Thread by @kisahtanahjawa

DONGENG PARA DEWA

A Thread

by Kisah Tanah Jawa

Aku pernah membayangkan sebuah daerah yang dihuni para dewa, seperti daerah yang aku datangi kini, aku merasakan belaian angin yang semakin lama menjadi dingin.

Tidak ada pemandangan yang bisa aku lihat dengan jelas, karena semua terhalang kabut tebal, namun pandanganku tak henti mencari sesuatu.

Apapun itu yang bisa aku anggap sebagai jelmaan dari para dewa, pada setiap pandang terus aku perhatikan, apakah mereka berada disana? Di balik pepohonan yang samar terlihat?

Aku bisa merasakan kehadiran para dewa disana, aku bisa membayangkan Batara Kresna duduk dengan megahnya di ujung jalan, membayangkan Batara Bayu terbang pada ketinggian yang masih bisa aku lihat dengan jelas bagaimana wujudnya.

Meniup-niupkan angin sejuk yang dingin kami rasakan kini, aku juga melihat Batara Indra yang sedang melamun menunggu kapan waktunya dia mengirimkan cahayanya untuk sampai turun ke Bumi.

Namun aku belum bisa membayangkan dimana Drupadi? Dewi yang dikenal sangat cantik, sabar, dan setia itu.

Memasuki negeri para dewa, aku merasa Batara Kresna tahu dengan apa yang ada dalam benakku kini, dia teramat sakti, bijaksana dan berbudi luhur, dalam karya sastra Jawa Kuno nama Batara Kresna selalu disebut dalam berbagai zaman.

Batara Kresna sendiri merupakan titisan dari Sang Hyang Wisnu, dia mempunyai senjata super sakti bernama Cakra. Tak ada yang berani membuat Batara Kresna marah, bahkan Baladewa kakaknya sendiri.

Merasakan belaian angin yang semakin lama menjadi dingin, mengingatkanku kepada Batara Bayu atau disebut juga sebagai Hyang Pawaka ‘angin’, dewa pendiam yang memiliki kekuatan terpendam yang luar biasa.

Batara Bayu mempunyai kesaktian angin dan menjadi dewa dari para hewan dan raksasa. Batera Bayu dipercaya memiliki beberapa ajian, diantaranya dapat mengeluarkan angin puting beliung untuk menyerang lawannya.

Gerimis pun turun seketika, ketika aku melewati kabut itu, dengan membawa perasaan yang sama, aku terus menduga-duga, akan adanya penyambutan dari para dewa.

Di samping kanan dan kiriku mulai jelas terlihat tanaman yang ditanam oleh masyarakat sekitar, seperti tanaman tembakau, jagung, hingga persawahan, atau hanya ilalang yang tingginya bisa melebihi rumah-rumah warga.

Jika langit masih mendung, mungkin Batara Indra punya kuasa akan hal itu, selain berkuasa pada cuaca, Batara Indra punya kuasa atas para dewa dan para bidadari. Batara Indra disebut juga sebagai saksi kelahiran Arjuna.

Batara Indra memiliki peliharaan kesayangan yaitu seekor Gajah bernama Airawata. Konon katanya Batara Indra adalah dewa pembawa pahala untuk dibagikan kepada manusia yang berbuat kebaikan.

Kabut yang turun pun bukan seperti kabut yang biasa aku rasakan, tetapi seperti kabut yang datang dari luar bumi, ada sesuatu yang menghampiri bumi setelah hujan mulai reda, mungkin mereka turun ke Bumi untuk melihat keadaan yang terjadi, tentang tanaman-tanaman, hewa-hewan.

Atau tentang cuaca yang mereka turunkan kepada umat manusia, mereka ingin memastikan tanaman dan hewan tumbuh dengan baik, memastikan perjalananku tidak terganggu cuaca yang buruk.

Di tengah perjalanan, dari balik pepohonan itu, aku melihat samar sosok Drupadi, dengan mata jahitan, berhidung mancung, berwajah teduh, tertunduk bersanggul keling, dengan sebagian rambut belakangnya terurai polos.

Drupadi datang dari balik pepohonan, tanpa memakai perhiasan emas atau permata apapun. Drupadi mengingatkanku kepada kuatnya hati seorang wanita dalam menepati janji, tentang kesetiaan dan pengorbanan terhadap suami yang luar biasa.

Apakah hanya aku sendiri yang melihat sentuhan magis para dewa? Apakah hanya diriku yang lain yang bisa merasakan keberadaan para dewa? Juga sosok dari dewi Drupadi? saat kami mulai meninggalkan tempat tersebut, Batara Indra mulai menampakkan sinarnya.

Hujan gerimis kecil tadi telah pergi berlalu, kabut mulai menipis perlahan sebelum akhirnya benar-benar menghilang, tanpa sadar kami mulai menjauh meninggalkan tempat itu.

Kontributor: Deli Putra
Ilustrator: Kakak Day