“Kepemimpinan itu naik turun biasa. Memang cukup tinggi (kemarahannya). Sebelumnya juga (presiden) keras mengatakan pada para menterinya untuk melihat situasi ini dan harus bagaimana," kata Moeldoko, Kepala Kantor Staf Presiden. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Jangan lagi melihat situasi ini sebagai situasi biasa. Jangan pakai gaya linier atau konvensional. Situasi ini perlu metode berbeda," kata Moeldoko. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Wajar pak Jokowi marah. Seorang pemimpin marah, wajar. Pak Jokowi melihat indeks ekonomi dunia," kata Moeldoko. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Pemimpin selalu mengingatkan untuk lebih melihat situasi, lebih melihat dalam memitigasi dan mencari solusi yang lebih efektif," kata Moeldoko. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Dalam mengelola negara, bukan dari segi presiden saja, di situ ada lembaga-lembaga lain yang berkontribusi pada berjalannya suatu sistem," kata Moeldoko. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Jeda waktu antara waktu rapat dan video (diunggah) itu tidak perlu dibahas. Itu tidak terlalu signifikan," kata Moeldoko. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Kemarahan itu ditunjukkan pada dua arah. Ke luar dan ke dalam. Ke luar itu bukan marah pada rakyat, tapi berpesan pada mereka: presiden paham situasi anda," kata Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Tingkat kepuasan masyarakat, terutama terhadap soal ekonomi sangat-sangat rendah. Kondisi yang belum sesuai harapan masyarakat ini, di antaranya karena rendahnya serapan anggaran," kata Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Presiden ibarat pelatih sepak bola yang menyusun strategi. Tapi yang mengimplementasikan, kan pemain di lapangan," kata Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Pasti ada sesuatu yang lebih besar dari letupan (kemarahan) yang mendekati frustasi itu,” kata Fahri Hamzah soal kemarahan Jokowi di rapat. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Jika Pak Jokowi mengatakan, mari kita berperasaan yang sama, kita mulai dari pemikiran yang sama, setelah itu baru kita bisa katakan, lalu lakukan hal yang sama,” kata Fahri Hamzah, Wakil Ketua Umum Partai Gelora. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Dari awal saya katakan, presiden tidak punya ahli tata negara. Mari kita bicara jujur. Sikap kita terhadap pemimpin itu tidak wajar,” kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Kita dikutuk dari dulu, dari Soekarno, Habibie, Mega, SBY, kita menghadapi pemimpin dengan sikap yang agak ganjil,” kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Bangsa kita mengidap semacam feodalisme. Kita anggap pemimpin sempurna, tidak pernah salah. Padahal ada kemungkinan salah. Kita perbaiki (pemikiran) itu,” kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Dua hal yang tidak clear dalam pemerintahan Jokowi: pengertian soal presidensialisme, dan memimpin negara (secara) otonom,” kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“(Presiden) Jangan merepotkan diri dengan rapat-rapat dengan orang. Lekas eksekusi,” kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"BLT dan dana itu sifatnya sementara karena COVID-19, nanti selanjutnya ada di Kementerian Sosial," kata Abdul Halim Iskandar. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Kontrak saya ya membantu Pak Jokowi. Visi misi presiden harus sejalan dengan langkah presiden," kata Tjahjo Kumolo. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Habis rapat kabinet saya kumpulkan eselon 1 dan 2 kemudian kami evaluasi bagian mana yang belum optimal," kata Tjahjo Kumolo. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Kita harus sepakat namanya menteri ya pembantu presiden. Siap-siap saja kalau besok dicopot, ya harus siap," kata Tjahjo Kumolo. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Awalnya sudah diingatkan oleh Pak Jokowi: harus satu frekuensi. Komando ada di tangan Pak Jokowi," kata Arief Poyuono, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Tapi, kan, tergantung anak buah. Pak Jokowi mengerti banyak persoalan, tapi akan terasa jika kabinet-kabinetnya satu kredo," kata Arief Poyuono. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Dia pemimpin paling enak dalam memimpin anak buahnya. Dia berani pasang badan, tidak populer, itulah ciri pemimpin rakyat," kata Arief Poyuono. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Saya tidak melihat kemarahan, tapi lebih ingin memotivasi anak buahnya agar apa yang diinginkan rakyat, bisa terpenuhi," kata Arief Poyuono. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Sesungguhnya ada persoalan. Pada aspek penyerapan anggaran dan stimulus ekonomi. Ada 3 bidang yang terpengaruh COVID-19: kesehatan, bansos, dan stimulus ekonomi," kata M. Qodari. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Ada beberapa hal yang terlibat dalam keluarnya anggaran itu. Ada menteri, ada birokrasi, lalu ada perspektif," kata M. Qodari. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Harusnya ada 3 satgas: kesehatan, bansos, stimulus ekonomi. Bisa jadi ini karena pendekatan vertikal," kata M. Qodari soal hanya ada satu satgas penanganan COVID-19. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Betul kementerian teknis yang pegang anggaran, tapi bendaharanya di Kementerian Keuangan," kata M. Qodari. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Atau jangan-jangan republik ini tidak punya duit. Selambat-lambatnya (kinerja) menteri, serapan anggarannya enggak akan serendah ini," kata M. Qodari. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Misalnya yang berkaitan dengan korban yang dirawat di RS daerah, ada di pemda. Sementara untuk lab dan tes-tes, melalui Kementerian Kesehatan," kata Moeldoko. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Presiden itu sangat kuat. Seluruh rakyat kasih mandat. Powernya sangat kuat. Saking kuatnya, apapun yang dia mau bisa dilakukan," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Tidak boleh parpol merasa punya menteri yang dia setir dari luar. Itu mengkhianati konstitusi. Karena itu presiden dilindungi agar tidak dijatuhkan oleh parlemen," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Jangan berikan interpretasi pada presiden bahwa dia lemah. Tidak ada yang bisa ganggu presiden. Dia dibentuk oleh rakyat langsung," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Di KSP, mereka jadi otak pemerintahan. Semua keputusan: politik, mitigasi, dari hulu ke hilir, ini harus kuat," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Jangan presiden yang marah, cukup Pak Moeldoko saja. Kita perlu menjaga kewibawaan presiden untuk keperluan persatuan republiknya," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Kalau terus-terusan dia seperti itu, marah dan (apalagi) jika banyak salah data, dia akan jatuh wibawanya," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Intinya adalah bagaimana semua menteri mengakselerasi anggaran yang ada di sektor masing-masing. Tujuannya kalau anggaran segera terdistribusi maka akan menggerakkan sektor riil," kata Moeldoko. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Semuanya harus digerakkan, seperti kesehatan ternyata hanya 44% rumah sakit yang mengajukan insentif," kata Moeldoko. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Untuk insentif tenaga kesehatan, 10-20% insentif yang baru bisa diterima itu insentif bulan Maret dan sebagian April," kata Harif Fadhilah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"PPNI selalu menyuarakan teman-teman agar ikut dilibatkan. Kemenkes dalam rangka mengkoordinasikan berbagai pihak misalnya pemenuhan persyaratan santunan kematian. Hari ini kawan-kawan baru mendapatkan (santunan kematian)," kata Harif Fadhilah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Kami lihat itu kurang dari 50% yang baru mengusulkan (insentif) jadi yang mengusulkan masih sedikit," kata Harif Fadhilah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Pada proses pengusulannya ada verifikasi bertingkat dari kabupaten, provinsi, lalu ke pusat, birokrasinya panjang," kata Harif Fadhilah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Kami harap pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan (contoh: direktur Rumah Sakit) agar aktif mengusulkan insentif," kata Harif Fadhilah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Kalau kita bicara COVID-19, penanggung jawab utama, kan, Kemenkes. Dalam situasi sekarang, dengan semua komen-komen Menkes di awal (kasus), setelah itu (Menkes) hilang dari peredaran," kata M. Qodari. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Justru poin soal birokrasi panjang itu yang disorot Pak Jokowi. Kenapa masih menggunakan cara lama di situasi extraordinary ini?" kata M. Qodari. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Pak Jokowi bicara keseluruhan, tidak tertuju (pada Terawan) saja. Saya tidak yakin pak Terawan akan terpental dari kabinet," kata Arief Poyuono. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“COVID-19 ini, kan, ada satgasnya, tidak langsung ke Pak Terawan. Kinerja Pak Terawan masih jauh di atas rata-rata," kata Arief Poyuono. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Ibarat dalam pesawat, ini ada emergency tiba-tiba. Semua harus prepare. Tapi ada yang prepare-nya tidak well done," kata Arief Poyuono. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Ini kabinet baru berjalan 8 bulan. COVID-19 terjadi pada Maret. Menteri Kesehatan sudah cukup baik dengan (sistem) birokrasi yang belum berjalan beriringan dengan pusat," kata Arief Poyuono. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Persoalannya, bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan semua pihak secara baik. Karena koordinasi memang tidak mudah dilakukan," kata Moeldoko. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Ada waktu bagi presiden untuk bertanya pada pembantunya: kita mau mengakhiri COVID-19 dengan cara apa? Bagaimana memastikan itu berakhir?" kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Jangan sampai kita tercemplung dalam (rasa) frustasi yang tidak ada desainnya," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Kita diuntungkan oleh negara kepulauan dan kita punya otonomi daerah. Indonesia paling tidak bisa mengurung COVID-19 hingga selesai," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Di samping hak prerogatif presiden untuk mengganti menteri yang dia mau, presiden tidak boleh juga gampang menaikkan menteri," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Perlu kehati-hatian memilih orang dari awal karena asumsinya tidak akan kita ganti," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Menteri-menteri itu ada yang di comfort zone, dia yang bisa jadi sasaran presiden kalau marah-marah," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Kesalahan presiden di awal adalah meng-entertain opini baru menteri milenial. Orang-orang yang tadinya dianggap dia cemerlang ini beda dunianya, karena itulah kelihatan juga menjadi kelas ringan," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Dia (presiden) punya hak untuk memilih yang terbaik putra-putri negara ini. Jangan sampai dari titipan satu ke titipan lain," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Dari awal pembentukannya, kan, saya sudah mengingatkan bahwa menteri itu jangan banyak bermedsos dan vlog ria," kata Arief Poyuono. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Biarkan Pak Jokowi sendiri yang memberi penilaian siapa saja yang akan di reshuffle," kata Arief Poyuono. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Pak Jokowi ingin bicara bahwa minta tolong agar orang parpol kirim orang yang profesional. Presiden mengalami dilema antara dukungan politik dan profesionalisme," kata M. Qodari. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Reshuffle ini akan terjadi dan ini akan dipengaruh oleh COVID-19 dalam urusan sosial, ekonomi, kesehatan, bantuan sosial, stimulus ekonomi," kata M. Qodari. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Presiden memang menyusun kabinet-kabinet biasa, di situlah muncul krisis di sinilah presiden harus mentransform kabinet baru ini lebih powerful," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
"Di setiap kecamatan semua ada puskesmas. Puskesmas inilah yang harus ditingkatkan kapasitasnya," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Belajar dari masalah Prakerja misal. Itu bisa jadi senjata untuk atasi krisis sosial. Tapi malah jadi beban politik baru," kata M. Qodari. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Ini karena ada kegagalan melihat Kartu Prakerja sebagai sesuatu dalam situasi new normal ini," kata M. Qodari. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Transisi menuju normal baru. Harusnya ada konsep dulu, lalu uji coba. Baru keluar tangga (pelaksannan)," kata M. Qodari. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Pak Jokowi harus lebih cermat menyeleksi orang dengan kemampuan manajerial yang teknokrasi yang bagus," kata M. Qodari. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Kita jangan melihat masalah ini sebagai masalah Jakarta saja. Kita ini terlalu banyak ngomong di sini (Jakarta)," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Presiden juga perlu teman ngomong yang tenang. Mereka yang bisa bicara apa adanya dengan presiden," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Wakil presiden sebaiknya berkantor di kantor presiden, supaya bisa bicara dengan presiden. Dia bisa tenangkan presiden," kata Fahri Hamzah. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Sekarang saatnya kita, saat sakit, semua merasakan sakit. Jangan hanya melihat dari sisi yang jelek," kata Moeldoko. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Kalau kita bersatu, COVID-19 bisa selesai dengan cepat. Jangan saling menyalahkan," kata Moeldoko. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
“Dalam kondisi krisis, ibarat militer, ada kehadiran panglima (Jokowi), bagaimana mengarahkan senjata bantuan militer (bansos), dan pengerahan kekuatan cadangan," kata Moeldoko. #MataNajwaDiBalikJengkelnyaJokowi
MATA NAJWA "MENEMUKAN" DADANG
Banyak yang bertanya siapa Dadang Indarto? Berikut ceritanya:
sebuah utas | MATA NAJWA
1. Aremania bukan organisasi. Tak ada pengurus. Tak ada ketua atau jubir. Cukup tricky untuk mencari perwakilan resmi, apalagi situasi tribun itu dinamis dan kadang beragam.
2. Pilihannya Sam Yuli Sumpil. Bukan semata ukuran popularitas, tapi juga karena ia dirijen. Di stadion, dirijen bisa berpengaruh menentukan ritme tribun. Tapi Sam Yuli tak bisa ke Jakarta. Ia mengaku masih terpukul, dan masih perlu banyak takziah.
Kawan-kawan mari bergabung di Live Streaming Mata Najwa. Sila klik link berikut. | Mata Najwa
Saat ini Najwa Shihab tengah berbincang dengan Menkopolhukam, Mahfud MD, terkait aturan gas air mata dalam gelaran sepak bola. #UsutsampaiTuntas
Yohanes Prasetyo, saksi tragedi Kanjuruhan memaparkan bagaimana situasi pada 1 Oktober 2022, “Kami Aremania satu jiwa, teman-teman sakit saya juga merasakan sakit.”
Cerita tentang kasus-kasus yang telantar di kepolisian tak pernah ada habisnya.
Dari penanganan kasus pemerkosaan anak yang menyisakan banyak masalah, kekerasan aparat dalam pemeriksaan maupun di jalanan, hingga tebang pilih yang condong kepada pejabat dan mereka yang punya kuasa ketimbang jelata.