Bagi H Nadirsyah Hosen, kaum Maslimin dapat dipetakan menjadi tiga kategori saat respons sains. Hal tersebut tentu saja bergantung kepada pengetahuan keagamaan dan daya tangkapnya terhadap perkembangan pengetahuan dan teknologi yang ada.
“Mereka adalah yang gemar mencocokkan penelitian-penelitian Barat bahwa sudah sesuai dengan al-Qur’an atau yang dikenal dengan kelompok cocoklogi,” jelasnya.
Kelompok ketiga yakni spirit al-Qur’an dan hadis sebagai isyarat untuk penelitian-penelitian lebih lanjut.
Selanjutnya Ahmad Rofiq menjelaskan agar disuksi yg digelar ada tindak lanjut oleh tim khusus terkait tema yang diangkat agar menjadi sebuah kurikulum.
Diingatkan guru besar Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tersebut bahwa sesuai dengan hadits Nabi
“Bahwa dalam satu abad, hendaknya ada lompatan-lompatan yang baik untuk madrasah tercinta,” pintanya.
Dijelaskannya bahwa alumni Madrasah TBS menguasai berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun sains.