Dari sekitar dua tahun lalu, para ilmuwan sudah ancang-ancang mendesain cara paling efektif untuk mengendalikan nyamuk.
Tujuannya sih untuk menekan penyakit manusia di mana vektor-nya adalah nyamuk. Malaria, DBD, Zika, Chikungunya, dll.
Nyamuk hilang, wabah pun terhenti.
Nyamuk adalah hewan pembunuh nomer wahid di dunia. Tiga perempat JUTA orang tewas tiap tahun karena penyakit yang dibawa oleh nyamuk. Terbanyak di Afrika.
Ini salah satu faktor yang membuat potensi Afrika terhambat.
Padahal Afrika sangat luas dan penduduknya bertumbuh.
Penyakit yang dibawa oleh nyamuk membuat kualitas hidup manusia di berbagai tempat di Afrika menjadi lebih rendah, sehingga ikut menekan produktivitas manusia, baik dalam kegiatan belajar maupun bekerja.
Tingkat kelahiran pun menjadi sulit diturunkan.
Kok bisa? Karena di negara berkembang kematian bayi dan balita mendorong ibu-ibu untuk lebih kembali melahirkan anak, menggantikan yang meninggal.
Bila angka kematian balita bisa ditekan, kelahiran bisa ikut turun.
Dan bila angka kelahiran bisa ditekan, maka bisa lebih banyak partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, baik secara formal maupun informal.
Memang masalah dengan Afrika maha kompleks, tapi setidaknya nyamuk adalah satu yang bisa ditangani.
Di tahun 1970-an, para ilmuwan pernah mencoba metode irradiasi nyamuk.
Lewat seleksi alam, dibuat nyamuk "unggulan" secara fisik. Lalu nyamuk ini dipaparkan sumber radiasi supaya mandul, lalu dilepas ke alam bebas.
Di alam bebas, nyamuk ini akan mampu mengungguli para nyamuk pesaing alaminya saat kawin, tapi tidak akan mampu berkembang biak, karena mandul.
Dengan cara ini, pada siklus berikutnya jumlah nyamuk akan berkurang. Sialnya, metode ini tidak bisa permanen.
Perlu pasokan nyamuk mandul hasil radiasi secara berkali-kali supaya populasi dapat terus konsisten turun. Begitu program ini terhenti, dalam beberapa siklus - populasi nyamuk akan kembali lagi seperti semula.
Percuma.
Pelajaran lain dari kegagalan lewat metode irradiasi ini: evolusi tetap bekerja.
Saat nyamuk hasil irradiasi jumlahnya turun dan kemudian menghilang, muncul generasi baru nyamuk yang berkembang lebih cepat daripada generasi berikutnya.
Ini mirip seperti apa yang terjadi di Australia saat manusia membasmi kelinci liar.
Kelinci liar yang berkembang biak sangat cepat dan menghancurkan tanah berumput hingga menjadi gurun - dibasmi secara sistematis di tahun 1950-an.
Cara membunuhnya? Dengan virus Myxoma.
Virus Myxoma disebarkan oleh serangga (terutama kutu dan nyamuk) sengaja disebar manusia agar menggigit dan menulari kelinci liar, yang kemudian terjangkiti Myxomatosis, jatuh sakit, dan kemudian mati.
Awalnya cukup efektif. Dalam waktu singkat jutaan kelinci liar mati.
Virus Myxoma berasal dari alam bebas. Kelinci liar di benua Amerika biasa menjadi inang tempat virus ini berkembang, tapi kalaupun sampai sakit tidak akan sampai mati.
Beda halnya dengan kelinci dari Eropa. Bila terjangkiti Myxoma maka akibatnya fatal.
Masuk dari mata dan hidung - virus Myxoma kemudian menyerang alat kelamin kelinci dan berkembang biak dari sana. Dari saat terinfeksi, kelinci akan mati dalam waktu 10-14 hari.
Di antara waktu itulah virus menyebar di antara kawanan kelinci liar.
Namun sekalipun virus Myxoma ini mampu membunuh hingga lebih 99% kelinci liar di Australia, ada 1% yang lolos dan kemudian menjadi ras kelinci liar super yang bisa terjangkit virus Myxoma - tapi kemudian bisa sembuh dan tidak mati.
Dan kemudian mereka berkembang biak.
Alhasil, populasi kelinci liar di Australia naik kembali dan diisi oleh ras kelinci yang tahan virus Myxoma.
Setelah pembasmian massal di tahun 1953, perlahan-lahan populasi kelinci liar di Australia naik kembali, dan repotnya: mereka kebal Myxoma.
Jumlah kelinci liar di Australia saat ini mencapai jumlah lebih dari 300 juta ekor, padahal kelinci liar di Australia sempat hampir punah karena manusia menggunakan virus Myxoma untuk mengendalikannya.
Pelajaran dari penggunaan virus Myxoma dan kegagalan sistem pengendalian populasi nyamuk via irradiasi ini yang membuat para ahli menjadi cenderung berhati-hati dalam memberantas nyamuk.
Kehidupan selalu menemukan kembali jalannya.
Tapi apakah manusia akan menyerah?
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Sekitar 58% warga Swiss tinggal di hunian sewa/kontrak. Di kota besar seperti Jenewa atau Zurich, malah bisa mencapai 80%.
Mayoritas bangunan hunian adalah milik perusahaan/koperasi/institusi.
Harga sewa diatur hukum, sehingga tidak bisa naik melampaui batas tertentu.
Di Swiss, pemilik rumah pribadi hanya orang-orang kaya. Itupun dibebani pajak tinggi.
Dengan struktur seperti ini, kebutuhan perumahan di Swiss dapat terpenuhi, dan tidak menghalangi warga Swiss menjadi paling makmur di dunia secara finansial - walau tinggal di rumah kontrakan.
Itu alasan saya tidak mau terlibat dalam debat beberapa waktu lalu soal mana lebih baik: memiliki atau menyewa rumah?
Mereka yang ngotot memiliki lebih baik - tidak punya imajinasi bahwa ada cara lain menyelesaikan masalah perumahan.
Jadi ingat dulu jaman Pilpres ada kunyuk yang bilang: "pertumbuhan ekonomi dibilang 5% - lha inflasi saja 5% - jadi kalau begitu ekonomi nggak tumbuh dong? 5% dikurang 5% kan jadinya nol."
Ya gitu deh bego tapi percaya diri.
Maka menjadi penting untuk tahu bagaimana cara output ekonomi dihitung, struktur dan komponennya, dan mengapa setiap 10 tahun ada angka deflator yang disesuaikan kembali berdasarkan perkembangan belanja masyarakat.
Ini belum menghitung underground dan grey economy.
Dalam PDB ada satu bagian yang terkait belanja pemerintah. Dan komponen belanja inilah yang dibiayai lewat penerbitan surat utang dengan imbalan bunga.
Dari volume surat utang inilah kemudian ada sektor keuangan dan sumber pertumbuhan baru lewat pembiayaan.
Menjelang Premiere "Oppenheimer" di Indonesia besok, berikut utas membahas tokoh istimewa dan kontributor penting bagi sains, teknologi, dan memberi dunia pertanyaan penting tentang etika dalam sains: Julius Robert Oppenheimer.
Sebuah🧵
Nama Robert Oppenheimer pertama kali gue kenal kelas 3 SD.
Foto dan nama Robert Oppenheimer sebagai pembuat bom atom ada di buku "Elektronika dan Tenaga " seri Khazanah Pengetahuan Bagi Anak-Anak.
Nama Oppenheimer disebut di halaman terakhir persis di sebelah Enrico Fermi.
Julius Robert Oppenheimer yang sering disebut sebagai "bapak bom atom," lahir 22 April 1904, di Kota New York.
Ayahnya seorang imigran Jerman pengusaha tekstil yang sukses. Ibunya Ella Friedman adalah seorang pelukis. Keduanya keturunan Yahudi. Ia punya seorang adik: Frank.
Rangkaian tweets tentang Leonardo Da Vinci, dan mengapa tokoh ini istimewa.
Sebuah utas 🧵
Leonardo lahir di luar pernikahan. Ayahnya Ser Piero seorang notaris, sementara ibunya Katerina perempuan desa biasa.
Leonardo beroleh sebutan Da Vinci karena ia lahir dan berasal dari daerah Vinci, wilayah Republik Florence.
Walau lahir di luar nikah ia diangkat anak oleh ayahnya dan disekolahkan. Di sekolah ia tidak tertarik matematika - sampai di usia 30 tiba-tiba tertarik mekanika dan engineering. Lalu ia belajar sendiri.
Pemotongan produksi 2 juta barel per hari oleh negara-negara OPEC+ (termasuk di dalamnya oleh Russia dan Arab Saudi) diperkirakan akan membuat harga minyak kembali melambung terutama menjelang musim dingin ini.
Walau kecaman terbesar atas OPEC+ berasal dari Amerika, tapi negara itu masih punya kapasitas produksi yang dapat digunakan untuk mitigasi kebutuhan minyak dalam negeri.
Masalah Amerika bukan minyak mentah, tapi di sisi penyulingan.