Padahal Nabi SAWW pernah berpesan agar umatnya memelihara 2 pusaka sepeninggalnya kelak;
''KITABULLAH DAN ITRAH AHLUL BAIT-NYA'' (Hadist Tsaqalain).
Sebab, dengan lancang para ulama sewaan memutar balikkan pemaknaan.
''Ya Allah, engkau telah mengambil Ubadillah pada perang Badar, dan Hamzah pada perang Uhud. Jangan engkau mengambil Ali. Jangan tinggalkan aku sendirian".
Kini putra Imam Ali, Al Hasan dan Al Husain mendengar para khatib melaknat ayahnya sang putra kabbah di mimbar² mesjid atas desakan penguasa dikala itu.
Ali ibn Abu Thalib, suami putri kesayangan Rasulullah dianggap murtad dari agama, hanya karna ketidaktundukannya kepada penguasa.
Beliau pulalah yg mengantarkan hijrah keluarga Nabi SAWW dgn berjalan kaki ratusan kilometer sehingga melepuh kedua telapak kakinya.
Tak berbeda jauh dengan yang terjadi kepada Imam Hasan atau kakak dari Imam Husain.
Bahkan Imam Hasan, penghulu para pemuda syurga ini diserang di atas kudanya, dan wafat krn diracuni oleh istri beliau sendiri, yg termakan rayuan yg menggiurkan oleh Muawiyah kala itu.
Lihatlah Hujur bin Adi & sahabat²nya dikubur hidup². Atau kisah Maitsam Tammar, yg digantung dan lidahnya dipotong, hanya karna menyela pelaknatan Imam Ali di mimbar masjid oleh Ubadillah bin Ziyad.
''Inilah aku Al Husain, putra Fatimah, kesayanganmu, cucumu, dan pusaka yg engkau tinggalkan kepada umatmu".
"Saksikan ya Nabi Allah, mereka telah menghinaku, menyia²kan aku & tdk menjagaku".
''Aku mengadu kepadamu sampai aku bertemu denganmu".
''Ya Allah, inilah kubur NabiMu Muhammad SAWW"
'"Aku anak dari putri NabiMu"
''Telah terjadi peristiwa yg telah engkau ketahui"
''Ya Allah, aku mencintai kebaikan, & membenci kejahatan".
Beliau meletakkan kepalanya di atas pusara kakeknya hingga tertidur.
Tiba² beliau melihat Nabi SAWW datang dgn para malaikat yg menyertainya.
''Waktu itu engkau kehausan & tdk diberi minum, engkau dahaga & tdk dipuaskan".
"Tidak!! Mereka sama sekali tdk akan mendapatkan syafaatku dihari kiamat"
"Mereka binasa disisi Allah"
"Bangunlah, derajat tinggi di syurga tak tercapai kecuali dengan kesyahidanmu".
"Pada suatu malam Rasulullah berbaring tuk tidur, kemudian bangun kembali dalam keadaan resah, baring kembali, lalu bangun kembali".
"Di tangannya ada segenggam tanah merah".
"Dia mencium tanah itu".
Rasulullah menjawab: "Baru saja Jibril memeberitakan padaku bahwa Husain akan terbunuh di Karbala, inilah tanah tempat darahnya akan tumpah".
Dan benar, Ummu Salama-lah yang memberi kabar pertama kali atas kematian Al Husain di kota Yastrib, setelah melihat botol yg berisikan tanah karbala pemberian Rasulullah telah berubah menjadi darah.
Sebagian umat kala itu memilih netral, sebagian lagi telah menggadaikan keimanannya dgn materi duniawi.
Beliau memilih Kuffah (Irak) krna penduduk Kuffah melalui surat, berjanji memberinya dukungan tuk bangkit melawan Yazid.
Serta menghilangkan duri yg akan mengganggu kekuasannnya kelak.
Setelah berhasil membungkam Al Hussein dan para pengikutnya, tentara yg dikomandomi oleh Ubadillah bin Ziyad menawan keluarga Al Husain yg tersisa dari pembantaian di karbala.
Mereka lupa, mereka sedang membangkitkan sebuah sistem yg siap memenggal kebenaran² hanya demi syahwat kuasa.
Demi hak namamu dan keluargamu yg suci, kami meminta pertolongan. Tolonglah kami, tolonglah keluarga kami, sanak family kami, dan kerabat, bahkan negri kami dari kejahilan Yazid² abad modern.