Thread by @Pertapatua_

Islam Muhammadi vs Islam Umawi
Oleh : @isma_ilamin

Siapakah Yazid bin Muawiyah, yang diangkat sepihak oleh Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai khalifah penggantinya yang mengawali berdirinya Dinasti Umawiyah?

@syiahmenjawab
#11Muharram1441H

Sebelum lebih jauh membahas Yazid, saya tiba² teringat istilah Syajarah Mal'unah (pohon terkutuk) di dalam Al Qur'an (Surah Al-Isra ayat 60), yg dimana istilah ini hanya dipakai sekali di dalam kitab suci tsb. @syiahmenjawab

Sebagian ulama berpendapat, bahwa Syajarah Mal'unah itu adalah pohon yg tumbuh di dasar neraka (Zaqqum), yg kelak buahnya menjadi makanan bagi penghuni yg ada disana.

Sebagian lagi berpendapat, bahwa pohon terkutuk disini dinisbatkan kepada Bani Umayyah dan keturunannya. Ini berdasar kepada penjelasan nabi saw, bahwa pohon tersebut penyebab timbulnya fitnah, ujian, dan ancaman bagi manusia.

Untuk mengetahui pejelasannya dengan lebih detail, mari kita tengok profil Yazid bin Muawiyyah bin Abu Sofyan dalam sejarah peradaban Islam dan umat manusia.

Yazid bin Muawiyah bin Abu Sofyan lahir dimasa kekhalifaan Usman bin Affan, disaat ayahnya (Muwiyah) menjabat gubernur di Syam dan bergeliman kemewahan.

Diusia remaja, ia punya kebiasaan mabuk²an, berjudi, dan bemain perempuan. Ia tidak peduli pada syariat Islam. Bahkan, disebutkan dalam riwayat, ia pernah menjadi imam salat dalam keadaan mabuk.

Yazid bukan orang yang layak dan pantas menjadi khalifah, ulama-ulama Sunni dan Syiah mengakui dan sepakat akan hal tersebut.

Pengangkatannya sebagai khalifah atas kaum muslimin secara sepihak oleh Muawiyah, tentu tidak disepakati oleh Imam Husain as, terlebih lagi saat itu masih banyak tabiin dan tokoh Islam yang jauh lebih layak.

Imam Husain as menolak berbaiat, yang karna sebab itu, Yazid dengan kekuatan senjata memaksa untuk mendapatkan baiat dari Imam Husain as sebagai tokoh Islam yang paling terpandang saat itu, terlebih lagi Imam Husain as adalah cucu Nabi Muhammad saw.

Dengan ketidaklayakan Yazid menjadi penguasa dan ketidakpeduliannya pada syariat, apa menurut kita Islam punya masa depan yang cerah?

Bisa jadi, dengan kekuasaan yang berada pada tangannya, Islam kalaupun tetap ada, adalah Islam yang memenuhi hawa nafsu dan keinginan sang raja semata, bukan Islam sebagaimana yang diajarkan Rasulullah saw, atau dengan kata lain Islam Umawi, bukan Islam Muhammadi.

Karena itu, meski dengan kekuatan senjata seadanya dan dukungan sedikit pembela, Imam Husain as bangkit menggelorakan perlawanan.

Imam Husain as berkata, "Aku keluar (ke medan Karbala) bukan untuk kesia-siaan, tapi untuk memperbaiki urusan umat kakekku." Imam Husain as bangkit untuk menjaga nyala revolusi Islam Muhammadi.

Dihadapan pengikutnya, ia lantang berteriak, "Wahai manusia! Rasulullah saw bersabda, Barang siapa yang melihat pemimpin yang zalim, menghalalkan apa-apa yang diharamkan Allah, menyeleweng dari ajaran-Nya menentang sunnah Rasulullah saw...

... serta berbuat dosa dan pelanggaran terhadap hamba-hamba Allah, kemudian tidak di rubah atau di tentang baik dengan perbuatan atau ucapan, maka Allah swt berhak untuk mencampakkannya ke tempat (yang telah disediakan untuk) nya."

Dengan jumlah pengikut hanya 72 orang berhadapan dengan bala tentara yg berjumlahkan 4000, bahkan dibeberapa riwayat ada yg menyebut sampai 20rb orang bersenjatkan jauh lebih lengkap...

... pada hari kamis 10 Muharram 61 H, Imam Husain as beserta para pembelanya gugur meneguk cawan syahadah. Sebuah pengorbanan yang tidak sia-sia. Sebab dari tragedi Karbala tersebut, umat Islam menjadi bangkit menggelorakan perlawanan serupa.

Pemberontakan bermunculan dimana-mana. Warga Madinah menarik kembali baiatnya kepada Yazid. Yazid dengan murka mengirim bala tentaranya menyerang Madinah.

Penduduk Madinah yang diantaranya masih ada sahabat² Nabi yang sudah renta, tidak luput dari pembantaian. Yazid memerintahkan tentaranya untuk berbuat sesuka hati pada penduduk Madinah selama tiga hari.

Selama tiga hari itu pun, ribuan perempuan muslimah diperkosa dan anak-anak kecil dijadikan permainan dengan membuat mereka sebagai sasaran panah para tentara. Tak cukup sampai disitu, tentara² Yazid ini juga menghancurkan makam Baginda Rasulullah SAW.

Peristiwa tersebut dikenal dengan tragedi Al-Harrah. Dicatat dan direkam dalam kitab-kitab sejarah dengan sanad yang sahih. @wahhabicc_jabar @GagakNew

Setelah membumi hanguskan Madinah, pasukan Yazid juga menyerang Mekah dan menyebabkan Kakbah terbakar. Kezaliman dan kebiadaban Yazid yang keterlaluan dan diluar batas tersebut terus mendapat penentangan dari kaum muslimin.

Dengan semua keributan dan kekacauan tersebut, Yazid tidak bisa menikmati dengan tenang Tahta yg ia peroleh. Kekuasaan yang hanya berumur 3 tahun enam bulan tersebut berakhir dengan meninggalnya Yazid bin Muawiyah.

Kekhalifahan dilanjutkan oleh Muawiyah bin Yazid, putra Yazid yang karena trauma dengan peristiwa Karbala, ia mengundurkan diri dan memilih menjalani kehidupan sufi.

Ia terekam berkali-kali mengungkapkan kecintaan pada Ahlulbait Nabi dan menyesali tindakan ayahnya yang menyebabkan Imam Husain as terbunuh di Karbala. Kekuasan kemudian beralih ke keluarga Marwan, yang juga masih bagian dari Bani Umayyah.

Namun kembali, dengan semangat Asyura dan mengambil keteladanan dari altruisme Imam Husain as, terjadi perlawanan Tawwabin, perlawanan Mukhtar Tsaqafi, perlawanan Zaid bin Ali dan seterusnya. Sampai kemudian tidak cukup 100 tahun, Dinasti Umayyah runtuh berkalang tanah.

Dari rentetan peristiwa sejarah di atas, kini kita sudah bisa menafsirkan siapa yg dimaksud Syajarah Mal'unah yang menyebabkan fitnah, ujian, dan ancaman bagi umat manusia.

Serta merenungi, jika saja Imam Husain as tidak bangkit dan lebih memilih diam, menyepi di masjid dan membiarkan kursi kekhalifahaan dikuasai Yazid dengan nyaman, apakah Islam masih bisa sampai digenerasi kita dengan Islam yang sebagaimana Nabi Muhammad saw ajarkan?

Lalu, apa masih layak berpendapat dan mengatakan, tragedi Karbala dan kebangkitan Asyura hanyalah peristiwa biasa-biasa saja, dan tidak perlu mendapatkan perhatian khusus dari umat Islam? @WahhabiCC

Imam Husain as adalah prototype para pejuang kemanusiaan. Terhitung revolusi India, revolusi china, revolusi kemerdekaan Indonesia melawan penjajahan, dan revolusi Islam Iran terinspirasi dari perjuangan heroik Imam Husain as, atau ruh syahadah Imam Husain as.

Revolusi tauhid Islam dirintis oleh Nabi Ibrahim as, diledakkan Nabi Muhammad saw, dan dijaga nyalanya oleh kesyahidan Imam Husain as. Sejarah Islam adalah sejarah pengorbanan para putra terbaiknya yang telah mempersembahkan darah dan nyawanya dalam menjaga Islam.

Dan hari ini, ketika ada yang mendakwahkan Islam penuh dengan gelak tawa, namun abai dgn air mata, darah para pejuang Islam yang berkalang tanah mempertahankan Islam, dan berpendapat tidak ada pentingnya Asyura diperingati,...

... maka yakinlah, mereka adalah orang yang hidup dari Islam, bukan yang menghidupi Islam. Mereka memanfaatkan Islam demi memperoleh onggokan keuntungan duniawi. Yang mereka peluk adalah Islamnya Umawi, bukan Islam Muhammadi.

#Husain
#Karbala
#11Muharram1441H