My Authors
Read all threads
Tadi malam kami mendapatkan masalah,
Malam ini kami ceritakan...

#SASKARA
Video diatas merupakan salah satu permainan yang biasa Saskara mainkan untuk membuat Saskara terlatih mentalnya sebelum melakukan ekspedisi ke berbagai tempat untuk membahas mengenai sejarah, legenda dan mitologi.
Permainan ini bernama KARLA, merupakan sebuah permainan menggunakan medium Mannequin yang ditutupi kain putih dan ditulisi mantra berbentuk rajah yang berfungsi untuk menipu jin agar menganggap Karla adalah tubuh manusia yang dapat dirasuki.
Kami menggunakan permainan Karla untuk berkomunikasi dengan makhluk halus sebagai bentuk menghindari mediumisasi terhadap tubuh manusia yang dimana dapat menyakiti dan berdampak negatif pada tubuh yang dirasuki (jika raganya tak kuat).
Permainan Karla memiliki banyak 'rules' yang tidak dapat kami jelaskan secara rinci, karena berbahaya jika dicoba diluar pengawasan orang yang mempunyai 'kemampuan lebih'. Akan tetapi yang menarik dalam permainan ini adalah –
– cara komunikasi Keysha dengan makhluk halus melalui medium lilin, seperti membuat api membesar atau merudup untuk mengatakan iya atau tidaknya sebagai bentuk komunikasi yg dapat terlihat oleh anggota Saskara yg lain dan juga lilin berfungsi sebagai simbol nyawa dalam permainan.
Permainan dimulai sekitar pukul 01.00 dini hari. Sejak jam 8 malam anggota Saskara sudah berkumpul di markas. Setelah rapat dengan Fajria, Kami langsung mempersiapkan alat dan syarat-syarat permainan.
Jam 12 malam, kami menuju ke sebuah gedung kosong yang lokasinya tak jauh dari markas Saskara. Fajria dan Ana (Anggota Non Fisik Saskara) sudah lebih dulu berada di lokasi untuk menentukan titik permainan.
Setibanya di lokasi, Fajria memberikan informasi bahwa permainan dilakukan di lantai teratas gedung tersebut. Dengan membawa perlengkapan permainan, kami menaiki tangga darurat gedung yg menjadi satu-satunya akses menuju lantai teratas.
Agak PR banget disini, soalnya gedung ini termasuk tinggi 😭. Sesampainya di atas, kami bergegas menyiapkan set permainan. Keysha langsung menuliskan mantra rajah di kain putih lalu menutup mannequin itu dengan kain tersebut.
Wewangian minyak, dan dupa tercium menyengat. Harum sih, tapi nyali kami seketika langsung ciut cuyy.
Kami cuman saling menatap tapi tau maksud dari masing-masing, dimana memang disitu kerasa banget merinding.
Keysha meminta anggota Saskara lainnya duduk melingkari mannequin yg sudah menjadi KARLA (diselimuti kain putih) tetapi memberi jarak. Satu lilin, dan satu dupa di bakar di depan tiap-tiap anggota Saskara kecuali Tio. Dia tidak diberi dupa, tapi tangannya di olesi 2 jenis minyak.
Permainan pun di mulai.

Keysha memimpin permainan, kita tidak dapat menjelaskan secara detail karena akan panjang banget. Singkatnya Kami berenam sudah duduk melingkari Karla, dan di belakang Karla sudah berbaris 7 makhluk yg dipimpin oleh mahkluk bernama TALA.
TALA adalah makhluk halus berwujud anak laki-laki berusia sekitar 14 tahun, ia memimpin mewakili 6 makhluk lainnya untuk berkomunikasi dengan kami yang diwakili oleh Keysha.
Akan tetapi disekitar kami terdapat banyak jin anak kecil yang ingin turut bermain dalam permainan.
Keysha berkata,
“Kalau ada yang lilinnya mati, dia harus berdiri”

Lalu Keysha mengucap mantra dan mulai berkomunikasi. Hawa dingin langsung kerasa banget. Rasa takut wajar lah mulai muncul tapi kami terus mengumpulkan sisa-sisa keberanian agar permainan ini terus berlanjut.
“Semua fokus menatap Karla” Instruksi Keysha.

Tak lama kemudian, Wawan merasa mual dan nyaris muntah namun ia tahan agar tak mengganggu. Karena sebelum permainan, Keysha pernah menekankan untuk tidak muntah saat permainan berlangsung.
Dari kejauhan kami semua merasa sedang diperhatikan. Lantai teratas gedung itu kosong dengan ruang yang luas, tapi entah mengapa terasa ramai dan dingin banget, beda saat sebelum permainan dimulai.
Suasana hening dan tegang. Kami semua menatap ke satu arah pada Karla yang berada ditengah lingkaran. Sekitar 15 menit permainan berjalan lilin Bang Jek mati!

Bang Jek menjadi orang pertama yang berdiri.
Tak lama berselang, lilin Sofia ikut mati.
Sofia langsung berdiri. Permainan terus berlanjut lalu kami di kagetkan dengan Sofia yang tiba-tiba terjatuh lalu tak bisa mengontrol raganya yang terkulai lemas.
Menurut Sofia, seketia ia merasa blank, lalu bahu kanannya ada yang menarik ke belakang hingga ia terjatuh dengan suara benturan yang cukup keras. Kami semua panik lalu melihat tangan Keysha yang memberi isyarat agar kami tidak bergerak dan tetap diam di tempat.
“Ini aman Key???” ujar Bara memastikan.

“Aman. Biarin dulu aja, kita lanjut dulu.” Jawab Keysha.

Kami tak punya pilihan selain mengikuti instruksi Keysha karena kami sedang berada di tengah permainan yang masih berjalan.
Berikutnya giliran lilin Wawan yang mati, lalu ia berdiri.
Kami mulai tidak fokus karena mengkhawatirkan keadaan Sofia yang masih tergeletak di lantai. Bara memberi isyarat pada Wawan agar terus memperhatikan Sofia yang berada disebelah Wawan.
Sekarang yg tersisa hanya lilin Keysha, Bara, dan Tio yg masih menyala.

“Dia mau masuk ke tubuh teman kamu (Sofia)” ucap Tala yang mengejutkan kami.
Dia adalah sesosok anak kecil diluar permainan yg ingin menganggu.

“Nggak!” Sontak kami menjawab kompak.
Keysha mengatakan kepada kami bahwa Sofia dikelilingi oleh puluhan jin anak kecil dan beberapa diantara mereka ingin masuk ke tubuhnya.
Sofia beberapa kali bergerak seperti kejang ketika makhluk-makhluk itu mencoba masuk, namun langsung dihalau oleh Ana, sosok makhluk non fisik berwujud anak kecil blasteran Belanda yang mendampingi Saskara selain Fajria.
Mata Tio seketika terasa perih, sedangkan Bara merasakan ada yang sedang berlari-lari dari arah belakang Sofia. Derap langkahnya terdengar jelas sekali. Suasana kerasa mendadak mencekam dalam hening.
Pergesekan mulai terjadi dalam permainan, Tala bersikukuh mengatakan temannya ingin memasuki tubuh Sofia yang masih terkapar lemah di lantai.
Diskusi pun terjadi antara Keysha dengan Tala, Keysha mengizinkan teman Tala merasuki tubuh Sofia dengan syarat --
-- harus mematikan lilin yang berada di hadapan Bara dan Tio selama waktu yang akan ditentukan. Namun jika Tala dan teman-temannya tidak berhasil memadamkan lilin tersebut, maka mereka harus melanjutkan permainan.
Keysha pun memberikan mereka waktu selama 30 detik untuk mencoba mematikan lilin yang berada di hadapan Bara dan Tio.
Akan tetapi selama waktu yang ditentukan, mereka tidak berhasil memadamkan lilin tersebut.
Kemudian Keysha menyuruh semua anggota Saskara untuk melakukan meditasi agar energi kami kembali stabil dan satu frekuensi.
Bang Jek dan Wawan yang tadinya berdiri langsung duduk kembali dan melakukan meditasi.
Tala dan teman-temannya meminta waktu yang lebih lama untuk kembali mencoba mematikan lilin yang berada di hadapan Bara dan Tio.
Keysha berdiskusi dengan anggota Saskara untuk menentukan waktu bagi Tala dan teman-temannya mematikan lilin tersebut.
Saskara menyetujui untuk memberikan rentan waktu selama 60 detik bagi mereka.

Secara serentak Saskara menghitung satu sampai enam puluh detik.
Dalam situasi tersebut Saskara sangat khawatir apabila selama hitungan ada lilin padam.
Anggota Saskara fokus dengan hitungan serta lilin yang berada di hadapan Bara dan Tio.
Ditambah saat pertengahan hitungan dengan sekejap angin berhembus kencang sebagai bentuk serangan untuk mematikan lilin tersebut. Angin yang semakin lama semakin kencang membuat Saskara tambah khawatir jika lilin tersebut berhasil dipadamkan.
Hitungan selesai, namun tidak ada lilin yang berhasil Tala dan teman-temannya padamkan yang menandakan bahwa mereka tidak berhak memasuki tubuh Sofia dan harus mengikuti permainan.
Namun kembali lagi mereka tidak mematuhi persetujuan diawal, Tala menolak untuk melanjutkan permainan bahkan Tala dan teman-temannya mengancam akan memberikan serangan diluar permainan.
Karena kondisi Sofia yang tidak memungkinkan dan energi kami yang sudah terkuras, maka Keysha memutuskan untuk mundur dan mengakhiri permainan. Namun mereka malah lanjut menyerang di markas Saskara.
Kemudian kami segera menghampiri Sofia yang sekujur tubuhnya begitu dingin. Kami mencoba memberikan hawa panas melalui gesekan tangan dan lilin, namun tangannya masih saja dingin seperti membeku.
Kami memutuskan untuk segera kembali ke markas.

Keysha dan Bara yang sudah terlebih dahulu sampai di markas Saskara dihadapi oleh sosok jin yang sangat banyak dan semuanya menyerupai wajah Sofia. Sosok tersebut menggunakan berbagai macam busana berbeda dan menertawakan Keysha.
Makhluk-makhluk itu menyerap habis energi Keysha yang sebelumnya sudah terkuras. Sontak Keysha langsung mimisan dan muntah darah, tak lama kemudian disusul oleh telinga dan matanya yang ikut mengeluarkan darah.
Melihat situasi markas yang tidak kondusif, Keysha meminta Fajria untuk mensterilkan markas dari makhluk-makhluk tersebut agar kami dapat beristirahat.

Akan tetapi ketika kami beristirahat Keysha melihat sosok Sofia berdiri menatap ke arah jendela.
Keysha kemudian mendatanginya namun tiba-tiba sosok tersebut menghilang seketika, tak lama kemudian Keysha melihat Ana yang terikat lehernya dan ditarik oleh sosok orang dewasa yang berlari begitu kencang.
Keysha yang melihat kejadian tersebut berteriak dan belari mengejar Ana yang kemudian diikuti oleh Wawan. Mereka membawa Ana ke arah kolam renang dan ia dibawa masuk ke dalam kolam.

Sontak Keysha ingin turut masuk ke dalam kolam renang, namun Wawan menahannya.
Dan Ana menjadi tahanan mereka.
Fajria menawarkan diri bahwa masalah ini mampu dengan mudah terselesaikan olehnya, namun Saskara menolak tawaran tersebut karena apa yang kami mulai harus kami selesaikan.
Terlebih lagi kami percaya bahwa manusia adalah makhluk yg paling sempurna.
Sekarang tepatnya pada pukul 00.30 kami akan menyelesaikan hal yang telah kami mulai dan kami memiliki batas waktu sebelum pukul 03.00 dini hari.

Kami akan update kelanjutannya besok malam.
Kami mendapati malam yang buruk. Sofia lagi-lagi menjadi sasarannya. Tapi untunglah situasi dapat terkendali.

Nanti sekitar malam kami lanjut ceritakan .
Btw, selamat sahur guyss! Semangat puasa hari pertama bagi yg menjalani.
Malam itu Fajria terus menekan kepada Saskara untuk segera kembali ke gedung itu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Usai mengupload Thread kami langsung bergegas ke lokasi sebelum pukul 00:30.
Pada saat itu kondisi makhluk yang ada disana semakin tidak kondusif, Fajria mencoba menahan para makhluk yang disana untuk tidak melakukan penyerangan ketika kami sedang bersiap-siap.
Setelah semuanya disiapkan, kami pun membuat sebuah formasi sesuai strategi yang telah kami buat sebelumnya. Pada proses ini kami menggunakan sebuah tali yang melingkar di hadapan kami berenam sebagai penanda –
-- jika salah satu dari kami mendapatkan penyerangan dari makhluk yang sedang bermasalah dengan kami.

Setelah Keysha menyalakan lilin dan dupa, Keysha meminta kepada anggota Saskara untuk memulai meditasi dengan mata yang tertutup, kecuali Bara.
Teman-teman untuk kali ini updatenya pelan-pelan yaa, kondisi fisik lagi gak santuy. Mohon dimaklum😅
“Bar, kamu meditasinya buka mata aja. Perhatiin yang lain.” Kata Keysha

Hal ini agar Bara dapat melihat keadaan anggota lainnya jika sesuatu terjadi di luar kendali. Dalam situasi seperti ini, para makhluk itu dapat menggunakan bisikan atau hipnotis yg dapat membahayakan kami.
Berbeda dengan permainan sebelumnya, permainan ini merupakan sebuah komunikasi dengan sembilan Jin dari bangsa yang berbeda untuk diajak bekerjasama dalam proses penyelamatan Ana.
Akan tetapi hanya satu yang dapat masuk ke dalam mannequin yang kami siapkan untuk menjadi Karla.
Hal ini dikarenakan Tala dan teman-temannya telah berniat untuk menyerang kami dalam jumlah yang sangat banyak, bahkan bukan hanya dalam wujud anak kecil saja melainkan juga mereka dalam berbagai wujud menyeramkan.
Maka dari itu, Saskara menambah bala bantuan untuk menyelamatkan Ana. Bukan untuk menyerang balik mereka, melainkan untuk menjaga kami dalam proses negosiasi menghindari hal yang tidak diinginkan.
Sebenarnya Fajria dapat menyelesaikan masalah ini dengan mudah, akan tetapi Fajria mengatakan bahwa ini adalah salah satu proses yang harus dihadapi Saskara. Terlebih lagi kami ingin menyelesaikan sendiri apa yang telah kami mulai.
Dari sembilan jin dengan bangsa yang berbeda, hanya satu Jin yang menurut kami sesuai untuk memasuki mannequin yang telah kami siapkan. Sedangkan yang lainnya meminta syarat yang tidak masuk akal.
Alasan para Jin tersebut menginginkan masuk ke dalam mannequin, karena dalam mannequin itu telah ditanamkan sebuah energi oleh Fajria yang dapat membuat para jin tertarik dan nyaman ketika berada di dalamnya.
Jika mereka ingin masuk dan menyerap energi yang ada di dalam mannequin tersebut mereka harus membantu kami dalam menyelamatkan Ana. Itu merupakan sebuah kontrak antara Saskara dengan Jin tersebut.
Hingga akhirnya Jin tersebut sepakat dengan kontrak yang telah kami buat dan akan membantu kami dalam menyelamatkan Ana. Untuk selanjutnya kami menyebut Jin itu sebagai Karla.
Tahap negosiasi dipilih oleh Saskara dikarenakan sesama makhluk ciptaan-Nya harus berhubungan dengan baik.

Niat kami cuman main 😭😭😭
Dari sekian permainan yang telah kami lakukan baru kali ini dapet jin Bar-bar.
Kami pun memulai strategi dengan membagi Saskara menjadi dua tim. Satu berkomunikasi dengan Karla yang terdiri dari Keysha, Bara serta Tio, dan sisanya menjaga Saskara dari penyerangan makhluk halus saat proses komunikasi dengan cara bermeditasi.
Pada saat berkomunikasi dengan Karla diperlukan ruangan yang lebih kecil agar bisa lebih fokus. Hingga akhirnya Keysha, Bara dan Tio mempersiapkan ruangan tersebut sementara Wawan, Bang Jek dan Sofia mulai bermeditasi.
Proses komunikasi pun dimulai, Keysha, Bara dan Tio mencoba menyatukan energi dengan cara bermeditasi. Tak lama kemudian Keysha mulai membuka komukasi dengan Karla dan kala itu suasana terasa begitu hening dan dingin.
Sedangkan masih di lantai yang sama namun tempat yang berbeda, Wawan, Sofia, dan Bang Jek duduk melingkar dengan lilin menyala di tengahnya. Mereka berkonsentrasi menyelaraskan energi untuk mempertahankan situasi agar tetap kondusif.
Ketika meditasi pertahanan dimulai, kami merasakan hawa dingin berhembus tajam membuat kami merinding seketika. Setelah itu, getir mulai terasa. Wawan, Sofia, dan Bang Jek saling menatap.

“Kalian kalau merasa aneh-aneh langsung bilang yaa.” Ujar Bang Jek .
Pegangan tangan mereka menjadi semakin erat seiring situasi yang mendadak terasa begitu hening namun mencekam. Hanya samar-samar suara Keysha sedang berkomunikasi terdengar dari ruangan berbeda.
Sofia mulai menunjukan gerak-gerik aneh. Pandangan Wawan, dan Bang Jek langsung berfokus pada Sofia.
“Sof, kamu aman?” tanya Wawan.

Tubuh Sofia mulai tampak gemetar.
“Dari belakang jendela banyak anak kecil yang ngetuk-ngetuk kaca” ucap Sofia dengan suara berbisik kuat.
Wawan, dan Bang Jek mulai khawatir. Kami merapatkan lingkaran agar lebih mendekat satu-sama lain.
“Yuk kita meditasi lagi” Ajak Bang Jek
Ayat-ayat doa mulai dirapalkan. Namun baru saja meditasi kembali dimulai, mendadak tangan sofia terasa begitu dingin seperti membeku.
"Pundak aku berat." Keluh Sofia.

Kami semakin menjadi khawatir, pegangan tangan kami semakin erat. Pandangan Bang jek, dan Wawan langsung memeriksa sekitar.
Kami mendengar suara-suara aneh namun terdengar samar, tak jelas.
“Belakang aku banyak orang” Ucap Sofia terbata. Dia memajukan posisi duduknya seperti sedang menghindar, lalu tubuh Sofia semakin bergetar kuat.

Kami mulai diselimuti rasa cemas, dan benar saja—
Sofia seketika langsung meloncat kaget seolah ingin lari, namun berhasil di tahan oleh Wawan. Sofia memberontak tak terkendali, sekujur tubuhnya terasa menegang. Wawan sekuat tenaga menahan tubuh Sofia yang meronta-ronta hebat, tenaganya menjadi lebih kuat.
“Bang cepet panggil Keysha” Ujar wawan panik karena merasa situasi semakin tak terkontrol.

Bang Jek yang mulanya bergelagat bingung karena takut mengganggu proses komunikasi mereka, akhirnya memilih untuk langsung memanggil Keysha sebelum situasi menjadi memburuk.
Pada saat proses negosiasi, Karla tiba-tiba berkata kepada Keysha:
“Apa aku boleh berpendapat?”

Sontak Bang Jek memanggil Bara dengan panik,
“BARR!!!”
Mengisyaratkan terjadi sesuatu yang sedang tidak beres.
Belum sempat mendengar pendapat dari Karla, kami dikagetkan dengan panggilan tiba-tiba dari Bang Jek yang membuat kami panik, lalu kami langsung menghampiri mereka.
Keysha melihat begitu banyak sosok makhluk tak kasat mata mengerumuni Sofia, Bang Jek dan Wawan. Keysha memeriksa keadaan Sofia, seketika raut wajah Keysha menjadi cemas. Keysha langsung balik berdiri dan mencari sosok Tala.

“BANG BELAKANG ABANG ADA...” Keysha menunjuk Bang Jek
Sesosok anak kecil berkepala lebih besar dari badannya sedang bergelantungan memeluk pundak Bang Jek. Pada saat itu Bang Jek memang merasakan pundaknya sangat berat, namun lebih memilih untuk menghiraukannya karena berfokus kepada Sofia.
Keysha langsung mengelilingi ruangan mencari sosok Tala karena menurutnya dia adalah sosok yang diutus untuk menyerang Saskara. Ruangan tersebut sangat dipenuhi oleh makhluk halus yang membuat Keysha kesulitan untuk mencari sosok Tala.
Seketika Sofia berteriak
“Aku gak mau buka mata, gak kuat!!!”

Bara dan Wawan mencoba menenangkan Sofia yang semakin lama semakin tidak terkontrol, Sofia merasa sangat terganggu dengan sosok makhluk halus yang mengerumuninya.
Bara melihat tiba-tiba Sofia membuka matanya melotot dengan kedua bola matanya memutar ke satu arah. Sontak Bara menutup mata sofia dengan satu tangannya.

“Telinga kanan aku ada yang pegang.” Ujar Sofia dengan suara gemetar.
Refleks Bang Jek menutup telinga kanan Sofia.
“Si anjing jail banget siii.” Ucap Bara kesal

“Astagfirulloh”. Ralat Bara begitu sadar ucapannya.
Kondisi terasa semakin tidak kondusif, penyerangan mereka semakin mencekam. Keysha mencoba berkomunikasi dengan Fajria mengenai kemampuan apa yang harus Keysha gunakan dalam situasi seperti ini, teringat tidak boleh ada sebuah penyerangan dari Saskara itu sendiri.
Fajria yang mengetahui bahwa Keysha merasa kebingungan, menawarkan diri untuk membantu menyelesaikan semuanya. Akan tetapi Keysha menolak dan hanya meminta Fajria memberitahu apa yang harus ia lakukan.
Farjia pun memberitahu Keysha bahwa ia harus menyalakan sebuah lilin, lalu Fajria akan memberikan sedikit energinya pada api tersebut yang nanti akan diolah oleh Keysha untuk menjadi sebuah bentuk pertahanan diri.
Tiba-tiba Keysha menghampiri Bang Jek untuk menyalakan api di lilin yang dipegangnya akan tetapi secara misterius korek api itu tidak berfungsi. Tio yang melihat kejadian tersebut berlari ke ruangan Karla dan mengambil api dari lilin yang masih menyala di ruangan tersebut.
Setelah Keysha menyalakan api, ia kembali berkeliling untuk mengusir makhluk yang semakin mengerumuni ruangan. Jumlahnya semakin banyak dan ruangan tersebut terasa padat. Api dari lilin yang diarahkan Keysha –
-- membuat sebagian dari makhluk-makhluk itu perlahan mundur. Namun masih banyak juga sebagian dari mereka yang ngeyel dan malah melawan.
Secara tiba-tiba Sofia kembali meronta kuat. Bara dan Wawan membaca ‘ayat kursi’, Bang Jek menghujat makhluk yang menguasai pikiran Sofia dan Tio membaca ‘Doa Bapak Kami’ sementara Keysha mulai mendekatkan lilin kepada Sofia.

*dengerinnya pake 🎧 yaaa
Api pun meredup karena gangguan makhluk yang mengerumuni Sofia, Keysha pun bangkit berdiri dan meminta energi alam agar api semakin membesar sehingga ia dapat mengolah energi tersebut.
Keysha meminta bantuan kepada Tio dan Bang Jek untuk menyalan sebuah lilin agar energi dari api yang menyala semakin kuat. Lalu mereka bertiga berkeliling ruangan untuk mengusir makhluk-makhluk yang mencoba mengganggu Sofia.
Ketika Keysha, Bang Jek dan Tio mulai menjauh, Sofia seketika berkata
“Aku gak bisa denger suara kalian.”

Bara dan Wawan semakin mengerasakan suara rapalan Doa mereka. Sedangkan --
-- Keysha, Bang Jek dan Tio mulai berpencar ke setiap sisi ruangan.

“Kami adalah makhluk yang paling sempurna, mari kita berdamai.” Ucap mereka bertiga.
Setelah itu Keysha meminta Bang Jek dan Tio untuk berkumpul menyatukan lilinnya agar energi dari api tersebut menyatu semakin membesar sehingga membuat para makhluk itu memilih untuk mundur.
Semenjak proses penyatuan lilin tersebut para makhluk itu mulai menjauh dari Sofia. Keadaan mulai tenang meskipun para makhluk itu memperhatikan kami dari kejauhan. Sampai akhirnya Fajria datang.
“Kalian kembali ke markas, bawa Sofia. Biar aku urus sisanya.” Ucap Fajria.

Mendengar hal tersebut kami memutuskan untuk mengikuti arahan Fajria. Menimbang kondisi fisik kami semua yang sudah melemah.
Sesampainya di markas, kami membaringkan Sofia yang masih terkulai lemas.
Kondisi fisik Sofia berangsur membaik, akan tetapi ia masih tidak berani membuka matanya. Dikarenakan ia masih dapat merasakan makhluk-makhluk yang mengikuti.
Tak lama berselang sesuatu yang aneh mengagetkan kami --
-- Bara merasakan guncangan seperti gempa kecil di markas kami, disusul oleh anggota lainnya yang merasakan hal yang sama. Karena panik kami langsung memeriksa portal berita namun tidak ada pernyataan mengenai gempa.
Setelahnya kami menetralkan tubuh dengan meditasi sambil menunggu kabar dari Fajria mengenai perkembangan situasi dan keadaan Ana.
Namun hingga kini kami belum mendapatkan informasi apa pun dikarenakan Fajria, Karla, dan Ana masih belum kembali.
💞💞 Selamat sahur yaa gaaisss!!! 💞💞
Disini anak-anak cuman makan nugget sama mie, karena lockdown di markas udah hampir dua bulan 😭

-dari Tio yang beda server ✝️
Halo gaes,
Besok malam kita baru akan ngumpul dengan Fajria untuk kelanjutan mengenai Karla dan Ana.

Sekarang kami upload footage - footage yg terjadi pada malam itu.

Berikut foto keysha saat sedang merajah kain putih sebelum memulai permainan.
Tunggu rame, panggil KARLA lewat Reply tweet ini . Nanti dilanjut up footage yang .....

Yah gitulah, mayan bikin dengkul kita lemes :(
Ini rekaman saat Sofia pertama kali mengalami serangan. Seketika banyak orbs-orbs yang semakin lama bergerak cepat tertangkap oleh rekaman kamera.
Tadi malam Fajria meminta Saskara untuk berkumpul di markas karena ada sesuatu yang harus dibicarakan berkaitan dengan permainan Karla. Terlebih lagi kami masih penasaran dengan apa yang terjadi waktu itu dan apa yang harus kami lakukan sekarang.
Ketika Saskara telah berkumpul, kami menunggu kedatangan Fajria. Tepat pada pukul 23.30 Fajria datang dan mulai menceritakan beberapa kejadian melalui Keysha.
Fajria bercerita bahwa setelah kami pergi ke markas untuk memulihkan kondisi Sofia, terjadi negosiasi antara Fajria dengan pemimpin para jin tersebut, yang dimana dimensi itu bernama ‘Puri’.
Dimensi ‘Puri’ merupakan sebuah dimensi kecil yang hanya terdiri dari kurang lebih 370 jin saja. Para penghuni dimensi tersebut berperawakan seperti anak kecil yang berusia dari 5 sampai 14 tahun meskipun mereka telah berusia ratusan tahun.
Pada saat negosiasi, pimpinan ‘Puri’ sudah memberikan arahan kepada rakyatnya untuk mengakhiri masalah tersebut dengan Saskara, akan tetapi sebagaian besar rakyatnya tidak setuju untuk berdamai dan membebaskan Ana.
Ternyata, permasalahan ini tidak hanya dikarenakan sebuah permainan yang kami mainkan. Melainkan karena ada sesuatu yang belum kami selesaikan sepenuhnya.
Di gedung tersebut terdapat sebuah ruangan dengan properti yang begitu utuh, terdapat ranjang, meja, tv, kulkas dan ada sebuah kursi yang menghadap ke balkon. Padahal di ruangan lainnya tidak terdapat properti sama sekali.
Menurut Keysha tempat tersebut adalah sebuah bentuk sesajen, dimana ruangan tersebut diberikan kepada dimensi ‘Puri’ agar bangunan ini dapat diselesaikan dengan cepat tanpa mendapatkan gangguan seperti sebelumnya.
Dengan bodohnya, kami memindahkan kursi tersebut ke posisi yang menurut kami benar. WKWKWK

Padahal sebelumnya Keysha udah bilang kalau kursi ini tuh sakral. Tapi iseng aja kami tuhhh 😭😭😭
Dan benar saja, ternyata kursi tersebut adalah benda favorit salah satu Jin berpengaruh di dimensi ‘Puri’ yang bernama Lotusa. Ia memiliki perjanjian terhadap orang yang bersangkutan terhadap pembangunan gedung yang tak kunjung selesai dibangun.
“Aku cuman nyuruh kamu merasakan ruangan tersebut, bukan merubah apa yang ada di ruangan tersebut. Jadi gini kan? Makanya ‘tong sok nyanyahoannan’ (makanya jangan ngide)” Ujar Fajria kesal pada Keysha.
Karena ke improv-an kami, akhirnya kami mendapat beberapa gangguan hingga membawa kami ke masalah yang lebih besar.
Melihat momentum pereselisihan Saskara dengan dimensi 'Puri', Lutosa memanfaatkan keadaan dengan menculik dan menyegel Ana untuk memancing Saskara agar datang dan menghadapinya. Karena pada kasus sebelumnya permasalahan dengan Lotusa hanya dihadapi oleh Fajria.
Ana disegel oleh Lotusa yg memaksa Ana tidak boleh bergerak sedikit pun. Karena jika Ana bergerak, energi dari segel tersebut akan membuat Ana kesakitan. Ana yg ketakutan berusaha untuk membebaskan diri dari segel tersebut, namun yg terjadi dia malah menyakiti dirinya sendiri.
Melihat kondisi Ana yang semakin terpuruk membuat Fajira meminta timnya untuk menyelamatkan Ana secara diam-diam, akan tetapi Lotusa menyadari hal tersebut yang membuatnya menyerang tim Fajria.
Pada saat penyerangan berlangsung, secara tiba-tiba Fajria dan Karla datang. Melihat kedatangan mereka, Ana meronta-ronta meminta pertolongan sambil merintih kesakitan. Karena situasi yang memburuk, Fajria menggunakan kemampuannya yang bernama ‘mourxzsa’ untuk menyelamatkan Ana.
'Mourxzsa' adalah salah satu kemampuan Fajria yang mampu menukar Ana dengan Karla dengan sangat cepat, dimana Karla dirubah bentuknya menjadi sosok Ana, lalu menukar dirinya dengan Ana tanpa diketahui oleh Lotusa dan bangsanya.
Kemampuan ini membuat energi Fajria terkuras dan membuat kami tidak bisa bertemu dengannya selama beberapa hari karena Fajria harus memulihakan energinya.
Semenjak kejadian tersebut, saat ini kondisi Ana begitu shock dan membuatnya harus mendapatkan penanganan khusus dari Fajria selama menjalani masa pemulihan.
Sedangkan di sisi lain, Karla yang sedang menggantikan posisi Ana sempat memberi kabar, bahwa segel ini sangat tidak wajar untuk anak kecil seperti Ana, dikarenakan berdiam diri saja energi yang diberikan oleh segel tersebut masih terasa sakit.
Pantas saja jika Ana mengalami shock yang begitu berat.

Sedangkan untuk membebaskan Karla, Lotusa menginginkan Saskara sendiri yang menghadap kepadanya. Maka dari itu Keysha mewaliki Saskara melakukan astral projection untuk menghampiri Lotusa di dimensinya ditemani oleh Fajria.
Saat Keysha melakukan astral, terjadi sebuah negosiasi antara Keysha dengan Lotusa. Keysha menginginkan dimensi ‘Puri’ untuk melepaskan Karla ( dalam wujud Ana) dan meminta perdamaian antara dimensi ‘Puri’ dengan Saskara.
Negosiasi sempat berlangsung alot, namun Keysha dengan dipandu oleh Fajria mampu menemui titik temu. Hingga akhirnya Karla dibebaskan dan Saskara berdamai dengan dimensi ‘Puri’, namun dengan sebuah syarat yang tidak bisa kami beritahukan disini.
Pada intinya apa yang kami mulai terkadang belum bisa kami selesaikan sendirian, kami masih memperlukan bantuan dari pihak lain karena kapasitas kami belum sampai dititik tersebut.
Dengan adanya permasalahan ini membuat kami yakin bahwa kami harus terus belajar dan mempersiapkan diri untuk mengarungi perjalanan yang akan lebih panjang lagi.

Sampai jumpa di cerita kami selanjutnya🙂.
Mari kita lanjut...

Setelah peristiwa gesekan terakhir dengan bangsa dimensi 'Puri', kami melakukan beberapa rangkaian pemulihan energi untuk netralisir. Kabar baiknya, Ana sudah kembali bersama kami, namun saat ini kondisi Ana sedang mengalami Syok berat --
-- Sehingga Fajria memutuskan untuk merawat Ana secara intensif melalui rehabilitasi di dimensinya. Sedangkan Karla juga sudah kembali bersama Fajria.
Sejak masuknya Jin Sheren (Nama asli Jin yang menghuni tubuh mannequin) menjadi Karla. Secara tak langsung ia juga telah menjadi kawan dari Saskara yang telah sepakat untuk membantu kami untuk beberapa waktu ke depan menjelang ekspedisi Saskara.

Dalam permainan ini, jin Sheren telah menyepakati kontrak bersama Saskara. Selama ia menjadi Karla, ia memiliki kewajiban untuk membantu kami dalam 3 kasus kedepan. Sedangkan kami memberikan rumah padanya dalam bentuk mannequin.
“Aku ada beberapa urusan di dimensiku, jadi aku harus izin dulu tidak bisa bersama kalian dalam 3 hari ke depan.” Ujar Fajria kepada Saskara.

Kami pun memaklumi hal tersebut, Karena Fajria merupakan salah satu tokoh Jin di bangsanya yg memiliki tugas dan tanggung jawab di sana.
Sebelum berpamitan, Fajria menitipkan pesan kepada Saskara bahwa kami harus memberi sambutan atas kembalinya Karla dan sekaligus berkenalan karena sebelumnya pertemuan kami diawali oleh sebuah peristiwa yang membuat kami belum saling berkenalan secara resmi.
Setelahnya, Karla akan balik dan menetap di dalam boneka mannequin tersebut bersama Saskara.
Kami mengiyakan permintaan Fajria, karena menurut kami memang perlu berterima kasih kepada Karla yang telah membantu kami untuk menyelamatkan Ana dari sekapan yang dilakukan oleh bangsa di dimensi ‘Puri’.

Malam itu juga kami langsung menyiapkan diri untuk menyambut Karla.
Kami saling berkenalan, Karla merasa sangat senang dengan sambutan yang kami siapkan. Tak butuh waktu lama Saskara dan Karla untuk akrab, meski ini bukan pertemuan pertama tetapi kami merasakan perkenalan ini cukup berkesan baik.
Setelah kami saling kenal, lalu Karla mengajak Keysha untuk pergi berjalan-jalan ke dimensinya untuk bercerita lebih dekat. Keysha meminta izin kepada Saskara untuk melakukan astral ke dimensi Sarendho tempat Karla berasal.
Saskara pun mengizinkan Keysha untuk pergi, bersamaan dengan itu kami melakukan meditasi menyelaraskan energi untuk menjaga Keysha ketika melakukan astral agar tidak ada gangguan.
Setibanya Keysha di dimensi Sarendho, Karla bercerita tentang dirinya. Singkatnya, bangsa Sarendho merupakan bangsa yg rakyatnya bekerja mengumpulkan pusaka dari berbagai dimensi. Termasuk Karla adalah sosok Jin yg berkelana untuk mencari pusaka.
Mereka pun saling berbincang hingga membuat Karla dan Keysha menjadi semakin akrab layaknya kerabat yang sudah lama kenal. Karla mengatakan bahwa Jin bangsa dimensi Puri tidak seberapa, dibanding dengan dimensi Jin lain yg didominasi oleh wujud anak-anak yang pernah ia kunjungi.
Keysha menunjukan ketertarikan terhadap dimensi yang diceritakan oleh Karla, sehingga Karla pun dengan terbuka menawarkan Keysha untuk berkunjung ke dimensi tersebut. Keysha sangat excited dan langsung menyetujui ajakan dari Karla.
Namun sebelumnya Karla sudah memperingati bahwa dimensi yang akan dikunjungi itu cukup berbahaya, akan tetapi karena rasa penasaran Keysha yang begitu tinggi Keysha tetap bersikukuh ingin pergi kesana.
Keysha dan Karla melakukan perjalanan lintas dimensi, untuk menuju dimensi tersebut mereka harus lebih dulu melewati beberapa gerbang dimensi yg sebenarnya cukup sulit untuk dilewati. Namun karena Karla sudah pernah mengunjungi dimensi tersebut, mereka berhasil tiba dengan mudah.
Ketika sampai disana, Keysha tertegun melihat hamparan putih sepanjang matanya memandang seperti tidak ada ujungnya. Disana Keysha melihat banyak sosok berwujud anak kecil dengan berbagai rupa yang sangat menyeramkan. Seperti --
– anak kecil berkepala dua, bertangan tiga, organ-organ tubuh yang terlihat, dan wujud lainnya yang menggambarkan sosok anak yang memiliki kelainan fisik. Tak hanya itu, ada juga sosok gadis-gadis berwajah pucat pasi dengan rambut kering menjuntai --
-- yang memiliki suara lantang memekikan telinga. Serta sosok gadis kecil menyeramkan yang berjalan merayap. Menurut Karla, gadis itu merupakan korban dari pemerkosaan pedofilia.
Mengkhawatirkan keselamatannya, Keysha menggunakan ilmu yang pernah diajari oleh Fajria untuk membuat dirinya menjadi tak terlihat oleh para makhluk-makhluk yang berada di dimensi tersebut.
Dimensi itu memiliki aroma tak sedap dengan bau anyir yg mendominasi sangat menyengat indra penciuman Keysha. Meski sudah sering bertemu ragam wujud aneh jin, namun kali ini Keysha kerap kali terkaget oleh penampakan makhluk-makhluk tersebut yg memang terlihat begitu mengerikan--
– Bahkan beberapa diantara mereka berwujud menjijikan yang membuat perut Keysha mual dan mulai merasa risih, tidak betah berlama-lama berada disana.
Keysha meminta pulang kepada Karla. Namun ketika menoleh, ia mendapati sosok Karla sudah tidak berada di sebelahnya.
Keysha merasa ia terlalu fokus memperhatikan sekitar hingga tidak sadar bahwa Karla mungkin saja tertinggal atau terpisah begitu saja dengan Keysha, mengingat dimensi ini tampak luas seperti tidak memiliki ujung.
Keysha langsung bergegas mencari Karla. Dirinya mulai merasa khawatir, karena hanya Karla yang tahu jalan untuk keluar dari dimensi ini. Keysha sama sekali tidak mengenali dimensi tempat ia berdiri sekarang.
Keysha mencari Karla dengan mengikuti arah intuisinya yang membawa Keysha menemukan sebuah tirai besar berwarna hitam yang menarik perhatiannya. Melihat sekitarnya hanyalah hamparan putih, Keysha menduga tirai itu merupakan gerbang untuk keluar dari dimensi tersebut.
Tirai itu membawa Keysha masuk ke dalam sebuah ruangan besar mirip museum, dimana terdapat banyak mayat-mayat anak kecil yang diawetkan dan dipajang dalam kotak kaca yang berderet padat di setiap sisi ruang tersebut.
Sontak Keysha tercengang, ia berjalan perlahan memperhatikan tiap-tiap mayat anak kecil yang di pajang berderet dalam kotak kaca tersebut yang membuat hatinya merasa miris. Namun batin Keysha masih mempertanyakan,
“dimana sebenarnya ia berada sekarang?”
Selama menelusuri ruangan tersebut, Keysha mendengar suara samar dengan bahasa yang tidak dimengerti olehnya membuat ia cukup terganggu. Seketika langkahnya terhenti pada satu kotak kaca yang berisikan mayat --
-- wanita kecil yang berdiri tegak, akan tetapi kedua bola matanya melirik ke arah Keysha dengan tajam!
Keysha sangat terkejut, lalu buru-buru melewati kotak mayat tersebut. Namun setelahnya, Keysha kembali dikagetkan dengan --
– “ TOKK ...TOOKK...TOKK..TOKK!!!!”
Mayat anak laki-laki dalam salah satu kaca yang berada tepat di sampingnya tiba-tiba menggedor-gedor kaca tersebut dengan kencang seolah menyadari keberadaan Keysha.
Seketika, ia melihat seluruh mayat yang berada di tiap-tiap kaca tersebut menjadi hidup dan melirik satu arah pada Keysha. Keysha merasa panik, dan mulai ketakutan. Sesegera mungkin Keysha mencari jalan keluar dari ruangan tersebut.
Namun, dari salah satu lorong panjang dalam ruangan tampak berdiri sesosok makhluk misterius yg membelakangi Keysha seolah menghalanginya untuk menerobos masuk ke lorong tersebut. Keysha merasa kebingungan kenapa ia bisa terlihat oleh makhluk lain ketika berada disini.
Sosok tersebut mengucapkan kalimat yang tidak dimengerti oleh Keysha, namun setiap kalimat yang diucap oleh sosok tersebut membuat mata Keysha menjadi perih. Keysha berangapan bahwa kalimat yang diucapkan oleh sosok tersebut adalah sebuah mantra untuk menyerang dirinya.
Setap bait mantra yang diucap membuat Keysha semakin merasakan kesakitan, matanya terus melotot serasa ingin keluar dari kepalanya. Keysha terus kesakitan, ditambah pengelihatannya pun semakin rabun, ia sama sekali tidak dapat membuka matanya karena rasa perih yg tak tertahankan.
Disaat itu juga Keysha melihat mayat-mayat yang awalnya berada dalam sebuah kaca, tiba-tiba semuanya sudah menghadap dirinya lalu berjalan perlahan menghampiri. Keysha mencoba berteriak memanggil Karla ataupun Fajria tetapi tidak ada respond sama sekali.
Kesyha merasakan sakit yang tak tertahankan, kakinya melemas membuat ia bertekuk lutut sembari menahan matanya serasa ingin keluar. Langkah kaki terdengar serentak mendekat ke arahnya, Keysha yang tak bisa berbuat apa-apa hanya memohon agar ada orang yang menyelamatkan dirinya.
Tiba-tiba ada tangan yang menarik Keysha keluar dari ruangan tersebut, saat Keysha membuka matanya ia berada di tepi danau dengan sosok wanita dihadapannya. Wanita tersebut memarahi Keysha karena dimensi yg ia kunjungi tidak sembarang orang yg diizinkan masuk ke tempat tersebut.
Karena dimensi tersebut adalah dimensi yang tidak hanya ditempati oleh para jin, namun terdapat manusia yang tinggal disana (tilem) untuk menjaga sesuatu yang berada disana. Keysha tidak fokus mendengarkan omongan wanita tersebut, matanya masih terasa sangat perih.
Hingga akhirnya Sosok wanita itu mengajak Keysha untuk pergi ke tengah danau, tanpa berpikir panjang Keysha mengiyakan ajakannya. Karena menurut Keysha sosok wanita ini akan menolongnya dari rasa sakit yang ia derita.
Keysha pun berjalan dituntun oleh wanita tersebut menuju danau, ditengah perjalanan tiba-tiba tangan Keysha ditahan oleh Fajria.
“Sudah cukup sampai disini saja menolongnya.” Ujar Fajria.
Namun sosok wanita tersebut memaksa agar Keysha ikut bersama dirinya menuju tengah danau, terjadi perdebatan antara sosok wanita dengan Fajria. Kondisi tersebut membuat Fajria menggunakan kekuatannya untuk melawan sosok wanita itu.
Hingga akhirnya wanita tersebut melepaskan Keysha dan Fajria langsung membawa keysha menuju dimensinya. Disitu Keysha dimarahi abis-abisan oleh Fajria, karena jika sosok wanita itu tidak cepat menolongnya bisa saja mata Keysha menjadi buta.
Fajria menyuruh Keysha untuk kembali, karena ia masih memiliki urusan yang harus dikerjakan.
Anggota Saskara dikagetkan dengan Keysha yang tiba-tiba terbangun dan merintih kesakitan, ia merasa matanya sangat perih dan langsung menuju ke kamar mandi. Melihat kondisi tersebut, Bara dan Sofia langsung mendatangi Keysha untuk menolongnya.
Keysha langsung membasuh matanya dengan air, namun pedih nya masih terasa amat menyiksanya. Yang mengejutkan ialah ketika Keysha merendam wajahnya untuk menghilangkan rasa perih, air rendaman tersebut terdapat gumpalan darah yang cukup banyak.
Bara dan Sofia pun bingung dengan apa yang harus mereka lakukan untuk menolong Keysha.
Melihat kondisi Keysha yang kesakitan, Wawan penasaran dengan apa yang membuat Keysha menjadi seperti itu. Ia langsung memeriksa tempat Keysha melakukan astral, Wawan dikejutkan dengan adanya serbuk cabai yang mengumpal di tempat tersebut.
Wawan langsung memanggil Tio untuk memastikan apakah gumpalan tersebut serbuk cabai atau bukan. Dan benar saja gumpalan tersebut memang serbuk cabai yang masih sedikit basah, Wawan dan Tio terheran dari mana asal serbuk cabai tersebut.
Di sisi lain Keysha terus merintih kesakitan, karena beberapa kali ia membasuh matanya dengan air tapi ternyata perih nya tak kunjung reda. Anggota Saskara panik lalu menanyakan apa yang terjadi kepada Keysha dan menanyakan keberadaan Karla.
Keysha bercerita bahwa ia dibawa oleh Karla ke dimensi yang asing baginya, lalu makhluk-makhluk yang berada di dimensi tiba-tiba menyerangnya. Dalam posisi itu ternyata Karla menghilang dan meninggalkan Keysha begitu saja.
Keysha pun tidak tahu kenapa Karla membawanya ke dimensi tersebut, padahal dimensi tersebut sangat berbahaya baginya, terlebih saat itu Keysha sedang tidak bersama Fajria. Dan dimana pada saat kondisi terdesak tiba-tiba Karla pergi meninggalkannya.
Keysha tidak tahu maksud dan tujuan Karla yang sebenarnya, karena Karla juga jin yang memiliki kepribadian asli sebelum ia menjadi Karla dalam sebuah mannequin yang seharusnya ia menjadi teman kami.
Berikut adalah pesan Fajria ketika memarahi Keysha.

" Aku merasakan bahwa kamu dalam bahaya. Tapi aku tidak bisa melacak keberadaan kamu. Sama seperti saat kamu meminum air yang diberikan salah satu kyai di daerah garut. Aku tidak bisa melihat kamu dan merasakan kamu.—
-- Kita harus sadar dan mengerti bahwa banyak manusia dan jin yang memiliki kemampuan di atas kita. Disaat kamu terpuruk di dimensi sana, tidak ada yang bisa kamu sombongkan kan? Selain kamu berdoa dan berharap. Kita bukan lah apa-apa. --
-- Tapi tidak selamanya kemampuan yang lebih tinggi dari kita, bersih nuraninya. Aku selalu yakin, jika kita bisa mengendalikan nurani kita , pasti akan ada keselamatan atau kesempatan. Makanya aku selalu menyuruhmu untuk rutin berlatih olah rasa"
" Iya Faj maaf. Faj emang mereka sejahat itu ya? ", Ujar Keysha.
" Mereka jahat kepada kamu, tapi mereka baik terhadap apa yang sekarang mereka jaga. Tidak selamanya kebenaran harus terungkap. Terkadang kita harus melakukan pembenaran. --
-- Seperti dimensi itu, mereka melakukan pembenaran agar kebenaran tidak terungkap. Secara pribadi, aku setuju dengan apa yang mereka lakukan. Tapi aku tidak setuju dengan cara mereka menyerang dan cara mereka bertahan. Dan itu bukan urusan kita. --
-- Sekalipun aku tidak ada niat membatasi kamu untuk berpetualang kemanapun. Tapi kamu harus mengerti kemampuan kamu sekarang berada di batas mana. Jika kamu tidak mau terbatas, jangan pernah berhenti belajar ,agar kemampuanmu tak terbatas . --
-- Tapi dari segala prilaku kamu sekarang, membuatmu semakin terbatas. Semoga dengan adanya Saskara, kamu lebih semangat belajar lagi"
Pesan dari Fajria sangat menyentil kami untuk lebih berhati-hati dan terus belajar lagi. Bukan hanya untuk Keysha saja tapi juga untuk kami #SASKARA.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with SASKARA

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!