My Authors
Read all threads
RIVALITAS ANTARA KHOFIFAH DAN RISMA MEMBAHAYAKAN PENANGANAN COVID-19
Sebelum kami lanjut, skrinsut ini sedikit menggambarkan adanya rivalitas antara Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya.
Faktanya adalah, yg tegas menolak semua kapal pesiar bersandar di Surabaya adalah Walkot Surabaya Tri Rismaharini, bukan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa
Berdasarkan data ada 3 kota yg berpotensi menjadi episentrum baru wabah virus corona, yaitu Semarang, Surabaya dan Makassar.
Atas data tersebut lantas Walikota Surabaya Tri Rismaharini meminta kepada Pemerintah Pusat, dalam hal ini Menteri Kesehatan Terawan untuk dikirimi reagen test PCR agar bisa secepatnya melakukan test kepada warga Surabaya sehingga pemetaan wabah dapat dilakukan
Berhubung wakil Pemerintah Pusat di daerah adalah Pemprov, maka atas permintaan Walkot Surabaya tsb pada tanggal 25 April kemarin dikirimlah 41 ribu reagen PCR ke Pemprov Jatim, namun oleh Pemprov Jatim bantuan reagen PCR tersebut tidak diserahkan kepada Pemkot Surabaya.
Tetapi diserahkan kepada 6 laboratorium, yg meskipun sebagian ada di Surabaya tetapi tidak spesifik untuk warga Surabaya. Bahkan dipakai ramai2 untuk Jatim, Bali, NTB dan NTT.
Padahal Walkot Risma ingin mendapatkan reagen PCR khusus untuk keperluan warga Surabaya, justru karena peringatan dari Gubernur Khofifah bahwa Surabaya MERAH PEKAT.
Agak ironis jika setelah mengatakan demikian bu Khofifah tidak ambil langkah memprioritaskan kota Surabaya
Sejak dari klaim permintaan bantuan ke pusat sudah terlihat adanya rivalitas antara Khofifah dan Risma. Tetapi pembagian bantuan reagen setelah diterima Pemprov Jatim menunjukkan tiadanya prioritas dari Gubernur Jatim untuk mengatasi kondisi Surabaya yg merah pekat tadi
Berhubung merasa tidak mendapat bagian akhirnya Risma kembali mengontak Menkes Terawan untuk dikirimi langsung ke Pemkot tanpa melewati Pemprov. Namun jumlah 4 ribu reagen tesebut masih kurang karena Surabaya membutuhkan minimal 7 ribu reagen PCR
Perilaku Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yg seolah bersaing dgn popularitas Walkot Surabaya Tri Rismaharini ini bukan cuma masalah reagen test PCR. Dalam kasus2 penanganan Covid-19 sebelumnya sudah terjadi, yg ujung2nya merugikan warga Surabaya.
Contohnya ketika Risma menempatkan petugas sterilisasi di 19 titik pintu masuk Surabaya, Khofifah langsung menyindir dgn memelintir seolah Pemkot Surabaya menerapkan PSBB tanpa koordinasi dgn Pemprov Jatim. Padahal itu cuma post sterilisasi biasa

m.medcom.id/nasional/daera…
Maka atas sindiran Gubernur tersebut Risma memerintahkan menarik petugas sterilisasi di 19 pintu masuk Surabaya. Disinilah terjadi peluang impor wabah dari daerah lain maupun dari luar negeri ke Surabaya

suarasurabaya.net/kelanakota/202…
Sebagaimana diketahui kasus positif Covid-19 kebanyakan berasal dari kasus impor dari daerah lain. Nyata sekali, kecemburuan Khofifah kepada Risma berdampak pada semakin merahnya status Surabaya.
Luar biasanya! Setelah Risma menarik petugas sterilisasi dari 19 pintu masuk Surabaya, Pemprov Jatim bekerjasama dgn Polda Jatim justru meniru apa yg sudah dilakukan Pemkot Surabaya yg sebelumnya disindir oleh Gubernur Khofifah itu.
Gubernur Jatim juga sering melakukan aksi2 populis yg kontra produktif dgn penanganan Covid-19. Contohnya adalah kasus warga berdesakan atas program Pemprov Jatim ini. Jika terjadi cluster baru akibat kejadian ini Surabaya pula yg harus menanggungnya

m.cnnindonesia.com/nasional/20200…
Masih banyak lagi kebijakan Gubernur Jatim yg kebijakan2nya terkesan sekedar mencari popularitas dalam penanganan wabah virus corona yg ujung2nya hanya merepotkan pemkot/pemda di Jatim.
Contohnya adalah kebijakan Khofifah meminta agar gedung SD dijadikan karantina pemudik. Ini ngawur sebab TK, SD dan SMP dibawah koordinasi pemda/pemkot sedangkan Pemprov membawahi SMA/SMK. Kenapa tidak gunakan gedung SMA/SMK yg jelas2 dibawah Pemprov?

suarasurabaya.net/kelanakota/202…
Kebijakan menggunaka gedung SD dari pada gedung SMA/SMK yg nyata2 dibawah Pemprov membuktikan Khofifah cuma mau dapat popularitasnya saja tapi tak mau repot menanggung akibatnya.
Wabah virus corona ini adalah ancaman bagi semua pihak. Maka dari itu sebaiknya para pejabat bekerjasama dgn baik. Jangan mengutamakan ego sektoral apalagi memanfaatkannya untuk meraup popularitas pribadi dengan mengorbankan kepentingan rakyat. Ini masalah nyawa manusia!
Untuk bu Khofifah, saran kami dukunglah bu Risma dalam mengatasi wabah virus corona di Surabaya. Setidaknya jangan dihambat! Berikan reagen test PCR yg menjadi hak warga Surabaya. Agar penanganan wabah di Surabaya menjadi lebih terpetakan secara baik.
Sebab bagaimana pun Surabaya adalah Ibukota Jawa Timur yg bu Khofifah pimpin. Jika Surabaya gagal menangani wabah ini, maka yg gagal bukan hanya bu Risma saja tetapi kegagalan bu Khofifah juga.
Stop rivalitas kekanakan ini! Bekerjasamalah demi keselamatan nyawa rakyat!
Sekian kultwit kami. Semoga didengarkan. Terima kasih!
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with #99

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!