, 229 tweets, 27 min read
My Authors
Read all threads
"Catatan kelam mirna"
(Based on true story)

-A Horror thread
#bacahorror @bacahorror
Ready?

Solat isya dulu bentar.
Setelah sekian lama memendam kisah ini, akhirnya saya berani untuk membagikan kisahnya yg terbilang seram dan menyedihkan.

Mirna, izinkan saya membagikan apa yg km rasakan selama masih bernafas ya..
Ohya kisah yg saya bagikan langsung pada hal2 yg mirna rasakan keanehan selama dirumah, bahkan pada dirinya sendiri ya.

Kenapa? Karna ada bbrpa catatan yg menurut saya privasi mirna, jadi saya lewati saja.
Aku mirna, berumur 20 tahun adalah seorang anak tunggal di keluarga kecil ini.

Mungkin bbrpa diantara kalian yg menjadi anak tunggal pernah merasakan bagaimana sepinya hidup bertiga tanpa ada adik atau kaka.
Ayah dan ibu adalah tipe orang tua yg sibuk dgn pekerjaan mereka, mungkin mereka lupa kalau punya anak yg butuh perhatian, bukan hanya sekedar uang.

Catatan ini adalah pelarianku, kesendirianku membuat pribadiku sulit percaya kpd orang lain.
Sebenarnya ada satu orang yg benar2 dekat dgn aku, yaitu ismi.

Tapi, tdk semua hal yg aku rasakan selama ini dpt aku ceritakan ke ismi. Bukan tdk percaya, hanya saja aku terlalu takut untuk membagi apa yg aku rasakan ke dia.
Semua bermula saat aku memasuki umur 20 tahun, 11 februari 2009.

Kalian tau, aku tidak pernah merasakan apa itu yg namanya merayakan hari ulang tahun, apa itu yg namanya sebuah surprise dari teman2, bahkan dari orang tua aku sendiri.
Tapi aku sdh terbiasa, ya memang terkadang ada rasa ingin merasakan namun semua hanya harap semata.

Ismi tdk pernah memberikan surprise, dia hanya mengirim kata2 atau menelpon saat pukul 12 malam, tapi itu udh buat aku seneng kok.
Ayah dan ibu? Kebiasaan mereka baru ingat 2 atau 3 hari setelah tanggal ultah aku, yasudah aku hanya bisa berpikir positif mungkin mereka sdg pusing dgn pekerjaannya masing2.

Sedih? Tenang, aku sudah terbiasa.
11 februari 2009 pukul 12.05

Telpon ku berbunyi, ada seseorang yg menelponku. Ternyata ismi, dia mengucapkan segala hal yg baik dan buat aku tersenyum dan meneteskan sedikit air mata.

Haru, hanya 1 orang yg ingat dgn ultahku.
Berbincang cukup lama dgn ismi dan akhirnya dia izin pamit karna ingin tidur, pagi hari dia harus berangkat kerja seperti biasa.

Tak apa, walau hanya 5 menit pun aku cukup senang kok.
Telpon ditutup dan aku taruh hp di meja samping kasur, aku ambil buku novel yg sdg aku baca agar cepat mengantuk.

Disinilah momen yg aku alamin untuk pertama kalinya selama hidupku, bahkan selama tinggal dirumah ini.
Saat aku sdg asik membaca, pintu kamarku tiba2 seperti ada yg membuka.

Mataku langsung tertuju ke arah pintu, disini pikiranku langsung terbayang "apa mungkin ayah dan ibu mau kasih aku surprise?"
Ga ada sedikit pun pikiran mistis saat melihat pintu kamarku, tapi pintu tersebut langsung terhenti.

Iya, hanya terbuka sedikit aja. Aku masih terus menatap ke arah pintu, sekian lama menunggu ternyata tdk ada jg yg masuk.
Aku coba memanggil..

"Yah, bu?"

Tidak ada jawaban sama sekali, aku coba memanggil lagi..

"Ayah.. ibu.."

Tetap, tdk ada jawaban sama sekali.
Aku coba bangun dan menuju ke arah pintu, aku buka tapi aku bingung.

Gak ada satu orang pun berada di depan pintu kamarku, aku pun coba kembali memanggil ayah dan ibu namun tetap tdk ada jawaban.
Karna penasaran, aku pun menuju kamar mereka.

Saat pintu kamarnya terbuka, betapa kagetnya aku karna ternyata ayah dan ibu sdh tertidur.

Lalu siapa tadi yg buka pintu kamarku?
Disitu aku terdiam sebentar, ternyata ibu terbangun dan langsung melihat ke arah ku.

"Knp mir? Kok km blm tidur?" Tanya ibu

"Eh.. gpp bu, kirain ibu sama ayah blm pulang.." jawabku

"Yauda km tidur sana" ucap ibu

Aku pun kembali ke kamar.
Aku duduk dikasur, terdiam dan kebingungan knp pintu kamarku bisa terbuka?

Sementara, tdk pernah sekalipun terjadi hal seperti itu.

Disini aku blm notice dgn hal2 yg berbau mistis, aku masih bodo amat saat itu.
Aku lanjutkan membaca novel, mungkin ada setengah jam lebih aku fokus membaca, lalu aku mendengar suara pintu terbuka dan menutup dari arah luar kamar.

Aku berpikir "ah mungkin ibu atau ayah mau ke kamar mandi"
Tak lama kembali terdengar suara pintu terbuka dan tertutup, aku masih cuek dan terus melanjutkan membaca novel tersebut.

Tapi, tak lama, kembali aku mendengar suara pintu terbuka dan menutup lagi.
Tetap, aku masih cuek. Blm ada rasa penasaran atau risih karna mendengar pintu tersebut.

Hingga ke 4 kalinya, rasa risihku pun mulai memuncak. Aku bangun dan membuka pintu kamar, keluar mencari sumber suara.
Ke ruang tamu, kamar mandi sampai halaman depan rumah, tapi tdk ada siapapun.

Aku menuju kamar ayah dan ibu lagi, aku buka tapi mereka masih terlihat tidur dikasurnya.
Ibu adalah tipe orang yg gampang terbangun dgn suara sekecil apapun, termasuk saat aku buka pintu kamarnya.

"Knp lagi mir? Km tuh dari tadi bolak balik aja ke kamar ibu.."

"Ibu tadi keluar masuk kamar?"

"Engga, ibu tidur dari tadi, ayah juga"
Seketika irama jantungku berdetak cukup cepat mendengarnya..

"Kenapa emangnya mir?"

"Eh.. gpp bu"

Aku langsung menutup pintu kamarnya dan menuju kamarku, otakku mulai membayangkan hal2 yg di luar nalar.
"Siapa tadi yg buka pintu kamar aku? Siapa tadi yg bolak balik buka tutup pintu diluar?"

Aku berusaha tenang, mood untuk kembali membaca novel hilang sdh dan aku putuskan untuk tidur malam itu juga, ini masih permulaan.
Sejujurnya, keluarga ku tdk terlalu rajin dalam hal soal ibadah. Ayah dan ibu terkesan cuek dgn hal tersebut, kadang aku belajar membaca Al-Quran dari sebuah youtube..

Ini pun karna kesadaranku sendiri.
12 februari 2009

Hari ini aku terbangun sedikit siang, keluar kamar dan menuju kamar mandi untuk sikat gigi dan cuci muka.

Oh iya, disini jg ada mba yg bersih2 rumah tapi beliau gak nginep karna rumahnya dekat dari sini.
Tugas dia hanya bersih2 dan cuci baju, habis itu sdh langsung pulang lagi.

Kebetulan saat aku bangun ketemu sama dia lg cuci baju di kamar mandi belakang rumah dekat dapur.
"Baru bangun mir?"

"Iya mba, susah tidur aku semalem"

"Cuekin aja mir"

Aku langsung terdiam, apa maksud ucapan beliau itu? Aku mau tanya tapi takut membahas hal2 mistis, jadi aku urungkan dulu.
"Oh iya mir, itu tadi ada orang dateng ngasih bungkusan kotak, mba taro diruang tamu ya"

"Hah? Dari siapa itu mba?"

"Ga tau mir, mba tanya jg langsung pergi orangnya. Tapi katanya itu buat km mir"

"Buat aku?"

Tanpa pikir panjang aku pun langsung menuju ruang tamu.
Terlihat bungkusan hitam dan kotak, saat aku pegang seperti dibungkus dgn kardus.

Gak ada tulisan apapun, aku buka dan ternyata di dlmnya terdapat sebuah boneka kecil.
Aku bingung, siapa yg ngasih boneka ini?

Anehnya, bentuk boneka ini sedikit aneh menurutku. Tapi yasudahlah, mau dicari kemanapun gak akan tau siapa yg kirim.
Aku kembali ke si mba mau tanya gimana bentukan orang yg ngirim bungkusan ini, tapi percaya atau tidak si mba tersebut udah ga ada..

Aku cari seluruh bagian rumah tapi gak juga ketemu keberadaannya.
"Ah mungkin udh pulang kali tapi aku ga sadar kalo dia lewat"

Itu bagian positif dari pikiranku karna masih terheran siapa yg kirim boneka ini, aku pun tdk banyak teman cowo dan tdk ada jg yg lagi dekat dgn aku.
Karna lapar, aku taruh boneka itu di kamar dan aku langsung menuju dapur.

Tak terasa udh memasuki waktu isya, ayah dan ibu biasanya sdh sampai dirumah sebelum, tapi kali ini blm juga, mungkin macet dijalan.
Sembari menunggu ayah dan ibu, aku duduk diruang tv sembari menonton.

Samar2 aku mendengar suara dari arah kamar, seperti ada benda jatuh. Aku bisa denger karna posisi kamarku tdk jauh dari ruang tv.
Aku langsung menujur kamar, penasaran apasih yg jatuh.

Betapa kagetnya aku saat buka pintu kamar, semua boneka yg ada di lemari pajangan ada dibawah semua.
Bahkan sampai lampu duduk yg ada dimeja ikut jatuh dibawah.

Ada yg aneh, boneka yg dari orang asing itu aja yg masih utuh di lemari pajangan, cuma boneka itu..
Aku rapihkan boneka yg jatuh dilantai, masih bingung knp semua boneka bisa jatuh.

Rasa takut? Tentu ada, siapa yg ga takut liat semua boneka tiba2 ada dibawah? Angin? Gak mungkin, kaca kamar aku tutup. AC? Sebesar apa sih angin AC?
Aku beranikan diri saat itu buat beresin semua bonekanya, satu hal yg aku ga mau liat adalah boneka dari orang asing itu. Ntah knp ada rasa aneh kalo aku liat itu boneka, serem aja rasanya..
Setelah selesai, aku kembali ke ruang tv.

Harapanku saat itu adalah ayah dan ibu cepat pulang, jujur aku sdh mulai gelisah. Mau keluar tapi ga tau harus kmn, rumah ismi pun jauh dari rumahku dan jg tdk ada kendaraan.
Terpaksa menahan rasa takut saat itu jg, aku putar suara tv sekencang kencangnya agara tdk mendengar suara lain lagi.

Tapi, ntah knp aku merasa hawa rumah mulai sedikit berubah, aku merasa ada yg mengawasi.
Aku cuekin, aku paksa untuk fokus ke arah tv.

Tiba2 aku merinding, langsung tengiang kata2 orang kalo merinding menandakan ada makhluk halus yg hadir disekitar kita.

Makin2 gak menentu perasaanku saat itu, hawa takut mulai menguasai aku.
Aku ambil hp dan telpon ibu.

"Bu, ada dimana? Pulang jam brp?"

"Ini lagi dijalan mir, macet parah karna ada kecelakaan. Knp mir?"

"Oh gpp bu"

Aku ga mau buat mereka khawatir, apalagi sdg dijalan bisa bahaya.
Lagi, terpaksa menahan rasa takut sendirian.

Bahkan tenggorakan kering dan mau minum aja aku gak berani untuk ke dapur, benar2 parno malam itu aku dibuatnya.
Kalian tau rasanya bagaimana saat itu? Bener2 ingin mati aja, sendirian dgn kondisi hawa mistis yg kuat siapa yg kuat?

Apalagi aku penakut, tapi juga penasaran.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya ayah dan ibu sampai dirumah, tenang rasanya saat itu juga.

"Tumben km nonton tv" tanya ibu

Iya, aku jarang sekali duduk diruang tv, bahkan bisa di hitung jari aku duduk disini.

Karna kondisi aja yg memaksa aku buat disini.
Aku pun langsung menuju kamar, mata langsung tertuju ke boneka tersebut dan tanpa basa basi aku taruh diruang tamu.

Aku bener2 ngerasa ada yg aneh dgn boneka tersebut, kaya ada sesuatu.
Malam itu niatnya aku mau lanjut membaca novel, tapi mood tdk membantu dan akhirnya aku paksakan untuk tidur.

Sisi lainnya adalah aku takut ngalamin kejadian seperti tadi malam, jadi lebih baik aku tidur aja.
15 februari 2009

2 hari ini aku lg tdk mood untuk nulis, tapi banyak hal yg mau ceritain.

Mulai dari yg mistis, hingga dari hal yg aku ga sangka sampe sekarang.
2 hari lalu, saat aku sdg asik lanjut baca novel, lagi2 ada yg maenin pintu kamar aku.

Kali ini bukan cuma sekali, tapi berkali2. Aku takut banget, sampai akhirnya aku bangunin ibu ku buat ngasih tau apa yg aku alamin.
Ibu tanya ada apa bangunin dia, tapi saat aku bilang apa yg aku alamin, ibu ga percaya.

Itu saat pertama kalinya, aku balik lagi ke kamar karna kesal ibu tdk percaya sama apa yg aku alamin dikamar.
Karna masih diganggu, aku kembali lg ke kamar ibu dan bangunin dia, tapi kali ini ibu marah sama aku..

"Mirna! Km itu udh gede, bisa jg diri kan?! Ibu cape besok harus kerja lagi!"

Itu kata2 ibu dan saat itu jg aku ga bisa ngomong apa2.
Sdh usai? Belum..

Saat ibu membentak, ayah terbangun dan bertanya ada apa berisik malam2.

Ibu menjelaskan, aku berharap ayah paham dan membelaku, tapi aku salah.
"G*blok sama gitu aja takut! Umur udh 19 tahun, malu!"

Bagaimana rasanya mendengar kata2 tersebut dari orang tua sendiri? Hatiku rasanya seperti ada yg menusuk, gak percaya dgn apa yg aku dengar saat itu.
Aku langsung berlari kembali menuju kamar, air mata mulai menetes. Samar2 aku mendengar suara ibu berteriak..

"Tutup lagi pintu kamarnya!"

Aku hiraukan, terlanjur sakit hatiku..
Aku tutup pintu kamar dan menangis sejadi jadinya dikasur, saat aku menangis pun pintu kamarku tetap ada yg memainkannya.

Aku hiraukan, aku tdk perduli.
Hal lain yg buat aku makin menangis adalah kata2 ayah yg bilang "umur udh 19 tahun"

Ayah, aku sekarang berumur 20 tahun..
Tak terasa aku pun tertidur malam itu jg, mungkin lelah menangis sesegukan.

Paginya aku terbangun, seperti biasa rumah sdh kosong karna ayah dan ibu sdh berangkat pergi ke kantornya.
Aku lihat hp, tdk ada pesan sama sekali.

Aku berharap ada perkataan maaf dari ibu dan ayah, tapi itu hanya harapan semu.

Tidak ada satupun pesan atau kata2 dari mereka.
Ini adalah hari dimana gangguan ke aku makin menjadi, aku bingung knp baru sekarang aku ngerasain itu semua.

Apa salah aku?
Kenapa di umurku yg ke 20?
Aku ketemu lg dgn si mba di dapur, aku ingat dgn kejadian lusa lalu.

"Mba kemarin kok aku cariin ga ada, udh pulang ya?"

"Iya mir"

"Kok ga pamit mba? Aku ga tau kalo mba pulang loh"

".........."

Gak ada jawaban dari si mba, aku dicuekin.
Yauda aku tinggal mandi saat itu juga, badan rasanya gerah saat itu, padahal jarang banget aku mandi pagi kecuali kalo mau pergi atau sekolah dulu.

Saat aku lg mandi, ada yg ketuk pintu.
*tok..tok..*

"Knp mba? Aku lg mandi"

Tapi ga ada jawaban dari luar, yg ada ketukan lagi.

*tok..tok..*

Jengkel juga lama2, karna kesal aku gak sengaja bentak.

"KENAPA SIH MBA?! DIBILANG ORANG LAGI MANDI!"
Saat itu juga ketukannya hilang, mungkin kaget karna aku bentak.

Setelah selesai mandi, aku cari si mba dan lagi2 dia udh gak ada dirumah. Kebiasaan pulang gak pernah pamit atau sekedar basa basi.
Kegiatanku dirumah adalah hanya tidur, bangun, makan dan baca novel.

Mau main tapi aku gak punya teman yg bisa diajak bareng, aku ngerasa ga enak aja kalo main tapi ga nyambung ngobrolnya.
Kejadian aneh dirumah ini lebih sering terjadi saat malam hari, siang ada tapi bisa aku bilang jarang banget.

Seperti malam ini..
Jam menujukkan pukul 9 malam, aku gak tau ayah dan ibu sdh pulang atau blm karna aku asik baca novel sembari mendengarkan lagu pakai headset.

Tapi lama2 pun aku bosen dan melepas headset tersebut.
Disaat headset sdh terlepas, dgn sadar aku mendengar suara ramai dari arah ruang tamu.

Pikirku mungkin teman ayah atau ibu datang main kerumah, tapi kenapa mlm banget?

Karna gak pernah sampe semalem ini.
Awalnya aku diam, tapi lama2 aku penasaran jg siapa tamu tersebut karna benar2 ramai layaknya keluarga besar berkumpul.

Aku pun keluar kamar dgn diam2, mengintip dari balik tembok siapa tamu2 tersebut.
Saat aku intip, aku bingung bukan main. Aku berani sumpah tidak ada siapapun di ruang tamu!

Astaga..

Tanpa basa basi aku menuju kamar ibu dan juga mereka blm pulang.
Badan aku langsung merasakan merinding luar biasa, aku langsung lari menuju kamar dan menutup pintu.

Badan aku gemetar, aku ingin telpon ibu tapi gengsi setelah kejadian kemarin jadi aku menutup badan dikasur dgn selimut.
Aku telpon ismi tapi gak diangkat sama dia, malam itu aku benar2 sendirian..

Suara ramai itu masih ada, masih aku denger sampai ke kamarku. Bahkan, kali ini ada yg mengetuk pintu kamarku..
Tuhan tolong aku takut..

Aku tutup telingaku karna tdk kuat mendengar suara ramai tersebut, aku menangis sejadi jadinya saat itu.

Aku gak bisa bayangin terjebak dikondisi seperti ini, badanku makin lama makin lemas.
Karna sdh tdk kuat, aku pun teruak sejadi jadinya..

"DIAAAMMM !!!! DIAAMMMM !!""

Aku benci, kenapa kalian mengganggu aku?!!
Tiba2 aku mendengar ada yg membuka pintu kamarku dan memanggil namaku, suaranya aku kenal, itu ibu !

"Mirna..."

Langsung aku buka selimut dgn perasaan sedikit lega mendengar suara ibu saat itu juga.

Tapi..
Apa yg aku harapkan ternyata palsu, saat aku buka selimut, dgn jelas tidak ada siapa2 disitu, tidak ada ibu namun pintu kamarku terbuka lebar.

Aku diam, suara gemetarku memanggil..

"i..buu"

Air mata kembali menetes dipipiku..
"Marni..."

Ada suara yg memanggil dari sebelah kananku, aku pun menoleh dan tidak ada siapa2..

Ya tuhann rasanya aku ingin mati saja saat itu, aku baca2 ayat yg aku ingat namun percuma..
Suara ramai diruang tamu hilang, apakah sdh usai?

Belum..

Seperti kataku, ini hari dmn keanehan makin menjadi..
Ada suara menggeram dikamarku, lebih tepatnya diseluruh ruang kamarku. Mataku mengelilingi seluruh kamar mencari sumber suara namun tdk kutemukan, saat itu juga aku sadar ini kalo disamping aku ternyata ada sesuatu yg sdg berdiri memperhatikan aku..
Aku menoleh, aku melihat bayangan hitam pekat setengah badannya namun saat itu jg pandanganku langsung gelap..

Aku gak tau kejadian apa lagi setelah itu, aku tdk ingat, mungkinkah aku pingsan?
Hari ini, 15 februari 2009.

Aku terbangun dgn hal yg lagi2 membuat hatiku sakit..

Jujur, aku jarang minta sesuatu ke ayah dan ibu, aku jarang mengeluh, aku mengerti kalo mereka sibuk dgn pekerjaan mereka, bahkan saat hari sabtu dan minggu.
"MARNI BANGUN !! LU JADI ANAK BERGUNA DIKIT, LIAT RUMAH KOTOR SAMA BERANTAKAN GAK ADA PERDULINYA SAMA SEKALI !!"

Iya, itu kata2 yg aku dengar pagi ini saat membuka mata..
"Bu kan ada mba yg ngerapihin rumah tiap hari" jawabku yg masih mengantuk

"MBA DARI MANA?! DIA MENINGGAL 3 HARI LALU TAU GAK !!"

Degghhh... jantung mau copot rasanya mendengar jawaban ibu saat itu juga.
"Tapi bu dari kemarin aku bangun ada bibi lagi beres2, aku liat jg nyapu dan cuci baju bu"

"Sini, ikut !"

Aku langsung bangkit dan ikut ibu menuju belakang, apa yg aku liat adalah hal yg tdk aku percaya saat itu juga.
Baju kotor menumpuk dan piring juga, lantai pun kotor dmn2.

Aku berani sumpah, kemarin aku liat semua rapih, gak ada baju dan piring yg kotor.

Aku jelaskan ke ibu pun dia tidak percaya sama sekali.
Aku diposisi yg serba salah saat itu, menjelaskan tapi kondisi tdk sesuai dgn penjelasanku.

Aku hanya bisa diam, disisi lain gemetar mengingat aku selama 3 hari kemarin dgn siapa aku berbicara?
"Berguna dikit jadi anak, jgn cuma makan tidur aja."

Itu ucapan ayah yg tiba2 lewat menuju depan rumah.

Aku salah apa? Kenapa kalian jadi sejahat ini?
Aku gak bisa tahan air mata, menetes begitu saja..

"Jgn nangis, udah gede mikir!" Ucap ibu

Di dlm diam ada harap mereka segara berangkat ke kantornya, hati ini terlalu sakit dibuatnya..
Aku duduk, tatapanku kosong ntah kmn, pikiranku sdh tak tau apa yg aku pikirkan saat itu.

Tak sadar ternyata ibu dan ayah sdh berangkat ke kantornya, lagi2 aku sendiri namun ada perasaan sedikit lega.
Hatiku sdh tercampur aduk, takut, sakit, perih jadi satu semua.

Ada sisi yg menakuti, ada sisi yg menyakiti, aku manusia yg juga punya perasaan dan bisa merasakan.
Saat itu juga keseharianku di isi dgn diam, tdk banyak kata yg keluar dari mulutku, bahkan saat bertemu ibu dan ayah.

Hampir tiap hari aku menangis, bertanya dlm hati apa salah yg aku buat hingga mengalami hal seperti ini..
Malam tiba, ada bbrpa gangguan yg aku alamin namun saat itu aku merasa kosong hingga membuatku tidak peduli dgn kejadian aneh.

Aku hanya bisa diam sampai akhirnya tertidur dgn sendirinya.
20 februari 2009

Hari ini kondisiku mulai membaik, iya, butuh 5 hari lamanya untuk stabil dari kejadian waktu itu.

Selama 5 hari itu jg aku mengunci diri di dlm kamar, keluar hanya saat ayah dan ibu pergi kerja.
Bagaikan pisau bermata dua, disaat kondisi sdh membaik, aku jadi merasakan kembali gangguan aneh. Namun, aku juga tdk ingin kondisi drop seperti kemarin, semuanya jadi serba salah..
Hari ini, ibu pergi dgn adiknya keluar kota dan sementara ayah pulang kerja selalu malam hari lalu langsung masuk ke kamarnya yg otomatis aku selalu sendiri.

Jam menujukkan pukul 11 malam, aku kembali melanjutkan membaca novel.
*dor dor dor*

Tiba2 ada yg menggedor pintu kamarku dan aku kaget bukan main.

Aku langsung menuju pintu dan membuka pintu, tidak ada siapapun!

Langsung aku tutup, aku sudahi membaca dan tidur.
Ini yg aku lakukan sekarang kalo ada hal aneh yg mengganggu lagi.

*dor dor dor*

Lagi2 ada yg menggedor pintu kamarku, kututup telinga dan berselimut.

Namun suara gedoran itu masih terdengar hingga buatku kesal.
"DIAAMMM !!! DIAAAMMM !!!" Teriakku dengan keras

Disisi lain ternyata ayah kebangun karna teriakan aku dan menuju kamarku.

"MIRNA BISA DIAM GAK ! AYAH CAPE MAU ISTIRAHAT JGN TERIAK2 !"

Aku langsung terdiam saat itu juga.
Aku mau kasih tau apa yg aku alamin tapi aku takut, aku takut ayah makin marah ke aku..

Ayah langsung pergi balik ke kamarnya dan menutup pintu dgn kencang

*brakkk...!!*

Aku kaget, ketakutanku makin menjadi..
Aku hanya bisa diam, menangis sendirian dikamar tanpa ada yg tau, tanpa ada yg menemani..

Blm usai, ada suara tertawa dari arah jendela kamarku..

*hihihi...hihihi..*

Aku menoleh, iya, sesosok perempuan dgn rambut acak2an berdiri diluar jendela kamarku.
Aku langsung membalikkan badan, ntah apa yg aku rasakan saat itu, mungkin sdh mati rasa akibat tdk tahu harus gmn lagi.

Sampai menangis pun tidak bersuara, aku lelah, tuhan tolong aku..
Suara tertawa itu masih ada, kali ini terdengar dari arah dlm kamarku.

Dari balik selimut aku mendengar suara itu berada disampingku, aku gak tau harus apa saat itu..
"Mirnaaa..."

Suara panggilan itu lirih

"Mirnaa..."

Aku benar2 tdk kuat saat itu, hingga aku merasa sesak dan tidak ingat apa apa lagi setelah itu.
Esoknya aku terbangun, badanku semuanya terasa sakit. Iya, aku sakit.

Tapi aku paksakan untuk beres2 rumah dan buat makanan, semua aku lakuin sendirian.
Setelah semua beres aku kembali ke kamar, tau apa yg aku temukan?

Boneka yg aku taruh diruang tamu sekarang ada dikasur ku, kok bisa?!

Aku terdiam kaku di pintu, tatapan ku masih tertuju ke boneka itu.
Dgn keadaan lemas, aku ambil boneka tersebut dan aku buang ke tempat sampah didepan rumah.

Kembali ke kamar dan aku rebahkan badan, hingga akhirnya tertidur.
Aku terbangun karna merasa ada yg memanggil namaku namun saat membuka mata tidak ada siapa2 dikamarku.

Biarlah, badanku sdh terlalu lelah menanggapinya.
Aku bangun dan melihat jam, menunjukkan pukul 18.20.

Ntah knp saat itu rasa ingin solat besar sekali, hingga aku memaksakan badan menuju kamar mandi untuk ambil wudhu.
Menuju kamar mandi harus melewati ruang tv, otomatis kalo ada orang yg menonton atau duduk pasti aku melihatnya.

Iya, inilah yg aku alamin saat menuju kamar mandi.
Aku melihat ada yg sdg duduk di sofa ruang tv, posisinya membelakangi aku hingga tak terlihat wajahnya.

Ini bukan ayah atau pun ibu, karna dari belakang pun aku hafal kalo itu mereka.
Langkahku terhenti, memperhatikan siapa yg duduk di sofa tersebut. Aku ingin sekali memanggilnya tapi takut kalo itu maling atau orang jahat yg mau merampok rumahku.

Aku urungkan niatku ke kamar mandi..
Perlahan aku balikkan badan agar sosok itu tdk sadar dgn kehadiranku, namun secara tiba2 sosok itu menoleh ke arahku.

Tatapanku langsung tertuju ke wajahnya dan aku tertegun karna apa yg aku lihat sangatlah menakutkan..
Sosok wajah yg terlihat hanya tengkorak tanpa bola mata..

Aku terkunci seketika, tatapanku tdk bisa teralihkan dari wajah itu, badanku lemas luar biasa dan gemetar kencang.
Perlahan badan terjatuh kebawah, tatapan ku tetap ke wajah itu dgn keadaan menangis.

Aku tdk bisa apa2, aku hanya bisa menyenderkan badan ke tembok.
Perlahan sosok samar2 menghilang, aku masih duduk terdiam ditempat.

Rasanya sdh tidak ada lg energi untuk bangkit, ini adalah momen yg benar2 tubuh aku sangat drop.
Dengan menyeret badan aku menuju kamar, benar2 tidak ada tenaga saat itu.

Naik ke kasur dan kembali mencoba tidur, perut rasanya sangat lapar namun apa daya aku tdk bisa berbuat apa2.

Sampai akhirnya aku tertidur kembali.
Lanjut besok, lelah aing.
21 februari 2009

Sakitku makin menjadi, sekarang badanku benar2 drop.

Aku telpon ibu..

"Halo bu... aku sakit"

"Km udh gede masih aja manja, minum obat ! Ambil di kamar ibu !"
Niat hati beri tahu agar ibu khawatir dan cepat pulang, tapi apa daya berbeda dgn harapan aku.

Bukan aku tdk mau ambil obatnya, tapi untuk sekedar bangun saja aku benar2 tdk kuat.
Pasrah, aku hanya bisa merebahkan badan dikasur hari ini.

Rasa lapar luar biasa aku tahan semampuku, hingga akhirnya aku di titik yg benar2 sdh tdk tahan lagi, kuputuskan menelpon ismi.
"Halo.. mi, km ada dmn?" Tanyaku dgn suara lemas

"Dirumah mir, knp? Kok suaramu lemes banget kedengerannya mir? Km gpp?"

Mendengar pertanyaan dari ismi senang rasanya, seperti ada orang yg khawatir dgnku.
"Emm.. km gak kmn2 hari ini mi?"

"Engga mir, aku nanya loh km knp?"

Dari belakang telepon, aku mendengar suara laki2 yg terus memanggil ismi, mungkin itu pacarnya dia.

"Eh, gpp mi. Yodah km lanjut aja ya mi"

"Loh mir.. mirna.."

Langsung kuputus panggilannya.
Aku ngerasa tdk enak aja tiba2 dgn ismi kalo sampe ngerepotin dia, biarlah aku merasakan ini sendirian.

Hari hanya aku isi dgn tiduran, menahan sakit, lemas juga dan ada yg lain..
Aku dengar suara pintu rumah terbuka, mungkin ayah yg baru saja pulang kerja dan langsung masuk ke kamarnya.

Ohiya, dikamarku ada meja dan bangku yg aku pakai untuk berhias diri, para cewe pasti tau kok.
Aku liat jam pukul 20.00, perut aku rasanya udh sangat sangat sakit karna menahan lapar.

Aku terus memegang perutku, tanpa sadar ada sosok yg duduk manis di bangku meja hias tersebut.
Karna gelap, aku tdk tau bentuknya seperti apa, hanya seperti bayangan hitam pekat membentuk manusia aja sdg duduk santai memperhatikan aku.

Dgn mata yg sedikit menyipit aku terus menatap ke arah sosok itu.
Tiba2 sosok tersebut berdiri, dari yg aku lihat dia seperti memakai jubah.

Tapi anehnya, sosok itu makin lama makin membesar. Bukan, lebih tepatnya meninggi sampai menembus langit2 kamarku.
Ya tuhan, apalagi ini..

Takut? Bukan main, tapi kondisi seperti ini aku bisa apa?

Aku cuma bisa diam, ingin teriak sulit, ingin bangkit tdk ada tenaga sama sekali. Aku cuma bisa menangis melihatnya, badanku makin lemas.
"Mirna.."

Iya, sosok itu memanggil namaku lalu pergi menghilang menembus langit2 kamar.

Antara lemas, takut, terheran, semua jadi satu.
Aku terus menangis, kesal tdk bisa berbuat apa2.

Perlahan aku mencoba menutup mata, meniatkan diri untuk tidur agar tdk melihat hal2 yg menyeramkan lagi.
Aku merasa goyang..

Gempa? Tapi aku tdk mendengar suara benda disekitarku bunyi.

Aku membuka mata, ternyata, ada sosok yg menggoyangkan tempat tidurku..
Dan ini benar2 kencang sekali, aku makin takut..

"YA TUHAN TOLONG AKUU"

Lagi2 aku hanya bisa menangis, sampai akhirnya terhenti. Ada yg berdiri di depan kasurku, seorang nenek2 bungkuk melihat kearahku.
Aku menatap matanya, putih..

Aku cuma bisa diam, ntah udh keberapa kalinya aku menangis sampai sulit untuk mengeluarkan air mata lagi.

"Aku mau mati aja, aku mau mati aja, aku sdh tdk kuat.." kataku dlm batin
Gelap, hampir setiap hari aku pingsan.

Terbangun karna ada yg memanggil, aku kenal suara itu..

"ISMI !!" Panggilku

Badan yg tadinya lemas, tiba2 mendapatkan energi untuk memeluk ismi yg berada disampingku
Aku menangis sejadi jadinya, aku peluk dia sekencang kencangnya hingga ismi menegurku.

"Mir.. sakitt"
"Muka km pucet banget mir, sakit dari kapan km?" Tanya ismi yg khawatir

"Dari 3 hari lalu mi.."

Btw, ismi tau kondisi dirumahku. Tapi dia tdk tau kondisi saat ini.
"Ayah sama ibu kmn emangnya mir?"

"Ibu lg keluar kota mi, ayah pulang mlm terus karna rapat dikantornya"

"Udah makan? Minum obat?"

Serasa pacar sendiri, jujur saat itu aku senang sekali rasanya melihat ismi dikamarku.
Saat aku jawab blm makan dan minum obat dari kemarin, ismi marah padaku.

Kujelaskan alasan knp aku tdk makan dari kemarin, dia mengerti. Lalu, ismi pergi keluar kamar menuju dapur untuk memasak.
Aku menunggu dikamar, ingin bangkit dan membantu ismi didapur tapi ntah knp tiba2 badanku terasa kembali tdk bertenaga.

15 menit kemudian ismi datang.
"Nih makan dulu cepet, maap ya cuma telor doang mir"

"Iya gpp mi, gini aja aku udh seneng banget"

Sembari makan, kita bedua berbincang. Aku pun bertanya apa yg membuat dia datang kerumahku.
Ternyata, ismi khawatir karna telponku kemarin yg tiba2 saja dimatikan. Ditambah suaraku yg lemas membuat ismi curiga ada sesuatu yg terjadi dgnku.

Senang rasanya ismi mengerti..
Panjang lebar kami berbincang, hingga akhirnya aku terhentak dgn pertanyaan ismi.

"Mi, si mba tadi aku ajak ngobrol diem aja. Udh gitu datar bgt mukanya mir.."

Aku pun langsung terdiam.
Aku harus jawab apa, seandainya aku bilang yg sebenarnya klo si mba udh meninggal minggu lalu, bisa kabur ismi tanpa pamit sama aku.

Otakku berputar, mencoba cari jawaban yg masuk akal, tapi tdk bisa..
"Lg sakit mungkin mi"

Jawabku sekenanya aja, aku ga tau harus jawab apa..

"Iya kali mir, bete aja sih ngajak ngobrol tapi diem aja, udh gitu kok kaya ada bau2 busuk bangkai mir dibelakang sana"
"Mampuslah aku, harus gmn ini?" Ucapku dlm hati

Aku hanya bisa diam, gak tau harus jawab apa..
Tak terasa hari sdh menjelang sore, ismi pun pamit untuk kembali kerumahnya.

Berat rasanya ditinggal dia, aku masih butuh teman disini, tapi aku jg tdk bisa memaksa dia untuk tdk pulang.
"Kalo ada apa2 telpon aku, awas ya kalo engga !" Pesan ismi sebelum pulang

Lagi2 sendiri dirumah yg sepi ini, lagi2 aku harus menghadapi keanehan dirumah ini.
Sekarang badanku sdh cukup bertenaga, aku sdh dapat bangkit dari kasur.

Aku coba berjalan ke arah dapur, melihat apakah ada sesuatu yg bisa aku jadikan camilan sembari membaca novel.
Aku buka kulkas, ah syukur ada sisa biskuit ibu yg dia simpan.

Saat menutup pintu kulkas dan membalikkan badan..

"Mirna.."

Aku melihatnya lalu gelap, lagi2 aku pingsan.
Iya, ada saatnya aku selalu mengalami hal ini.

Mungkin aku terlalu lemah untuk melihat hal2 menyeramkan hingga jadi sangat mudah untuk pingsan.
Saat aku membuka mata, aku sdh berada dikamar dan disisiku ada ismi dgn raut wajah yg benar2 khawatir.

"Mirna.. ya tuhan akhirnya km sadar" ucap kirna sembari memelukku

Aku tdk ingat apa2, kondisi terbangun dari pingsan buat pala ku sakit.
"Km knp tidur di dapur mir?" Tanya ismi

Hah dapur? Ohiya aku ingat, aku pingsan saat itu karna melihat si mba yg memanggil namaku.

Bukan karna panggilannya yg buat aku pingsan, tapi bentuk tubuh dan wajahnya yg sangat hancur dan berdarah..
Lagi2 aku harus berbohong ke ismi agar dia tdk takut.

"Gpp mi, aku cuma lemes aja hehe"

Raut wajah ismi mengerut, seakan tdk percaya dgn jawabaku.
Ismi langsung membuatkan makanan untukku, kondisiku saat ini?

Sangat drop..

Aku liat ke arah jam dinding, jam menunjukkan pukul 14.12. Itu artinya aku pingsan dari kemarin sore sampe sekarang !
Siapa yg tdk kaget mengetahui itu, inilah alasan lain kondisiku semakin drop saat tau pingsan selama itu.

Aku pun penasaran bagaimana ismi bisa bawa aku dari dapur ke kamar dan knp dia datang lg kerumahku.
Ismi datang, dia memasak telor lagi untuk aku. Gpp, yg penting aku bisa makan.

"Km kok bisa kesini lg mi?" Tanyaku

"Iya, tadi pagi aku telpon km dan gak diangkat2, gak tau knp perasaanku ga enak"
"Ouhh.. sama siapa km?"

"Tuh sama pacarku, dia ada diruang tv lg nonton, dia jg yg angkat km ke kamar, maaf ya mir.."

"Iya gpp mi, aku ngerti kok. Justru aku makasih banyak sama km udh mau kesini lagi.."
"Eh tapi km dateng kesini jam brp deh?" Aku makin penasaran

"Pagi, jam 8 an. Aku dateng pun gak ada ayah km, aku langsung masuk ke kamar dan km ga ada, tapi hp km ada dikasur. Aku ke dapur ternyata km ada di lantai"
"Ohh gitu, kok tumben ayah gak ada ya.."

"Udh berangkat kerja kali mir.."

"Engga mi, ayah berangkat kerja jam set 10 an, kalo km dateng pasti dia ada.."

"Masa sih? Tapi iya jg, ga mungkin jg ayah km ga liat km ada di lantai dapur ya.."
Aku dan ismi saling bertatapan, kita saling kebingungan kmn ayah aku.

"Mungkin dia tidur dikantor kali mi.." ucapku

Ayah emang sering tidur dikantor kalo lembur sampe mlm hari.
Tiba2 pacar ismi ketuk kamarku.

"Itu siapa sih cewe yg dirumah lu mir?" Tanyanya tiba2

"Hah? Cewe?" Aku pun kebingungan dgn maksud pacarnya ismi

"Iya cewe, kaya mba2 gitu lah pokoknya"

"Knp emangnya sih?" Aku malah ikut penasaran
"Gua lg nonton tv, itu mba2 bolak balik terus depan tv halangin gua lg nonton mir.."

Mampuslah aku, itu si mba knp makin jadi aja ngeganggunya ya astaga..

"Terus kmn dia sekarang?"

"Udh keluar, ga tau kmn"
Bukan si mbanya yg aku takutin sekarang, tapi aku takut ismi dan pacarnya tau kalo itu si mba udh meninggal..

Aku coba alihkan pembahasan itu dgn pembahasan yg lain.
Waktu memasuki sore ibu pulang, dia langsung datang ke kamarku.

"Masih sakit?" Tanya ibu

"Masih bu.." jawabku lemas

"Neng, suruh temennya minum obat kalo sakit, jgn manja" ucap ibu ke ismi
Aku liat ismi hanya tertawa kecil mendengar ucapan ibu, aku tau pasti dia merasa aneh knp ibu bisa berkata seperti itu kepadanya.

"Mir.." panggil ismi dgn raut sedihnya

"Gpp mi, aku gpp kok" aku coba meyakinkan ismi
Menjelang malam, ismi pamit pulang.

Sedih, masih ingin berbincang rasanya tapi rumah dia jauh jadi aku tdk tega juga menahannya sampai malam suntuk.

"Besok aku telpon ya" ucap ismi sembari meninggalkan kamarku
Setelah ismi pergi, aku langsung meminum obat dan tidur agar esok bisa kembali sehat seperti biasa.

Sekarang, aku sdh tidak perduli dgn gangguan aneh lg dirumah ini.
27 februari 2009

Ismi tau dgn apa yg aku alami selama ini, bagaimana bisa?

Kejadian saat pacarnya ismi diganggu si mba buat dia curiga karna melihat gelagat si mba yg tdk seperti manusia biasanya.
Ohiya, kondisiku makin hari makin drop.

Sekarang aku benar2 tdk bisa bangkit dari kasur, aku pun tdk berobat ke dokter karna ayah dan ibu tetap sibuk dgn pekerjaan mereka.

Tak apa, asal mereka senang..
Hari ini ismi mau datang kerumah lagi dgn pacarnya, ada hal yg mau dia bicarakan sama aku.

Aku tau, pasti akan menyinggung tentang si mba, pasti.
Jam 1 siang ismi datang, dia langsung datang ke kamarku.

"Haloo cantik, sdh sehatan blm?"

Ah senang sekali rasanya mendengar dan melihat dia, ismi udh seperti hiburan untuk aku.
Ismi mengajak aku untuk mengobrol diruang tv dgn pacarnya, tentu saja dia membopong aku karna badanku yg benar2 lemas tak berdaya.

"Eh mir.." sapa pacarnya ismi
"Mau ngobrolin apa sih kalian?" Tanya aku yg penasaran

Ismi dan pacarnya saling sikut, seakan mereka tdk ingin buka topik pembicaraan.

"Gini mir.." ucap pacar ismi
"Lu inget kan yg kejadian gua lg nonton terus si mba bolak balik itu?"

"Oh iya inget, knp emangnya?"

"Gua ngerasa aneh sama gelagatnya, jadi gua iseng nanya ke temen gua anak kabel indihome"

"He'eh terus?" Aku makin penasaran
"Jadi dia sempet pantau keadaan rumah ini mir.."

Keselnya aku denger penjelasan pacarnya ismi ini setengah2 terus..

"Iya terus kenapaa???"

"Duh gmn ya bilangnya.."
"Dah lah aku balik ke kamar aja.." ucapku yg kesal dgn dia

"Eh iya iya.. gini mir, ada sesuatu dirumah ini tapi ga bisa gua sebutin. Sesuatu itu jahat, mau ngancurin keluarga ini, intinya ada keterlibatan orang dekat sama lu jg mir.."
"Keterlibatan orang dekat itu siapa maksudnya sih?"

"Ya gua gak bisa sebutin karna sesuatu itu bisa nyerang gua seadainya gua kasih tau ke lu mir. Gua cuma bisa kasih tau itu aja, percaya atau engga terserah lu.."
Aku pun terdiam, mencoba mencerna omongan pacarnya ismi.

Tapi kondisiku tdk memungkinkan untuk berpikir, jadi saat itu aku cukup pendam tanpa melanjutkan mencari tau apa maksud dari sesuatu itu.
Aku pun langsung mengalihkan pembicaraan, mencoba bertanya2 tentang hubungan mereka hingga akhirnya ismi dan pacarnya pamit pulang berbarengan dgn ayah dan ibu datang.

"Bu, pak, pamit ya.."

Kalian tau? Ayah dan ibu tdk menjawab..
(Diluar cerita)

Sebelum melanjutkan, gua mau ngasih tau kalo banyak hal2 yg gua pun bertanya2 ada apa sebenernya dgn mirna dan keluarganya.

Sampe akhirnya ismi berani membuka kebenaran itu.
Ini adalah catatan terakhir dari mirna, setelah catatan ini, mirna mengalami koma panjang.

Dari hasil dokter, mirna sehat. Gak ada gejala sakit apapun, dari hasil pemeriksaan jg semua sehat.
Ntahlah, hanya allah dan keluarga mereka yg tau.
Lanjut besok ya, gua ada kerjaan ga bisa ditinggal.

Besok, gua akan ceritain catatan terakhir mirna dan pernyataan ismi yg ngebongkar semua kebenarannya.
Jadi, ditunggu ya 😊
-catatan akhir mirna-

5 maret 2009

Badanku benar2 sulit digerakkan, untuk menulis ini saja butuh waktu cukup lama karna harus menulis perlahan.

Ayah dan ibu bertengkar..
4 hari lalu, saat aku sdg membaca novel, samar2 aku mendengar suara mereka dari dlm kamarnya.

Aku tdk tau apa penyebabnya, tepatnya, aku tdk ingin tau.
Ini adalah pertengkaran mereka untuk kesekian kalinya setelah selama 1 tahun ini mereka akrab kembali.

Dari awal pertengkaran saat aku SMA, aku emang tdk tau apa penyebabnya.
Ibu tipe yg memendam sendiri.

Ayah? Tipikal seperti hampir semua lelaki yg tdk ingin permasalahannya diketahui oleh siapapun.

Iya, aku seperti orang bodoh yg tdk tau apa2 dirumah ini.
2 maret 2009

Kondisiku makin memburuk, benar2 buruk sekali.

Selama sehari itu aku hanya bisa berada dikasur, ditemani sebuah buku novel yg tinggal hanya bbrpa lembar lagi usai kubaca.
Malam hari, menjadi hal yg aku benci.

Malam itu, aku sdh mencoba untuk tidur. Namun, kesadaranku menangkap hal janggal di dlm kamarku.

Suara nafas, lebih tepatnya suara seperti sdg menggeram.
Mataku pun langsung terbuka, mencoba melihat kanan dan kiri secara perlahan, aku takut ada sosok yg memyeramkan lagi.

Dan ternyata benar, ada sosok sdg berdiri di sudut kamarku..
Sosok ini berbeda dgn yg sebelumnya, kedua bola matanya yg menyala berwarna merah, aku melihat kulitnya seperti bersisik dan lidahnya menjulur sampai menyentuh lantai..
Sosok itu terus memperhatikan aku, wajahnya terlihat seperti hewan.

Tatapan matanya tajam dan seperti sdg marah. Apa aku buat salah?

Aku mau teriak tapi suaraku seperti tertahan di tenggorokan, aku takut..
Syukurnya, sosok itu tdk lama menampakkan dirinya.

Dia langsung menghilang, seakan sdg memantau mangsa yg ingin dia bawa ke suatu tempat.
2 dan 4 maret 2009

Tdk banyak yg bisa aku ceritakan. Hanya saja, sosok malam itu menampakkan dirinya lagi.

Kali ini jaraknya sedikit maju dari posisi sebelumnya.
Aku hanya bisa menangis, rasa takutku seperti sdh hilang.

Aku menangis bukan karna takut, tapi aku lelah dgn kondisi seperti ini, kondisi terus menerus melihat sosok2 aneh yg bahkan kali ini lebih seram dari sebelumnya.
Bahkan esoknya, dia sdh sangat dekat dgnku, lebih tepatnya berada disamping kasurku.

Kali ini aku melihat bentuknya lebih jelas, sangat jelas.

Bau amis, matanya yg bulat merah, lidah yg terlihat ada belatungnya..
Kali ini aku takut, bukan karna bentuknya. Tapi, aku takut sosok ini melakukan sesuatu kpdku.

Aku takut dia menyakitiku, aku teriak sekencang kencangnya malam itu hingga ibu datang ke kamarku.
"Ada apasih mir mlm2 teriak? Ganggu orang istirahat aja !"

"Bu.. Ada setan deket kasurku, aku.. Takut bu.." Ucapku dgn suara gemetar

"Mana? Ibu ga liat apa2, jgn cari gara2 km ya mir !" Balas ibu
Ibu langsung menutup pintu kamarku, dengan keras..

Lagi, aku hanya bisa menangis. Ternyata tangisanku disambut oleh suara tawa, suara itu berat seperti senang aku dimarahi oleh ibu.
Ntah knp aku merasa semenjak sosok itu hadir, dia jadi penyebab badanku makin tak berdaya hingga hari ini.

Sebelumnya, aku bisa memegang buku novel cukup lama, kali ini? 5 menit pun aku tdk sanggup.
Aku tdk terlalu tau tentang dunia ghaib, tapi aku selalu berdoa kpd tuhan agar semua cobaan ini cepat pergi.

TOLONG
Itu adalah catatan akhir mirna, mengecewakan? Iya, memang apa yg kita harapkan? Gua rasa dari seluruh kisah yg ditumpahkan mirna di catatannya sdh sangat jelas kalo dia selama ini menderita.
Dibuku catatan akhirnya ada tulisan

"TOLONG"

Iya dan tulisannya berantakan seperti dia sdg ada yg menariknya atau menakutinya.
Kata "tolong" Itulah catatan terakhirnya karna pada tanggal 6 maret 2009 ismi mendapatkan kabar kalo mirna masuk kerumah sakit.

Maka saat itu juga ismi pergi kesana.
Ismi melihat mirna dlm keadaan tdk sadarkan diri, alat2 medis terlihat seperti berusaha untuk membuat mirna tetap bernafas.

Disitu ada ibu mirna, ismi pun bertanya dgn sangat sopan knp mirna bisa jadi seperti ini.
Tapi jawaban ibu mirna tdk jelas dan tdk menjelaskan penyebabnya.

Ismi teringat sesuatu, saat dia datang kerumahnya, mirna pernah berkata hal yg buat ismi selama ini kepikiran dgnnya.
"Mi, aku cuma percaya sama km. Seandainya ya, kalo terjadi apa2 sama aku kedepannya, aku mau km pegang catatanku ini. Aku gak mau ibu atau ayah sampai membaca catatanku, aku gak mau mereka sedih.
Aku gak mau ayah dan ibu merasa bersalah karna sikap cuek mereka buat aku jadi seperti ini"

Itu kata2 yg bisa ismi ingat dan dia pun langsung meminta izin ke ibu mirna untuk kerumahnya mengambil buku catatan itu.
Dgn alasan ingin mengambil barang yg tertinggal, ibunya mengizinkan ismi untuk kerumahnya.

12 maret 2009, tuhan memanggil si cantik mirna, tuhan lebih sayang kepadanya..
Banyak hal janggal dgn kepergian mirna menurut ismi.

1. Medis menyatakan kondisi mirna baik luar dan dalam, bisa dibilang secara medis mirna sebenarnya baik2 aja.

2. Ayah mirna tdk ada dirumah sakit saat mirna dibawa kesana tapi lebih memilih tetap kerja.
3. Inget dgn apa yg pacar ismi bilang kalo ada yg tdk wajar dirumahnya menurut "teman indihomenya"? Itu salah satunya yg akan gua ceritain.

Setelah 11 tahun, ismi baru berani buka kebenarannya sekarang.

Demi mirna.
-mohon perhatiannya ya-

Semua tokoh disini gua pakai nama samaran, gak ada maksud juga untuk menghakimi perbuatan orang tuanya mirna.

Disini, ismi mau kalian ambil pelajaran dari apa yg dialami oleh mirna.
-kebenaran yg sebenarnya-

Kepergian mirna membuat ismi seperti dihantam benda keras. Hal lain yg membuat ismi menyesal sampai sekarang adalah setelah membaca semua catatan mirna.

Ismi merasa bodoh sampai tdk sadar dgn semuanya.
Tapi disini bukan ismi yg menjadi masalahnya, tapi kedua orang tua mirna.

Gua setelah denger penjelasan dari ismi, kesel bukan main. Gua jg ngerasa sedih dgr apa yg dialamin sama mirna selama itu.
Ini adalah penjelasan dari teman pacarnya ismi.

-ayah mirna selama itu menggunakan seorang "dukun" yg dikirim langsung kerumahnya, bahkan ke keluarganya sendiri. Kiriman itu bertujuan membuat rumah tdk aman dari gangguan.
Targetnya? Tentu aja istrinya sendiri.

Apa motifnya? Harta dan wanita lain dibelakang semua penderitaan mirna selama ini.

Iya, ayah mirna ingin cerai dgn ibu mirna namun sang ibu menolak, ntah apa alasannya.
Ibu mirna punya tanah ratusan hektar yg ingin dikuasain oleh ayahnya setelah cerai, selingkuhannya terus memaksa ayah mirna untuk menceraikan istrinya.

Hubungannya dgn mirna?
"Jin" Yg dipakai oleh sang dukun meminta sebuah tumbal, sebuah nyawa dari kerabat terdekat.

Mirna lah yg disodorkan oleh ayahnya ini, gua gak tau knp bisa setega itu seorang ayah ke anaknya sendiri.
Gua jg gak tau apa hubungannya dgn umur mirna yg ke 20 dgn kejadian ini, mungkin itu salah satu syarat dari "jin" Tersebut.

Ayah mirna jg meminta kpd sang dukun untuk membuat istrinya menjadi tdk perduli dgn mirna, jahatnya..
Kabar terakhir yg ismi dapat, 2 bulan setelah kepergian mirna, ayah dan ibunya bercerai.

Masalah harta? Ntah lah, cuma motif cerai karna ibu mirna memergoki ayah mirna dgn selingkuhannya.
Satu hal lg yg buat ismi menyesal sampai sekarang adalah teman pacarnya tersebut bilang sukma mirna dibawa oleh "jin" Tersebut ke dunianya, seandainya ismi memberitahu kali mirna masuk rumah sakit, ada kemungkinan untuk menyelamatkan sukmanya.
Tapi nasi sdh jadi bubur, ismi pun menurut gua gak salah karna dia awam dgn hal2 seperti ini.

Itulah kisah kelam yg dialami oleh mirna, gua liat foto mirna, cantik, cantik banget..
Silahkan ambil pelajaran dari kisah ini, mirna sdh tenang disana, tdk perlu lg kita menghakimi kedua orang tuanya.

Segala hal didunia ini, apa yg menurut kita gak mungkin, namun ternyata benar terjadi.
Hanya saja, kita sulit menerima setiap kejadian diluar logika karna kita tdk mengalami hal itu secara langsung.

Terima kasih udah mau baca kisah mirna, gua gak tau ini horror atau sedih, gua harap kalian ambil pelajaran dari kisah ini.
Salam 🙏
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Ryan

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!