My Authors
Read all threads
HUMOR BUKANLAH PELARIAN

(utas singkat)

Gereja dikenal kaku, zajkliek, jauh dari nuansa humor. Padahal lelucon atau humor adalah bagian dalam kehidupan para kudus. Humor adalah bagian kekudusan. utas kali ini mengajak menilik tentang semangat sukacita dalam gereja.
Kalau diamati lebih jeli nampaknya sukacita (joy, gaudium) adalah warna yang ingin ditampakkan pada wajah Gereja Katolik oleh Paus Fransiskus sejak ia menjadi pemimpin umat Katolik sedunia.
Lihat saja, tulisan-tulisan beliau.

Tulisan-tulisannya secara literer mengandung kata sukacita atau kegembiraan, mulai dari Evangelii Gaudium, Amoris Laetitia, Laudato Si', Veritatis Gaudium, dan Veritatis Gaudium, serta Gaudete et Exultate.
Bukan hal yang baru sebenarnya. Sebab, para kudus, pendahulu telah lebih dulu mewartakan sukacita dalam seluruh hidupnya.

Bahkan, kita akan geleng-geleng kepala melihat sisi-sisi humor para kudus bahkan ketika nestapa dan kekejaman sedang di hadapi.
Kisah Santo Laurentius misalnya.

Laurensius mati karena dipanggang di atas bara. Ketika ia mulai diletakkan di atas pemanggangan, ia berkata kepada algojonya: "Hei, bagian badan yang bawah sudah matang. Tolong dibalik supaya sebelah yang lain lebih matang."

Bhahaha!
Thomas Moore lain lagi ceritanya.

Ia mati dipenggal. Sebelum algojo mengayunkan pedang u/ memenggalnya, ia berkata: "Eh, bisa minta tolong menyingkirkan jenggotku? Ia tidak bersalah".

Kalau km algojonya, pasti komen: "mau ketawa tapi takut ...."
Halah, khas perilaku warga +62!
Dengan kalimat-kalimat itu, para martir mau menunjukkan bahwa mereka tidak takut kematian, karena mereka percaya bahwa Kristus adalah penebus mereka, bahwa kehidupan menang dari kematian.

Humor menunjukkan keutamaan keberanian kristiani.
Lain cerita tentang Paus Yohanes XXIII. Ia menanggapi surat Bruno "Jadi polisi atau paus?"

Jawab Paus: "Kamu harus sungguh-sungguh belajar untuk menjadi polisi. Tidak bisa berimprovisasi. Tapi jadi paus itu mudah. Semua orang bisa. Nyatanya, aku bisa jadi paus."
Humor terutama mengenai diri kita sendiri, bisa menertawakan diri sendiri, adalah sarana untuk berlatih rendah hati, terutama u/ mereka yang mempunyai kapasitas dan otoritas resmi dalam Gereja, mendapatkan penghormatan publik. Tidak memandang diri sendiri sebagai orang penting.
Beberapa perjalanan hidup santo-santa yang lain ternyata memang dekat dengan sukacita.

St. Theresia dari Avilla berkata: "A sad nun is a bad nun. I am more afraid of one unhappy sister than evil spirit."

Kegembiraan adalah tanda kehadiran Roh Kudus.
Santo Agustinus lain lagi. Ia mempunyai doa yg unik.

Begini doanya: "Tuhan, berilah aku kemurnian, tapi jangan sekarang."

Tentu, yang paham sisi kelam St. Agustinus pasti akan tersenyum membaca doa itu.
Salah satu keprihatinan Paus Fransiskus dan mungkin sebagian dari kita adalah: Gereja kita terlalu tampak berwajah serius. Para santo-santa digambarkan berwajah serius. Para imam dan kaum religius lainnya juga bermuka serius.
Penghayatan hidup beriman orang beragama seperti harus menuntut keseriusan, karena ini masalah surga dan neraka; bahkan mungkin masalah dosa dan pahala.

Maka, harus serius, marah-marah ((bilamana perlu)). Halah!
Padahal kalau kita melihat foto orang-orang kudus dari zaman kita: St. Yohanes Paulus II, Ibu Teresia dari Kalkutta, Padre Pio, selalu ada senyum di wajah mereka. Santo-santa adalah orang-orang yang punya selera humor.
Kekuatan sukacita itu dahsyat. Kita lihat bagaimana St. Filipus Neri mampu menggerakkan kaum muda karena pewartaannya yg penuh dg lelucon & sukacita.

Menjadi orang kristen adalah sukacita dalam roh (Rom 14:17). Semestinya kita bersukacita senantiasa. Bersukacita dalam Tuhan!
Jadi bagaimana sekarang? Boleh follow akun-akun garis lucu, seperti @KatolikG

Tentu saja, boleh. Kehilangan rasa humor bukanlah tanda kekudusan!

Kita telah menerima begitu banyak dari Tuhan untuk dinikmati (1 Tim 6:17), sehingga kesusahan dpt mjd tanda tiadanya rasa syukur.
Terakhir, doakan doa St. Thomas More ini:

"Anugerahilah aku, ya Tuhan rasa humor yang baik. Berikanlah aku rahmat untuk mengerti lelucon agar memiliki dalam hidup sedikit sukacita, serta sanggup untuk membagikannya kepada sesama. Semoga."
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Jubir Vatikan Partikelir

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!