My Authors
Read all threads
Ada berita ABK Indonesia yg ikut dgn kapal nelayan China ukuran 48 meter yg juga melakukan tindakan illegal menangkap ikan hiu yg langka untuk diambil siripnya. Sumber berita adalah NGO yg memeriksa adanya pelanggaran HAM dan penangkapan ikan illegal.
fiskerforum.com/investigation-…
Diberitakan juga oleh media2 Indonesia dari sumber youtube dsb, bahwa ABK Indonesia terserang penyakit di kapal itu sampai membengkak, dan juga dikabarkan oleh youtube2 tsb dibilang bahwa jenazah di buang ke laut.

Kasus inipun menjadi viral dan heboh di Indonesia.
Disinilah di Indonesia terjadi kesalahan fokus. Fokus pada jenazah yg dibuang kelaut. Padahal fokus utama seharusnya pada tindakan penangkapan ikan hiu langka illegal, dan soal ketenaga-kerjaan. Kenapa ABK bisa sampai bekerja disana? Fokus jenazah ini beda urusan.
Ini kapal nelayan tsb, bukan kapal besar. Jika beberapa ABK mati dgn gejala2 aneh, ditengah krisis C19, tanpa alat testing coronavirus ditengah laut, kira2 apa yg akan dilakukan nelayan? Yaitu jelas, mencoba mencegah potensi infeksi. Kemungkinan krn itulah mrk jenazah dilautkan.
Jangankan kapal kecil dgn fasilitas kurang, kapal cruise besar yg bersih aja terjadi penularan besar. Kalau kapal kecil spt itu terjadi infeksi penyakit menular spt C19, bisa2 habis seluruh awak kapal berikut kapten.

Krn itulah fokus pada pembuangan jenazah itu salah.
Fokus yg benar, kenapa ABK bisa kerja di kapal spt ini? Gimana dgn perlindungan kesejahteraan ABK di kapal spt ini? dan juga menyangkut perlindungan satwa liar di laut, apakah kapal ini menangkap ikan hui hanya untuk diambil siripnya?
Apakah ABK tahu kapal itu cuma menangkap ikan hiu untuk diambil siripnya? Kalau sdh tahu sebelumnya, kenapa masih ikutan kerja di kapal spt ini?

Jika seseorang kerja ama mafia, jelas dia beresiko sekali kena tembak atau urusan mafia lainnya.
Skr tenaga kerja mengglobal, warga kemana2 keseluruh dunia, kerja di tempat yg terkadang tidak terbayangkan, spt petualangan aja. Ini bukan hanya warga Indonesia, tetapi juga semua warga negara2 lain. Juga warga China yg kerja sampai ke pelosok2 Afrika dan yg disate disana.
Tidak mungkin pemerintah Indonesia bisa melindungi setiap warga Indonesia di seluruh dunia, apalagi yg bebas entah kerja apa saja, dan menyerempet2 wilayah illegal.

Kasus2 spt ABK ini akah semakin banyak, tidak akan berkurang malah bertambah.
Untuk kasus ABK diatas, fokus pada tindakan illegal kapal tsb menangkap ikan2 yg langka untuk diambil siripnya, bukan pada penguburan laut. Sea Burial itu biasa dilakukan di laut, jenazah dibungkus dan dilautkan.
Untuk kasus2 kematian di laut yg dicurigai infeksi penyakit menular, jika kapal tidak ada fasilitas baik untuk mencegah infeksi, lebih baik jenazah langsung dilautkan. Ini adalah tindakan tepat demi mencegah korban lebih banyak berjatuhan.
Kemudian fokus juga pada perusahaan2 penyalur TKI, apakah mereka sembarangan menyalurkan TKI ke employer2 yg ga jelas?

Urusan ABK selalu rumit, krn terjadi di laut, apalagi laut internasional, sering kata kapten kapal itulah aturan yg harus ditaati.
Selain itu, yg hrs diperiksa adalah, apakah legal bagi kapal nelayan dari China untuk mempekerjakan ABK asing tanpa ijin dari aparat di China? Bagaimana aturan hukum di China soal ini? Kalau soal visa kerja asing disana ya jelas aturannya. Yg ini hrs diselidiki dulu, sy ga tahu.
Krn itu soal ini mending disidik lebih jauh sebelum diajukan apapun pada pemerintah manapun. NGO/LSM sih ga ada beban ga ada tanggung jawab. Tapi pemerintah beda, ada efek belakang yg harus dipikirkan, terutama terhadap ABK2 lain yg ada di kapal lain.
Misalnya, pemerintah tuntut ke China soal ABK kasus ini. Lalu China memeriksa, ternyata menurutnya kapalnya melanggar hukum China kalo mempekerjakan warga asing tanpa ijin, apa akibatnya bagi ABK2 lain di tempat lain?

Atau China supaya menghindar urusan di kemudian hari ==>
untuk hindari urusan dikemudian hari, perketat aturan legal bagi mempekerjakan pekerja2 asing. Apakah ini akan merugikan atau menguntungkan Indonesia? Hal2 spt ini harus dipikirkan, daripada seruduk2 tanpa mikir, eh ntar malah buntung.
Kasus ABK ini bkn unik kasus pekerja Indonesia, atau employer pihak China. Tetapi kasus pekerja antar negara seluruh dunia, terutama yg illegal.

Dimana2 pekerja illegal dieksploitasi, termasuk di Amerika dgn pekerja illegal asal Amerika Latin.
Saya juga mendengar pekerja asal China dieksploitasi oleh perusahaan dari China yg berada di lokasi luar China. Hotel2 Trump juga dituduh mengeksploitasi pekerja2 immigrant illegal.

Sehingga jika mau dibilang kasus ini ada di 2 fokus: =>
I. Fokus penangkapan hewan liar illegal, ikan hiu illegal, apalagi cuma diambil siripnya.

II. Fokus di eksploitasi pekerja (legal, illegal, semi-legal).

Fokus II ini menyangkut juga pihak yg menyalurkan tenaga kerja, baik legal maupun illegal.
Kalau memang benar ABK Indonesia mengantongi visa E10 Korea Selatan, memang menjadi pertanyaan, kenapa pula kerja di kapal China? Atau ada perusahaan Korea Selatan yg menjadi calo TKI?
Kalau saya lihat dari situs Korea Selatan, visa E10 itu untuk ABK kapal transportasi penumpang, bukan untuk kapal nelayan penangkap ikan. Dan itu untuk kapal Korea Selatan, bkn negara lain.
overseas.mofa.go.kr/ch-en/brd/m_79…
ABK itu dikatakan berangkat dari Indonesia, ke Korea Selatan. Jadi semua urusannya berlangsung di Korea, kemudian mereka dibawa dgn kapal collecting ke laut lepas.

Jadi mrk tidak pernah mendarat di China, mrk spt dioper makelar ke kapal nelayan asal China tsb, di Korea.
Urusan hukumnya rumit, jadi ini harus diurus negara apa? Menurut saya sih, karena semua transaksi terjadi di Korea, maka harusnya Korea yg paling bertanggung jawab. Mrk berangkat dari Korea, pulang ke Korea.

Kalau diperkarakan dr segi hukum, sukar u/ dari Indonesia atau China.
Yg masih kosong disini adalah suara dari pihak perusahaan China. Kita belum mendengar suara dari mereka, apa versi kejadian itu dari mereka. Apakah mrk akan bersuara, kita ga tahu? Siapa tahu mrk dgn ini melanggar hukum ketenaga-kerjaan di China dgn pakai tenaga asing tanpa ijin.
Kemudian disebutkan ada kontrak kerja. Karena urusan ini sdh disebarkan oleh NGO Korea dan Inggris, maka ada baiknya kontrak kerja juga dipaparkan untuk umum. Dengan siapa sebenarnya para ABK teken kontrak kerja tsb.

Apakah dgn perusahaan makelar, atau dgn pemilik kapal nelayan?
Jika misalnya agen tenaga kerja merekrut dari Indonesia, maka merekalah yg bisa dituntut pemerintah Indonesia untuk tanggung jawab. Karena toh kantornya ada di Indonesia kan? Minta penjelasan dari agen2 tenaga kerja tsb.
Menurut saya sih, ABK nelayan terlalu gampang disalahgunakan. Pemerintah Indonesia mulailah melarang rekruitmen ABK WNI untuk kapal nelayan, hanya boleh untuk kapal penumpang, kapal pesiar dan kapal dagang.
Soal sirip ikan hiu, sdh diketatkan perdagangannya di China dan Hong Kong (HK banyak sekali import). Ini baru ada berita penyitaan besar2an pengiriman sirip ikan dari Amerika Latin ke HK.
scmp.com/news/hong-kong…
Kampanye anti konsumsi sirip ikan hiu bertahun2 menurunkan tingkat konsumsi di China. Karena itulah kalau ada kapal yg ketahuan menangkap ikan hiu langka, bagus untuk diekpos, biarin mrk jadi bermasalah di China.
Memang hisit (sirip hiu) enak, saya juga suka. Tetapi efeknya bisa menghabiskan hiu2 langka dunia. Krn itulah, demi lingkungan, dukung jangan lagi makan sup hisit. Ganti ama sup scallop aja, atau sup jagung. 😁😁
Ada satu lagi disinformation yg berkembang di Indonesia, soal ABK minum air laut. Air laut mungkin bisa diminum begitu saja krn terlalu asin. U/ membuat air laut bisa diminum, pakai alat desalinasi, biasanya dgn reverse osmosis.

Kalo filter sdh bagus, ga masalah minum air laut.
Banyak org yg ga ngerti selalu pikir air botolan lebih bagus. Kalo saya suruh pilih, jika filter desalinasi bekerja baik, saya lebih baik minum air laut segar hasil reverse osmosis daripada botolan yg entah dipacking kapan, entah air dari mana.

Air laut jelas jernih..
Di bbrp negara yg airnya bagus, ada rekan2 dari Asia yg masih memilih air botolan daripada minum langsung dari kran di tempat publik atau dari wastafel. Saya memilih tap water, krn jelas2 itu lebih segar.

Air dari alam yg blm terkontaminasi lebih segar dan enak.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Daemoen

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!