Pengalaman pertama, saat tiba di sabana tepat sebelum gupakan menjangan sehabis maghrib.Tiba-tiba terdengar suara teriakan perempuan sangat keras seakan-akan memanggil saya dari arah hutan sebelah kiri.
Saat saya coba cari dan perhatikan ternyata tidak ada siapapun disana #Lawu
saya lihat ke belakang juga hanya ada 3 kawan 20 meter di belakang yg break mengenakan jaket, karena memang saat itu angin datang.
Setelah mendengar teriakan itu dan ketika saya tak ada siapa-siapa disana. Sontak saya melanjutkan langkah menuju gupakan menjangan #Lawu
Kurang dari 10 menit saya tiba di gupakan menjangan, tak lama, 3 kawan saya tiba menghampiri saya. Kami mendirikan tenda dan bermalam disana.
Setibanya mereka, saya menanyakan tentang suara teriakan perempuan di sabana tempat mereka break mengenakan jaket.
#Lawu memang lekat dengan cerita mistisnya dikalangan pendaki. Sehingga, tak hanya fisik tapi juga mental yg harus dipersiapkan benar-benar.
Percaya atau tidak, sudah menjadi kuasa pribadi masing-masing.
Satu hal yg pasti, seperti kata peribahasa "Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung" . Jadi dimanapun kita berada, sudah menjadi kewajiban kita menghormati adat dan budaya disana.
Stay Safe ya buat kawan-kawan yg ingin berpetualang di masa sekarang 👋🏻 #Lawu
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Dia terduduk ketakutan sambil menangis di depan kamarnya, ia mencoba menutupi wajahnya dengan lutut dan kedua tangannya. Dalam takutnya, ia terus berkata "Aku tidak mau Mati"
@bacahorror @IDN_Horor @ceritaht
Selamat malam! Setelah 3 minggu, akhirnya saya bisa kembali menulis lagi 😁 Mohon maaf ya
Untuk part-part sebelumnya bisa lebih dulu dibaca di sini.
“Hallo, Mas Wahyu! Aku ada cerita, yang mungkin bisa untuk diceritakan. Cerita kelam, yang mungkin akan terus teringat entah sampai kapan, karena saat itu aku hampir mati” Ucap seseorang pria yang aku kenal melalui seorang kawan.
Saya menyebut pria ini dengan nama “Santo” . Usianya sekarang baru menginjak kepala tiga, dan saat kejadian kelam ini terjadi, Santo masih berusia 21 tahun dan sedang menjalani semester akhirnya sebagai seorang mahasiswa.
Sosok dibalik tanah ini mulai memperlihatkan eksistensinya. Tubuhnya setinggi langit-langit rumah, wajahnya mengerikan dengan empat taring yang tumbuh di dua rahang mulutnya.
“Paman Sapto, Na. Panggil saja pamanku dengan itu.”
“Di mana tempat tinggal, Paman? Kami sudah kedinginan.” Tanya Sanjaya.
“Di sana, tapi, rumah yang akan kalian tempati nanti tidak di rumah paman. Tempat untuk kalian sudah disediakan oleh juragan.” Tutur paman Sapto sebelum menuntun sepeda untanya mengarahkan Sanjaya dan Kelana.
Mereka ada dimana-mana, mengintai hampir setiap malam. Pengabdian KKN yg diperkirakan lancar, ternyata malah akan merenggut nyawa mereka satu-persatu setelah kutukan desa tempatnya KKN kembali muncul setelah puluhan tahun menghilang
@bacahorror @IDN_Horor
Detik demi detik berputar, tanpa terasa satu persatu dari mereka datang lalu memperkenalkan dirinya masing-masing. Pertemuan itu, akan mereka gunakan untuk membahas susunan tugas serta program bersama yang akan mereka bawa saat terjun di desa.
Namun, sudah tiga puluh menit berlalu sejak orang terakhir datang, ada satu orang yang belum juga terlihat wujudnya. Dia adalah Maya. Bahkan, sejak komunikasi melalui grup whatsapp, Maya pun belum sama sekali merespon.