My Authors
Read all threads
Kisah Sayyidina Fadhl Abbas bin Ali as

Padang pasir karbala telah memerah. Aroma debu bercampur anyir darah menebar aroma mencekam. Di dekat sungai itu tergeletak sesosok tubuh pemuda, darah terus mengucur dari tubuh yang penuh luka-luka tak terhitung jumlahnya.
Sosok itu tak lagi memiliki lengan, anak panah menancap hampir di sekujur tubuhnya. Napasnya tersengal naik turun seolah menandakan ketidak berdayaan. Meski begitu, tampak ia seperti mengharapkan seseorang datang.
Walupun lehernya bagai tercekat, lirih sosok itu masih berusaha menyebut nama seseorang, Ya, Sayyidina Abbas mengharapkan tuannya datang menghampiri sebelum ia meninggalkan hidup menyusul saudara, kerabat dan sahabat yang telah mendahuluinya meneguk cawan syahadah.
Dikatakan bahwa sebelum kematian seseorang, kejadian-kejadian masa lalu tergambar bagaikan terulang kembali dalam pikirannya. Di saat-saat terakhirnya, Sayyidina Abbas pun mengalami hal yang sama.
Bagaikan ia melihat kembali dirinya sebagai seorang anak kecil yang selalu ingin mengikuti dan mengabdikan diri untuk abangnya Sayyidina Husain. Pengabdian yang oleh siapapun dianggap unik kala itu. Bahkan jika pengabdian itu dilakukan oleh seorang saudara sekalipun.
Seolah ia dikembalikan pada moment disuatu siang yang sangat panas di kufah. Kala itu ayahnya yang mulia Imam Ali as tengah menyampaikan khutbah di masjid kufah. Ia yang kala itu masih kanak-kanak memandang wajah abangnyanya Sayyidina Husain yang serius menyimak khutbah ayahnya.
Sayyidina Abbas memang kerap berlama-lama memandang Sayyidina Husain seperti itu. Karenanya, saat melihat bibir abangnya kering, ia langsung menyadari bahwa pastilah abangnya itu tengah sangat kehausan.
Sayyidina Abbas ingat, bagaimana ia segera melesat keluar meninggalkan masjid kufah. Ia berlari untuk mengambil air guna melegakan rasa haus Sayyidina Husain. Karena begitu tergesa membawa segelas air dingin dengan tangannya yang kecil, sebagian air tumpah membasahi bajunyanya.
Seolah Sayyidina Abbas kembali menyaksikan bagaimana kejadian itu seketika membuat ayahnya Imam Ali as menghentikan khutbah dan memandangnya dengan linangan air mata.
Dalam napas tersengalnya, Sayyidina Abbas kembali teringat jawaban ayahnya atas pertanyaan para sahabat yang terheran mengapa ayahnya tiba-tiba menghentikan khutbah dan menangis, kala itu ayahnya menjawab:
Sayyidina Abbas yang hari ini membasahi tubuhnya dengan air demi meredakan rasa haus abangnya, kelak tak lama lagi, akan membasahi tubuhnya dengan darahnya sendiri demi berusaha meredakan kehausan putra-putri Sayyidina Husain

Semoga bermanfaat 🙏🏿🌹
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Sayid Machmoed BSA

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!