Bagiku, penyebabnya satu: kita berlama-lama merenungi kertas kosong ketimbang menuangkan pikiran dan perasaan di atas kertas itu.
Ingat menulis itu membaca berulang-ulang, bukan memelototi kertas kosong 24 jam.
Menulislah, cari teman yang mau membaca dan mengkritisinya, cari guru: bisa manusia, bisa bahan bacaan.
Tapi ada yang open mic terus-menerus, tetap nggak lucu-lucu dan nggak terkenal2 juga?
Begitu juga penulis. Jgn minta org yg lg pedekate ke kamu utk nilai tulisanmu.
Pasti laris terjual? Tidak ada jaminan itu!
Yg saya kira bakal laris paling cetak 1-2 kali, yg biasa2 saja, eh berulang-ulang.
Selama di Avicom, sekitar 50 judul acara tv dg ribuan episode & puluhan iklan bs kami produksi & tak 1 pun jd buku
Mulailah menulis, baca kembali, tulis ulang, baca kembali, tulis ulang, uang, uang, ulang, uang, uang, ulang, tulis dengan tulus...
Kamu tdk akan bs menulis dg baik, kl kamu tidak suka membaca.
Makin banyak membaca, makin membuatmu terdorong menulis, menyelami kedalaman samudera kata, merambah hutan ide tak bertepi, terbang di angkasa aksara tak beratap.
Dr 26 huruf, lahir kata & kalimat tak berbatas
Mabuk ngeBIR:
Baca
Iqra'
Read
Apakah kamu tidak menggunakan akalmu
Apakah kamu tidak menelaah
Akah kamu tidak berpikir
Afala...
Afala...
Afala...
Tulis!
Semoga selalu dilimpahi kesehatan
Semoga selalu diberi kebaikan
Dan yang sakit diberi kesembuhan
Eh, tanpa terasa, semuanya "berakhiran" : an
Jadi ingat pantun dg akhiran a, a, a, a, atau a, b, a, b.
Tulis
Tulus
Laris
Mulus
Tenang, bisa diasah-asih jd puisi. Buktinya:
"Bukan di atas kuburan"
Puisi hanya 4 kata tapi ikonik dari Sitor Situmorang yang berjudul "Malam Lebaran" (1955). Mengingat Sitor, bukan cm saya, banyak yg lgsg mengingat puisi itu.
- "Buat anak, kok, coba-coba?"
Cuma beberapa kata, biro iklan tempat saya kerja dulu hidup belasan tahun dr produkCap Lang.
- "Aku dan kau suka Dancow"
- "Apa pun makanannya, minumnya Teh Botol Sosro."
Sitor lalu berjalan pulang...
Ia mengaku terpesona, sejenak saja, hatinya tamasya, terpukau oleh pemandangan semesta malam.
Bulan di atas kuburan,
Terucap terus dalam hati, terngiang dalam ingatan. Sempat melemah saat Sitor tiba di tepi jalan yang terang.
Begitulah karya tercipta, Sitor Situmorang memberi pelajaran indah ttg proses lahirnya:
"Bulan di atas kuburan"
Dan diberi judul "Malam Lebaran"
Banyak typo mohon dimaafkan
Manusia tempatnya khilaf dan typo
Bukan tempatnya lucu dan kepo
Eh... kok akhirannya: a, a, b, b....
Pamit...