Waaa... Lebaran sebentar lagi. Meski ndak bisa takbir keliling, kita masih bisa bikin acara bareng kiai, tokoh masyarakat, musisi, dan artis nih ๐๐๐.
Kita akan mendengarkan cerita-cerita kebaikan di Us, Human bareng @MARCHELLAFP, @auroramanda95 dan @trivetchilli.
Ngobrol-ngobrol seru ditemani @bkrbrothers (@RyoWicaksono @molenkasetra @bobciaw) dan @iyaslawrence. Katanya sih, tertawa dapat memperpanjang umur dan membuat bahagia, maka dari itu ada Laugh For Life edisi Mudik Virtual with @gilbhas & @ArifBrata.
Dengarkan tausiah dari Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA dan KH Ahmad Bahauddin Nur Salim (Gus Baha). Dan tentunya Shihab & Shihab Spesial Malam Takbiran bersama @NajwaShihab, Abi Quraish Shihab dan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) @gusmusgusmu
Makanya, takbirannya di rumah aja ditemani Narasi di Rayakan Kebaikan bersama @GoodLifeBCA.
Catat tanggalnya, Sabtu, 23 Mei 2020 mulai pukul 14.00 sampai 20.30 WIB.
Livestreaming di YouTube Narasi dan Najwa Shihab, serta narasi.tv
Membicarakan Imlek di Indonesia tak bisa dilepaskan dari sosok Gus Dur. Lho, kok bisa? Begini...
Mulai 1967 hingga tahun 1999, kita tidak bisa menikmati pertunjukan Liong dan Barongsai. Tak ada lampion di mal dan tempat umum.
Kita juga tidak bisa berbicara dalam bahasa Mandarin. Nama 'berbauโ Cina pun dilarang. Warga Tionghoa bahkan dipaksa untuk memilih satu dari lima agama resmi di Indonesia.
Ya, di masa itu, kita tak lagi bisa menjumpai nama-nama seperti Soe Hok Gie, Ong Tjong Bing, Lie Eng Hok,
Liem Swie King, dan sejenisnya. Sebab, mereka harus mengubahnya menjadi nama-nama โpribumiโ seperti Hartono, Wijaya, Kusuma, dan lainnya. Kita juga tak bisa menjumpai sekolah-sekolah Tionghoa, surat kabar berbahasa Mandarin, dan apa pun yang berhubungan dg Cina.
Setiap malam Natal, Gusmin selalu ingat dengan sosok Riyanto, seorang anggota Banser yang wafat ketika menyelamatkan ratusan manusia yang sedang beribadah di Gereja Eben Haezer, Mojokerto, tahun 2000 silam.
Utas
Muslim, kok, jaga gereja? Mungkin itu yang banyak dipertanyakan orang. Bahkan beberapa tokoh menyebut tindakan menjaga gereja adalah tindakan yang berlebihan. Mengapa harus jaga gereja jika kita punya aparat keamanan?
Orang yang pertama kali menginstruksikan agar Banser menjaga gereja adalah Gus Dur. Perintah Gus Dur ini merupakan respons dari pembakaran gereja di Situbondo, Jawa Timur, pada 1996. Pasca kejatuhan Soeharto, stabilitas keamanan semakin menjadi pekerjaan rumah bangsa Indonesia.
Siapa yang tidak mengenal kalimat Tuhan Tak Perlu Dibelaโ? Kalimat itu terkenal sekali, hingga menjadi judul buku dan sampai sekarang masih dikutip, jadi kaus, jadi meme, jadi status Facebook, bahkan jadi โdalilโ.
Ya, kalimat Gus Dur itu mungkin yang paling terkenal, setelah โgitu aja kok repotโ. Dari manakah kalimat itu berasal?
Ternyata, Gus Dur memarnya dari kalimah seorang sufi agung, al-Hujwiri. Berikut ini kalimat lengkapnya:
โBila engkau menganggap Allah itu ada hanya karena engkau yang merumuskan, hakikatnya engkau sudah kafir. Allah tidak perlu disesali kalau Dia mnyulitkan kita. Juga tidak perlu dibela jika orang menyerang hakikat-Nya.โ
Lima Rekomendasi Jaringan GUSDURian untuk Indonesia
A thread
Pada Jumat hingga Minggu 14-16 Oktober 2022, Jaringan GUSDURian menyelenggarakan Temu Nasional GUSDURian (TUNAS) di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
TUNAS merupakan agenda pertemuan rutin tiga tahunan yang diadakan untuk mengonsolidasikan komunitas dan jejaring GUSDURian.
Acara tersebut dihadiri oleh keluarga, sahabat, murid, pengikut, serta pengagu, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari berbagai kalangan.
Beberapa tokoh yang hadir di antaranya istri Gus Dur Sinta Nuriyah, Alissa Wahid, Inaya Wahid, budayawan Zawawi Imron, Menteri Agama RI 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.