Tanggapan atas Isu Body Shaming, a thread.
Lo minta, admin kasih.

Sesuai hasil vote, gue akan memberi tanggapan atas isu hangat bbrp hari belakangan.

Di sini, gue berusaha memberi opini secara netral. Memandang dari dua sisi, memberi solusi yg realistis tanpa ngorbanin optimisme. Let’s go!

Mengawali thread ini, gue ingin kita bisa sependapat dulu dalam hal ini: Kebebasan berpendapat itu penting.

Setiap org bisa dan boleh berpendapat, sekacau apapun argumen mereka. Sekali kita menghalangi mereka berpendapat, di situ kita udh mendukung pelanggaran HAM.
Kebebasan berpendapat jg dijamin oleh UUD 1945, dlm Pasal 28E Ayat 3 serta Pasal 28F. Mengartikan bahwa negara pun menjamin setiap warga negaranya utk memberikan pendapat mereka atas suatu hal maupun isu.
Tapi, lo perlu ingat bahwa kebebasan yg dianut di Indonesia adalah “Kebebasan yang Bertanggung Jawab”.

Kebebasan yg kita miliki hrs sesuai dengan hukum dan norma yg berlaku, tidak pula menghalangi kebebasan yg dimiliki org lain.
Ketika lo memanfaatkan kebebasan lo untuk:

- Membatasi kebebasan orang lain
- Menyakiti orang lain, secara fisik maupun mental

Maka lo udh memanfaatkan kebebasan lo dengan cara yg salah.
Melihat isu yg ada, beredar twit yg dikatakan sbg “kritik” terhadap gaya berpakaian seseorang, namun disampaikan dgn nada sindiran yg memancing komentar khalayak ramai.

Pembuat twit berdalih bahwa itu adalah opininya, sebuah bentuk kebebasan berpendapat.
Masyarakat menyalahkan dirinya beropini tidak berdasar dan tak berempati dgn org lain yg punya masalah serupa.

Masalahnya, komentar di dunia fashion bahkan bisa lebih “tajam” dari itu. We can’t deny it.
Kritikus fesyen gak jarang mengkritik “ketidaksesuaian pakaian dgn tubuh seseorang” dgn bahasa yg tajam dan menusuk.

Liat aja artikel opini kritikus thdp pakaian aktris maupun model yg banyak beredar di internet.
The thing is, kritik tsb disampaikan oleh orang yg “ahli”, memiliki pengetahuan dlm membahas hal tsb, dan berpengalaman meliput berbagai acara fesyen terkemuka.

Kritik tsb jg disampaikan dlm forum yg tepat. Situs ulasan fesyen, majalah fesyen, forum kritikus, dan sebagainya.
Komentar tajam dan menusuk, jika disampaikan bukan oleh ahlinya, justru bs menjadi “hate speech” dan bersifat merendahkan.

Terlebih jika komentar tsb dpt diakses dgn mudah oleh publik.
Dari sekian banyak pembaca, gak semua org punya level ketahanan psikologis thdp kritik yg sama.

Ada org yg punya “trauma” ketika dikritik penampilannya. Ada yg segampang itu insecure dgn kondisi tubuhnya. Ada org yg mentalnya “mudah jatuh” ketika dikomentari hal yg buruk.
Kebebasan berpendapat yg digunakan pembuat twit telah berpotensi menyakiti orang lain dan membatasi kebebasan org lain utk berpakaian sesuai keinginannya.

Pembuat twit jg bukan “ahli” yg berwenang mengomentari hal semacam itu di ranah publik. Kesalahannya, bagi gue, ada di sini
Akan lebih baik jika kritik tsb, jika lo butuh menyampaikannya, disampaikan lewat forum pribadi, “inner circle”, atau disampaikan lgsg ke orangnya dengan bahasa yg “tidak memaksa maupun menggurui”.

Itu akan lebih baik ketimbang opini lo membuat org lain berpotensi tersakiti.
Terkait komentarnya thdp Body Positivity, mari kita bahas dr dua sisi.

Di satu sisi, dengan menerima kondisi tubuh lo, kesehatan mental lo akan menjadi lebih baik.

Di sisi lain, kita gak bisa memungkiri klo kondisi tubuh tertentu menandakan “ketidaksehatan” secara fisik.
Contohnya terkait “tubuh gemuk”. Dgn body positivity, lo akan jd pribadi yg percaya diri meski diri lo “gak sesuai” dgn standar penampilan.

Namun, pada batas tertentu, kegemukan bs memicu penyakit fisik. Lo bs mengalami obesitas, berpotensi mengalami penyumbatan darah, dsb.
Apakah baik jika lo hidup dgn risiko terkena gagal jantung dgn dalih “body positivity”? Apakah baik jika lo berbangga diri dgn tubuh yg punya “segudang potensi penyakit”?

Konsep body positivity seperti itu salah utk dilakukan.
Body positivity yg benar adalah ketika lo menerima kondisi tubuh lo “setelah” lo berusaha utk mengubahnya terlebih dahulu.

Lo olahraga, tp tubuh lo memang sulit utk diubah. Dibanding menyalahkan keadaan, lo “menerima” keadaan lo dan mencoba percaya diri dgn tubuh lo.
Contoh lagi. Lo jerawatan, lalu lo memutuskan berobat. Tapi, setelah berbagai macam obat, wajah lo gak mengalami perubahan berarti.

Balik lagi, dibanding menyalahkan keadaan, lo “bangga” dgn wajah lo dan membuat konten edukasi terkait mengatasi insecurity. Itulah body positivity
Pada akhirnya, gue gak pengen menyalahkan siapapun. Gue hanya ingin mengingatkan bahwa “kebebasan kita bersinggungan dgn kebebasan org lain”.

Hati-hati dlm memanfaatkan kebebasan lo, gunakan kebebasan lo dgn bijak.
Tapi, jgn juga lo menggunakan body positivity sbg alasan untuk lo tidak mengembangkan diri.

Utk berkembang, lo butuh berubah. Dan kenyataan pahitnya, motivasi utk berubah seringkali muncul dari “negativitas” yg kita tanggapi secara positif.
Jika lo mendapat kritik, coba utk lihat sisi positifnya dan jadikan itu sbg motivasi utk lo menjadi lebih baik.

Semisal memang gak bisa diubah, terima keadaan lo dan berbanggalah. Toh, bukan salah kita utk gagal mengubah sesuatu yg emg udh gak bisa diubah.
Sekian thread kali ini. Semoga ke depannya kita semakin bijak dlm memanfaatkan kebebasan dan kritikan negatif gak membuat kita berhenti mengembangkan diri jadi lebih baik, setidaknya 1% tiap harinya.
Akhir kata, yuk diskusi.

Menurut lo, apa yg bisa kita lakukan agar kita bs bijak menanggapi isu seperti ini di kemudian hari?

#SatuPersen #HidupSeutuhnya #RandomMidnightTweet

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Satu Persen - Indonesian Life School

Satu Persen - Indonesian Life School Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @satupersen_id

Dec 28, 2020
Stop Menunda!
.
.
.
Pekerjaan Nggak Selesai Karena Asik Main Sosmed, A Thread
Kalo lo denger notif hp atau aplikasi chat, respon pertama lo apa? Langsung ngecek atau biarin aja? Apalagi kalo notifnya dari doi hahaha

Nah, notifnya tuh muncul pas lo lagi ngerjain sesuatu. Kira-kira, lo termasuk orang yang tetep fokus ngerjain atau malah tergoda buat ngecek?
Misal, lagi ngerjain tugas terus dapet notif di sosmed.
Niatnya sih ngecek bentar tapi malah keterusan main, nggak sadar udah satu jam keasikan scrolling! Tugas belum selesai, tapi waktunya malah abis buat main sosmed.
Read 21 tweets
Dec 24, 2020
Motivasi Hidup
.
.
.
Belajar Growth Mindset dari Haikyuu, A Thread

Pict: Pinterest Image
Anime Haikyuu nyeritain tentang Hinata, anak baru SMA yang pengen jadi pemain voli hebat, tapi tingginya cuma 163 cm.

Tim voli SMA-nya, Karasuno, punya cita-cita buat jadi tim yang hebat juga, tapi mereka nggak punya pelatih dan fasilitasnya pun biasa aja. Image
Dari awal cerita, Hinata udah diperlihatkan kalo dia ngalamin kekalahan telak. Padahal, itu pertandingan voli pertamanya setelah dia SMP, karena pas awal masuk isi timnya cuma dia sendiri.

Ini bisa ikut juga setelah ngajakin temen yang sebenarnya anak basket dan sepak bola.
Read 20 tweets
Dec 22, 2020
Buat Lo yang Masih Negative Thinking
.
.
.
Belajar Mindset Positif, A Thread

Pict: Yan
Akhir-akhir ini, kayaknya masalah tuh umum banget sampe orang jadi ngedumel setiap hari.

Nggak jarang juga akhirnya mereka nyebarin negative vibes sama orang-orang di sekeliling mereka, walaupun kadang mereka tau kalau masalah itu bisa diselesain.
Ketika seseorang terlalu fokus sama hal buruk, ada kemungkinan besar mindset yang kebentuk jadi negatif juga.

Mindset negatif kaya kebiasaan suatu ngeluh ini disebut The Tetris Effect. Fenomena psikologis yang pertama kali dikenalkan sama Jeffrey Goldsmith.
Read 15 tweets
Dec 20, 2020
Kalo lo diminta buat pilih, maka lo akan pilih....
Pacar atau Tongkrongan?
.
.
.
Cara Bersikap Adil dengan Pacar dan Teman, A Thread

Pict: cottonbro
Lo pernah nggak berada di posisi ngejauhin tongkrongan karena desakan pacar atau pacar lo serasa “ganggu” pertemanan lo?

Atau mungkin lo yang nggak suka kalo pacar lo lebih pilih tongkrongannya? Alhasil, lo jadi ngelarang pacar lo buat nongkrong.
Read 13 tweets
Dec 19, 2020
Lawan Overthinking dan Insecure



Merencanakan Waktu Overthinking, A Thread

Pict: Spencer Selover Image
Pernah nggak sih lo semaleman nggak bisa tidur karena banyak pikiran? 

Misalnya, insecure mikirin kekurangan diri sendiri. Mungkin mikir, "Kalo dibandingin orang lain, gue nggak ada apa-apanya." Nggak jarang itu dipikirin terus.
Kenapa bisa gitu? Seringkali otak nggak bisa bedain antara takut sama cemas. Padahal keduanya adalah hal yang berbeda. 

Merasa takut itu saat sesuatu yang berbahaya emang benar-benar nyata. Kalo rasa cemas itu ketika ada hal yang lo anggap ancaman padahal belum tentu terjadi.
Read 17 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(