My Authors
Read all threads
Thread Kisah Romantis
#romanmelaks #melaksbercerita
Kisah Cinta Bung Hatta: Pantang Menikah Sebelum Merdeka
Sumber:
1. Kumparan
2. Dhia Priyanka/soco dot id
Versi podcastnya:
Jika biasanya mas kawin berupa uang, lain halnya dengan kisah pernikahan Bung Hatta dan Siti Rahmiati. Pasalnya, Bung Hatta memberikan mas kawin yang benar-benar tidak ternilai harganya, yakni berupa buku karyanya sendiri yang berjudul 'Alam Pikiran Yunani.'
Buku ini merupakan karya yang amat spesial bagi dirinya, karena dibuat saat ia tengah mengalami masa-masa sulit. Terbayang nggak sih, betapa istimewanya sang istri di mata Bung Hatta?
Bung Hatta, rekan seperjuangan Bung Karno ini berprinsip tak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Ia bertekad untuk fokus menuntut ilmu semasa dirinya menjadi mahasiswa di Belanda. Sekalipun banyak perempuan cantik yang kagum akan kharismanya,
Hatta muda tetap teguh pada pendiriannya. Ia yakin bahwa pendidikan yang sedang ia tempuh merupakan pondasi baginya dalam melepaskan Indonesia dari belenggu penjajah.
Prinsip hidup Hatta muda itu nyatanya pernah menenggelamkan kisah cintanya dengan seorang perempuan cantik bernama Anni, anak Teuku Nurdin, penerjemah pemerintah Nangroe Aceh Darussalam. Anni bukan perempuan biasa.
Ia adalah seorang nasional, aktivis perempuan yang juga ikut andil dalam Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung. Keduanya lantas menjalin kasih hingga sudah bertunangan. Benar adanya bahwa jodoh tak dapat ditawar.
Hatta dan Anni memutuskan untuk berpisah dan tak berjodoh hingga ke pelaminan. Anni kemudian menikah dengan kawan dekat Bung Karno, Abdul Rachim. Dari pernikahan tersebut Anni dikaruniai dua orang putri, Rachmi dan Titi.
Rencana Tuhan sungguh tak dapat disangka manusia. Selesai menempuh pendidikan di Rotterdam, Belanda, Bung Hatta kembali ke Indonesia. Ia bertemu kawan-kawan seperjuangan demi menyusun rencana untuk merebut kemerdekaan Indonesia tercinta. Setelah Indonesia merdeka,
Bung Hatta menambatkan hatinya pada seorang perempuan yang tak disangka-sangka, Rachmi. Ya, Bung Hatta jatuh cinta pada anak pertama dari mantannya, Anni. Bung Hatta mengungkapkan niatnya untuk meminang gadis pujaannya kepada sang sahabat, Bung Karno.
Demi cinta sang sahabat, Bung Karno dengan ditemani R. Soeharto mengunjungi keluarga Anni dan melamarkan Rahmi untuk Hatta. Terkejutkah Anni saat kunjungan itu? Tentu saja! Bagaimana tidak, lelaki yang dulu memutuskan kisah cinta dengannya kini justru melamar putrinya.
Terlebih usia Bung Hatta dan putrinya terpaut cukup jauh. Bung Hatta kala itu berusia 43 tahun dan Rachmi baru menginjak usia 19 tahun. Bung Hatta tak ubahnya seperti om atau bahkan ayah bagi Rachmi. Anni menyambut lamaran tersebut dengan sebuah jawaban,
“Perbedaan usia Yuke (sapaan untuk Rachmi) dan Bung Hatta terlalu jauh”. Ia kemudian meminta waktu untuk berdiskusi dengan anak perempuannya tersebut sebelum menjawab lamaran.
Sebelum berpamitan, Bung Karno kembali meyakinkan Anni, “Hatta orang yang baik. Ia pemimpin yang baik dan ia adalah teman baik saya sendiri.” Bung Karno juga menutup kunjungannya dengan berpesan pada sang calon, Rachmi, “Dia laki-laki yang baik dan berprinsip tinggi.
Yakinlah kamu tidak akan kecewa.”
Bung Karno ternyata mak comblang yang dapat diandalkan. Keluarga Anni memutuskan menerima lamaran Bung Hatta untuk anak mereka, Rachmi. Keduanya menikah pada tanggal 18 November 1945 di Bogor.
Bung Hatta menepati janjinya pada Indonesia; pantang menikah sebelum merdeka. Kisah cinta Bung Hatta tak berhenti di situ saja. Mahar yang ia berikan pada Rachmi sungguh istimewa. Sebuah buku berjudul Alam Pikiran Yunani.
Buku itu ia tulis ketika ia diasingkan di wilayah Digul sekitar tahun 1934. Rachmi memahami bahwa buku dan Hatta ibarat kepingan koin; selalu bersama dan bersisian. Rachmi tak heran juga bahwa suaminya terkenal di Jepang dengan sebutan Gandhi dari Jawa.
Hatta dan Rachmi tumbuh bersama sebagai pasangan yang saling mencintai. Keduanya dikarunia tiga orang anak perempuan. Hatta memang tak banyak bicara. Tapi, ia selalu menunjukkan cintanya dengan perilaku terhadap Rachmi.
Saat istrinya akan melahirkan anak pertama, Hatta masuk ke ruang bersalin dengan membawakan istrinya sepotong sandwich buatannya. Ia bahkan selalu memastikan bahwa istri dan anaknya bebas dari terpaan terik matahari saat berada di dalam mobil.
Bung Hatta telah menepati janjinya. Janji pada ibu pertiwi dan janji pada Rachmi untuk menjadi laki-laki sejati.
Sumber: Noer, Deliar. (2012). Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa. Jakarta: Buku Kompas.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with melodius_aksara

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!