menyerbu lapangan udara TNI-AU di Singkawang dan Sanggau Ledo, Kal Bar. Menurut catatan Indonesia Merdeka, serangan tersebut menewaskan 5 orang anggota militer. Selain itu,154 pucuk senjata dan amunisi TNI jg berhasil direbut.
Sampai akhirnya terjadi suatu kasus pembunuhan warga Dayak di sebuah daerah yg berdampingan dgn etnis Tionghoa.
orang² Dayak diimbau ikut berpartisipasi bersama tentara untuk menumpas PGRS/Paraku. Militer menggulirkan bola api dengan menyebarkan isu bahwa orang² komunis tidak menyukai sistem adat Dayak.
"Datang, dan Bantulah kami"
Akhirnya terbentuklah sebuah pasukan besar dari suku suku asli kalimantan kala itu..
Dan semua berawal dari sebuah provokasi yang berhasil mengadu etnis yang selama ini hidup damai dan berdampingan.
.
Diperkirakan, antara 50.000 sampai 80.000 orang Tionghoa bergerak menuju pesisir Kalimantan Barat, yakni ke Pontianak dan Singkawang untuk mencari perlindungan.