pas wudhu, batin tidak terlibat. Jadi wudhu itu perpaduan antara pembersihan jasad dan pembersihan kotoran hati.
20. Imam Ali Zainal Abidin, cicit Rasulullah, putra Husein bin Ali bin Abi Thalib, kalau mau wudhu, gemetar, merinding, seluruh anggota badannya. Tak kuasa menahan airmata. Sosok yang diberi gelar as-sajjad, orang yang terus melakukan sujud dalam ibadahnya, seperti ini lakunya.
21. Ketika sahabat bertanya ke Imam Ali Zainal Abidin, kenapa kalau mau wudhu, mukanya pucat dan terlihat ketakutan. Beliau menjawab; "Apakah kamu tidak mengetahui, siapa yang ingin aku hadapi sekarang ini?" Ini sekelas cicit Rasulullah, yang pernah dua tahun bersama kakeknya.
22. Kita sering ambil wudhu pas mau sholat. Kalau Rasulullah mendawamkan wudhu dalam kesehariannya, selalu menjaga kesucian dengan cara selalu memperbarui wudhu. Saya pernah tanya ke kawan-kawan grup telegram, berapa kali dalam sehari wudhu? Ada yang hanya wudhu pas mau sholat.
23. Mari kita bercermin ke dalam diri kita. Kalau kita bercermin ada sosok bayangan kita di cermin. Bayangan kita di cermin itu hakikatnya tak berwujud. Ia hanya pantulan dari wujud kita. Bekas wudhu kita, apakah terpantul pada cermin? Apakah berwujud di cermin?
#IlmuHakikat
24. Jadi sahabat, sebelum masuk ke area sholat, sempurnakan wudhu kita. Wudhu tanpa basmalah memang tetap sah. Tapi kesuciannya hanya ada pada anggota badang yang dibasahi. Jika membaca basmalah, anggota badan yang tidak dibasahi, pun ikut tersucikan.
25. Memang banyak beda pendapat terkait tasmiyah (sebelum wudhu), membaca basmalah atau tidak. Tapi bagi saya pribadi, basmalah itu awal dari sebuah perbuatan, perbuatan yang baik. Apalagi untuk hal-hal krusial seperti wudhu.
26. Satu hal yang perlu diperhatikan. Jangan dilap pakai handuk atau sapu tangan, air bekas wudhu, atau diusap pakai tangan. Biarkan saja air bekas wudhu terjaga. Kering dengan sendirinya. Jadi amalan-amalan wudhu dan segala amalan, akan mewujud dalam bentuk cahaya.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with ˜”*°•.˜”*°• pejalan •°*”˜.•°*”˜

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!