Setiap kali ada ketidakadilan pada #Novel, selalu dimunculkan kasus terbunuhnya seorang tersangka pencuri burung walet di Bengkulu pada 2004, ketika dia menjadi Kepala Satuan Reserse Polres Bengkulu.
Hari ini, setelah banyak orang marah karena jaksa menuntut ringan terdakwa penyerang #Novel, kelompok lain kembali dg cerita lama itu.
Kasus terbunuhnya seorang tersangka pencuri sarang walet di Bengkulu oleh anggota polisi ada di sini:
majalah.tempo.co/read/laporan-u…
majalah.tempo.co/read/laporan-u…
Benarkah #novel ada di lokasi kejadian ketika tersangka pencuri sarang burung walet itu terbunuh? Menurut penelusuran sejumlah lembaga independen: tidak. Menurut polisi, delapan tahun kemudian: iya.
Perlu diingat, kasus terbunuhnya tersangka di Bengkulu itu telah ditutup kepolisian pada tahun yg sama. Namun, kembali "dibuka" (jg oleh polisi) pada 2012. Tepatnya, setelah #Novel memimpin penggerebekan kantor Korps Lalu Lintas Polri utk mencari bukti kasus korupsi di sana.
Kasus korupsi di Korps Lalu Lintas ini menyeret seorang jenderal polisi bintang dua ke bui. Presiden SBY meminta kasus di Bengkulu ditunda setelah protes publik atas kriminalisasi pada #Novel itu.
Masih ingat peristiwa pengepungan gedung KPK oleh polisi yang akan menangkap #Novel pada 2012? Itulah Cicak vs Buaya jilid II. Waktu itu masyarakat bergandengan tangan mengitari gedung KPK utk memberikan perlindungan.
Mereda tiga tahun setelah SBY turun tangan, #Novel kembali ditangkap pada 2015. Masih dg tuduhan sama. Kali ini ia tdk sendirian. Polisi jg menangkap ketua KPK Abraham Samad dan wakilnya, Bambang Widjojanto.
Penangkapan dilakukan stl KPK menetapkan seorang calon Kapolri sebagai tersangka gratifikasi. Kita semua tahu cerita kasus ini dan ke mana ujungnya.
Jelas sekali, kriminalisasi kepada #Novel selalu terhubung dg kasus besar yg ditangani KPK. Apakah penyerangannya jg berkaitan dg kasus besar yg sedang ia tangani pd 2017? Sayang sekali, pengusutan dan pengadilan utk mengungkap pelakunya tdk dilakukan dg proper.
