Kemudian ia bertemu dgn seorang wanita berwajah cantik bernama Qatham, putri Syajnah bin Adi. Iapun jatuh cinta dgn gadis tsb dan langsung melamarnya
Di tengah perjalanan, terdengar suara lantunan ayat Alquran dari masjid
Imam Ali menimpali, “Ya Kumayl, itulah suara orang (Abdurrahman bin Muljam) yang akan menebas pedangnya ke kepalaku di saat aku sedang shalat subuh.”
Malam 19 Ramadhan itu, dalam perjalanan menuju Masjid Kufah, Imam Ali beberapa kali menengok ke langit.
Namun yang disapa dan dinasehati membatu, tak kunjung beranjak.
Ibnu Muljam berkata:
Hukum milik Allah wahai Ali, bukan milikmu dan milik sahabatmu
Lalu Ibnu Muljam keluar dari Masjid meninggalkan Imam Ali
Derasnya airmata Imam Hasan, menyadarkan Imam Ali. Beliau pun langsung bertanya: “Anakku Hasan, untuk apa tangisan ini? Jangan bersedih atas keadaan ayahmu.
Ibnu Muljam tak kuasa mendengar kalimat setinggi itu. Dia pun menangis.
Suara keras ini kemudian membangunkan Imam. Setelah mengedarkan pandangan ke segenap arah, Imam menatap Zainab dan tak kuasa menahan airmata.
Hasan membantu Imam Ali meminum susu. Imam hanya minum seteguk saja lalu membisiki Hasan untuk memintanya mengantarkan susu yang sama kepada Ibn Muljam
Setelah fajar menyingsing, masyarakat berkumpul di depan rumah beliau dan meminta izin untuk menjengkuk. Beliau mempersilahkan mereka masuk.
Hijr bin Uday Ath-Thai yang hadir di sana pun lantas berdiri dan bersyair:
Kemudian Imam Ali meminta susu. Saat diberikan segelas susu padanya, Imam Ali meminum seluruhnya dan tidak menyisakan untuk Ibnu Muljam. Beliau berujar:
Rasulullah menjawab, “Allah telah mengijabah doamu. Allah akan memindahkanmu ke tempat kami setelah tiga malam.”
Dan malam ini malam ketiga stelah mimpi tsb
Seakan-akan aku bersamamu dan wanita-wanita Ahlul Bait yg menderita kehausan, menjadi tawanan yg dipermalukan
Kalian akan merasakan kekhawatiran diperolok-olok oleh masyarakat
Maka bersabarlah”