Ada kabar gembira ni guys, DPC PATRIA DENPASAR kembali mengadakan kegiatan beredukasi untuk mengisi waktu luang kalian #dirumahaja dengan kegiatan yang bermanfaat yaitu SEMINAR ONLINE yang bertema “Toxic Relationship”
dengan Judul “Pertahankan Atau Tinggalkan?”
Menghadirkan @nagotejena, M. Psi, Psikolog sebagai Pembicara.
Catat Tanggalnya! ✨💫
🗓Sabtu, 11 Juli 2020
⏰Pukul 19.00 WITA
✅Only On Zoom
Untuk partisipasi & informasi hubungi :
Revata (081339368463)
Adela (087893328581)
Seorang pria di Cina sedang berlibur, mendadak mobil yang dikendarainya mogok persis di depan kuil shaolin.
Dia mengetuk pintu kuil dan berkata,"mobilku rusak, bolehkah aku menginap di sini semalam?"
Kepala biara menerimanya masuk dan memperbolehkannya
menginap, bahkan juga memberi dia makan dan memperbaiki mobilnya.
Malam itu, ketika akan tidur, si pria mendengar suara yang aneh. Suara yang tak pernah didengar sebelumnya. Merdu dan menghanyutkan, seakan suara surgawi. Malam itu dia tak dapat tidur karenanya.
Esoknya, dia bertanya kepada seorang biksu, apa suara yang didengarnya itu. Dan si biksu menjawab,"kami tak bisa memberitahumu, karena kamu bukan seorang biksu"
Dia memohon penjelasan berulangkali, tapi tetap ditolak.
Mau bikin utas aahh..
Tapi dari tulisannya Bhante aja.
Simak ya..
MUDITĀ TIDAK BEGITU MUDAH
(Sri Pannyavaro)
Muditā sering diterjemahkan ikut berbahagia atau bergembira mengetahui orang lain berbuat kebaikan dan orang tersebut bahagia atas kebaikan yang diperbuatnya itu.
Muditā adalah salah satu sikap mental atau moralitas mulia. Begitu mulia moralitas itu sehingga seseorang yang batinnya mempunyai moralitas muditā laksana batin dewa brahma.
Sikap mental ikut berbahagia atas kebaikan orang lain yang diungkapkan secara lisan atau dituliskan --baik secara pribadi maupun di media sosial-- disebut anumodanā. Ungkapan itu bisa berisi ucapan selamat atau pujian atas keberhasilannya dalam prestasi kebaikan.
Tolong:
- subscribe channel Youtube Yayasan Be Good dan disebarkan pada segenap rekan-rekan sedhamma dimanapun berada, agar kami dapat semakin optimal menyampaikan dan melestarikan Dhamma serta Buddha Sasana.
- Follow akun Instagram Yayasan Be Good : @yayasanbegood
Utas dari tulisan bhante Paññavaro.
Sudah beredar di berbagai grup percakapan
RAMALAN DAN HIDUP SEKARANG
(Sri Paññavaro)
Banyak orang ingin mengetahui apa yang terjadi pada hari depan bagi kehidupannya. Oleh karenanya ramalan tentang hari depan menjadi sangat menarik.
Pada waktu Pangeran Siddhartha masih berusia 5 hari ayah Beliau, Raja Suddhodana, mengundang 108 peramal untuk meramalkan hari depan Sang Pangeran. Dikisahkan 100 peramal berdiam diri karena sulit meramalkan yang akan terjadi kemudian bagi kehidupan Sang Bayi.
Tujuh peramal mengangkat dua jarinya dan meramalkan bahwa ada dua kemungkinan; Pangeran akan menjadi raja dunia atau mencapai pencerahan sempurna sebagai pertapa.
Dari keramaian tuit ombudd kemarin kapan itu, banyak yang bertanya, kegiatan apa sih yang sedang dilakukan oleh para bhikkhu tersebut. Ombudd utaskan saja seperti janji ombudd mumpung waktu lagi sedikit longgar.
Dan jadikan ini sebagai informasi tambahan, carilah pengetahuan dari guru yang lebih tepat, bukan tuitan Ombudd ini.
Jangan percaya begitu saja, apalagi gara-gara setelah membaca ini membuat keputusan untuk mengirimi ombudd makanan. Tolong disegerakan kalau begitu!
Kegiatan yang dilakukan para bhikkhu tersebut dinamakan dengan pindapatta, berasal dari kata pinda dan patta. Pinda berarti gumpalan atau bongkahan makanan. Patta berarti mangkuk makan. Pindapatta dapat diartikan pengumpulan makanan dengan menggunakan mangkuk.