Thread by @kisahtanahjawa

PESANTREN GAIB GUNUNG KIDUL

A Thread

By Kisah Tanah Jawa

Beribu-ribu tahun sebelum manusia diciptakan, jin sudah tinggal dan mengurusi kehidupan di Bumi, jika manusia tercipta dari sari pati tanah, maka bangsa jin tercipta dari api neraka.

Karena itu wujud mereka sangat halus dan bahkan tidak kasat mata, mereka bisa melihat kita sebagai manusia, tetapi tidak semua manusia dapat melihat sosok mereka sebagai jin. Jin mempunyai kemampuan untuk menjelma dan berubah wujud dalam bentuk makhluk nyata, seperti manusia.

Aktivitas jin pada dasarnya serupa dengan manusia, mereka bisa makan, minum, tidur, dan beranak-pinak. Jin adalah umat seperti manusia, ada yang baik dan ada juga yang jahat.

Pada dasarnya bangsa Jin juga mendapatkan perintah yang sama yaitu beribadah kepada Tuhan. Jin adalah satu bangsa yang besar dan terbagi-bagi, Jin yang menyesatkan dan mengingkari perintah Tuhan, biasa disebut dengan setan atau iblis.

Dahulu kala di hutan belantara Gunung Kidul ada sebuah Pondok Pesantren peninggalan dari Sunan Kalijaga.

Salah seorang Wali Songo yang dikenal sebagai orang yang menciptakan pakaian takwa, tembang-tembang Jawa, hingga kesenian seperti hari memperingati Maulud Nabi yang biasa dikenal dengan sebutan Gerebeg Maulud.

Semua hal tersebut diciptakan oleh Sunan Kalijaga untuk mengajak masyarakat Jawa memeluk agama Islam.

Salah satu peninggalan Sunan Kalijaga di hutan Gunung Kidul adalah Langgar Bale Panjang yang terbuat dari kayu, konon katanya selain untuk salat, juga untuk beristirahat.

Sunan Kalijaga membuat Langgar ini untuk difungsikan sebagai Pesantren, tempat masyarakat sekitar dan pendatang santri dari Cina memperdalam ilmu agama Islam.

Namun seiring berjalannya waktu, pesantren itu tidak lagi berfungsi, hingga kini tidak pernah ada lagi aktivitas keagamaan di tempat tersebut, bahkan bangunan Langgar Bale Panjangnya pun kini sudah tidak ada lagi.

Hingga akhirnya mereka golongan jin dari berbagai tempat, datang untuk meneruskan kegiatan di dalam pesantren tersebut, mereka bangsa jin datang sebagai santri yang ingin memperdalam ilmu agama.

Sudah disebutkan sebelumnya bahwa bangsa jin sama halnya seperti manusia, mereka mendapat perintah yang sama yaitu untuk beribadah kepada Tuhan, maka tak heran tempat yang dulunya Pondok Pesantren,kini telah diisi oleh bangsa jin yang memiliki tugas yang sama seperti umat manusia

Pondok Pesantren Gaib adalah sebutan yang pantas untuk itu, ketika tempat tersebut diisi oleh golongan bangsa jin, mereka datang untuk meneruskan Pondok Pesantren yang sebelumnya sudah kosong tidak berpenghuni.

Bangsa dari golongan jin ingin memperdalam ilmu agama disana, sama seperti pesantren dalam kehidupan nyata, disana ada guru dan santri yang berasal dari bangsa golongan jin, mereka salat berjamaah dan melakukan pengajian-pengajian.

Keberadaan jin dalam Pesantren Gaib disana memang tidak dapat dilihat oleh semua masyarakat sekitar maupun pendatang di hutan Gunung Kidul, dikarenakan jin memiliki sifat untuk menyembunyikan dirinya, sehingga manusia tidak dapat melihat aktivitas keberadaan mereka.

Sedangkan jin sendiri dapat melihat keberadaan manusia, namun tidak jarang ada beberapa orang awam, yang mengaku bisa melihat jin secara samar.

Itu bisa saja terjadi ketika jin dengan sengaja memperlihatkan diri kepada manusia, namun mereka yang sering menampakkan diri kadang berasal dari golongan jin negatif, jin jahat yang suka menakut-nakuti manusia.

Namun memang tidak semua jin jahat menampakkan diri, ada juga jin baik yang menampakkan diri karena merasa tertarik dengan orang tersebut.

Misalkan saja saat kita berkunjung ke hutan Gunung Kidul, dengan tidak sengaja kita bertemu dengan jin penghuni Pesantren Gaib Gunung Kidul.

Wujud mereka bisa kembali pada intepretasi manusia yang melihatnya, bisa jadi mereka berubah wujud menjadi seorang Kakek Tua sesuai dengan interpretasi kita, ada perasaan tenang jika kita bertemu dengan salah satu jin muslim penghuni Pesantren Gaib.

Yang bisa dipastikan sudah berumur ratusan tahun, sebab hanya golongan jin yang sudah berumur tua lah yang mampu menampakkan diri kepada manusia.

Kontributor: Deli Putra
Ilustrator: Kakak Day