Biografi
~ Bilal bin Rabbah ~
{Bag 2}
Bilal tinggal di Madinah dengan tenang dan jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap menyiksanya. Kini, ia mencurahkan segenap perhatiannya untuk menyertai Nabi sekaligus kekasihnya, Muhammad ﷺ.
Selalu bersamanya saat shalat maupun ketika pergi untuk berjihad. Kebersamaannya dengan Rasulullah ﷺ ibarat bayangan yang tidak pernah lepas dari pemiliknya.
“Hayya ‘alashsholaati, hayya ‘alalfalaahi…”
Lalu, ketika Rasulullah ﷺ keluar dari rumah dan Bilal melihat beliau, Bilal segera melantunkan iqamat.
“Asyhadu anna muhammadan rasuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”.
Juwairiyah binti Abu Jahal bergumam ;
“Sungguh, Allah telah mengangkat kedudukanmu.
Maksudnya, adalah ayahnya yg tewas dlm Perang Badar.
Khalid bin Usaid berkata ;
“Aku bersyukur kepada Allah yg tlh memuliakan ayahku dgn tdk menyaksikan peristiwa hari ini.”
Sementara al-Harits bin Hisyam berkata ;
“Sungguh malang nasibku, mengapa aku tidak mati saja sebelum melihat Bilal naik ke atas Ka’bah.”
“Demi Allah, ini musibah yang sangat besar. Seorang budak bani Jum'ah bersuara di atas bangunan ini (Ka’bah).”
Sementara Abu Sufyan berkata ;
“Aku tidak mengatakan apa pun krn, walau hanya satu kalimat, pasti akan sampai kepada Muhammad.”
“Ahad…, Ahad… (Allah Maha Esa).”
Awalnya, ash-Shiddiq merasa ragu untuk mengabulkan permohonan Bilal sekaligus mengizinkannya keluar dari kota Madinah,
“Jika dulu engkau membeliku untuk kepentingan dirimu sendiri, maka engkau berhak menahanku, tapi jika engkau telah memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku bebas menuju kepada-Nya.”
~ BERSAMBUNG ~
@threader_app compile
@threadreaderapp unroll