My Authors
Read all threads
Ita Martadinata dan ratusan perempuan Tionghoa lain mengalami perkosaan pada saat Kerusuhan Mei 1998, bahkan banyak pula yang dibunuh dan dibakar setelah diperkosa. Kami merangkum cerita-cerita yang ada.

Perkosaan dan anti-rasial tahun 98 itu ADA! #LogosMenolakLupa

- a thread
Tim Gabungan Pencari Fakta (TPGF) Mei 1998 mengidentifikasi bahwa sebagian besar korban kekerasan seksual berasal dari etnis Tionghoa. Sebagian besar dari kasus perkosaan itu ialah gang rape, dimana korban diperkosa oleh sejumlah orang dan digilir.
Sampai saat ini, masih banyak korban yang bungkam, salah satunya karena Ita Martadinata yang berani bersuara berakhir mengenaskan. Sesaat sebelum ia bersaksi di PBB, Ita dibunuh. Perut, dada dan lengan kanannya ditikam hingga sepuluh kali, sementara lehernya disayat.
Tetapi, masih ada beberapa cerita dari para korban, cerita ini sudah diverifikasi oleh TPGF atau Kalyanamitra, organisasi nonpemerintah bagi kerja-kerja dan kesetaraan perempuan yang mendampingi para korban tahun 98 lalu

Perlu diingat, semua kasus ini masih diabaikan oleh negara
1. Dewi

Ia berusia 23 tahun saat Kerusuhan Mei 98 berlangsung. Ia baru saja kembali dari Inggris setelah menamatkan studinya dan membawa rencana pernikahan dengan kekasihnya. Hari yang tidak diinginkan tiba, kala itu ia sedang berkendara menaiki taksi seorang diri.
Taksi berhenti di bawah jembatan Semanggi dan dua-tiga orang masuk. Dengan ancaman akan dibunuh, Dewi diperkosa bergantian oleh para pria berbadan tegap, itu terjadi di dalam taksi yang melaju mengelilingi Jakarta selama sembilan jam.

9 jam, diperkosa bergilir.
Para pemerkosa kemudian meninggalkan Dewi di pinggir jalan. Sebelum pergi, mereka memintanya tutup mulut. Apabila ia berbicara, keluarganya terancam dibunuh dan dibakar, hal ini dikatakan pelaku. Sejak saat itu, ia berniat untuk bunuh diri sebanyak 4 kali.
2. Putri

Mahasiswa Untar yang tinggal di sebuah kos daerah Sunter. Ia didatangi oleh 2 orang pria. Putri melawan sebisanya, sampai pelaku mengambil besi gorden untuk menusuk perut Putri, lalu mengenai alat kelaminnya. Ia hampir meninggal dengan pendarahan yang parah.
3. Ketika para pegawai kantoran pulang pada sore hari, mereka umumnya naik kendaraan bis. Para oknum yang telah berada di dalam bis, mencoba memilah penumpang. Para penumpang bis yang kedapatan berciri fisik perempuan Tionghoa diturunkan.
Mereka digiring ke pinggir jalan dan di pilah-pilah lagi. Mereka disuruh / dipaksa untuk membuka baju. Yang dianggap berparas cantik diperkosa. Sedangkan yang berparas tidak begitu cantik disuruh berjalan telanjang.
4. Sejumlah perempuan Tionghoa yang entah diambil dari mana, secara ramai-ramai ditelanjangi di pinggir jalan, kemudian digerayangi secara kasar oleh para oknum. Bahkan ada yang putingnya sampai sobek, serta seluruh badannya memar.
5. Kasus lain, ada 3 anak gadis dari keluarga Tionghoa yang diperkosa. Mereka berumur 10 hingga 18 tahun, diperkosa oleh 7 orang oknum di sebuah tempat di Jakarta Utara. Ya, kalian tidak salah membacanya, 10-18 tahun diperkosa oleh 7 orang. Saya tekankan.
6. Sebanyak 10 orang oknum memasuki salah satu bank swasta (yang dianggap milik orang Tionghoa). Mereka menutup bank tersebut. Para pegawai perempuan yang dianggap (berciri) Tionghoa disuruh menari dengan telanjang, laiknya penari striptis.
7. Ada satu keluarga Tionghoa, yang kebetulan kakak perempuan tertua dari para korban, mengaku bahwa 2 adik perempuannya merupakan korban yang diperkosa di lantai 3 rumah mereka, oleh 7 orang pula.
Setelah diperkosa, ke-2 adik perempuannya didorong ke lantai 2, dimana api telah berkobar, sehingga ke-2 adiknya tersebut meninggal.
8. Ada kasus, yang ketika diperkosa, korban kemudian membunuh diri. Para korban ini tidak hanya diperkosa di vagina, tetapi juga dibagian dubur. Kadang diikuti pula dengan pengrusakan kemaluan, seperti menancapkan kayu ke bagian vagina/dubur, agar dianggap seolah2 korban sodomi.
Banyak kejadian lain yang saya sendiri tidak kuat untuk membacanya, bahkan terdapat puluhan foto bukti perkosaan seksual yang dilakukan serta penyiksaan seperti penancapan kayu ke alat kelamin. Semuanya mempunyai kesamaan: korbannya ialah warga Tionghoa.
Sebuah fakta lain, sebagian para pelaku pemerkosa tersebut adalah oknum-oknum berseragam militer, yang sudah terkoordinasi dalam mengeksekusi target.

Ini menandakan adanya keterlibatan pejabat-pejabat pemerintah Orde Baru saat itu yang memang mayoritas anti Tionghoa.
“Kerusuhan itu (sudah) direncanakan, dikendalikan, dan disengaja. Kami yakin kalau ini semua bukan kebetulan. Semua kegiatan mempermalukan perempuan Tionghoa ini direncanakan dan diorganisasi dengan sekasama.” - Sita Kayam, pekerja sosial yang bekerja di sebuah organisasi wanita.
Menurut dokumentasi, para korban yang mayoritas masyarakat etnis Tionghoa itu mengatakan bahwa pemerkosa mereka itu kebanyakan mengenakan seragam. Para pemerkosa itu mengatakan, “Sekarang giliran kamu, karena kamu Cina dan bukan Muslim!”
“Saat rumah saya terbakar, kami menyelamatkan diri ke halaman. Saat itu datang beberapa laki2 pribumi. Mereka mengenakan kaos & celana seragam. Mereka membanting saya ke tanah, lalu satu per satu memperkosa saya.” - Helen. Ia juga melihat sendiri anaknya diperkosa bergilir.
Pelecehan seksual ini benar-benar terjadi dengan sentimen anti-rasial, sebuah fakta sejarah yang selalu ditutupi oleh banyak kalangan. Cerita lain dan foto-foto (mohon jangan dibuka apabila tidak siap, karena saya sendiri tidak kuat membuka semuanya) akan dicantumkan.
Jangan pernah sekalipun membuang fakta sejarah, apalagi yang sampai saat ini kasusnya masih diabaikan oleh negara. Para pelaku masih bebas berkeliaran selama 22 tahun ini dan korban masih mengalami trauma mendalam. Kemana hati kita? Apa yang sudah kita lakukan selama ini?
Apa yang akan terjadi apabila hal ini menimpa kita atau saudara kita? Anak kita? Ibu kita? Tidak ada seorang pun yang memilih untuk dilahirkan bermata sipit atau tidak, berkulit putih atau tidak. Kita semua lahir, dibesarkan, dan menghirup oksigen yang sama di negara yang sama.
Foto2 korban perkosaan terdapat di sumber nomor 4 (silakan dicari dengan kesiapan untuk melihat)

Sumber:
1. cnnindonesia.com/nasional/20160
2. rappler.com/indonesia/1336
3. tirto.id/perkosaan-mass
4. tionghoa.info/pemerkosaan-pe

Konten: @NathPribady
Ilustrasi: @Kenlucky_etc
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Power and Knowledge

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!