Siapa yg mo baca ketik #Araberkisah yaa! ✨
Sesampainya di rumah sakit, sebut saja rumah sakit Z. Kami berlari dari parkiran mobil agar cepat sampai ke kamar kakek dirawat, sebelumnya kami sudah di beri tahu kamar yg kakek kami tempati.
Aku perlahan masuk ke kamar kakek. Aku melihat banyaknya selang di tubuhnya. Perasaanku seperti terhoyak. Aku ingin menangis. Namun aku tahan sebisa mungkin
'Ada yang berdesis! Terus kuping gue ada yg niup gitu!'
Setelah kepergian teman kecilku, Anna dan Aprile 5 tahun lalu.
Kulirik kakek ku yang sedang terbaring lemah. Ia menggenggam sebuah tasbih seraya ia berdzikir.
Aku mengurungkan niat untuk bertanya. Aku sangat sayang kakek.
'mu..ti, jan..gan lupa te..rapi ya' ucap kakek dengan terbata bata.
Saat itu aku di vonis dokter; Kista, Kista yang hampir mengelilingi rahimku. Disaat kakek sakit pun, ia masih sangat perhatian dengan kondisi kesehatanku.
Aku menelan ludah. Sosok kepala tanpa badan itu seperti ingin menjilat kuping aa. Aku refleks memukul kepala Aa dengan sangat kencang
Tidak!!!!
Aku melihat badan yang tanpa kepala di dalam Lift.
Apakah... Ini adalah tubuhnya?
Kaki ku refleks mundur ke belakang.
Tanganku gemetaran ketakutan. Aku menundukan kepalaku agar tidak melihat sosok kepala itu.
'Kenapa sih De? Cerita aja kalo ada apa apa, gue kan abang lo! Kebiasaan lo mah apa jg dipendem' ucap Aa.
'Ng.. itu, ada kepala buntung di belakang lo A.....'
'Ya gue harus bilang gimana?'
'bilang jangan deket gueee!!' dengan isyarat tangan aa mengayuh2 ke arahku.
'Hah? Ya gak dua dua nya Dek yaAllah dek! Ini lift kenapa sih lama bangetttttt?!'
'eeeh.. kenapa muti sama akup lari lari?' tanya mang Aki dengan keheranan. 'Gapapa mang Aki. Ayo pulang mang!' ucap Aa kepada mang Aki.
Kami di jalan masih mengalami ketakutan. Takut-takut sosok kepala tanpa tubuh itu ikut kami pulang kerumah😭
'Berdoa aja kalian teh! Semoga Aji bisa sehat lagi terus bs ajak muti sm akup jalan jalan lagi ya!' tandas Mang aki.
'Muut, nanti mang Aki jemput lagi gak? Soalnya nanti malem ada Teh Nur turun dari Jambi!' ucap mang aki kepada kami.
'Oh tante Nur dateng mang Aki? Kalo gitu... Muti sm Aa dateng lagi deh mang' ucapku kepada mang Aki.
'yaudah atuh mut. Nanti abis magrib mang Aki kesini lagi ya,
Aku bergegas membuka pintu dan berjalan menuju kamar. Aku ingin sekali merebahkan diri, karna merasa lelah seharian ini beraktivitas dan masih takut sekaligus 'shock' mengetahui aku melihat 'Mereka' lagi.
Magrib pun tiba, Aa memanggilku untuk segera bergegas ke Rumah Sakit 'De.. buru, mang aki uda dateng nih! Ucapnya kala itu.
Sesampainya kami di Rumah sakit, kami turun dari mobil, berjalan menjju Lobby. Saat pandangan mataku menuju ke Arah lobby...
'Deg'
Jantungku seperti ingin loncat...
Aku ingin bilang sm Aa, namun aku takut Aa malah jadi parno dan tidak mau untuk naik ke atas
'Dek, kepala buntung itu ada lg?' tanya Aa memecah keheningan
Aku melirik ke arah Aa.
Padahal, sosok kepala tanpa badan itu sedang mengikuti kami berjalan menuju Lift.
'Gimana sih lu Dek, pala buntungnya gak nongol gitu?'
'Hmm'hhh' jawabku dengan malas.
Benar saja, sosok kepala tanpa badan itu mengikuti kami di Lift.
Aku menghela nafas dan mencoba untuk tenang.
'sepi banget cuma kita berdua lg yg naek' ucap Aa dengan parau.
'Gue tau, lu nyembunyiin sesuatu kan dari gue?'
'Nyembunyiin apa?' tanyaku lagi.
'Hati gue berkata ssst... Sini gue bisikin dek' ucapnya dengan nada yang semakin rendah
'Apaan si segala bisik bisik lu. Takut lu ya?' jawabku dengan nada meledek
'Enggak sih, cuman males aja apa. Gue sih gak takut. Ngapain takut sama setan..'
'HAH! YAALLAH ALLAHUAKBAR!!! Ini kenapa liftnya lama banget sih?! Ya Allah spot jantung gue lama2!!!!' Aa penuh kepanikan dan ia memencet2 tombol lift. 'TING' pintu lift pun terbuka...
'A... A..' aku melihat ke pintu Lift yang terbuka, bibir dan mataku seakan terbelalak kaget
'kenapa Dek?' ucap Aa, aku menahan tangan Aa yang ingin keluar Lift.
Sekeliling kami menatap kami heran.
Sesampainya kami di lantai 5, suasana sangat sepi, hanya 1 orang satpam dan dua orang suster yg berjaga.
Aku melihat kakekku sudah tidur dengan lelapnya. Aku tak ingin mengganggu beliau.
Setelah itu, aku mendapatkan kabar dari sepupuku bahwa satpam td mengeluh.
Aku berjalan menuju suster yang berjaga. Saat aku menghampirinya, ia dan temannya terlihat gusar
Alisku berdenyit, 'yang dulu?'
Aku menghampiri kedua suster itu.
'Iya dek, cuma berdua sm satpam didepan' ucapnya dengan Ramah.
'Kok di vvip ini sepi banget ya sus? Cuma kakek saya aja' ucapku.
'iya, soalnya jarang Dek. Paling di sebrang yg vip. Itu juga yg ngisi cuma 4 orang'
Kemudian, suster itu bertatapan dengan wajah heran.
'iya sus, saya lagi bosen aja sih sebenernya' ucapku kepada suster itu.
'Oh..iya iya dek..' ucap kedua suster. Aku berjalan penuh heran. Seperti ada yg disembunyikan oleh suster tersebut.
Tiba2 ada suara *TING* kemudian pintu lift terbuka dengan sendirinya.
Pandanganku tertuju kepada lift itu, pintu lift terbuka, namun aku tidak melihat ada org sama sekali
Pintu lift tetap terbuka. Seakan akan sedang ada yg menahan tombol pintu terbuka. Namun, aku lihat tidak ada sama sekali orang atau pun mahluk apapun.
Saat aku menengok ke belakang, sosok seorang ibu memakai baju oprasi berwarna hijau dan perutnya yang bolong berada di belakangku.
Sepersekian detik otaku berfikir apa ia seorang ibu yang gagal oprasi / mengapa?
Sial, ucapku.
Gada orang bro......😭
Aku ingin sekali berteriak, atau berlari sekecang mungkin, namun kakiku terasa kaku, bahkan telapak tanganku terasa seperti direndam ribuan es batu.
'TING' tiba-tiba, ada suara lift terbuka.
Jantungku terasa ingin loncat, rasa takut mulai menghujam perasaanku, aku mulai merasa kecil.
Yang saat ini berada di lift adalah;
Hantu dengan sosok kepala tanpa badan.......
'Neng, ngapain disini? Segala bengong si neng. Jangan bengong neng!'
Ternyata, yang datang adalah satpam yang menggantikan untuk jaga malam.
'hhhhhh' aku menghela nafas dengan lega.
'ngapain neng di sini? Masuk aja kekamar.' ucapnya dengan nada yang berusaha merendah. Satpam itu terlihat kesal ketika melihatku berdiri dan seakan sedang melamun.
'iya pak, saya kedalam dulu ya' ucapku, pamit kepada sang satpam. Aku mulai memasuki bangsal rumah sakit lagi. Perlahan, aku menengok ke arah suster yang sedang berjaga.
Dan aku refleks memejamkan mata.
'kenapa dek?' tanyanya dengan tatapan yang heran.
'e..eh. eng..gak sus. Gapapa.' ucapku seraya aku berlari kecil menuju kamar kakek.
Aku mulai mengajak aa untuk pulang kerumah.
'Dek, gimana ya. Kita naik lift lagi gitu?' tanya aa.
'ya, mau gimana a. Apa mau lewat tangga?' tanyaku.
'boleh sih, yuk lewat tangga aja. Spot jantung gue kalo naek lift'
Sial, ucapku.
Sosok sundel bolong itu kini menghadap ke arahku.
Ternyata, sosoknya cukup menyeramkan.
Aku seakan tidak berani untuk bertatapan dengan lama. Aku mengalihkan pandanganku ke arah Aa.
Aku menggeleng. Berharap memang sosok kepala tanpa badan itu tidak 'hadir' lagi, kali ini.
Lidah yang menjulur keluar itu mulai mendekati wajahku, seperti ingin menjilat pipiku yang mulai basah karna keringat yang keluar dari dahiku.
'Yaallah, gue disini tolong...' ucapku dalam hati.
'si Ade pergi apa gimana ya?' ucap Aa.
Dengan tiba tiba, sosok itu pun menghilang.
'De, lo dikamar mandi?' ucapnya.
Aku pun perlahan membuka pintu kamar mandi, dengan wajah pucat pasi.
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku. Ternyata aa datang membawa sebungkus Nasi goreng. Lalu Aa menaruh nya di meja makan.
'Tutup pintunya, Dek! Kunci..'ucapnya.
Aku mengangguk dan menutup pintu perlahan lahan.
'Ara!!' lamunanku dipecahkan oleh suara teman sekelasku. Aku menyambut sapaannya dan masuk kekelas.
Waktu pun berlalu, Bel pulang pun berbunyi. Aku bergegas untuk pulang dan ingin kerumah sakit lagi untuk menengok kakek.
Sesampainya dirumah sakit, aku berjalan untuk menaiki Lift.
Leherku seakan tercekat, bola mataku melirik ke arah suara itu berasal.....
Aku masih melihat sosoknya tersenyum dengan senyuman yang merekah, ia merasa seperti sedang diatas angin. Mungkin karna ia sedang melihat sosok anak kecil yang sedang ketakutan sendirian.
Disamping kananku, sosok kepala yang melayang. Ia seperti puzzle yang hilang, dan bila di satukan kepala dan badannya. Ia menjadi sosok yang utuh.
Perlahan lahan, penumpang Lift turun satu persatu.
'Ini tempatku....' ucapnya lagi.
Aku bergegas untuk keluar Lift. Satpam itu melihat wajahku yang pucat pasi.
Ini mau di lanjut sekarang / besok nii
😆
Aku hanya melirik pelan ke arah belakang.
Ternyata, sosok kepala tanpa badan itu sedang melihat ke arahku dan perlahan senyum.
Aku yang melihat ia tersenyum hanya bisa menelan ludah
Aku berjalan menyusuri bangsal rumah sakit.
Aku benar2 tidak memerdulikan apa yang ada disekitarku saat ini.
Aku sedang berusaha untuk menerima bahwa “mata” ini kembali terbuka.
:”)
Jam besuk pun mulai habis. Aku pun pamit untuk pulang.
Aku mengangguk pelan.
Karna aku akan menghadapi UN sebentar lagi.
Hhh. Rasanya mau tarik nafas panjang. Harus melewati “kamar kamar” yang kosong.
Namun penunggunya banyak
😭
“Mereka” mulai berkeliaran lagi.
Suster yang berjaga senyum ke arahku.
Namun, selain suster.
Ada sosok yang ikut senyum juga ke arahku.
:”)
Matanya cembung berwarna hitam.
Ia ikut senyum kepadaku.
Aku mengangguk pelan ke arah suster.
Aku takut untuk naik Lift 😭
Tiba tiba, bahu ku ditepuk oleh seseorang.
“Neng..”
Ternyata satpam yang mulai berjaga malam.
“Iya pak..”
“Jangan sendirian neng. Saya anter ya!”
“Ooh iya pak boleh..”