Ara Profile picture
Sep 25, 2020 827 tweets >60 min read Read on X
Dia, bernama Aryo Poernomo.
Walau Aryo sudah mati menjadi pocong, tapi jiwanya masih terus hidup bergentayangan.
Kisah Aryo bermula dari sini.....

(Kiri: foto Aryo saat masih hidup& kanan: foto sejak Aryo jadi pocong hingga saat ini.
A thread.
#Araberkisah dimulai.....
Image
Image
Malam ini, gue akan berkisah tentang sesosok pocong yang bernama Aryo poernomo. Aryo, sosok hantu yang mampu mengubah paradigma gue menenai bangsa pocong.
Wajahnya menakutkan; berwarna hitam gosong, matanya bulat, besar dan menyorot, siapapun yang melihat wujud asli Aryo, siapapun akan bergidik ngeri.
Di balik menyeramkannya Aryo, ia memiliki hati yang sangat tulus dalam mencintai seseorang........
-Jakarta, Tahun 2009
Hiruk pikuk kota besar ini begitu menyesakan, menurut seorang mahasiswa baru bernama Aryo, yang baru saja memplontoskan kepalanya yang botak seperti pilus kacang garuda. Hatinya jengkel karna ia merasa tidak percaya diri dibuatnya.
“Aduh, udah muka pas pas an kayak duit anak sd. Sekarang, kepala di botakin makin gak ada harganya nih gua!” Dalam hatinya menjerit jerit.
“Jadi dua belas ribu yang kang kalo botak gundul gini..” Ucap akang yang sedang membersihkan sisa rambut di bahu pemuda itu.

“Iye bang. Nih, lunas ya!”
Pemuda itu kemudian memacu motor vespa tua nya menuju rumahnya. Di jalan tiada hentinya ia memaki dalam hati. Ia takut kalau kepala botaknya makin mengurangi standar ketampanannya.
“Bu, Aryo udah pulang. Baju putih hitamnya udah di beli buat besok?”

“Udah nduk, sana bantu bapak buat bakso! Pesanan rame banget karna ada pabrik baru deket sini baru buka..” ucap ibunya yang bernama ibu kusnasih, biasa di sapa ibu kus.

“Iya bu..”Aryo mengangguk tanda setuju.
Sehari hari Aryo biasa, dari kecil membantu ibu dan bapaknya membuat bakso, terkadang Aryo merasa bosan karna setiap harinya harus menguleni tepung dengan daging. Maklum, kedai bakso yang di miliki keluarganya tidak terlalu besar.
Karna memiliki sedikit karyawan, yang menjadikan Aryo harus membantu dalam pembuatan bakso untuk kedai ini,

“Gimana kuliah mu?” Tanya bapak Aryo yang bernama muslih.

“Yah, masih mos pak. Nih kepala aryo habis reboisasi!”
“Udah, ganteng kamu mau botak mau gondrong! Nanti habis mos kan bisa panjangin rambut!” Ucap pak muslih meyakinkan anaknya.
Aryo tersenyum lesu. Ia tidak bisa membayangkan dirinya besok yang memakai hitam putih bak sales panci dengan kepala botaknya menjalankan mos esok hari.
“Udah mateng semua pak. Aryo ke kamar ya!”

Pak muslih menangguk dan tetap menyemangati anaknya agar tetap pede dengan kepala botaknya. Kata pak muslih, artis Ozy di simanis jembatan ancol aja laku,

masa Aryo enggak?
Pagi pun tiba,
hari dimana mos di mulai. Aryo yang dikenal keluarganya kalo tidur kayak tewas abis di tembak belanda😂Bener bener kebluk!
Aryo sudah di bangunkan oleh adiknya yang bernama Ayu, berkali kali tapi aryo tetap tak kunjung bangun.
“MAS ARYOOO, BANGUUUN! CAPEK AKU BANGUNIN MAS!”

“Aduh, diem yu mas ngantuk banget nih.. jangan ganggu mas dulu dong.....”
“Ngantuk ngantuk Ndas mu! Kamu kan hari ini mos Yo!” ucap Ibu Kus dengan nada teriak dari dapur.
Aryo yang baru mengingat harus mos hari ini langsung bangun dari tempat tidur.
"HAH, OH IYA !!!!"
“Yu.. jam berapa ini?”

“Jam tujuh lewat lima belas mas. Aku udah bangunin mas Aryo dari jam 6!”
“Yaampun mampus deh gue! Aryo bergegas memakai seragam putih hitamnya. Tidak ada acara mandi maupun gosok gigi. Hanya memakai parfum condet yang baunya aduhai. Yang penting wangi!
Yang Aryo fikirkan ia harus cepat2 berangkat. Karna, ia bisa jadi sasaran empuk senior di kampusnya
Aryo bergegas jalan menaiki vespa tua nya.
Walau vespa ini sudah cukup tua dan penyakitan, tapi bagi aryo, vespa ini berarti; karna menjadi saksi bisu dari kisah cinta ibu dan bapak, katanya.
Sesampainya di depan gerbang kampus, semua mahasiswa baru sudah duduk berkumpul mendengarkan arahan seniornya. Sedangkan aryo masih berdiri mematung karna gerbang sudah di tutup oleh satpam.

“Asu Asu! Asu tenan iki!”
“Siapa yang Asu mas?”

Ucap perempuan yang memiliki bermata bulat dan sipit , hidung mancung dan beralis tebal. Rambutnya Panjang hitam terurai. ia juga memiliki kulit yang amat putih.
Bila disandingin dengan Aryo, Aryo memiliki kulit hitam legam, bagaikan kopi item buat dukun elmu banten dan perempuan dihadapannya bagaikan susu murni yang putih banget.
“Ng… nganu mbak, maksud gue... Asu itu, karna gue telat masuk mba..”

“Oh, sama dong. Gue juga telat nih mas. Kita diomelin gak ya?” Ucapnya sambil celingak celinguk kearah senior yang lagi cuap cuap.
“I…iya pasti mbak!” Pandangan mata aryo menoleh kearah name tag perempuan itu.

“Adeline Rahayu Liem..” Ohhh. Namanya Adeline. Namanya cantik. Secantik orangnya......
Lah gue Aryo poernomo. Pas sih sama muka gue yang wong jowo ini bisik aryo dalam hati.
“Woi, itu yang didepan gerbang! udah telat!! Malah ngobrol lagi lo berdua bukannya masuk!!!

Senior yang lagi cuap cuap ternyata melihat keberadaan Aryo dan Adel yang telat masuk di depan gerbang kampus.
“Abis nih gue di sikat..”dalam hati aryo menjerit

“Udah telat. Malah ngerumpi di depan! Lo berdua dapet hukuman karna telat! nyuci WC di Gedung C!”

Aryo dan Adel berjalan lesu menuju Gedung C,belum setengah langkah kaki mereka berjalan, senior tersebut memanggil namanya lagi
“Jangan ada yang pulang dari lu berdua, sampe tu WC bersih!” ucap senior tersebut dengan lantang.
“Ini, gue nyikatin WC, lo lantainya ya..”
Perempuan yang namanya Adeline itu mulai memberikan strategi untuk membersihkan WC Gedung C ini.

Aryo mengangguk pelan dan mulai menyikat lantai kamar mandi, pelan pelan Aryo memerhatikan perempuan itu. Ia terlihat sangat tidak nyaman
keringatnya mulai menetes netes dari dahinya yang putih bagaikan porselen itu.

Aryo bisa membaca bahwa Adel tidak pernah melakukan pekerjaan ini di rumahnya sebelumnya.
Aryo menarik nafas panjang.

“Hhhhhhh, udah sini mbak, gue yang ngerjain..” Aryo mengambil sikat wc yang sedang di pegang oleh Adel.

“Hah? Jangan mas. Jangan, gue juga mau bantu bantu mas..”
“Udah, wes sana duduk. Gue bilang duduk ya duduk!” Ucap Aryo dengan nada sedikit meninggi. Aryo memang orang yang tak sampai hati melihat seorang perempuan yang kesulitan, ia harus membantunya, karna bagi Aryo, semua perempuan ia samakan dengan ibunya maupun adiknya, Ayu.
Adel terlihat cukup kaget karna nada Aryo sedikit meninggi, perlahan lahan adel mengangguk dan ia duduk di pinggiran kamar mandi.

Aryo pun mulai menyikati kamar mandi kampus itu yang baunya kaya neraka jahanam.
Sudah sekitar 3 pintu yang Aryo bersihkan dengan tangannya,
tiba-tiba ada suara;
“GRUUUUK GRUUUK” yang ia dengar.
Dalam hati aryo bertanya tanya, pasti perempuan itu belum sarapan pagi.
Aryo melihat kearah Adel.
Adel yang tertangkap basah karna bunyi perutnya tertunduk malu.

“Maaf mas, berisik banget ya perut gue?”
Aryo menggelengkan kepala dan tertawa. Bisa bisanya lagi begini, ucap Aryo dalam hati.

“Gapapa, tunggu ya..” Aryo berjalan mengambil sebuah kotak bekal yang berada didalam tasnya dan memberikan kotak bekal itu kepada Adel.
“Nih, makan aja bekel gue..” Aryo menyerahkan kotak bekal yang ia miliki.

“Hah? Jangan mas gapapa mas. Sumpah!”
“Udah gapapa makan buru!” Aryo mengerutkan dahi. Bagaikan bapak bapak orba yang sedang ngomelin anaknya agar mau mengikuti perkataanya.
"Gapapa, makan aja. Lo pasti belum makan kan? Santai aja, gue udah makan kok! Di makan ya!" Aryo menatap tajam mata Adel, agar adel mau menerima kotak bekal miliknya.
Sesungguhnya, Aryo berbohong. Ia belum sempat sarapan karna bangun kesiangan.
Tapi menurut Aryo, perempuan di hadapannya lebih membutuhkan sarapan ketimbang dirinya.

“Ng… iya udah, makasih ya mas!” Adel pun tersenyum kecil.

Aryo hendak melanjutkan aktivitasnya, namun ia tertegun sesaat. Diam-diam ia memerhatikan wajah perempuan yang ada di hadapannya
ia memiliki mata yang bulat dan sipit, hidung mancung dan beralis tebal.

“Cantik..”

tanpa sadar, dalam hati aryo membisik syahdu. Aryo benar benar terdiam membeku karna terpaku memandang keindahan wajah perempuan bernama Adeline Rahayu Liem.
Mau lanjut cerita, eeeeh Aryo dateng.
Katanya, sedih sedih sedeeep mengingat pertama kali bertemu Adel.

Sabar ya yoo, 😂
“Makan mas..” Adel tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya yang putih bersih.

Sedangkan Aryo masih terpaku melihat wajah Adel yang menurutnya sangat manis sekali.

“Ngg.. maaf, kenapa ya mas?”
“Eh.. eh enggak, gue.. bersih-bersih lagi ya..” Aryo bergegas untuk kembali membersihkan kamar mandi.

Sambil menyikat lantai, diam diam aryo berdoa dalam hatinya, semoga ia dan Adel bisa bertemu kembali setelah selesai dari hukuman ini.
“Woi! Malah makan lagi lu!” Tiba tiba senior yang menghukum Aryo dan Adel
datang untuk mengecek keadaan kamar mandi, dan mendapati Adel sedang sarapan bekal dari Aryo. Aryo langsung bergegas keluar dari kamar mandi.
“Maaf kak, tadi dia sakit. Dia ada penyakit maagh jadi dia gue suruh makan kak!”

“Kakak Kakak! Emang gue kakak lo hah?! Gue gak perduli ya! Lo dari tadi kayak pahlawan kesiangan gue perhatiin. Mending lo Push Up 20x disini. Cari perkara lo ya!”
“Ja..jangan kak, jangan. Dia gak salah kok kak. Aku yang salah kak!” Adeline ketakutan setengah mati. Tangannya gemetar memegang kotak bekal. Aryo tahu, adel takut kalau Aryo akan mendapat hukuman lebih karna dirinya.
“Oke. Gue push Up.” Ucap Aryo dengan lantang.
Aryo bukan ingin bersikap pahlawan di depan Adeline, yang aryo fikirkan hanyalah agar perempuan ini tidak mendapat hukuman lebih.
Aryo juga mengetahui bahwa perempuan ini mati mati an menahan lapar karna belum sarapan, ia juga ingin perempuan ini baik baik saja,
walaupun baru bertemu dua jam yang lalu, walaupun Aryo belum berkenalan dengan perempuan ini secara langsung. Ia hanya beranggapan bahwa perempuan hakikatnya harus di lindungi. Biar saja ia yang memikul hukumannya. Karna ia tak tega melihat perempuan itu kesusahan.
maksudku Le, entah mengapa aku ketik nduk 😭😭😭karna lagi ngetweet sambil masak sambil ngobrol sama Aryo jadi ngeblank. Maaf ya semua 😭😭😭😭
“Oke, si pahlawan kesiangan boleh juga nyalinya. LO PUSH UP 20X DI SINI. GUE GAK PERDULI TANGAN LO BASAH KENA BECEKAN DARI KAMAR MANDI. GUE ITUNG SAMPE 3 LO LANGSUNG PUSH UP!”
“SATU, DUA, TIGA..”
Aryo langsung menurunkan bahunya, dan melakukan Push Up sesuai arahan senior yang menurut aryo sangat menjengkelkan. Dalam hati Aryo memaki

“Sialan tuh senior kampret! Belom aja kena karma!” ucapnya kesal.
Senior itu mulai menghitung berapa kali Aryo Push Up. Sementara, Adeline memerhatikan Aryo dengan tatapan merasa bersalah. Adeline merasa, andai saja tadi ia membantu laki laki di hadapannya itu membersihkan kamar mandi.
Ia merasa sangat bersalah.

“18…19..20..” Bangun lo.. udah 20. Boleh juga nyali lu boy. Siapa nama lo?!”

“Aryo kak.. Uhuk uhuk.. Aryo Poernomo.” Tandas Aryo dengan nada ter engah engah.
“Oke, masuk lo ke Hall…” senior itu memberi aba-aba arah gedung hall tempat para mahasiswa baru berkumpul.

Aryo dan Adel berjalan pelan menuju Hall.

“Mas, makasih ya buat yang tadi..” Ucap Adeline.
“Oh iya, gapapa mbak, santai..”

“Nama gue Adel..” Adel menyalurkan tangannya ke hadapan Aryo.

“Gue Aryo..” Jawab Aryo dengan nada lantang.
Jantung Aryo berdegup kencang, tangannya sedikit gemetar ketika memegang tangan Adeline.
Dalam hati Aryo berkata;
"Gak sia sia tangan gue bau WC gara gara tuh senior kampret. Tapi....gue belom cuci tangan, si Adel tangannya jadi ikutan bau gak yaa.."
pandangan aryo melirik tipis ke arah Adeline, ia berharap perempuan ini tidak sadar bahwa tangannya bau WC.

"By the way, lo gugus apa?" Tanya Adeline

"Ng.. gue teratai, lo?"

"Hah? Sama dong!"
senyum Aryo mulai melebar.

"Semoga, tangan bau wc ini berkah ya Tuhan!" ucapnya dalam hati.

Aryo tidak menyangka, di hari pertama mos yang penuh kesialan ini, ternyata Ada hikmah indah yang terselubung;

Ia bisa berkenalan dengan perempuan secantik Adeline.
Hatinya berbunga bunga,
dalam hatinya terselip doa kecil.

Semoga perempuan di hadapannya bisa menjadi miliknya.
#Araberkisah malam ini sampai disini dulu yaa semua🙏🏻 besok lanjoeet lagii 🌝
Hari itu, hari pertama mos Aryo, yang Aryo lalui bersama Adel. Sesampainya Aryo di Hall, Aryo mulai berkenalan dengan teman-teman baru di kampusnya.
Tanpa sadar, Aryo jadi memerhatikan Adeline dari jauh.
Dalam hati Aryo, Adeline sosok yang humble dan ramah.
Hari pertama mos diisi dengan perkenalan kampus dan perkenalan sebagai mahasiswa baru.

Tak terasa, hari pertama mos pun berlalu. Langit mulai petang, waktu jam pulang para Maba.
“Mas, pulangnya arah kemana?” Bahu Aryo di tepuk Adeline dari belakang.

  “Hah, Eh, iya mbak.. arah deket pasar minggu mbak. Mbak ke arah mana?”
“Wah berarti searah dong!” Ucap adeline dengan senyum merekah.

Aryo yang sedang membetulkan helmnya mendadak terdiam melihat senyum Adeline. Aryo terpana saat melihat senyum Adel yang sangat manis, menurutnya.
“O...O..Ohhh, kalau gitu bareng aja mbak. Gue anterin!” Tandas Aryo bersemangat.
“Ng.. boleh!”

“Oke, yaudah yuk mbak ke parkiran..”

Adel mengangguk kecil.
Mereka berdua berjalan ke arah parkiran, tiba-tiba langkah Aryo terhenti.

“Eh mba..”

“Iya? Kenapa mas?”

Langkah Aryo terhenti karna ia mengingat, bahwa Aryo hanya memiliki vespa tua milik bapak.
Dalam hatinya berkata;
“Gue kan pake vespa butut ☹ dia ilfiel gak ya...”

Aryo menggaruk garukan kepalanya yang tidak sama sekali gatal sebenarnya.

“Kenapa mas?” Adeline bingung karna sikap Aryo mendadak aneh menurutnya.
“M..Mba, maaf. Tapi motor gue vespa butut. Gapapa?”

Aryo menatap wajah perempuan yang berada di hadapannya. Ia benar benar takut mendengar jawaban yang keluar dari mulut Adeline.
“Oh, terus kalo vespa butur kenapa emang mas?” Ucap Adeline bingung.    

“Engg..ggak apa apa sih mbak, takut lo malu hehe..” Aryo tertawa kikuk. Bingung harus ber ekspresi apa

“Yaelah, Enggak lah santai aja..”
“Oke mbak kalo gitu. Ng, ini helmnya pake dulu. Gue gak bawa helm dua..”
Aryo tidak menyangka akan ada penumpang di si vespa butut miliknya ini, jadi ia tidak membawa helm lebih. Syukur-syukur gak ketilang polisi deh keluhnya dalam hati~
Aryo pun mengantar Adel menuju daerah rumahnya menaiki vespa butut yang sudah cukup uzur untuk ukuran motor motor di tahun 2009.

Sepanjang jalan, Aryo dan Adel hanya terdiam melihat jalan raya yang cukup padat sore itu.
Terlebih, Aryo merasa malu, karna ia menjadi pusat perhatian banyak orang.

“Aduh, Udah tinggi, pake putih item, kurus, botak pula uda kaya pala sukro. Tapi ketolong sama yang duduk di belakang sih. Adeline bener bener cantik banget. Gue mau ngeliatin spion mulu jadinya...
Ngumpung lagi lampu merah, gue mencoba untuk ngobrol ah biar gak krik bangeet..”

Aryo mencoba membuka obrolan ringan. Siapa tahu, bisa memecah keheningan.

“Mba, lo orang orang mana sih?”
“Gue? Mama orang asli Bantul. Tapi papa Chinese.. Ya, campuran lah hehe..” Adel tersenyum tipis.

Aryo diam diam memandang Adel dari spion. Entah mengapa, melihat senyum Adel membuat Aryo selalu membeku.
Mungkin, karna senyum Adeline yang sangat manis.
“Anjrit! Pantesan sipit sipit lucu. Kayak orang jepang gitu wajahnya. Pantes……dia Amoy.”

bisik Aryo dalam hatinya.
“Oh… pantes mbak..”

“Pantes apa mas?”

“Pantes, cantik hehe”

 “HOALAAA GOMBAL AJA KAMU TUH BISANYA!!!”
Tiba tiba kepala Aryo di toyor dari samping, dan ada suara nyosor dari sebelah kanannya. Ketika Aryo menoleh ke arah sumber suara tersebut ternyata………....... IBU.

………………………
“E…Eh, ibu?! Ngapainbu?”

“ibu lagi nunggu lampu merah lah! Habis beli daging di mas cipto! Wah, cantik nya...

Nduj, Jangan mau sama Aryo! Kalo tidur kaya kebo!”
“Yaallah bu.. bu, jahat banget sih sama anak sendiri. Baru mau usaha, eh udah di kasih tau kartu AS nya ☹ orang di sekeliling yang pada nunggu lampu merah pada cengar cengir. Habis lah harga diri anakmu buuuu.....” hati Aryo menjerit jerit.
“Hehe, iya bu. Oh, Aryo kalo tidur kaya kebo ya bu? Ucap Adeline dengan menahan tawa. Wajahnya yang putih itu mulai memerah.

“Iya! Udah kalo makan seabreg abreg! Boros beras nduk!..”

YAK… MAKASIH YA BU.
ANAK MU INI FIX BISA JOMBLO SEUMUR IDUP BU.
HUHUHUHUHU.
Lampu merah pun berganti menjadi hijau, Aryo bergegas nancep gas sekencang mungkin. Malu coyy kata Aryo. 😂😂😂😂
“Mbak..”
                
“Jangan panggil mbak, panggil aja Adel..”

“O..oke, Adel..”
Aryo melirik ke spion, ternyata Adel sedang melihat kearah spion.

“O....O..Oke Del, ehem, btw, rumah lo dimana nih?” Tanya Aryo salah tingkah karna adel menatap dirinya lewat spion.
“Deket Pasar Minggu Yo! Gue turun di pasar nya aja. Sekalian gue mau bantu papa buat hitung harian toko..”
                
“Oh oke deh Del..”

Aryo akhirnya mengantarkan Adel ke Toko milik keluarganya, Adel memiliki usaha toko sembako yang cukup besar di wilayah itu.
“Yo, thanks ya!”
                
“Iya Del, eh iya... Gue boleh minta nomer lo gak Del? Kalau ada info apa bisa saling kabarin hehe..”
S1 marketing Aryo mulai berjalan, untuk mendapatkan nomer hp perempuan yang mulai ia sukai.
“Oh.. boleh boleh. Gue sebutin ya.. 08XXXXXXXXX.”

Aryo pun memberikan nomer handphone nya juga kepada Adeline, buat jaga jaga katanya. Padahal mah..

SEPIIIIKKK~~~
Hari itu,
menurut Aryo adalah adalah hari terindah yang pernah Aryo lalui.

Semoga, kali aja Adel jadi jodohnya. Ngarep aja duluuu~~ kata Aryo.
Sesampainya Aryo di rumah, Ibu Kus langsung membombardir Aryo dengan segala pertanyaan pertanyaan yang sudah ia tampung.

“Itu siapa Yo yang tadi? Pacarmu?
....

Kok mau sih sama kamu?!”
“Bukan bu, temen..” Jawab aryo seraya menyuap sesuap nasi yang sudah ibu Kus siapkan untuk Aryo.

 “Hoala, temen kok di gombalin sih Le?!” Ibu Kus auto cuap cuap karna merasa “nge gep” in Anaknya yang sedang ngegombalin anak orang di lampu merah. Katanya caranya jadul banget.
“Percis bapa pas gombalin ibu. Bedanya, bapak gombalin ibu pas ibu lagi jualan kaset..”

Pertemuan ibu Kus dan Pak Muslih lumayan kocak menurut Aryo.
Dulu, ibu Kus seorang penjual kaset. Dan Pak Muslih yang lagi berkunjung ke pasar katanya terpana melihat kecantikan Ibu Kus yang sedang menjajaki dagangannya.
“Mau beli kaset apa mas?” Tanya Ibu Kus kepada Pak Muslih

 “Ada lagu Iwan Fals?”

“Oh ada mas, lho ini.. lagu dari Iwan Fals yang saya lagi putar. Mata Indah Bola Pingpong..”
“Iya, Lagunya percis seperti matamu mbak.. Mata indah bagaikan bola pingpong..”

Ibu Kus yang abis di gombalin Pak Muslih langsung kelepek kelepek kaya ikan mujaer kurang aer. Cemen banget ibu, kata Aryo
Baru di gombalin pake lagu aja udah meleleh.

Tidak butuh waktu lama, Ibu Kus dan Pak Muslih menikah. Dan lahirlah Aryo.
“Temen ya temen Le. Gak usah kamu gombalin!”
Ucap Ibu Kus yang lagi ngomel ngomel karna takut anaknya jadi PlayBoy cap jempol.
“Hhhhh, Aryo suka sama dia bu..” Aryo menghela nafas, mau gak mau Aryo harus jujur sama Ibu Kus.
Dari pada Aryo di sangka sudah jadi playboy kelas teri medan.
Lebih baik Aryo mengakui perasaanya yang sedang berbunga bunga ini.

Ibu Kus melirik Aryo seraya membuat adonan bakso.
“Belajar yang bener Le! Biar jadi sarjana. Gausah pacar pacaran… nanti belajarnya keganggu tho Le!”
HHHH, Aryo menghela nafas lagi. Bingung harus menjawab apa. Jujur salah gak jujur juga lebih salah, Aryo hanya bisa mengangguk nganggukan kepala dan membereskan makanannya.
“Ting..”
 
Handphone Aryo berbunyi. Jaman Aryo masih hidup di tahun 2009 masih memakai hape SoniEriksen, dan masih jaman sms an.
Aryo melirik pelan ke layar hp miliknya.

Ada sebuah pesan berisikan:

“Udah sampe Yo?? Ini gue Adel”
Aryo melongo menatap layar handphone nya sendiri, Ternyata ada pesan dari Adel. Hal yang tidak disangka, Adel menghubungi Aryo terlebih dahulu. Lantas, Aryo bergegas membalas pesan dari Adel.
Aryo juga memberitahukan tau kode kode barang yang buat di bawa untuk esok hari.

“Emang gak jelas banget senior. Kepala gue udah botak tambah botak buat mecahin kode kode dari senior..” gerutuk Aryo.
Aryo berjanji kepada Adel untuk menjemput Adel esok hari.

Dan Aryo pun mulai menyiapkan perlengkapan untuk dibawa besok.

Tiba2 ada bunyi ketukan berasa dari pintu kamarnya
“TOK TOK TOK… “

Dengan langkah lesu, Aryo berjalan menuju pintu kamar,

“Pasti ibu. Ibu pasti mau nyeramahin gue nih..”
“IYA BUUUU..”

Betul perkiraan Aryo, ketika pintu di buka ternyata benar;

Ibu Kus.
“Kenapa bu?” tanya Aryo membuka percakapan, padahal di dalam hati Aryo, ia telah mengetahui apa yang akan Ibu Kus bahas.
“Gapapa Le, kamu belajar yang bener ya Le, biar jadi sarjana. Ibu dulu mimpi mau kuliah, tapi gak ada biaya,jadi kamu lah yang nerusin cita-cita ibu..”

HHHHHhhh. Aryo mengehela nafas panjangggg,

“Iya buuu iyaaaaa..”
Ibu Kus tertawa melihat Aryo yang sedang “mendumel”. akhirnya, Ibu Kus kembali ke kamarnya, Aryo berusaha untuk tidur, karnaAryo sudah tidak sabar ingin ketemu Adeline besok.

Dalam hati kecil Aryo, boleh kan? Berharap sedikit?
Untuk kisah Aryo hari ini sampai disini dulu yaaa, seperti biasa... besok kita lanjut lagi😆
Btw, aku bikin sketsa wajah Adeline kali yaa? 😆
Nanti aku bikin ya sketsanya
😆

Lanjut lagi gak niiih #Aryo
Bhaiiiiq kita mulai lagii~~

Keesokan harinya,

Aryo menancapkan motor vespa bututnya untuk menjemput Adeline,

ternyata Adel sudah menunggu Aryo di depan rumahnya.
“Yuk naik.. Del, e...eh gue boleh kan manggil lo Adel? tanya Aryo malu malu.
                
“Boleh lah Yo! Masa gak boleh sih hahaha.. kemarin kan gue bilang jgn panggil mbak, Adel aja..” Adel tertawa kecil.
“Duh, Dia yang ketawa, gue yang hanyuuut.. senyumnya itu loh.. manis bangeeet!..” hati Aryo kembali berbisik.
Sesampainya Aryo & Adel di kampus, mereka bergegas masuk hall, kemudian upacara mos pun di mulai. Masih pagi padahal, nama Aryo sudah di sebut oleh salah satu senior kampusnya.
“MANA YANG NAMANYA ARYO POERNOMO, JURUSAN TEKNIK INDUSTRI?”
Adel yang mendengar nama Aryo disebut, pandangannya beralih seketika kearah Aryo.

“Aryo? Gimana nih?” ucap adel pelan.

Aryo mengacungkan tangan, melirik kearah adel dan tersenyum tipis. Sok cool aja dulu.
PADAHAL………………

Gue pasti di suruh nyuci WC yang bau nya kayak neraka itu lagi nih pasti..” Aryo menggeleng gelengkan kepalanya seraya tangannya mengacung ke Atas

“Harga diri, HARGA MATI. Biar dikata gue jadi rempeyek hari ini. Yang penting gue keren didepan Adel..”
“MAJU LO SINI!” senior kampret itu menunjuk2 Aryo untuk segera naik ke atas panggung tempat senior berkumpul. Aryo melangkahkan kakinya menuju panggung perpeloncoan itu.
“ELO YANG NAMANYA ARYO?”

“IYA KAK..”
                
“KAK, KAK, EMANG GUE KAKAK LO? HAH?”
“Terus gue manggil lo apa? Sayang?”

Semua orang yang berada di Hall tertawa mendengar jawaban yang keluar dari mulut Aryo.

Senior kampret yang merasa di permalukan itu makin menjadi jadi marahnya.
“BERANI BERANINYA LO YA! GUE SENIOR LO NIH! JADI, ALASAN GUE MANGGIL DIA, KEMARIN ADA YANG SOK PAHLAWAN KESIANGAN. PADAHAL JELAS JELAS DIA SALAH.
MANA CEWEK YANG KEMARIN LO BELA BELAIN ITU?”
Adeline mengacungkan tangannya. “Saya kak..” ucapnya dengan suara bergetar.

“MAJU SINI!”

Adeline perlahan maju kedepan dan berdiri sejajar dengan Aryo.
Aryo yang melihat Adel akan terkena masalah baru karna Aryo, Aryo jadi merasa bersalah. Ia takut senior itu mulai menggertaknya melalui Adel.
“HEH, KALO GUE SURUH NIH CEWE BERSIHIN WC LAGI GIMANA? LO MAU GANTIIN DIA LAGI?”

“Ja..jangan kak. Biar aku aja, jangan suruh Aryo kak..”

“HAH?  GILA HAHAHAHA UDAH KAYA ROMEO DAN JULLIET AJA LO BERDUA..”
Btw, buat yg cekikikan mulu ketawa karna kelakuan Aryo, sesungguhnya muka dia cem gini kalo lagi mingkem.................. Image
Wokeee kita lanjoeet lagiii 🤪🤪🤪
“Gapapa kak, biar gue aja yang bersihin, jangan Adeline..” Aryo menatap senior kampret itu dengan tatapan tajam. Aryo benar-benar jengkel karna senior ini menurutnya benar benar keterlaluan.
Sayang aja Ra, dulu gue gak punya power. Mana cungkring badan gue kek kurang gizi, kata Aryo.
Malam ini, gue ngetweet di temenin si Aryo, mana gue lagi ngopi. Ngeri kopi gue di seruput dia lagi 😭 Image
Ternyata, teman teman Aryo 1 angkatan dengannya bertepuk tangan memberikan apresiasi kepada Aryo. Ada yang bersiul siul “PIWIIIIIIT” Ada yang bilang “CIE CIE” Ada yang teriak “SO SWEEEET”
Teman2 satu angkatan dengan Aryo terkesima melihat Aryo yang sangat melindungi Adel.

Aryo yang merasa di atas angin, ia melambai lambaikan tangannya. Bak artis holiwud.

Katanya, berasa jadi Lonardo di Caprio ceunah 🤣🤣
Gue kaget sih, ternyata angkatan gue malah nge cie2in gue Ra. Ya gue merasa keren lah, gila kaliii.. Kata Aryo.

Hhhh, gak ngerti kenapa ada pocong tingkat pedenya gede banget. Berapa sih harga pede lu Yooo? Pen gue beliiii 😂😂 hahahaha 🤣🤣
Senior yang tadinya mau memploncokan Aryo ternyata mengurungkan niatnya, karna melihat teman teman satu angkatan Aryo memihaknya.
Akhirnya, Aryo dan Adel di suruh duduk kembali ke tempat duduknya.
Mulai saat itu, tuh senior kampret gak ngerjain gue lagi Ra sampai selesai mos. Hubungan gue dengan Adeline makin deket. Tapi ya sebatas temen aja gitu...
Kata Aryo, dia cerita sembari garuk garukin kuncupnya ke tembok rumah gue. Gedek bgt liatnya mo gue Tarikkk 😭
Selesai mos, perkuliahan pun di mulai, Ini hari pertama Aryo kuliah. Aryo memilih duduk di pojok deket jendela. Biar kena angin katanya. Tiba tiba bangku di sebelah Aryo yang kosong diisi oleh seorang laki laki, mereka pun berkenalan.
“Nama gue Jaka, tapi panggil aja Dobleh.. salam kenal ya..” ucap Lelaki yang ingin di sapa namanya sebagai Dobleh.

Aryo hanya mengangguk ngangguk pelan mendengar nama yang sangat tidak nyambung itu.
Aryo juga berkenalan dengan teman yang duduk di depan meja nya, namanya Yayan & Steven.
Yayan berasal dari bogor & steven berasal dari Ras chinese kata Aryo.
Akhirnya, hari pertama kuliah Aryo, Aryo memiliki 3 orang teman di kelasnya.

Sore setelah perkuliahan berakhir, Aryo bertemu dengan Adeline. Adel mengajak Aryo untuk makan bakmie Abun. Bakmie khas bangka yang cukup terkenal disini.
“Gimana tadi kuliah Yo? Tanya Adeline
           
“Ya, gitu aja sih Del masih perkenalan hehe..”

“Ooh sama dong, Makan dulu yuk! Nanti mienya bengkak lho..”
Aryo mengangguk tanda setuju.

 *Tring Tring* bunyi hape Adel memecah keheningan.

Aryo tidak sengaja melihat layar hp Adel. Yang ternyata ada sms dari senior di kampusnya.

Aryo yang awal merasa sangat lapar tiba2 mendadak kenyang
“Lho, kenapa Yo? Kok gak dimakan?” Tanya Adel bingung

 “Ah, gak apa apa Del. Gue kenyang..” Aryo memberikan senyuman tipis
 
“Ng… beneran kenyang? Kok mendadak selesai gitu makannya?”
                
“Gapapa Del, beneran deh..”
Adel mengangguk pelan dan melanjutkan makan kembali.

Masih teringat jelas Ra, hari itu. Hari senin.
Sepanjang Adel makan, gue cuma bisa liat wajah Adel, tanpa berfikir apapun. Wajahnya teduh banget. Matanya yang sipit dan alisnya yang tebal bener bener menawan banget...
Nyesek sih pas ada chat dari senior, yah gue sadar satu hal; Adel mana mau sama gue yang kaya tutup kue rangi. Seandainya dia jadi milik gue, gue bakal bener bener bahagiain dia sih.. tekad gue dalem hati saat itu, kata Aryo.
“Yo? Kenapa kok ngeliatin gitu?”

“Eh, enggak.. enggak apa2 del hehehe..”

“Yaudah yuk, pulang. Keburu hujan Yo!”
Sore itu, Aryo termenung di jalan. Entah fikiran apa yang Aryo fikirkan.

Cemburu?
Marah?

Atau?

Jawabannya;
Aryo tahu diri. Aryo bukan siapa-siapa.
Di tengah termenungnya Aryo, mendadak hujan turun cukup besar.

Adel meminta Aryo untuk menepi di ruko pinggir jalan.
Aryo pun menepi-kan motornya di Ruko yang sudah tutup

“Ujannya gede bangeet ya Yo!” Ucap Adeline yang sedang memeluk dirinya sendiri karna angin cukup kencang.
Aryo yang melihat adel kedinginan bergegas membuka jaket jeans rombeng yang sedang ia pakai.

“Nih pake..”
“Eh.. gak usah Yo! Gak usah....”

“Gapapa Del. Pake aja, gue gak kedinginan kok... Apa mau… gue yang pakein?”
“iiiih gak usah. Sini gue pake sendiri aja. Makasih ya Yo..” Adel pun tersenyum kecil.

Entah,
Tidak ada alasan pasti mengapa Aryo sangat menyukai part dimana Adeline tersenyum.
Aryo melirik ke arah Adel tipis tipis.
Dan, Adeline yang sedang memeluk jaket yang Aryo sadar bahwa dirinya sedang di perhatikan.

“Ngg.. kenapa Yo?”

“Hah? Eh, gak apa-apa..”
Tangan Aryo perlahan mengelus kepala Adeline dengan lembut.

“Rambut lo basah kena hujan yang tadi..”

“Eh.. i..iya, gapapa kok!” Tandas Adel kikuk.
Mereka berdua terdiam dalam keheningan. Sibuk dengan fikiran mereka masing-masing.
Dengan tatapan kosong melihat rintik hujan yang turun.
Handphone milik Adel berbunyi kembali.
Ternyata, telepon dari Ayah nya Adel, menanyakan mengapa ia pulang telat.

Adel menjelaskan bahwa ia terjebak di tengah hujan.
Aryo kemudian berlari ke arah motornya yang di parkir di depan jalan. Sementara, Adeline bingung mengapa Aryo harus hujan hujan-an secara tiba-tiba?

“Aryo? Mau kemana?” Teriak Adel
Aryo melambaikan tangann kanannya ke arah Adeline. Sedangkan tangan kirinya menutupi kepalanya agar tidak terlalu terkena hujan. Aryo bergegas mengambil sesuatu dari motornya,

Kemudian Aryo berlari ke arah Adeline.
“Nih, pake..”

“Hah, apaan ini Yo?”

“Sini, gue buka. Ini jas ujan, tapi gue adanya jas ujan ponco..”
“Hah? Iiiih gak usah buat lo aja Yo, kan lo yang bawa motor..”

“Udah, gapapa. Jaket gue di pake, terus pake jas ujan ya, biar gak dingin, nanti lo masuk angin del!”
“Iiiiih gak usah Yo gak apa apa, serius deh..”

“Udah pake. Mau pake atau jalan kaki?”

“iiiih kok gitu sih?
Yaudahdeh iyaa..” Ucap Adeline cemberut.
Aryo bergegas menghidupkan motor vespa tuanya, kemudian mengantar Adeline pulang. Dengan basah basahan alias kuyup abis. Yang Aryo fikirkan adalah Adeline harus cepat sampai, karna takut membuat khawatir ayahnya Adel.
Bagian yang disukai Aryo ketika mengantar Adel adalah mengintip Adel dari spion motornya. Adel sangat lucu menurut Aryo, ia memakai jas hujan ponco yang kebesaran
Dan memakai helm tempel.

Adel terlihat cemberut karna dipaksa harus memakai jas ujan ponco yang lebarnya ngalahin sayap iklan ind0siar.
Aryo senyum senyum sendiri menahan tawa sambil melirik lirik ke arah spion.
Sesampainya di rumah Adel, Aryo berpamitan dengan Adel& ibunya.

Lalu, Aryo melanjutkan perjalanan untuk pulang kerumahnya.

Sesampainya Aryo dirumah, ibu Kus bingung mengapa anaknya seperti kucing kecebur.........
“Yo, kok kamu basah kuyub gitu padahal pake jas ujan kan?” Tanya ibu Kus keheranan.
                
“Iya buu, tadi pas dijalan gak pake. Tahu tahu deres..”

“Haduuuh kamu tuh Yo, kalo sakit gimana? Mandi dulu sana baru makan. Nanti masuk angin!”
Aryo mengangguk kecil dan menaiki tangga untuk ke kamar mandi.

Sambil mandi, Aryo merenung,

Aryo bingung dengan perasaan aneh yang tertancap di hatinya. Seperti sakit, tapi tidak berdarah.
Apa ini yang disebut jatuh cinta harus berdarah?
Sampai disini dulu ya semua, besok lanjut lagiii🙏🏻🥺
Lanjut lagiiii gak neeh? 😆😆
Okee Lanjut lagi yaa! Karna malem ini Aryo bakal nemenin aku lagi untuk berkisah hehehe
Saat Aryo sedang asik merenung, tiba2 pak Muslih mengetuk pintu kamar mandi yang sedang Aryo gunakan

(Pas Aryo cerita gue ngakak banget sih, mungkin humor pak muslih nurun ke Aryo😂)

  “Yo.. mandi kok lama amat sih? Bapak mau mandi nih….. Kamu lagi ITU YA?..”
“ HAH? Enggak pak! Aku lagi EE. Jangan mikir yang..”

“LHO, Bapak gak mikir aneh2. Bapak mau nanya kamu lagi itu.. maksudnya BAB..”
                
“Oooh,kirain…”Tandas Aryo
                
“Ngeres wae pikiran mu Yo.. Jangan jangan bener lagi.. Kasian kalo dibuang di wc yo..”
“Iiiiih apaan sih pak?!!!!” Ucap Aryo kesal.

Aryo bergegas keluar kamar mandi dan menatap pak Muslih
“Terus kalo gak di buang ke wc kemana pak?! Bapak nyuruh aku hamilin anak orang!?”
Pak muslih ter ketawa jahil. Ia memang senang menjahili Aryo.

Kata Aryo, Bapak tuh emang absurd banget. Kadang ngomongin soal yang belok belok.
Kan gue malu kalo bahas yang begitu, kalo kata bapak gapapa itu normal. Malah bapak suka bahas yang begitu karna mau ngetes anaknya doyan batangan apa enggak, Bener bener deh gue punya bapak Ra..”
Gue yang denger cuma bisa ketawa😭😭😭 fix humor aryo turun dari pak muslih!! 😭😭
Tempat biasa gue sama Aryo ngobrol; di meja tempat gue nulis sama baca. Aslinya novel sama buku bejibun di lemari🤣

jailin Aryo ah, w buat kopi ABC dan dia gak boleh minta wkwkwkwkwk Image
Aryo berjalan menuju kamarnya, bersiap siap untuk segera tidur. Ia merasa harus istirahat karna terlalu lelah hari ini.
“Aryo!”

Pagi itu, Adel manggil Aryo dari koridor. Pagi ini Adel meminta untuk tidak dijemput Aryo.
Aryo berusaha untuk menutup mata dan tidak mencari tahu dengan siapa Adel berangkat pagi ini.
“Belom masuk kelas Yo?”

“Belom nih, kelas gue jam 8 : 15, hehe”

“Oh, gitu. Ngg, gue masuk duluan ya!”

“Oke Del..”

Aryo berdiri di koridor hanya bisa menatap punggung Adel sampai ia masuk kelas.
Lalu Aryo berjalan menuju kelasnya. Perkuliahan pun dimulai,

 *DERTTT DERRT* Hp Aryo bergetar menandakan adanya pesan masuk. Aryo melihat layar handphonenya, ternyata ada pesan masuk dari Adel.
Adel mengajak nya untuk menemaninya ke perpus untuk mencari buku. Aryo pun langsung membalas pesan Adel dan mengatakan “iya..”

Selesai kelas siang ini, teman-teman kelas Aryo mengajaknya untuk karokean dan makan bersama
Aryo mulai berfikir.
“Kelas gue berakhir di jam 13:00 kelas Adel pukul 15:30, masih ada waktu buat sebentar cuap cuap sama anak kelas, baru jemput Adel..”

Bisa lah, setor muka doang ikut anak anak sebentar. Ucapnya dalam hati.
“Sore itu, kelas gue jalan menuju mall yang di tentuin sama anak2, macet…. Dan langit udah mulai mendung. Karna memang lagi musim hujan apalagi kalau sore. Setelah sampe, gue langsung karokean berjamaah.
Heboh banget pokoknya kelas gue, ada yang ulang tahun, jadi di kerjain abis abis an suruh bayar. Haduh, kalo gue ulang tahun bakal bolos sih kalo tahu begini..” Kara Aryo.
Belum Aryo menikmati waktu kebersamaan dengan teman temannya tiba tiba Adel menghubungi Aryo, dan mengatakan bahwa kelasnya pulang lebih awal. “Mampus gue..” ucap Aryo dalam hati. Aryo bergegas pamit dengan imbalan Aryo harus mentraktir teman temannya sekelas
“Demi cinta nih gue lakuin..”

 Aryo langsung berlari menuju basement secepatnya. Setelah keluar basement, ternyata hujan. Tiba tiba Aryo teringat bahwa jas hujan miliknya lupa dibawa karna kemarin kebasahan dan dia jemur di lantai atas.
“Duh, labas aja deh, dari pada Adel nunggu kelamaan..”

Aryo memacu vespa tuanya menuju kampus. Belum setengah jalan, ia nampak seperti kucing kecebur lagi karna sangat kuyup kebasahan
Sesampainya Aryo dikampus, Adel menunggu Aryo dengan wajah kesal karna Aryo terlalu lama.

Saat Aryo datang dengan tampilan bak kucing kecebur, ekspresi wajah Adel berubah dengan tatapan iba.
“Kenapa gak bilang ih?”

“Bilang apa?”

“Kehujanan lah Yo!”

“Gapapa lah. Yuk ke perpus..”
“Gausah ke perpus kan dingin. Nanti malah masuk angin..”
                
“Santai Del, gue kan Rambo walau ceking gini HEHE..”

Aryo pun meyakinkan Adel untuk ke perpus. Karna besok ada mata kuliah dengan background dosen yang killer. Adel harus mengerjakan tugasnya
Akhirnya Adel setuju walau wajahnya bete banget.

Adel mulai mencari-cari buku untuk referensi dan mulai menyalin tugas-tugasnya.
Sesekali hp Adel berbunyi.
“Hmm, pasti dari senior itu, waktu ospek di puja puja sama cewek-cewek gugus gue. Yah, emang ganteng sih ketimbang muka gue yang gak jauh dari kresek daur ulang. Mana Adel senyam senyum terus bales chatnya..” teriak Aryo dalam hati
Aryo yang melihat pemandangan itu, hanya bisa menelan ludah.

Aryo memandang adeline yang mulai sibuk menyalin. Tiba-tiba Rambut panjangnya jatuh perlahan lahan menutupi wajahnya.
Aryo tertegun memandangi wajah Adeline. Ia mulai memberanikan diri untuk menyentuh rambut Adel, dengan tangan gemetar ia membetulkan poni Adeline yang panjang dan menyelipkan ke kupingnya.
“E..eh?!”

“Ngg, itu, rambut lo biar gak ngalangin pandangan mata lo Del.. Ngg.. sorry ya..”

“Ohh, iya gak apa apa kok” ucap Adel degan senyuman kecil. Dan melanjutkan kembali menyalin tugas tugasnya.
Mendadak, Aryo merasa pandangan matanya kabur, dan merasakan kepalanya seperti di serang ribuan jarum.
Ia mulai merasakan menggigil hebat.
Mungkin karna beberapa hari ini ia selalu hujan hujan-an, dan hari ini ia duduk di perpus dengan baju basah serta kena hembusan AC perpus
Aryo berusaha merebahkan kepala nya di meja. Berharap pusing dan rasa sakit nya segera menghilang.

*TRING TRING*

Handphone Adeline berbunyi terus menerus. Aryo melirik tipis ke arah Adeline yang “senyum senyum sendiri” membalas chat dari seniornya.
Gue yang lagi nahan sakit cuma bisa duduk lemes dan merhatiin dia dari deket saat itu, sambil bilang ke diri sendiri “Gapapa yo, gapapaaa...” Kata Aryo.
“Yo? Kenapa?” Tanya Adel.

“Ngg, gapapa kok, lo nyalin aja..” Ucap Aryo. Aryo merebahkan kepalanya lagi dan gue menunduk ke kolong meja. Aryo tidak ingin Adel tahu. Aryo takut Adel tidak jadi menyaliin soal untuk besok
“Serius yooo..”
                
“Iyaaa..” Tangan Aryo mengepal memberikan tanda jempol “sip”
“Oke yoo kalo gitu..”

aduh kampreeet ini AC dingin banget sih!!!! Pusing yang gue rasain bukan tambah reda malah makin makin…
Aryo berusaha menahan perut yang makin perih. Aryo lupa tadi belum sempat sarapan pagi, siang karokean & minum soda. Eh pulangnya di hajar hujan plus di perkosa oleh dinginnya AC😭
Ditambah, Aryo melihat Adel seperti happy banget chat-an dengan orang lain..
Menambah rasa sakit yang Aryo rasakan.

“Yuk Yo, udahan nih gue..”
                
“Yo? Lo gak apa-apa?”
                
“ASTAGA ARYOOO!!!!!!!!!” Teriak Adeline panik.
Hari ini sampai sini dulu ya semua🙏🏻🙏🏻😋
Halo semua, maaf ya malam ini aku off dulu karna mau reuni😭😭
Pandangan mata Aryo samar samar melihat langit-langit kamar di rumah sakit.
Aryo melihat Adel mulai memanggil suster karna Aryo mulai siuman.

Aryo di bawa ke kerumah sakit oleh Adel bersama penjaga perpus
“Aryo, kenapa gak bilang kalo sakit?”Tanya Adel.
Aryo menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Gue gak sakit Del..”

“IH DARI MANA GA SAKIT?! Lo Bikin panik sekampung tau gak sih!!” Tandas Adel. Perpus jadi tutup lebih cepat
Karna penjaga perpus harus mengantar Aryo ke rumah sakit dikarnakan melihat kondisi Aryo yang sudah gak karuan.
“Gue gak mau lo gak nyatet del..”

“Apaan sih Yoooo, gak perlu kayak gitu yoo..”

Aryo tersenyum kecil, kemudian dokter mulai memeriksa keadaan Aryo. Kata Dokter, Aryo terlalu lelah dan kurang istirahat.
Tidak lama Yayan, steven, dobleh dan anak2 kelas datang mejenguk. Adel menghubungi salah satu teman kelas Aryo untuk meminta nomer ibu Kus. Ternyata, satu kelas Aryo datang menjenguk.
“HADUH YOOO TADI PAMIT MAU NGULEN BAKSO KATANYA, TERNYATA, NGULEN YANG LAEN YOOO?” Celetuk dani.

“IYA, TADI ADA YANG IZIN GITU TUUUH..” Adel & teman2 sekelas Aryo tertawa.
Tidak lama,ibu Kus datang dengan muka panik, karna seumur umur, anaknya tidak pernah masuk rumah sakit.

“Yaampun Le, gimana sih kamu?”

“Iya tante si Aryo udah gede demennya main ujan ujan an tante..”celetuk dobleh.

“Emang ni wes gendeng! Kemarin juga ujan ujanan tuh si Aryo!”
Aryo yang berbaring lemah hanya bisa menggerutuk dalam hati.

“Aduh ibuuu, ngomel2 mana ada Adel lagi, maluuu buuuu. Maluuuuu.”
“Eh, si cantik yang kemarin di lampu merah ya?” Tanya ibu Kus.

“Iyaa tante, saya Adel..” Adel pun tersenyum kecil mengenalkan dirinya kepada ibu Kus.

Tidak lama, jam besuk pun habis. Akhirnya teman2 sekelas Aryo dan Adel pun pamit pulang
Adel diantar pulang dengan Yayan. Namun, Aryo harus menginap di rumah sakit bersama ibu Kus. Sebelum tidur, Aryo disuapin bubur dulu oleh ibu Kus. Dan.... Ibu Kus masih bertanya tentang hubunganAryo dengan Adel. Ibu Kus khawatir bila Aryo menjadi tidak fokus belajar.
Maaf ya lama, tadi abis ngobrol sama Aryo lagii 😂
“Yowis kalau Cuma teman. Ibu khawatir kamu malah cinta cintaan dan lupa belajar Le..”

“Iya bu.., hmmm gimana warung bu?”

“Hhhhh, mulai sepi Yo. Ndak tahu kenapa. Mungkin karna hujan mulu atau warung sebelah buka kedai baso juga, ibu juga ga ngerti
Makanya kamu belajar yang benar ya. Lagi pula..” Ibu menghela nafas Panjang.

“Lagi pula apa bu?”
“Ngg.. kalau ibu lihat, Adel itu orang cina ya?” Tanya ibu Kus.

Aryo mengangguk pelan seraya mengunyah bubur.

“Kenapa kalo chinese emang bu?” Tanya Aryo lagi dengan mimik muka keheranan.

“Gak apa-apa sih yo, cuma... kelihatannya dia anak orang kaya..”
“Iya bu. Aryo tahu. Aku cuma senang sama Adel karna dia baik bu..”

“Ibu juga baik sama kamu..”

“Yaa kan beda buuu.........”Jawab Aryo dengan muka cemberut. Tawa ibu Kus pun terkekeh.
ibu Kus mengerti jika anaknya dilanda kasmaran.

Ibu Kus pun mulai menggelar karpet untuk tidur,
Kata dokter besok pagi Aryo diperbolehkan pulang.

“Syukurlah gue gak mau berlama lama di rumah sakit.
Takut biayanya mahal..” ucap Aryo dalam hati
“WOI UDAH SEMBUH LOO?” satu kelas langsung memborbardir pertanyaan seputar Adel. Katanya kok bisa Aryo yang mukanya kaya baling baling kipas angin kosmos bisa deket sama Adel?

“YA KARNA GUE KEREN LAH..” Jawab Aryo
“Halah, bijiii. Tips nya dong Yoo!” Sahut Dani, Aryo pun tertawa, karna Laki laki dikelas nya dominan jomblo bapuk semua😂
“Selamat pagi. Mulai hari ini, kelas ini dan kelas B di gabung jadi satu kelas karna suatu alasan..” tiba tiba dosen mata kuliah pagi ini sudah berada di depan kelas. Semua mahasiswa dikelas duduk dengan rapih
“Heh, masuk kalian!”Ucap dosen yang cukup terkenal “killer” ini.
“Kelas B? Berarti kelas..”
Belum selesai Aryo berbicara, dugaan Aryo benar. Adeline berjalan masuk ke kelas Aryo.
“Adeeeeeeeel. Sini duduk sama gue!!!” Ucap perempuan berambut bondol yang bernama mela yang duduk di belakang Aryo
“Iiiiiih akhirnya kita sekelas ya Mel!” Adel duduk di samping Mela.

“Hai Aryoo..” Sapa Adel.

Aryo? Tertegun melihat Adel pagi ini.
Hari ini Adel benar2cantik. Ia memakai dress jadul & rambut panjang nya dikepang satu.
“WOI YO, SIA TEH KUNAON?!” Ucap Yayan heran. Hari ini Aryo duduk bersama Yayan.

Yayan pun menggeleng gelengkan kepalanya yang sama sama plontos kaya pilus garuda ini.
“Gapapa Yan, sst diem Yan!” Tandas Aryo

“Hai Del....”balas Aryo.

“Nih, minum..” Ternyata Adel memberikan minuman vitamin C. Yang membuat Aryi menjadi senyam senyum sendiri. Aryo senang karna merasa di perhatikan oleh Adeline.
“Makasih ya Del..” Adel pun mengangguk kecil.

Aryo yang masih senyam senyum sendiri membuat Yayan menjadi gemes sendiri.

“Eleuh eleuh...”
Lanjut besoj lagi ya semua😃
“Udah atuh, fokus nyalin nih Yo!” Tegur Yayan.

Steven dan Yayan hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat Aryo yang sedang kasmaran.

“Iya iya..” aryo mengangguk kecil. Siang itu kelas berakhir di jam makan siang, dosen pun mulai mengakhiri perkuliahan.
Aryo berniat mengajak Adel untuk makan siang di luar, namun Aryo dipanggil oleh salah satu dosen untuk keruangannya.
Ternyata, Aryo diminta untuk menjadi wakil kelas, Aryo hanya bisa mengehela nafas ketika keluar dari ruangan dosen.
“Haduh, males bgt deh jd wakil wakil gitu. Eh Adeline dimana ya?..” ucapnya dalam hati

Aryo pun berlari ke arah kantin, berniat untuk menemui Adeline

Aryo melihat ke arah sekeliling di tengah keramaian orang. Ternyata Adel ada di ujung koridor menuju parkiran.
“Adel..” Panggil Aryo. Adel tidak mendengar suara Aryo. Mungkin karna terlalu ramai orang berlalu lalang. Aryo bergegas menyusul Adel,&Ternyata...

Adel sedang bersama senior yang sedang mendekatinya.

Senior itu membuka kan pintu mobilnya untuk Adel. Adel terlihat sangat bahagia
Aryo yang melihat Adel dengan senior itu, hanya bisa pasrah.

Kemudian, Aryo berjalan menuju kelas dengan langkah lesu.

“Sabar Yoo..” Ucap Yayan yang tiba tiba posisinya ada di belakang Aryo.
Ternyata Yayan, Dobleh dan Steven melihat Adegan menyedihkan itu.

“Udah, jangan di fikirin Yo! makan siang yuk, lo juga baru sembuh kan?” Ucap steven.

“Iya sia teh! Yuk makan di kosan aing aja!” Tandas Yayan
Aryo mengangguk pelan. Mereka semua berjalan menuju kosan Yayan.

“Nih, makan Yo, ada sayur sop si Yayan beli buat lo..” Ucap Dobleh

“Oh, iya thanks ya!”

“Iya, Ai cinta mah ulah di pikirkeun teuing Jang!”

“Bener tuh Yo, jodoh mah gak bakal kemana.. Udah makan!”
Aryo tersenyum pahit.

“Eh, btw, besok gue nginep disini boleh gak Yan? Lagi suntuk dirumah nih..”

“Boleh atuh! Sok aja kalian semua nginep aja gue gek sorangan bete sia teh!” Tandas Yayan.

“Okee besok gue bawa baju deh. Sama bawa gitar. Begadang kitaa! Besok libur ini..”
“Eh, buru abisin makannya bentar lagi kelas hutabarat woi!” Ucap Yayan

“Oh iya! Ayo buru dah makannya..”

Aryo masih memikirkan bagaimana Adeline. Tapi disatu sisi ada benarnya ucapan Yayan
“Yaudah lah..” ucap Aryo dalam hati.

Selesai makan siang, mereka semua bergegas kembali ke kampus untuk mengikuti mata kuliah berikutnya
Sesampainya dikampus, Aryo mengikuti perkuliahan dengan lesu. Sepanjang perkuliahan dimulai,
ia hanya terdiam melihat ke arah jendela.

Tiba-tiba, Lamunan Aryo dipecahkan oleh getaran handphone yang ternyada ada pesan masuk dari Adeline.

Adel mengajak Aryo untuk belajar bersama
Karna sebentar lagi mulai menjelang Ujian akhir semester. Aryo sempat berfikir, kenapa hari ini Adel tidak menghabiskan waktu bersama senior itu? Tapi Aryo berfikir positif “mungkin Adel butuh temen belajar, gak apa apa lah..”
Ucapnya dalam hati
Setelah perkuliahan berakhir, Aryo bergegas ke perpustakaan untuk menemui Adel.

“Yo! Sinii!” Panggil Adeline.

“Iya Del..” Aryo berjalan menuju bangku Adeline duduk
“Nih, gue udah nyiapin buku buku referensi buat lo!” Ucap Adeline.

“Oh iya thanks ya Del..”

Adeline mulai sibuk membaca serta menyalin beberapa buku,dan Aryo mulai membaca buku, tapi sesekali pandangannya beralih ke Adeline.

“Isi hati Adel tuh apa ya?”Ucap Aryo dalam hatinya
Tiba-tiba handphone Aryo bergetar lagi, karna ada panggilan dari teman sma nya

““Yooo, ikut yuk hiking ke gunung pangrango!”

“Hiking? Kapan?”
“Paling minggu depan. Kemaren si Adam lihat lo boncengan sama cewe. Ajak aja cewe lu. Kita juga bawa cewe soalnya, makanya ngajak lo hahahaha..”
“Yeeh, sialan loo! gue sendiri paling. Nanti gue kabarin ya!”

Aryo pun menutup telponnya, dan kembali menyalin
“Ngg.. lo mau hiking ya Yo, Gue.... Boleh ikut gak?”tanya Adeline

“Hah? Apa del?”

“Gue boleh ikut gak? Gue gak pernah naik gunung soalnya.
“Ha...h serius? BOLEH BANGET LAH DEL! Nanti persiapannya gue aja yang nyiapin. Paling, lo nyiapin baju aja ya, nomer kaki lo berapa del?”

“Nomer kaki gue 39. Kenapa emang?” Tanya Adel
“Oh, gak apa apa. Nanti gue cari sepatu yang cocok Del, hehe..” Aryo tertawa kegirangan. Ia tidak menyangka bisa mengajak Adeline untuk hiking bersamanya nanti.
“Yaudah nanti kabarin aja ya Yo!”

“OKEE DEL!!”

Sore itu, dijalan pulang menuju rumah Adeline, Aryo senyum-senyum sendiri. Aryo benar benar bahagia sore itu.
Setelah mengantar Adel pulang,Aryo bergegas pulang kerumah untuk membongkar celengan ayam miliknya yang udah berumur 10 tahun hasil upah bantu bantu ibu Kus Hmm, “Gapapa lah, si celengan Ayam ini di pecahin. Urgent soalnya” Ucap Aryo dalam hati
Aryo mulai menghitung uang receh hasil pecahan dari celengen Ayamnya. Lalu, uang receh tersebut Aryo tukarkan ke ibu Kus. Ibu Kus senang bila ada yang menukar recehan. Lumayan, buat kembalian katanya.
Setelah uang selesai ditukarkan, Aryo bergegas ke toko perlengkapan hiking, dimana tempat tersebut adalah langganan biasa Aryo berbelanja.

“Tumben beli buat cewe. Udah gak jomblo lagi Luh?” Tanya bang Adi selaku pemilik toko.
“Jomblo mah teteup bang!” Tandas Aryo.

“Lah, ngapain lu beli sepatu buat yang cewe?”
“Biasa, buat gebetan HEHEHE”

“Yeee.. baru gebetan. Di tinggal aja lu baru tahu rasa Yo!”

“Gue tahu bang. Yaa, gue gak berharap lebih banget sih bang. Gue Cuma mau lakuin yang terbaik bang, ceilehh..” Tangan Aryo memukul pelan tangan bang Adi
“Alah. Gue saranin Yoo, jangan cinta sama orang 100% nanti lu yang gila. 50:50 ajee Yoo! Lu kaga liat noh si Ratri tetangga gue dulu. Udah ngasih segalanya, eh ditinggal. Gila dia sekarang..”
“Iyee sih bang, tapi makasih nasehatnya ya bang..”

“Iyee Yo, gue ngasih tahu ajee..”

Aryo mengangguk pelan, dalam hatinya berkata ada benarnya juga perkataan bang Adi
Tapi, bagaimana caranya untuk mengontrol perasaan kita sendiri?​ Bukankah, perasaan manusia ini punya porsiannya sendiri? Kita gak bisa mengontrol berapa porsi yang harus kita beri kepada orang itu. Karna sekali kita jatuh cinta, kita akan tenggelam dibuatnya.
Sepatu nya mau di bungkus sekarang?” Tanya bang Adi.

“Yaudah bang, totalin aja!”

“Oke siap Yoo”

Setelah bercakap cakap dengan bang Adi, Aryo melanjutkan perjalanan kerumah.
Sesampainya dirumah, seperti biasa, ibu Kus meminta Aryo untuk makan dan mandi. Kemudian, Aryo mulai mengerjakan tugas2 kuliahnya sampai malam.

Sebelum tidur, Aryo membuka handphone nya dan mengirim pesan untuk Adeline.
“Udah tidur Del?”

Hening, tidak ada pesan masuk.

“Udah tidur kayaknya dia..” Ucap Aryo dalam hati.
Akhirnya, Aryo memutuskan untuk tidur sebenarnya, Aryo tidak sabar menunggu esok pagi, karna ia ingin memberikan sepatu baru yang sudah ia beli untuk Adeline.
Pagi hari pun tiba,

“Sepatu buat siapa itu Le?” Tanya ibu Kus.

“Hah? Kok ibu tahu ini sepatu?”TanyaAryo.

“Padahal sepatu ini udah gue bungkus bungkus dan diumpetin di kolong tempat tidur..” ucap Aryo dalam hati
“Ya tahu lah, tadi subuh pas ibu beres beres kamu tidur ibu nyapu!” Jawab ibu Kus sewot.

“Hehehe iya bu. I..ini titipan temen kelas aku. Kalo jadi, Aku mau hiking minggu depan..”

“Temen apa temen? Apa buat Adel Adel itu tho?”
“Bukan buuuu. Adel kan feminim banget, mana mau naik gunung..” Ucap Aryo ngeles kaya bajaj kalo lagi ngebut.
“Oh.. iya juga sih Le. Yaudah buru jalan nanti telat. Habisin sarapannya!”

“Iya buuu..” Untuuung untung. Untung gue pinter ngeles, kalo ibu tahu gue mau hiking bareng Adel bisa abisssss. Ibu takut banget kalo gue berduaan sama cewe di tempat tempat sepi.
Padahal gue juga gak bakalan aneh aneh lah. Tapi namanya orang tua..... sepanjang jalan, Aryo hanya bisa menghela nafas, karna Ibu Kus terlalu banyak khawatir terhadap hubungan Aryo dan Adeline.
Sesampainya dikampus, Aryo bergegas menemui Adel untuk memberikan sepatunya. Ternyata Adel ada di kantin, Aryo berjalan menuju tempat Adeline duduk.

“Del..”

“Ehh Aryo? Sorry semalem gue udah tidur. Ada apa?” Tanya Adeline

“Ohh gak apa apa Del. Hiking jadi?” Tanya Aryo
“Jadiii dong gue udah izin sama papa, tapi gue ajak kak Riko ya! Dia mau ikut juga katanya. Malahan dia beliin gue sepatu buat naik gunung Yoo!” Tandas Adel dengan nada sumringah.

Glek, Aryo menelan ludah, Riko adalah nama senior yang saat ini mendekati Adeline.
perlahan lahan dari bawah kolong meja, Aryo memasukan bingkisan sepatu untuk Adeline ke dalam tasnya.

“Ohh, yaudah gapapa kalo kak Riko ikut Del..” Ucap Aryo berusaha tersenyum didepan Adeline

“Okee Yo! Gue masuk duluan yaa!”

“Iyaa, iya Del.”
Aryo duduk mematung dengan tatapan kosong. Entah apa yang ia rasakan, Aryo merasa seperti ada bongkahan batu besar yang mengganjal di dalam dada.

Aryo mencoba menghirup udara dalam dalam untuk mengisi rongga paru parunya yang terasa sesak.

Entah, apa yang harus Aryo lakukan?
Dari kejauhan, terlihat Dobleh, Yayan dan Steven melambai-lambaikan tangannya.

“Woi Yo! Masuk yuk, udah mau masuk euy!” Ucap Yayan

“Ng, Yan, gue boleh numpang tidur dikosan lo gak sekarang?”
Hah? Sia teh sakit lagi Yo? Yaudah atuh,aing bolos aja, lu pada mau bolos ga?”Tanya yayan kepada dobleh&Steven

“Yaudah bolos aja kita” ucap steven.

Mereka berjalan menuju kosan Yayan. Akhirnya, pagi itu Aryo dkk memilih tidak masuk kelas. Yayan dkk beranggapan Aryo sakit lagi
Padahal, yang sakit adalah perasaan Aryo yang terasa dicabik cabik oleh sebilah pisau.

“Udah tiduran aja lu Yo!” Ucap dobleh

“Iya, santai..” tandas Aryo.

“Haduuh, hirup teh, meuni kieu kieu teung! Nyetel lagu aja lah!” Ucap Yayan
Tiba2,Yayan mengambil Radio tapenya& memutar lagu Manusia Bodoh-Ada Band, yang seakan-akan lagu itu menusuk perasaan Aryo yang sedang terluka;

“​Dia belahan jiwa, tega menari indah di atas tangisanku. Mencoba bertahan sekuat hati. Layaknya karang yang di hempas sang ombak..”
Aryo menghela nafas panjang, ia beralih duduk ke bale kost-an Yayan.

“Hampir genap enam bulan gue mengenal Adeline, gak di sangka, dia mampu membuat gue jatuh hati sejatuh jatuhnya..”
Dan.. dari mengenal Adel gue menyadari bahwa: Image
Hari ini sampai disini ya teman2, kemungkinan untuk 3 hari kedepan aku tidak bisa berkisah karna ada urusan pekerjaan 😭 tengkiuuu🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Yuk lanjut lagi yuuuu~~~
Sesungguhnya, Aryo menyadari bahwa mencintai harus siap patah hati.
Dan pagi ini, Aryo merasakan bahwa sesuatu yang patah;

di dalam hatinya.
“Woi. Muka lu nenguk banget!” Ucap steven.

“E..h, enggak..”tandas Aryo

“Lo, keliatannya suka banget ya sama Adeline?
Ngg, sebenernya gue kenal baik sama keluarga dia..”

“HAH? Serius? Kok lu gak ngomong sih?!” Aryo terperanjat dari bangku bale yang sedang ia tempati.
“Yaa, lo gak nanya Yo!”

“Ya mana gue tahu lu deket sama Adel!” Ucap Aryo

“Bukan gue yang deket, tapi bokap gue yang deket sama papa nya Adel..” steven memandang wajah Aryo dengan mimik wajah serius
“Hhh.. gimana ya Yo, kalo bisa, jangan terlalu dalam suka sama dia sih..”

“K..kenapa emangnya stev?” Tanya Aryo

“Gapapa sih, gue bisa liat aja kayak tingkat presentasi lu sama dia yaa paling 3%. Yang gue liat, lu bener2 suka sama dia, dan lu kayak nyakitin diri sendiri Yo!”
“Iya, kalo itu gue tahu. Entah kenapa, perasaan gue tulus gitu ke dia..”

“Iya, gue bisa liat itu. Tapi, ada suatu hal yg gue susah bilangnya..”

“Bilang aja gapapa Stev!”
“Nanti deh, gue rangkai kata katanya yang enak dulu. Soalnya topik sensitif..”

“Oo..h yaudah kalo gitu” Aryo melengos lesu. Ia merasakan bahwa ada sesuatu hal penting yang Steven ingin katakan, tapi Aryo menghargai steven, Aryo akan menunggu sampai Steven siap mengatakannya
“Lagi pada ngapain sia teh?” Tanya Yayan yang muncul tiba tiba

“Lagi duduk aja sih, sini aja adem Yan!” Ajak Steven
“Iya, aing mau telponan dulu sama pacar aing ya..” tandas Yayan

“LAH? Kapan lu punya pacar Yan?!” Tanya Dobleh dengan tidak terima
“Hehehe, baru kemarin jadiannya mah!”

“Serius? Anak mana? Cakep gak??”

“Sama.. anak pemilik kosan ini, geulis deuh pokoknya!” Jawab Yayan

“Gila lu Yan, sumpah gila!” Ucap Dobleh, ia menggeleng gelengkan kepalanya
“Emang ada larangannya gitu?”

“Ya ga ada sih, yaudah sana sana..” Tandas dobleh.

Aryo hanya tertawa melihat Yayan dan Dobleh yang selalu bertengkar tetapi selalu bersama, mungkin pagi ini ia harus menyimpan rasa sakit hatinya dulu.
Jam menunjukan pukul 13:00,

Kedai bakso pak muslih kedatangan tamu dari kampung halamannya.

“Tumben sepi pakDe..” ucap Tarno, tamu yang sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri oleh pak Muslih
“Hhhh, iya nih No, gara gara warung sebelah buka kedai baso juga. Jd sepi disini. Gatau kenapa No. Pusing saya juga, mana Aryo baru masuk kuliah..” ucap pak Muslih
“Oh, jangan jangan..”

“Jangan jangan apa?” Tanya pak Muslih

“Ngg, enggak pak De. Hmm, sebenarnya, kalo pakDe mau, saya bisa bantu pakDe, bikin warung ini rame lagi!” Tandas Tarno
“Ah! Yang bener kamu No! Emang gimana caranya No?”

“Gampang pak De! Nanti saya kasih tau caranya. Pak De tenang aja! Bude mana? Kok gak kelihatan?”
“Lagi nganter yang kecil sekolah. Kita main catur aja lah dari pada pusing..”

“Iya pakDe..” Tarno mengangguk tanda setuju.

Pak Muslih tidak menyadari bahwa hari itu adalah hari kesialan yang akan datang kepada keluarga kecilnya.
“Gue balik dulu ya! Bokap sms gue nih..” ucap Steven

“Oh lo mau balik? Gue juga deh!” Ucap Aryo

“Yah, pada balik? Gue juga deh. Yan, gue balik juga ya!” Tandas Dobleh.

Yayan mengangguk kecil.
Aryo pun melajukan Vespa tuanya menuju rumahnya
Sesampainya ia dirumah, ia kaget karna kedatangan Tarno, sahabat kecilnya di kampung, Aryo bergegas turun dari Vespanya

“Kok gak bilang No mau dateng?” Tanya Aryo

“Iya, kebetulan aku mau buka usaha gak jauh dari sini..” tandas Tarno
“Kalo disini ngomongnya Gue-elu aja No. Kalo aku kamu, ngeri disangka pacaran..”

“Ah yang bener kamu Yo?” Tanya Tarno

“Iya No. Biasain gue elu ya! Yah, anggep aja udah jadi anak gaul jakarta!” Ucap Aryo
Tarno hanya tertawa melihat teman sejawatnya yang sudah menjadi anak gaul jakarta sepenuhnya.
Dalam hatinya, ia melihat potensi uang yang bisa ia ambil dari kelurga ini.

“Ngg, masuk aja kekamar gue!” Ajak Aryo

“Iya gih masuk aja No” ucap pak Muslih
Aryo dan Tarno menghabiskan malam dengan berbincang bincang menceritakan masa kecil mereka. Aryo memang berniat untuk bolos ngampus esok hari.

“Gimana cewek jakarta? Cakep cakep ndak?” Tanya Tarno

“Yang mulus mah mulus No! Hahaha” jawab Aryo
“Kamu, eh maksud gue, lu punya pacar Yo?”

“Hah? Enggak. Gebetan sih Ada!” Ucap Aryo

“Ooo, liat dongg..”

“Nanti aja, kan lo bakal netap disini juga, nanti gue kenalin..” ucap Aryo
Tarno mengangguk pelan.

Sebenarnya, ia iri melihat Aryo bisa berkuliah di kota.
Padahal cita cita Tarno, bila sudah besar; ia ingin sekali berkuliah di kota besar seperti Aryo. Namun, kondisi keuangan orang tuanya tidak semakmur Pak Muslih yang merantau ke kota.
Tiba tiba, handphone Aryo berbunyi, ada pesan masuk dari Adeline.

“Yo, mau bareng gak?”

Aryo termenung melihat layar handphone nya. Ia memikirkan antara masuk kuliah atau tidak.

Aryo mulai membalas pesan dari Adeline.

“Oke, gue jemput kayak biasa..”
“Ngg, No. Lo kalo mau tidur tidur aja, gue mau ngampus..”

“Lho, kan kamu.. maksudnya elu belum tidur Yo!”

“Ah, gampang itu mah! Gue siap siap dulu ya!”

Pagi itu, Aryo mulai bersiap siap berangkat kuliah
Aryo mulai membereskan binder dan isi tasnya. Saat ia membuka tas, ia mendapati sepatu yang harusnya sudah menjadi milik Adeline.

“Hhh.. padahal, gue beli sampe bongkar celengan. Rela rela si jago gue babat..” dalam hatinya berbisik.
“Ngg, No, nih sepatu buat Gendhis..” Ucap Aryo seraya memberikan sepatu itu kepada Tarno.

“Yang bener Yo? Ueedaan, cakep sepatunya Yo! Gendhis pasti suka Makasih ya” Tandas Tarno kegirangan

Gendhis adalah adik perempuan Tarno
“Iya, gue jalan dulu ya!”

“Iya Yo! Hati hati ya!” Ucap Tarno

Aryo menuruni tangga dan berpamitan kepada ibu Kus

“Kok ngampus Le? Gak jd izin?” Tanya ibu Kus

“Enggak bu, sayang. Aryo jalan dulu ya..” ucap Aryo

“Iya Le, hati-hati..” Jawab ibu Kus
Aryo berjalan menuju rumah Adeline. Entah hari Aryo sebaja apa, sehingga ia bisa dengan lapang nya masih saja tetap bersikap amat baik kepada Adeline.
“Gue naik ya Yo!” Ucap Adeline

“Iya Del..”
“Ngg.. Del, gue boleh nanya gak?”

“Tanya apa Yo?”

“Ngg.. lo, ngg.. gak jadi deh..” ucap Aryo

“Iiiiih, apa sih Yo? Mau tahu ih apa?” Tanya Adeline
“Hehehe, gapapa..”

Suara motor yang berlalu lalang membuat Adeline dan Aryo harus saling mengeraskan volume suara mereka

“APAAN GAK? Cubit ya!” Ucap Adeline.
Adeline mulai mencubit pinggang Aryo

“Aduuu...duh, aduh iya iya..”ucap Aryo
“Nggg.. lo suka sama kak Riko ya Del?” Tanya Aryo

“Hah? Suka sama siapa? Gak kedengeran Yo!”

“LO SUKA SAMA KAK RIKOOO?”

“Oooo rikoo, hmm.. gue juga gak tahu sih. Gue boleh curhat kan Yo?” Tanya Adeline

“Hah.. bo.. BOLEH LAH!” Ucap Aryo
“Hmm.. kak Riko ganteng, baik, romantis, tapi kata anak anak dia playboy. Gue juga bingung sama perasaan gue Yo! Menurut lo gue suka gak sama kak Riko?” Tanya Adeline

“HAHAHAHA DEL!! Mana gue tahu Del, kan itu hati lo. Tanya lah hati Loo” ujar Aryo
“Hmm, iya sih Yo..”

“Kalo, sama gue... lo..”

“Lo mah udah kaya sahabat gue banget Yo! Gue kan gak punya koko, gue anggep lo kaya koko gue, kayak sahabat gue. Lo laki laki yang baiiiiiiiiik banget Yo!”
“Oo..ohh, jadi koko ya.. koko bukannya baju muslim Del? Hehehe” tawa Aryo garing

“Iiih, bukan koko itu Yo!” Tandas Adeline

“E..eh, ujan masa yaampun..”
“Gimana nih Yo?? Lanjut aja deh Yo! Gue kelas hutabarat nih..” ucap Adeline

“Ooh, yaudah Del. Hujannya gak gede banget sih tapi anginnya kenceng...” Tandas Aryo
Di perjalanan menuju kampus, tiba tiba Adeline memeluk Aryo dengan lembut.

“Yo, makasih banyak ya.. udah baik banget..”

Aryo yang kaget karna mendapat sebuah pelukan dari orang yang ia sangat sukai hanya bisa tertegun
“E..eh, i..iya Del..” jawab Aryo

“Yo.. ngg.. jangan suka sama gue ya...” ucap Adel

Hening, tidak ada jawaban.

Aryo mencoba mengatur nada bicaranya yang mulai bergetar

“I..iy..a..”
“Ih, jangan jangan.. lo suka sama gue ya?” Tanya Adeline, seraya tangannya memukul punggung Aryo.

“Ih, enggak! Pede banget lo Del hahahahaha..”

“Oooh syukur deh Yo! Eh, Yo! Mau kemana? Belok Yooooo! Itu kampus didepan mataa!”

“Eeeeh iya!” Ucap Aryo.
Dalam hati Aryo berbisik pelan.

Iya Del, gue suka banget sama lo.... Sayang, gue cuma bisa jadi pecundang yang gak bisa jawab yang sejujurnya.
Jadi koko? Hahahaha
Lucu banget ya.. gue harus berpura pura bersikap gue anggap dia adiknya? Gue harus bersikap jadi kokonya?
Konyol
Tapi...... Image
Kalo cerita Aryo jam segini kemaleman ga sih wkwkwk😂 baru bisa jam segini😂
Owkaaai lanjut semuaa 😆😆 gak nyangka banyak yang sayang Aryo ya😭😭😭😭 dia bakal kepedean kalo tau ini.....😭😭😭
Pagi selesai kelas yang seharusnya Aryo (meliburkan diri)

Aryo memilih menunggu Adel di kantin, ia ingin mengajak Adeline makan bakmie Abun, yang dimana bakmie itu adalah makanan favorite Adel.

“Woi, mau kekost an Yayan gak?” Tegur Steven

“E..eh, ngg.. nggak dulu deh Stev..”
“Ooo.. mau, ketemu Adel ya?”

“Ngg, iya Stev..”

“Oooh, yaudah, soalnya anak anak udah pada di gerbang nyari lu gak ketemu Yo..”

“Ngg.. sorry ya Stev..” ucap Aryo
Steven mengangguk kecil. Dalam hatinya, sesungguhnya ia tidak ingin Aryo terlalu dalam kepada Adeline. Dan ia juga tidak ingin teman temannya beranggapan bahwa Aryo hanya ada butuhnya saja baru datang.

Steven melangkahkan kakinya kedepan gerbang
Dan menjelaskan kepada Yayan bahwa Aryo tidak enak badan dan memilih pulang kerumah.

“Sesekali ngibul mah gapapa lah. Tuhan tau maksud gue..” ucapnya dalam hati
“Eh, Adeline cakep juga ya!” Celetuk salah satu seniornya yang duduk bersebrangan dengan Aryo.

Aryo yang mendengar nama “Adeline” langsung terperanjat dari duduknya.

“Hah, Adeline? Iyaa cakep dia emang. Tapi mana mau sama lu!”

“Yeee, kali aja jodoh mah gak ada yang tahu!”
Aryo melirik ke Arah seniornya. Ia berfikir bahwa “mungkin Adeline yang lain..” ucapnya dalam hati

“Lagi pula, si Adeline itu udah di tap sama riko!”

“lu kaya gatau riko, paling di ampasin si Adeline kalo udah ama riko mah!” Ucap senior yang duduk bersebrangan dengannya
“NGOMONG APAAN LU HAH?!” Teriak Aryo

“APA APAAN LU TERIAK KE SENIOR LU BEGITU. JAGOAN LU HAH?!” Tandas senior nya

Aryo menelan ludah dan mengepalkan tangannya. Rasanya ia ingin menghajar mulut seniornya itu
“Eh, udah udah jangan ribut! Elo lagi mana sopan santun lu hah?” Salah satu senior perempuan yang duduk bersebelahan dengan Aryo mulai berjalan mendekati Aryo

“Maaf kak, saya emosi..” ucap Aryo

“Emosi kenapa?”

“Hhh..” Aryo menghela nafas
“Nama Adeline itu, teman saya kak. Terus ada kata kata gak baik yang diucapin..” ucap Aryo

“Minta maaf lo rip..” balas senior perempuan itu

“Cel, plis gue gak salah cel. Gue mana tau Adel temen dia..”
“Yaudah minta maaf. Gue juga cewe. Gak suka di gituin..”

“Hhh..”
“Gue minta maaf atas omongan gue tadi. Gue gak maksud apapun..”

Aryo mengangguk pelan

“Siapa nama lo?” Tanya senior perempuan itu
“Aryo kak..”

“Ooo, Aryo. Gue Rachel, panggil aja acel..”

Rachel mengulurkan tangannya kehadapan Aryo.
Aryo membalas uluran tangan Rachel.

“Makasih kak..”

“Sama sama..”
“Aryooo!” Teriak Adeline

“Sini del..” Aryo melambaikan tangannya

Adeline melangkahkan kakinya mendekati Aryo

“Ngg.. ini..”ucap Adeline

“Gue senior lo, tadi..” Balas Rachel

“Tadi gak ada apa apa kok Del.. lo mau makan bakmie abun gak Del?” Ucap Aryo
Adeline menganggukan kepalanya
“Boleh!”

“Yaudah yuk jalan..”
“Oh iya, Kak, thanks ya..” ucap Aryo

“Iya, santai..” balas Rachel.

Aryo dan Adeline berjalan menuju parkiran motor. Sementara Rachel mematung melihat Aryo pergi menjauh
“Aryo ya.. hmm..” ucap Rachel dalam hati.

“Tadi ada apa sih Yo?” Tanya Adeline kepada Aryo

“Gak ada apa apa Del..” balas Aryo

“Masa.. kalo gak ada apa apa, kok lo kayak pegangan tangan sama senior itu?”

“Emang kenapa kalo pegangan tangan?” Tanya Aryo
“Ng, gak apa apa sih Yo! Lo suka sama dia ya?”

“Hah? Hahahahaha.. enggak lah, gue baru kenal itu juga..”

“Baru kenal kok pegang pegang tangan sih..” ucap Adeline

“Jangan bilang lo cemburu..” balas Aryo
“Iiiih enggak lah!” Balas Adeline

Aryo melirik ke arah spion, ia melihat Adel cemberut seperti tidak suka melihat Aryo dengan Rachel berkenalan.

“Hahaha, yaudah, udah mau sampe nih!” Balas Aryo

Adeline hanya melirik ke arah spion dan menjulurkan lidahnya Seakan meledek Aryo.
“Stev, emang si Aryo sakit apa?” Tanya Dobleh

Steven, Yayan dan Dobleh saat ini berada di kost Yayan mereka berencana untuk menginap bersama

“Gak tahu sih, kayaknya sih, masuk angin..” balas Steven
“Oooh, kirain ketemu si Adel. Gimana ya, si Aryo kayak bertekuk lutut banget ya!” Ucap Dobleh

“Yah, namanya gek juga lagi jatuh cinta Bleh!” Tandas Yayan
“Mending kita mikirin malem nanti mau jalan kemana!” Ucap Yayan.

“Iya bener tuh kata Yayan!” Tandas Steven
“Oh iya Del, yang soal naik gunung gimana?” Tanya Aryo

“Oh iya! Gue lupa ngasih tau! Kak Riko gak bisa. Hmm paling gue sama lo aja sih..”

“Ah, serius Del?!”

“Iya Yo!” Adel mengangguk nganggukan kepalanya. Sedangkan Aryo terlalu bersemangat untuk menunggu hari minggu
“Yes yes yes yesss gilaaa gila dewi fortuna lagi sama gue nih! Eh, tapi... sepatunya udah gue kasih lagi ke Tarno aduuh. Gimana ya..” Ucap Aryo dalam hati

“Del, sepatu buat naik gunung ada?” Tanya Aryo

“Sepatu ya, ga ada sih Yo, paling gue ada flatshoes, gimana ya?”
“Aduh aduh aduh, nyesel gue kasih sepatu ke si Tarnooo! Si Riko ngomong doang lagi mau beliin sepatu”gerutu Aryo

“Ooh, nanti gue coba cari deh sepatu ya Del!”

“Okee Yo. Soalnya kalo gue beli, gue gak butuh2 banget kan. Lagi cekak juga nih!” Ucap Adel
“Iya, gue ngerti..” Tandas Aryo seraya mengelus lembut kepala Adel.

Adel tersenyum kecil sambil mengunyah bakmie yang ia santap
Selesai makan bakmie, Aryo dan Adel bergegas untuk pulang. Dijalan, Aryo memikirkan untuk bagaimana mencari sepatu gunung untuk Adel. Tiba tiba, Aryo teringat Steven. Karna dari segi financial, Steven lah yang “lumayan”makmur.

Setelah mengantar Adel pulang, Aryo menelpon Steven
“Gue di kost Yayan! Sini aja” Ucap Steven.
Setelah mendapat kabar Steven sedang di kost Yayan, Aryo memacu vespa tuanya menuju kost.

“Lah, katanya lu sakit Yo?” Tanya Dobleh

“Aduh, gue lupa lg kongkalikong sama si Aryo!” Teriak Steven dalam hati
“Hah? Sakit apaan gue?” Tanya Aryo

“Itu, katanya Stev lu masuk angiin..”

“Hah? Kaga, gue td abis jalan sama Adel..” jawab Aryo.

Yayan hanya bisa tercengang melihat kedua temannya yang berada di hadapannya.
“Sorry2, gue kira... tadi si Aryo sakit, gue gak tahu kalo dia jalan..” ucap Steven

“Lah, tadi..”
“Udah udah, salah paham kali kalian teh! Udah mending duduk kita ngopi weh! Asa riweh sia teh!” Tandas Yayan.

Dobleh hanya menggelengkan kepalanya. Dalam hati Dobleh
Seperti ada sesuatu yang janggal. Sedangkan maksud Steven ingin melindungi Aryo agar terlihat tidak ada butuhnya saja.

“Oh iya Stev, gue gak pinter basa basi sih. Gue boleh gak pinjem 500 ribu?” Tanya Aryo

“Hah?” Alis Steven mengerut
“Buat?”

“Ngg, gini Stev..”
“Hhh.. ngg, gimana ya.. gue mau ngadoin Adel beli sepatu gunung, rencananya kita mau naik gunung..” ucap Aryo

Mata Dobleh terbelak kaget, dalam hati Dobleh,ia benar benar tidak habis pikir, mengapa Aryo harus sebegitunya terhadap Adeline?
“Hmm, 500 mah ada. Tapi buat apa gitu Yo? Gue udah bilang Yo, jangan terlalu dalam sama dia..” tandas Steven

“Yo, serius deh ini gue ngomong pait, lu bego apa gimana sih? Lu kaya di begoin sama dia Yo! Sadar! Ucap Dobleh

Aryo mengerutkan dahinya ketika mendengar ucapan Dobleh
“Maksud lo apaan bilang gitu?” Tanya Aryo

“Ya, gue sebagai temen biar lo gak di manfaatin Yo!” Tandas Dobleh dengan nada yang semakin meninggi

“Udah udah, sia teh jangan pada gelut!” Yayan menahan Aryo dan dobleh yang dilanda emosi
“Aduh udah udah! Yaudah gue kasih 500 ribu, nanti ganti ya Yo, uang tabungan soalnya..” Ucap Steven

“Udah Yo udah..” tahan Yayan kepada Aryo

“Bleh! Sia minta maap buru!” Ucap Yayan

“Kok jadi gue sih?! Gue cuma bilang apa yang nyata kok!” Tandas Dobleh
“Udah gak usah, gue yang minta maaf ke kalian, Stev, thx ya. Gue pamit..” ucap Aryo

“E..eh, jangan pulang dulu atuh!” Jawab yayan.

Aryo melengos pergi. Ia kesal dengan ucapan Dobleh, karna Aryo merasa tidak sama sekali di manfaatkan atau di bodoh bodohi oleh Adel
Ia hanya menganggap bahwa perasaannya lah yang salah. Karna ia terlalu menyayangi Adeline.

Aryo memacu vespa tua nya menuju rumahnya.

“Le, udah pulang?” Tanya ibu Kus melihat Aryo yang baru saja sampai di depan kedai bakso miliknya.
“Udah bu, bapa kemana?” Tanya Aryo

“Katanya sih ada keperluan sama Tarno, ibu ga dikasih tahu apa Yo!” Jawab ibu Kus

Aryo mengangguk kecil dan berjalan menuju kamarnya, ia tidak mau ibu Kus tahu bahwa Aryo sedang menahan kesal
“Hhhhhh..” Aryo mengehela nafas dan mencoba memejamkan matanya.

Ternyata, Aryo terlelap hinggao pagi hari.

“Hah? Buset serius nih udah pagi? Gila! Gue buru buru mandi nih kelas pagiiiii..” ucap Aryo dalam hati.

“Lee, sarapan dulu!” Ucap ibu Kus

“Nanti bu ga keburu!”
“Semalem ibu gedor gedor kamu gak nyahut! Kenapa?”

“Iya bu, aku ketiduran. Udah ya bu! Aku telat nih..” tandas Aryo.

Aryo memacu vespa tuanya sekencang mungkin menuju kampus nya, karna pagi ini ada quiz dari dosen killer yang terkenal galak dengan mahasiswa yang telat
Sesampainya Aryo di kampus, ia disambut oleh Steven.

“Yo! Nih, 500 nya. Pake aja, gantinya kapan aja asal di ganti..” ucap Steven

“Yaampun, makasih banget ya Stev!” Jawab Aryo

“Iyee, yaudah yuk masuk!”
Pagi itu, kelas terasa panas karna ada ketegangan antara Dobleh dan Aryo. Aryo tidak bertegur sapa dengan Dobleh, begitupun sebaliknya.

Selesai kelas pun, mereka tetap saling diam
Yayan dan Steven hanya bisa saling menasehatii bahwa tidak baik kesalahpahaman terus berlanjut.

Selesai kelas, Aryo bergegas menuju toko bang Adi untuk membeli sepatu untuk Adel.

“Lah, kok beli lagi Yo? Ada dua cewe lu? Brengsek juga lu!Ucap Adi

“Kaga bang, laku banget gue..”
“Terus??”

“Teras terus, nabrak keterusan mah bang!” Tandas Aryo

“Yang kemarin gue kadoin buat adek nya temen gue..”

“Ooo, gue kira lu udah naek malahan..”

“Naek apaan bang?”

“Naek gunung lah Yo! Masa elu gue naekin!”tandas Adi
“Oooh, gila lu! Belom, kemaren itu gak jd di undur. Gue beli yang sama dengan ukuran yang sama ada bang?” Tanya Aryo

“Ada kok, gue packing dulu ya!”

“Oke bang..” jawab Aryo

“Hhhh, kenapa hati gue gak enak mulu ya, apa karna masalah sama Dobleh?” Ucap Aryo dalam hati
“Nih, udah. Cash ya Yo?”

“Iya bang. Tengkiu ya..” jawab Aryo.

Aryo mengeluarkan handphone nya dan menelpon Adel.

Nihil, tidak diangkat.
“Tumben..”

“Ng, bang. Tengs ya, gue jalan dulu..” ucap Aryo

“Iye, tiati Yo!” Jawab Adi.

Aryo bergegas pulang, dijalan ia memikirkan bagaimana cara mengganti uang Steven ya? Sepertinya ia harus berbohong kepada ibu Kus untuk mengganti uang Steven
“Sumpah si, hati gue gak enak mulu. Kenapa ya? Gue minta maaf aja deh sama Dobleh besok..” ucap Aryo dalam hati
Sore itu Aryo membantu ibu Kus untuk membuat bakso, agar nantinya Aryo bisa meminta uang lebih atau berbohong soal uang pangkal yang belum selesai.

(Bisa banget emang si Aryo) 😭

Selesai membantu ibu Kus, hari sudah malam. Aryo melihat layar handphone nya.
Tidak ada kabar dari Adeline. Biasanya Adeline akan mengirimkan pesan bila tidak mengangkat pesan dari Aryo.

“Udah hari sabtu aja, padahal besok pagi udah hari H, dia sibuk kali ya..” ucap Aryo dalam hati.

Hati Aryo terasa tidak nyaman malam itu.
Aryo memilih tidur. Sebelum nya, ia menyempatkan diri untuk menyiapkan perlengkapan dan mengirim pesan kepada Adel

“Besok gue jemput ya pagi jam 06:00”

Setelah itu, Aryo mencoba memejamkan matanya untuk tidur malam itu.
Keesokan paginya, Aryo bergegas mengecek handphonenya, berharap Adeline mengirimkan balasa pesan.
Seharusnya ia senang karna akan naik gunung dan bisa menghabiskan waktu berdua dengan orang yang sangat ia sukai.
“Gapapa lah, langsung jemput aja. Seneng juga gue bisa jalan jalan sama Adel, kapan lagi ya kan?” Ucap Aryo dalam hati

“sarapan dulu Le!” Ucap ibu Kus

“Iya bu, Aryo naik gunung hari ini ya bu..”

“Iya Lee, kok tas nya dua Le?

“Iya ini titipan temen aku..” jawab Aryo
Setelah selesai sarapan, Aryo memacu vespa tuanya menuju rumah Adeline.

Dijalan, ia membayangkan bagaimana nanti ia naik gunung berdua Adel.

“Semoga aja dia terkesima sama gue karna gue jago naik gunung hahaha..” ucap Aryo dalam hati
Sesampainya di rumah Adel, sepi sekali. Sebenarnya Aryo sungkan harus mengetuk rumah orang pagi pagi sekali. Namun, ia ingin mengajak Adeline. Mau gak mau harus mau! Ucap Aryo.

“Permisi..”
“Permisi..” *tok tok tok*
*ceklek* suara pintu rumah Adeline terbuka,

“Eh, Aryo! Sorry yo pulsa gue abis kemarin! Bokap gue masih tidur jd diluar aja ya!” Ucap Adeline

“Iya ga apa apa, jadi..”

“Yo! Tau gak sih!”

“Kenapa?” Tanya Aryo
“Gue jadian dong sama kak Riko! Yeey!” Ucap Adeline penuh semangat

Aryo yang mendengarnya hanya terdiam. Entah harus bersikap apa....

“O..oh! Wah, selamat ya Del!” Ucap Aryo seraya ia mengelus kepala Adeline dengan lembut, Aryo mencoba tersenyum.
Walau senyumannya terasa sangat pahit.

“Oh iya, hmm.. kayaknya gue gak bisa ikut lo deh Yo. Soalnya nanti malem kak Riko mau ajak gue dinner. Maaf ya Yooo..” ucap Adeline sebenarnya Adeline merasa bersalah karna harus membatalkan janjinya
Namun, ia hanya memilih jalan sesuai keinginannya saja. Saat ini Adeline sedang di penuhi rasa bahagia, karna merasa laki laki tampan di kampusnya telah menjadi kekasihnya sekarang.

“Ah, O..oh.. oh.. i..iya gak apa apa Del..” suara Aryo bergetar pelan.
Nafasnya mulai memburu. Jantungnya memompa lebih kencang dari biasanya.
Pelupuk matanya mulai digenangi oleh air mata yang diam diam mulai mengalir.

“Aduh, mata gue.. kayaknya kelilipan nih Del..” Aryo menundukan kepalanya dengan terburu buru
“Iiih, serius Yo? Lo gak apa apa? Padahal ga ada apa apa Yo!” Jawab Adel dengan panik

“Ini, kayaknya ada serangga deh di mata gue. Duh, dua duanya lagi. Ngg, bisa ambilin gue minum gak del? Gue aus juga nih..” ucap Aryo

“Iya iya tunggu ya..”
Aryo mengelap air matanya dengan selampe yang ia bawa. Ia merasa di hianati oleh tubuhnya sendiri. Aryo takut Adel mengetahui bahwa Aryo kecewa.

“Nih Yo, gue bawa obat tetes mata malah.. nih pake..”

“Iya Del, nih udah ga apa apa, merah dikit hehe..” Aryo mencoba untuk tertawa
Dan memecahkan suasana, walau sebenarnya; hatinya terasa tercabik cabik oleh ribuan duri yang menancap di hatinya.

“Ngg.. yaudah del, gue pamit dulu ya! Ga enak sama nyokap bokap lo, dan udah janjian juga sama anak anak..”

“Okee Yo, eh ini.. airnya gak di minum?”
“Oh, gak usah deh Del. Gue duluan ya!” Ucap Aryo.

Aryo mencoba setenang mungkin di hadapan Adel. Mencoba bersikap biasa saja seakan tidak ada apa apa.

Aryo bergegas pergi dari rumah Adeline.

Dijalan, air matanya sudah tidak bisa ia tampung lagi
Tas yang ia bawa depan belakang sudah seperti mau pindahan kekampung sebelah sudah ia tidak perdulikan lagi.

Yang ia fikirkan, ia harus pergi ke kost an Yayan.
Memang, pada hakikatnya bila kita mencintai seseorang, kita harus siap patah hati.

Tapi, apa harus “sepatah ini?”
“Yo? Sia teh kunaon goblog?!!!!” Celetuk Yayan saat melihat muka Aryo yang sudah tidak karuan

“Gapapa Yan, gue.. numpang rebahan ya Yan..” jawab Aryo

“I..iya iya, si Dobleh baru aja pulang. Ini lu mau naik gunung ya?”

Aryo hanya mengangguk kecil
“Kalo ada apa apa, cerita aja sini Yo. Gue siap nampung!” Ujar Yayan

“Hhh..” Aryo menghela nafas

“Adel.. jadian sama kak Riko Yan..”

“Hah? Kapan deketnya Yo? Kan lu lagi deketin Adeline. Edan! eta awewe teh dableg pisan!” Balas Yayan seraya tangannya membakar sebatang rokok
“Udah gapapa Yan. Gapapa..”

“Gapapa gimana sia teh? Gue tau lu bilang gapapa, tapi hati lu ga kenapa kenapa Yo!
Kudu naon nya ayeuna teh?!”

“Hah? Apaan artinya itu Yan?”

“Kudu apa sekarang Yo!?”
“Saran aing mah, iklasin aja Yo. Cinta bertepuk sebelah tangan mah NYEURIII !!!! Sakit sia nyaho teu? Sakit Yo! Sulit emang buat lupain, tp lu harus..”

“Iya yan. Iya. Gue bakal coba. Doain ya yan. Gue yang salah sih, terlalu banyak berharap sama hal yang gak pasti..
Kalo lu tanya, sekarang harus apa? Mungkin, gue harus sedih Yan..”

“Sedih gimana Yo?”

“Iya, gue harus merayakan kesedihan gue Yan, sampe tuntas. Biar gak ada ke sedihan kesedihan lainnya..” jawab Aryo
Yayan menganggukan kepalanya pelan. Tangann kanannya menepuk nepukan ke bahu Aryo pelan.

“Gue setuju kalo itu Yo..”

Yayan melangkahkan kakinya ke lemari untuk mengambil tape tua milik abahnya. Dan menyetel sebuah lagu dari dewa berjudul “Pupus..”
“Baru ku sadari, cintaku bertepuk sebelah tangan.

Kau buat remuk, seluruh hatiiikuuuuu.....
seluruh, hatiii kuuuuu...”

Bait lagu pupus menggema di telinga siapapun yang mendengarnya pagi itu.
“Pupus..”

“Pupus, kayak harapan gue untuk Adeline..” Ucap Aryo pelan.
“Lagu andalan aing kalo abis di tolak cewe euy hahaha..” ucap Yayan

“Hahaha emang lagi pas sih sama gue. Yaudahlah Yan mungkin belum jodoh aja. Oh iya, Dobleh marah sama gue ya?” Tanya Aryo
“Engga Yo, aing netral ya Yo. cuman sebenernya mah dia mikirnya lu teh bener2 di manfaatin sama si Adel, jadi weh si Dobleh kesel. Namanya temen di sakitin ya kesel atuh.. oh iya, lu jadi naik gunung engga?”

“Engga deh, nanti gue telpon temen gue. Gue gak mood naik..”
“Oh yaudah kalo gitu mah, nginep aja atuh disini..” ujar Yayan

“Okedeh Yan. Btw Yan.. thx banget ya..”

“Santai Yo. Yaudah atuh, aing molor dulu ya. Belom tidur ini aing..” balas Yayan
“Iya yan..”

Aryo mengambil gitar dan melangkahkan kakinya untuk duduk di bale kost Yayan.
Sambil membakar sebatang rokok, ia memetik senar gitar dan menyanyikan lagu jikustik yang berjudul “saat kau tak disini”
Sejak itu, lagu”Saat kau tak disini” milik jikustik menjadi lagu favorite Aryo.

Alasannya sederhana;
Lagu itu adalah lagu yang ia nyanyikan saat pertama kalinya ia merasa sangat patah dalam hidupnya.
“Eh, Aryo! Tumben kesini.. Ngg, lo kok pakaiannya kayak mo naik gunung?..” ucap Steven

“Iya nih, gue gak jadi naik gunung Stev..”

“O..oh, hmm Yayan tidur ya?”

“Iya Stev..”

Steven mengangguk pelan, dalam hatinya, ia tahu pasti ada yang tidak beres dengan Aryo
“Adel gimana?”Tanya Steven

“Adel? Baik dia..”

“Hmm, lo ga apa apa Yo?”

Aryo melirik pelan ke arah Steven, Aryo hanya mengangguk pelan.
“Gak apa apa sih Stev, cuman.. Adel jadian sama kak Riko..”

“What the????? Serius Yo?”

“Iya..”

“Kan, udah gue bilang Yo, tapi.. yaudahlah, ini bukan akhir kok Yo..” ujar steven
“Iya..” Aryo mengangguk pelan.

Hari itu, Aryo habiskan waktu di kost Yayan. Lumayan menghibur karna Yayan dan Steven.

*Drrrt drrrt* handphone Aryo bergetar pelan.

“Yo, ini gue Rachel. Gue mau nanya dong sama lo, lo dimana?”

Alis Aryo mengeryit pelan.
Iya heran, dari mana Rachel mendapatkan nomernya?

“Gue di kost temen kak. Nanya apa?” Balas Aryo.

“Dimana kost temen lo?”

Aryo menjelaskan alamat kost Yayan kepada Rachel.
Tidak disangka, Rachel datang membawa makan siang
“Nih, buat lo sama temen lo..”

“Eh, makasih kak.. btw dapet nomer gue dari mana?” Tanya Aryo

“Dari Dobleh. Gue kakak kelas dobleh pas sma hahaha..”

“Hah? Serius? Kaget gue..”

“Iya..” jawab Rachel.
Aryo mengangguk pelan.

“Terus, lo mau nanya apa kak?” Tanya Aryo

“Nanya, lo udah makan apa belom..” jawab Rachel.

Jawaban yang keluar dari mulut Rachel membuat Yayan dan Steven tersedak.
“Uhuk uhuk uhuk..”

“Cai Stev cai..”

“Cai apaan Yan?” Tanya Steven

“AER!!!” Jawab Yayan.

Aryo masih mematung mendengar ucapan Rachel. Ada apa ini? Tanya Aryo dalam hati
“Lu, sehat kan kak?” Tanya Aryo

“Sehat lah. Kenapa emang?” Tandas Rachel

“Enggak sih..”

Aryo menggaruk garukan kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Ia hanya heran, mengapa Rachel tiba tiba datang?
Sesaat, Aryo melirik Rachel.

Secara fisik, Rachel menarik. Rambutnya panjang sebahu, memiliki kulit kuning langsat, mata yang bulat dan hidung yang mangir. Bisa dikatakan cukup “manis” untuk dilihat.

“Apa.. dia suka sama gue ya?” Tanya Aryo dalam hati.
Belum 2 detik hatinya berbicara, Aryo langsung menepis rasa percaya dirinya.

“GAK MUNGKIN” gue yang tampilannya macem estalase warteg begini, mana mungkin.
“Eh, lo mau naik gunung ya Yo?” Tanya Rachel. Memecah keheningan.

“Iya kak, tapi gak jadi...” jawab Aryo

“Lah kenapa emang?”

“Ga apa apa sih, gak mood aja hahaha..”

“Ooooh, malem ini lo kemana Yo?”
“Malem ini? Ga kemana mana sih kak, disini paling..” ujar Aryo

“Oooh, gue main disini ga apa apa kan?” Tanya Rachel

“Iya kak gapapa atuh! Sini aja!” Jawab Yayan
“OKEEE!” Jawab Rachel

Tak terasa, jam menunjukan pukul 11 malam. Rachel pamit untuk pulang kepada Aryo, Yayan dan Steven.

“Gue balik ya!” Ucap Rachel

“Eh kak gue anterin aja..” tandas Aryo

“Hmm, boleh..”

Rachel dan Aryo berjalan menuju parkiran motor
Di jalan, Aryo masih tetap termenung memikirkan Adel yang sudah bersanding dengan Riko. Entah apa yang harus Aryo lakukan.

“Lo suka sama cewe chinese itu ya?” Tanya Rachel

“Hah??? Kok tau sih kak?!”

“Tau lah! Waktu itu lo marah banget kan sama temen gue pas dikantin”
“Kenapa gak tembak aja tuh cewe?” Tanya Rachel

“Percuma kak, udah jadian sama kk Riko..” jawab Aryo

“Serius?”

“Iya..”

“Gila. Hmm, nanti juga lo lupa sama tuh cewe, tapi ya butuh proses aja..”
Hening, tak ada jawaban.

Rachel memajukan badannya dan menengok ke wajah Aryo yang sedang termenung membawa motor.

“Woi..” ucap Rachel

“Eh, iya kak maaf maaf..”

“Hmmm, hmmm. Btw, besok lo kemana Yo?” Tanya Rachel
“Ga kemana mana kak, paling ya dikost Yayan aja sih..”

“Okeh deh, gue kesana lagi boleh gak?” Tanya Rachel

“Boleh aja. Tumben deh kak ada apaan sih emang?” Tanya Aryo

“enggaak, gue emang deket sama Dobleh, daan lo juga kan temennya dobleh. Berarti lo temen gue juga..”
“Oooh iya deh kak kalo gitu..” jawab Aryo.

“Okee, itu lurus aja, rumah gue yang pager item..”

“Iya kak..”

Sesampainya mengantar Rachel, Aryo pamit pulang, sepanjang jalan ia hanya termenung tanpa arah.
“Yo! Jangan jangan jangan jangan Yo!” Ucap Yayan setelah Aryo sampai dikostnya.

“Jangan jangan apa Yan?” Tanya Aryo

“Jangan jangan, kak Rachel suka ama lu lagi!”

“Bisa jadi tuh Yo!” Tandas Steven
“Gak mungkin lah, rupa gue aja kaya tanah ziarah, mana mungkin..” balas Aryo

“Gak mungkin gimana siah Yo! Dia aja ampe nganterin makanan..” ucap Yayan

“Ah, udah lah gak mungkin. Ngopi dulu deh gue, mulai ujan enak nih ngopi..”
Aryo mulai membuat secangkir kopi susu abc. Kopi susu abc adalah kopi kesukaannya, harganya pas di kantong katanya.

*drrrrt drrrt*
Handphone miliknya bergetar. Saat Aryo melihat layar Handphonenya, ternyata ada notifikasi permintaan teman di facebook dari Rachel
“Hmmm, si Rachel kenapa sih? Aneh aja gitu..” ucap Aryo dalam hati.

Aryo membiarkan handphonenya tergeletak di meja, sedangkan Aryo memilih untuk duduk di bale seraya menyeruput kopi kesukaannya
“Kok dia gak nge confirm fb gue ya? Hmmm..” keluh Rachel.

Sebelum tidur, Rachel mencari sosial media Aryo. Rachel ingin tahu lebih tentang Aryo. Tanpa sadar, Rachel senyum senyum sendiri melihat foto foto konyol Aryo di facebook.

“Foto2 si Aryo kocak banget sih hahaha..”
Hampir satu jam lamanya Rachel melihat foto foto Aryo. Mulai dari foto profile maupun foto tag dari teman teman semasa sma nya.
Aryo memang tidak tampan, tapi bukan tidak menarik.
Bagi Rachel sinatria, laki laki adalah hal bullshit yang pernah ada
Rachel pernah mencintai laki laki dengan segenap hatinya, namun sayang. Semua brengsek. Semua seperti setan alas menurutnya.

Tapi pagi itu, ia melihat adik kelasnya sedang di hukum karna telat. Ia juga melihat betapa “baiknya” laki laki tersebut karna sudah menggantikan teman-
Perempuannya untuk membersihkan wc. Bahkan memberikan bekal miliknya, setelahnya, ia mau dihukum untuk push up demi teman perempuannya.

Pagi itu Rachel sedang berada di ruang dosen untuk mengumpulkan tugas. Namun sayang, dosen yang ia tunggu belum hadir.
Karna bosan, Rachel keluar ruangan untuk mencari angin segar. Kebetulan ruang dosen bersebelahan dengan kamar mandi gedung C. Tanpa sengaja, Rachel mempehatikan adik kelas yang sedang di hukum.
Laki laki yang Rachel kenal biasanya tidak mau untuk melakukan hal hal seperti itu.

Membersihkan wc? Hahahaha.
Biasanya, bagi laki laki melakukan pekerjaan itu adalah tugas perempuan.

Tapi, laki laki ini terlihat tulus. Saat itu di benak Rachel hanya satu;
“Baik banget deh, tapi bego aja mau begitu. Baru kenal padahal..” ucapnya dalam hati.

Rachel tidak menyangka, pagi itu ia bisa mengetahui ada manusia bernama Aryo, yang akan mengubah paradigma nya; mengenai laki laki.
Bentar yaaa baru sampe & keujanan :( mo mandi duluu w wkwkwkwk 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
“Yuk Yo, udahan nih gue..”
                
“Yo? Lo gak apa-apa?”
                
“ASTAGA ARYOOO!!!!!!!!!”

Suara seorang perempuan memecah keheningan di perpustakaan. Sepersekian detik Rachel melemparkan pandangannya ke arah suara tersebut.
20 menit sebelumnya, ia melihat laki laki yang bernama Aryo terlihat pucat pasi. Namun, perempuan di hadapannya terlihat acuh dan tidak terlalu peka.
Tapi menurut Rachel saat itu,
itu bukan urusan Rachel.
Rachel hanya bisa memandang laki laki yang terlihat pucat dan kesakitan itu dari jauh.

“Ih gak dingin apa, bajunya basah. Gue yang gak basah aja kedinginan sama AC perpus..” ucapnya dalam hati.
Rachel kembali mencatat materi yang ia butuhkan.
Tidak lama, suara teriakan perempuan itu menggema di seluruh ruangan.

Tanpa sadar, kakinya mengayuh dengan sendirinya berlari ke arah laki laki yang pingsan di hadapannya.

Dengan cekatan, ia membopong laki laki itu bersama penjaga perpus.
Sedangkan, perempuan di hadapannya hanya bisa termenung.

Ia mengantarkan laki laki itu sampai rumah sakit.
Jantungnya berdebar cemas.

“Semoga gak apa apa deh..” hatinya berharap.
“Kak, makasih ya buat tadi. Aku Adeline, temennya Aryo..” ucap Adeline memecah keheningan.

“Oh, iya sama sama. Dijaga ya temennya, kyaknya udah sakit dari lama deh. Gue duluan ya!” Balas Rachel.

“Oh, iya kak. Makasih ya kak!” Tandas Adeline.
Rachel mengangguk pelan. Kakinya berjalan keluar dari rumah sakit.
Hatinya seperti menahan keinginannya untuk pergi. Ia ingin sekali berada lebih lama di rumah sakit ini.
Logikanya membisik kecil.

“untuk apa?”
Hari demi hari, Rachel selalu menepis perasaannya untuk bertanya bagaimana keadaan laki laki itu?

“Hmm, kayaknya gue terlalu ikut campur deh. Malah jadi kebawa begini..”

“Hhhhh” Rachel menghela nafas panjang.

Rachel menundukan kepalanya di meja kantin. Tiba tiba..
Ia mendengar seseorang berteriak kencang di sampingnya;

“NGOMONG APAAN LU HAH?!”

“APA APAAN LU TERIAK KE SENIOR LU BEGITU. JAGOAN LU HAH?!”
Rachel langsung melemparkan pandangannya ke arah suara tersebut.

“Hah? Itu kan si cowo penyikat wc!!” Dalam hatinya berbisik. Melihat laki laki itu akan menjadi sasaran empuk teman angkatannya, ia merasa harus ikut campur
“Eh, udah udah jangan ribut! Elo lagi mana sopan santun lu hah?” Ucap Rachel.

“Maaf kak, saya emosi..” ucap laki laki itu

“Emosi kenapa?”

“Hhh..” Laki laki itu menghela nafas.

“Nama Adeline itu, teman saya kak. Terus ada kata kata gak baik yang diucapin..”
“Minta maaf lo rip..” ucap Rachel

“Cel, plis gue gak salah cel. Gue mana tau Adel temen dia..” tandas Arif teman angkatannya.

“Yaudah minta maaf. Gue juga cewe. Gak suka di gituin..”
“Hhh..”
“Gue minta maaf atas omongan gue tadi. Gue gak maksud apapun..” balas Arif.

Laki laki itu mengangguk pelan.

Jantung Rachel berdebar dengar kerasnya.

“Ini kesempatan gue nih..” ucapnya dalam hati.
“Siapa nama lo?” Tanya Rachel.

“Aryo kak..”

“Ooo, Aryo. Gue Rachel, panggil aja acel..”

Rachel mengulurkan tangannya kehadapan laki laki itu yang ternyata bernama Aryo.

Aryo pun membalas uluran tangan Rachel.

“Makasih kak..” ucap Aryo.

“Sama sama..”
Tiba tiba, dari jauh perempuan yang bernama Adeline datang menghampiri. Hati Rachel baru saja mau berbunga bunga. Namun dalam sekejap, harus redup lagi.

“Gapapa..” ucap Rachel dalam hati.

“Oh, namanya Aryo..”

“Aryo ya.. “

Senyum Rachel mulai merekah perlahan.
Sampe sini dulu ya geZzs besok lanjut lagi🤓
Rasanya mau namatin secepatnya kisah si Aryo karna NEXT DEEP BGT WOI 😭😭😭😭😭😭

Shabar ya geZzz aku pasti akan terus berkisah sampe akhir karna deep bgt anjim emang si Aryo kisahnya bikin menangess :( tunggu sampe selesei ya.

Dijamin,

Mewek sadayana!! 😭😭
“Yo! Lagi ngapain lu? Sendirian aja!” Ucap Steven

“Lagi ngopi aja nih, kenapa?”

“Aing ikutan dong!” Tandas Yayan

“Geser geser..” ucap Steven

Rintik hujan mulai turun, sama seperti isi hati Aryo yang mulai rintik.
Aryo sedang memikirkan sedang apa Adeline?
Atau lagi dimanakah Adel?

“Ngelamun aja siah Yo!” Ucap Yayan

“Eh, iyaa. Eh gimana Dobleh kok gak kesini? Gue mau minta maaf..”

“Gatau sih dia dimana di sms gak bales! Coba aing sms dia dulu..” ujar Yayan

Aryo mengangguk dan mulai membuka handphonenya,
Malam terasa hampa walau ada kedua temannya di hadapanya. Entah apa yang sedang ada di benak Aryo saat ini.

“Woi!” Teriak Dobleh dari depan pintu.

“Eh! Baru aing mau nelpon!” Sahut Yayan.

Dobleh berjalan menuju bale dan duduk disebelah Yayan.
“Eh, Yo.. sorry ya yang kemarin..” ucap Dobleh

“Iya, gue juga mau minta maaf..”

“Iya, eh iya! Tadi si Acel kesini?” Tanya Dobleh

“Iya! Kaget siah aing!’ Jawab Yayan
“Hhhh..” Aryo menghela nafas.

“Si kak Rachel tuh ada apa sih bleh, kok dia gak ada angin gak ada ujan kesini?” Tanya Aryo.

“Hmm, gue gak tahu sih Yo! Cuma.. dia sempet nanya2 sama gue, katanya kenal Aryo ya?
Gue kaget dong. Kok dia kenal elu! Katanya pernah liat lo pingsan di perpus. Terus liat foto fb gue ada elu Yo! Dan dia minta nomer lu. Udah gitu doang..”

“Hah? Jadi pas gue pingsan ada kak Rachel?” Tanya Aryo

“Katanya sih gitu..” tandas Dobleh
“Tapi emang dasarnya si Acel itu orangnya humble. Dan baik, temenan temenan aja. Gak rugi temenan ama dia, senior pada takut sama dia hahaha..”

“Lah takut kenapa bleh?” Tanya Steven

“Iyalah! Dia jago taekwondo. Gue sih gak heran Yo dia tiba2 sksd ke elu..
“Emang dia humble kok ke semua orang tenang aja..” Ucap Dobleh
Aryo mengangguk pelan.
Ia tidak mau ambil pusing mengenai Rachel. Menurutnya, Rachel hanya menganggap Aryo sebagai adik kelasnya saja.
Malam itu Aryo habiskan dengan Yayan dkk.

Hati Aryo berbisik, mereka lah teman yang selalu menampung Aryo ketika Aryo sedang terpuruk.
“Drrrrt drrrrt..” handphone Aryo bergetar pelan. Ada pesan masuk dari Adeline.

“Yo! Mau makan bakmie abun gak besok? Temenin gue yuk nyari buku di ps senen..”

Aryo hanya memandangi layar handphonennya. Tidak seperti biasanya, bila ada pesan masuk dari Adeline
Dengan cekatan Aryo langsung membalas. Kali ini, Aryo masih di ambang kecewa.

“Pagi semua! Gue bawa nasi goreng nih!” Suara Rachel memecah keheingan pagi itu

“Kak? Lo masuk dari mana?!” Tanya Aryo
“Hah? Tadi bareng Yayan, tapi Yayan lagi bayar kost dulu katanya..” balas Rachel.

“Oooh kaget gue..”

“Yo! Ntar siang, nonton yuk!” Ajak Rachel

“AYO AYO..” balas Dobleh
“Iiiih! Gue ajak Aryo bleh!” Sahut Rachel.

“Jadi mau berduaan aja ama Aryo?” dobleh melirik jahil ke arah Aryo

“E..eh, enggak gitu! Maksud gue, gue ngajak Aryo, sama lu semua. Tapi lu yang nyahut!” Tandas Rachel

Aryo hanya tertawa kecil.

“Yaudah hatuk atuh!”
Suara Yayan tiba tiba datang dari arah pintu.

“Yaudah nanti siang ya! Atau kita karokean aja? Gimana?” Tanya Rachel

“Sip!” Steven mengacungkan jempolnya, tanda setuju.

Siang itu mereka berencana untuk karoke ke salah satu mall untuk melepas penat
“Kak, lu sama Aryo aja gih naik motornya. Gue sama kekasih gue, si yayan..” ucap Dobleh

“Ih sujinajis teuing aing geleuh gobloog!” Celetuk Yayan kesal.

Aryo dan Rachel tertawa melihat Dobleh dan Yayan yang terlihat seperti pasangan suami istri
“Eh, sini kak gue pasangin. Emang rada macet ini helm..” ucap Aryo

Aryo memasangkan tali helmnya untuk Rachel. Sedangkan, Rachel sedang sibuk memandang Aryo yang berada di hadapannya.

“Kalo di liat liat, cocok siah lu berdua!” Celetuk Yayan
“Nah! Baru mau bilang gitu gue! Tau aja bini gue nih” tandas Dobleh

“Ih, naon sih sia teh. Tapi klo lo mau jadi kekasih aing, boleh juga..” balas Yayan seraya tangannya menyolek dagu Dobleh.

Semua yang melihat adegan Yayan dan Dobleh tertawa terbahak bahak.
Rachel tersipu malu, dalam hatinya; ia mengamini ucapan Dobleh.

Satu hal yang sangat di sukai Rachel tentang Aryo adalah; Aryo sangat tulus dalam membantu orang disekitarnya, selain itu Aryo juga terlihat sangat sederhana
“Yuk! Tarik manggg!” Ucap Yayan.

Mereka semua berangkat menuju salah satu Mall terdekat kost Yayan.
Setelah sampai, mereka membooking tempat untuk karoke bersama.

“Udah Yo! Lepasin semua beban lu! Nyanyi aja sampe dobol!” Ucap Dobleh.
“Hahahaha koplak siah! Dobol bahasa dari mana anying!” Celetuk Yayan

Aryo hanya tertawa, hari ini ia berjanji untuk melepas semua kesedihannya dengan bernyanyi bersama teman temannya.
Rachel menggemggam tangan Aryo untuk masuk kedalam tempat karoke
“Yuk! Udah tuh!” Ucap Rachel

Aryo termenung melihat Rachel yang sedang menggenggam tangannya. Ia masih tidak percaya karna ada seorang perempuan yang mau menyentuh tangannya yang sudah lama berdebu itu :”)
“Ehem ehem!” Celetuk Yayan.

“Eh, sorry Yo! Refleks!” Ucap Rachel

Aryo hanya tertawa kecil.
“Iya gak apa apa kak hehe..”

“Ayo mau nyanyi apa neh?” Tanya Dobleh
“Nih ya! Aing kasih rekomendasi buat Aryo!” Tangan dobleh mulai memilih sebuah lagu,

“Nih Yo mic nya!”

“Lagu apaan nih?” Tanya Aryo

“Lagu Ari lasso-hampa !” Ucap Yayan
“Kan kata lu, kesedihan harus di rayain! Biar ga ada kesedihan kesedihan lainnya!
Rayain atuh sekarang, biar besok, sia teh bisa melanjutkan ke hati yang lain!”

Sok nyanyi!”
Perlahan-lahan, Aryo mengambil Mic yang berada di hadapannya.

“Ehm ehm..”

“Kupejamkan mata ini
Mencoba tuk melupakan
Segala kenangan indah tentang dirimu
Tentang mimpiku
Semakin aku mencoba
Bayangmu semakin nyata
Merasuk hingga ke jiwa
Tuhan tolonglah diriku..”
“Entah dimana dirimu berada
Hampa terasa hidupku tanpa dirimu
Apakah disana kau rindukan aku
Seperti diriku yang selalu merindukanmu
Selalu merindukanmu...”
Yayan berdiri mengambil Mic.

“Cinta mah pembodohan anying!”
“Lupain cinta cintaan yang membuat kita jadi bodoh edaaaaan!!!”

“Hidup Aryo! “ celetuk Dobleh.
Siang itu, Aryo bernyanyi dari hati untuk melepaskan semua kesedihannya.

“Lumayan, hati gue rada legaan..” ucap Aryo dalam hati
😭😭
“Eh! Makan ayam goreng aja atuh, enak kayaknya!” Ucap Yayan

“Hmm, mau kerumah gue gak? Nanti gue bikinin ayam goreng!” Ucap Rachel.

“Wah! Ide bagus tuh!” Celetuk Steven.

“Mayan, gretong hahahaha” balas Yayan.

Aryo dan Rachel tertawa kecil.
Mereka sepakat dan berjalan ke arah rumah Rachel. Sesampainya, Rachel mengenalkan Aryo dkk kepada orang tuanya Rachel.

“Klo yang hideung, calon mantu nih tan..” celetuk Yayan

Aryo menggeleng gelengkan kepalanya, ia kaget mendengar ucapan Yayan
“Enggak tante enggak! Yan apaan sih!” Ucap Aryo

Ibunda Rachel hanya tertawa kecil.
“Yaudah, tante pamit kedalem ya!” Ucapnya.

Sore itu semua terpana dengan masakan Rachel yang ternyata sangat enak!
“Nih bungkus, bawa kekost an!” Ucap Rachel

“Alhamdulilah atuh! Lumayan siah!” Celetuk Yayan.

Menjelang malam, mereka semua berpamitan untuk pulang kekost Yayan.

Dijalan, Aryo masih tetap termenung
Ia masih memikirkan Adeline. Apalagi, Aryo tidak membalas pesan Adeline.

Ia hanya tidak ingin hatinya berharap lebih.
“Sepengamatan aing jadi dokter cinta yah! Aing rasa, si kak acel dedeuh ka si Aryo!” Ucap Yayan setelah mereka semua sampai di kost an.

“Dedeuh apaan Yan?” Celetuk Steven

“Eta, naon.. ada rasa!”

“Oooh, kayaknya sih gituuuu~” tandas Dobleh
“Ah gak mungkin lah!” Celetuk Aryo

“Gak ada yang gak mungkin Yooooo!” Balas Dobleh

“Gini, kalo itu mungkin. Sia teh kumaha Yo? Gimana?”

“Ya gak gimana gimana..” ucap Aryo
“Gak lah. Hati gue juga belum sembuh. Kalo dada gue di buka, luka nya masih mengaga ini..”

“Siapa tahu obat lukanya teh si kak Acel siah Yo!” Tandas Yayan

“Ah udah deh, udah mending lu semua mandi terus tidur besok ngampus woi!” Ucap Aryo
Sebenarnya, hati Aryo bertanya tanya mengenai ucapan Yayan.

“Apa iya?”
Keesokan harinya, Aryo dkk bergegas untuk kekampus, sesungguhnya, Aryo bingung bila harus bertemu dengan Adeline.

“Yo, kenapa bengong gitu?” Tanya Steven

“Eh, enggak lagi enak aja ngerasain angin. Kayaknya kelas udah rame tuh padahal belom jam8 ya!” Balas Aryo
“Iya ya tumben..”

“Aryo! Kenapa gak bales sms gue Yo!” Tiba tiba suara Adeline muncul dari belakang.

“Eh, ada Adel..” Sahut Steven

“Iya, sorry gue gak ada pulsa Del..” ucap Aryo

“Oooh, gue nungguin lo Tumben gak bales..
Hmm.. gue juga liat status fb Yayan kalian lagi karokean ya sama senior?” Tanya Adel

“Iya, kenapa emang?” Celetuk Steven.

“Ngg.. enggak apa apa sih..” balas adeline.
Adeline merasa bahwa Aryo sedikit lebih murung. Ditambah,
Teman dekat Aryo terlihat sedikit lebih dingin dari biasanya.

“Yaudah, gue kekelas dulu ya Yo!” Ucap Adeline.
Aryo hanya mengangguk pelan.
Hati Adeline bertanya tanya, apa yang terjadi dengan Aryo?
*drrrt drrrt* Adeline melihat layar handphonenya

“Baby, Nanti jadi gak?” Sebuah pesan masuk dari kekasihnya, Riko.

“Jadi dong....” balas Adeline.

“Oke baby..”

Pagi itu Adeline sedang berbunga bunga. Maklum, karna Riko adalah kekasih pertamanya, ditambah memiliki
wajah yang cukup tampan.

Selesai perkuliahan, Adeline menunggu Riko untuk menjemputnya. Karna hari itu Riko tidak ada mata kuliah.

“Del, lo jadian sama kak Riko?” Tanya mitha, teman gugusnya dulu.
“Eh mithaaa, kok tahu miit?” Jawab Adel

“Iya, liat di fb kan Del. Hmm... Del, katanya, Riko itu playboytau..” ucap Mitha

“Ngg.. gue juga denger sih mit. Tapi so far kak Riko bisa ngeyakinin gue kalo kak Riko udah enggak gitu lagi sih..”
“Ooh, yaudah Del. Gue cuma mau ngingetin aja..”

“Iya mit. Thanks ya Miiit..” balas Adel.

Dari jauh, terlihat Riko datang menghampiri Adeline
“Hai baby, kayaknya lagi ngomongin aku ya?” Tanya Riko

“Eh, enggak kak. Lagi nanya tugas..” sahut mitha

“Oooh, okeey. Yaudah yuk baby kita jalan..” ucap Riko.
Adeline mengangguk pelan.
Sementara, Dari kejauhan Aryo melihat Adeline sedang bersama Riko.
Aryo berusaha untuk acuh. Walaupun... sebenarnya hatinya sakit melihat Adel bersama Riko.

Aryo melangkahkan kakinya pelan menuju parkiran.
Dengan malas, ia berjalan pelan sekali. Berharap Adeline dan Riko sudah tidak berada di parkiran
“Semoga semoga udah ga ada deh..” keluh Aryo

Ketika Aryo menyebrangi parkiran mobil, tidak sengaja ekor mata Aryo melihat Adeline dan Riko di dalam mobil.
Ternyata, riko sedang mencium kening Adeline dengan lembut.
“Ah, udahlah..” ucap Aryo lirih.

Aryo berjalan dengan menundukan kepalanya, ia tidak ingin melihat Adeline bersama Riko.
Apalagi, melihat orang yang ia sayangi bahagia bersama orang lain.
Aryo bergegas menancapkan gas dengan vespa tuanya. Mau tidak mau harus melewati mobil milik Riko.

“Hhh...” Aryo menghela nafas.

“Udah lah jalan tinggal jalan..” ucapnya dalam hati.

Ia berjalan melewati mobil Riko, Aryo melirik pelan ke arah kaca mobil Riko
Ternyata, Adeline sedang melihat dirinya dari dalam mobil.

Yang bisa Aryo lakukan hanyalah melemparkan pandangannya ke arah yang lain.
Entah apa yang Adeline fikirkan tentang Aryo yang membuang muka secara tiba tiba
Aryo memacu vespa tua nya menuju rumahnya.

Dijalan, Aryo berusaha untuk menyingkirkan perasaannya yang sangat mengganjal.
Ia tidak ingin terus berlarut larut. Tapi hatinya selalu menghianati dirinya untuk selalu memikirkan Adeline.
“Hhhh, emang salah gue sih yang terlalu berharap..” ucap Aryo dalam hati.

Sesampainya Aryo dirumah ia disambut oleh ibu Kus

“Gimana naik gunungnya Le? Tumben udah pulang..” ucap ibu Kus

“Iya bu cepet kali ini, bapa kemana bu?” Tanya Aryo
“Oooh, bapa lagi pulang ke kampung, katanya sih hari ini pulang Yo!” Ucap Ibu Kus

“Hah? Pulang bu? Ada apa emang bu??”

“Gak tahu ibu, katanya urusan penting sama Tarno! Ucap ibu Kus.
Tiba tiba pak Muslih datang membawa sebuah bungkusan hitam.

“Eh, itu bapa Le!” Ucap ibu Kus

“Itu apa pak?” Tanya Aryo

“Ini... engg.. ini, ini oleh oleh dari mas Ono buat bapak, udah jangan banyak tanya..” balas Pak Muslih dengan nada bergetar
“Oh, aku kan nanya aja pak!” Sahut Aryo.

Pak Muslih bergegas masuk kekamar dengan raut wajah yang kesal.

Sedangkan Aryo dan ibu Kus hanya terheran heran melihat pak Muslih yang tidak seperti biasanya
Pak Muslih masuk kamar dengan terburu buru. Ia takut bila anak dan istrinya mengetahui apa yang ia bawa.

Perlahan-lahan ia membuka bungkusan hitam yang ia bawa, yang berisikan sebuah kembang dan sesajen yang ia bawa dari kampung halamannya.
Pak muslih merogoh kantong celannya, membuka sebuah kertas kecil yang berisikan mantra mantra yang sudah di catat untuk ia menjalani sebuah ritual tepat malam hari.

Tiba tiba suara pintu terbuka, dengan cekatan, pak Muslih menutupi kresek hitam tersebut dengan sebuah kain
“Pak, itu karyawan baru udah sampe. Aku heran, lagi susah gini kenapa harus cari karyawan lagi sih pak?”Tanya ibu Muslih

“Suruh tunggu aja bu! Ga apa apa lah, hitung hitunh bantu bantu kita bu!”Balas pak Muslih

Pak muslih bergegas turun ke bawah untuk menyambut karyawan barunya
“Nggeh pak, saya siap kerja kapan aja..” ucap karyawan baru yang bernama Bowo

“Yaudah kalo gitu. Dibelakang ada kamar kosong. Kamu istirahat disitu dulu aja. Kalo ada yang mau kamu tanya, tanya sama Darso ya!Dia yang akan bimbing kamu!” Ucap pak Muslih

Bowo mengangguk pelan
Hatinya bersyukur mendapatkan pekerjaan ditengah hari seperti ini. Ia berharap, bisa mengirimi ibunya di kampung.

Pak Muslih melirik pelan ke arah Bowo.

“Oh iya, nama asli kamu siapa?” Tanya pak Muslih

“Nama asli saya Prabowo pak..” jawab Bowo dengan senyuman tipis
“Oke yaudah istirahat dulu kamu!” Balas Pak Muslih.

“Prabowo ya, catet dulu. Nanti aku bisa lupa!” Ucap Pak Muslih pelan.
“Pak, ada telepon dari Tarno nih!” Ucap Ibu Kus

“Oh iya iya!” Pak Muslih bergegas mengambil handphonenya

“Iya pakde, jangan lupa nanti sebut nama aslinya! Dan bunga kantilnya pakde makan 1 aja!” Ucap Tarno

“Nje nje Tarno siap!” Sahut Pak Muslih.

Tangan pak Muslih gemetar
Ia tidak sabar menghadapi malam hari nanti.

“Semoga, berhasil!” Ucap pak Muslih
Malam pun tiba, Aryo keluar dari kamarnya untuk mengambil minum. Tiba tiba ia melihat bapaknya berdiri di depan pintu seperti orang ketakutan.

“Bapak, kenapa pak?” Tanya Aryo

“Eh, enggak. Bapak gak bisa tidur..” balas Pak Muslih

“Oooh.. yaudah kalo gitu..”
Aryo melengos ke bawah untuk mengambil air.

Tangan pak Muslih gemetar takut. Ia sangat grogi untuk melakukan ritual pertama kalinya.

“Duh! Udah waktunya ini!” Ucap pak Muslih dalam hati.

Diam diam pak Muslih mengambil bungkusan hitam berisi sesajen
Dan memindahkannya ke sebuah baskom.

“Baskom udah, harus baskom seng. Tinggal air yang dibotol biru..”

“Siap nih. Baca mantra dulu..”

Pak Muslih mulai menjalankan ritualnya. Di kamar kosong sebelah kamar Aryo. Ia berusaha untuk fokus
Agar hasilnya tidak mengecewakan.
Bibir Pak Muslih terus berkomat kamit merapalkan sebuah mantra. Tidak lupa ia menyebutkan nama salah satu korban yang akan ia tumbalkan.

Tangannya menaburkan sebuah bunga ke dalam air yang di wadahi oleh piring seng.

Jantungnya berdegup kencang, maklum, karna ini kali pertama
Untuk pak Muslih melakukan sebuah ritual tumbal sekaligus menjadi pemuja “setan”.

Esok pagi pun tiba, seperti biasa Aryo bergegas untuk berangkat kekampus.
Pak Muslih pun mulai bersiap siap untuk menjajakan dagangannya.
“Bu, Aryo berangkat dulu ya. Pak, Aryo jalan dulu..” ucap Aryo

“Iya Le, hati hati kamu!..” ucap pak Muslih. Sedangkan ibu Kus hanya menganggut pelan.

Pak Muslih bersikap tidak biasa sepanjang hari. Diantara takut, dan rasa penasaran.
Apakah ini akan membuahkan hasil? Tanyanya dalam hati.

“Kenapa pak? Kok dari tadi grasak grusuk?” Tanya ibu Kus

“Hhhh.. gapapa bu. Udah ibu bikin bakso aja sana..” balas pak Muslih.

Pak Muslih sibuk memerhatikan prabowo yang sedang belajar menguleni adonan bakso
Prabowo yang merasa di perhatikan pun, mengarahkan pandangannya ke arah pak Muslih.
Dengan kikuk, pak Muslih tersenyum tipis.
Prabowo ikut tersenyum dan menganggukan kepalanya pelan.
“Yang pinter belajarnya kamu!Biar bisa usaha bakso juga!”Ucap pak Muslih

“Nggeh pak.. memang impian saya bisa jd juragan bakso kayak bapak!”senyum Prabowo mengembang.
Melihat senyum Prabowo, terbesit rasa bersalah dan tidak tega karna ialah orang yang akan Pak Muslih tumbalkan.
“Haduh, loro ati aku! lihat senyum si Bowo! Maaf ya Wo.. kamu buka kedai bakso di akherat aja ya!” Ucap pak Muslih

Melihat kegigihan Prabowo belajar membuat bakso, sedikit terbesit hati pak Muslih sakit. Ditambah, umur Prabowo tidak terlalu jauh dengan anaknya; Aryo
Sehari, dua hari tidak ada perkembangan. Prabowo masih tetap sehat wal afiat. Pak Muslih mulai khawatir apakah ia membuat kesalahan. Atau memang tidak berhasil?
Pak Muslih bergegas mengambil handphonennya dan menelpon Tarno.
“Tarno! Ini kok ga ada perkembangannya sih? Karyawanku kok sehat sehat aja?” Tanya Pak Tarno dengan berbisik

“Lho sabar pakde! Ada prosesnya pakDe! Kemarin kan ki Dharmo udah bilang, nanti di bantu dari jauh! Udah pakde tenang aja! Tugas pakde itu..
Cari mangsa berikutnya! Dan jangan lupa, siapin mahar yang udah disepakati kemarin!” Balas Tarno

“Oh! Tak kira cepet kerjanya! Wes lah kalo gitu! “
Pak Muslih menutup telponnya dan berjalan kedepan
“Weleh weleh! Kedaiku jadi rame!” Bisik pak Muslih.

“Pak pak! Bukannya bantu! Ini ada pesenan pabrik sebelah 100 bungkus pak!” Teriak ibu Kus

“I..iya iya, bapak ambil bakso baru di belakang!” Balas pak Muslih girang.
Sudah berjalan hampir seminggu kedai bakso pak Muslih laris manis. Aryo sampai harus turut membantu. Aryo bersyukur karna kedai bakso milik bapaknya laris manis.
Setidaknya, ibu tidak usah pusing memikirkan uang kuliahnya nanti.
Jam menunjukan pukul 00:00 malam. Suasana rumah sepi sekali. Aryo tidak bisa tidur memikirkan Adeline yang mungkin sudah jauh melupakan Aryo. Sudah hampir seminggu lebih ia tidak mendengar kabar Adel.
Bahkan, di kampus Adel tidak terlihat batang hidungnya
Hati Aryo masih tetap mengingat Adeline. Hatinya masih berharap bahwa Adeline bisa melihat ke arahnya.
Walau sebenarnya itu adalah harapan yang semu.
Tapi perasaan tidak bisa kita atur. Bahkan Tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta.
Di balik rasa sakitnya, Aryo sedikit bersyukur akan hadirnya Rachel yang selalu menyemangatinya untuk tetap berusaha tegar. Tanpa sadar, hubungan Aryo dan Rachel semakin dekat setiap harinya.
bagi Aryo, Rachel adalah senior nya yang amat baik
Aryo tidak memiliki perasaan apa apa kepada Rachel. Hanya “sebatas teman..” tapi naluri lelaki Aryo berkata bahwa; mungkin Rachel menyukainya.

Bisa saja Aryo mempermainkan Rachel, bisa juga Aryo memanfaatkan kebaikan Rachel
Tapi tidak Aryo lakukan.
Aryo tetap menjaga batas dan akan selalu menghormati perasaan perempuan. Terutama perasaan Rachel yang sudah amat baik membantunya selama Aryo di ambang sakit karna Adeline.
Aryo termenung malam itu, hanyut oleh perasaannya sendiri. Tiba tiba ia mendengar suara teriakan dari belakang.

“Tolong! Tolong!”
“Eh.. siapa tuh ya? Jangan jangan.. suara setan lagi! Iiih ngeri!” Ucap Aryo. Tangannya mengambil bantal dan menutup wajahnya.

“Tolong!!!”

“Hhhh.. kayak suara si... si Bowo! Yaampun yaampun! Kenapa tuh anak..” Aryo bergegas keluar kamar dan berlari ke kamar Prabowo
Setibanya Aryo di kamar Prabowo, sudah ada karyawan lainnya yang sedang menggoyang2kan bahu Prabowo. Rupanya, Prabowo seperti orang sawan yang matanya ketakutan melihat keatap kamarnya
Tangan dan badannya kaku. Bibirnya bergetar hebat.

“Ini.. ini kenapa?!!!” Tanya Aryo

“Ngg.. gak tahu mas Aryo! Tiba tiba di temuin gini!” Ucap Karyawan lainnya yang bernama Budi.

“Bapak! Bapak!” Teriak Aryo
Pak Muslih datang dengan tergopoh gopoh. Ia seperti tidak kaget melihat Prabowo yang terlihat kejang kejang.

“Pak, ini kenapa?” Tanya Aryo

“Bapak gak tahu Yo! Mu..mungkin si bowo sawan kali. Tadi abis pergi lewat kuburan kan?!” Balas pak Muslih
Ibu Kus terlihat ketakutan melihat Prabowo yang pucat pasi dan tubuhnya kaku.

Secara tibatiba, Prabowo sadar dan pandangannya terus melihat keatas
“Pak tolong saya pak! Saya lihat genderuwo pak diatas!” Ucap Bowo terbata bata
“Hah? Serius bowo?!” Tanya Aryo

“Nggeh mas. Tolong saya!” Tangan Prabowo meremas remas pergelangan tangan Aryo.

“Glek!” Aryo menelan ludah.
“Bu! Rumah kita berhantu bu!” Ucap Aryo kepada ibu Kus
“Hus! Kamu kalo ngomong! Mungkin si bowo mimpi atau apa kali! Udah betahun2 kita tinggal disini ga ada apa apa!” Sahut ibu Kus

“Yaudah kamu Budi, sama Ono, temenin Bowo tidur ya. Jangan ditinggal!” Ucap ibu Kus
Budi dan Tono saling melirik satu sama lain. Mereka sama sama ketakutan. Takut sosok Genderuwo itu yang akan menghantui mereka.

Pak Muslih tersenyum kecil.
“Ini pasti mulai berjalan..” ucapnya dalam hati.
“Udah Aryo! Besok kamu kan ngampus, tidur tidur..” ucap pak Muslih

“Iya pak..” balas Aryo.
Aryo dan pak Muslih bergegas kekamar masing masing.

Aryo masih termenung melihat kejadian yang dialami prabowo.

“Kok bisa ya?”
“Anjingg. Mau ngencing lagi. Aduh takut nih gue. Tahan aja kali ya..”

“Hhhh. Tau gitu ngencing dulu gue dah!” Grutu Aryo dalam hati.

Aryo tidak bisa tidur sama sekali. Ia melirik kesekeliling. Hening. Dan tidak ada apa apa. Hanya gelap.
“Aduh, kalo tuh setan giliran datengin gue gimana nih. Ngeri banget kampret!”

Aryo mengambil handphonenya dan mulai mengetik sms ke Rachel.

“Kak, udah tidur?”

“Hhh. Gak mungkin di bales sih. Udah jam berapa ini..” keluh Aryo
*drrrt drrrt* handphone Aryo bergetar. Ada pesan masuk dari Rachel

“Belom. Kenapa? Telponan yu!” Balas Rachel.

Aryo terbelalak kaget. Ia langsung menelpon Rachel.
“Lumayan ada yang nemenin gue!” Ucapnya
“Lagi ngapain Yo?” Tanya Rachel

“Ngg, gak bisa tidur gue kak. Lo lagi apa?” Balas Aryo

“Sama. Besok... lo ke kosan Yayan?”

“Iya kak. Btw kak, gue mo ngencing. Jangan di matiin ya kak. Gue lg iseng nih..”
“Heh. Iseng kenapa Yo? Cemen lu Hahaha” tawa Rachel memecah

“Besok pagi, gue ceritain dah kak!” Aryo bergegas ke kamar mandi. Namun sial, ia baru ingat bahwa kamar mandi di atas sedang rusak lampunya.

Mau tidak mau, ia harus memakai kamar mandi di bawah, dekat kamar Prabowo
“Kak jangan di matiin ya kak!” Sahut Aryo

“Iyaa buru pipis!” Balas Rachel

Aryo bergegas turun ke kamar mandi

“Aduh gelap lagi. Kak masih idup kan lu?”

“Masih lah Yo! Hahahaha”
“Aduh lega banget gue!”

Selesai dari kamar mandi, Aryo bergegas naik kekamarnya lagi.

Saking takut karna kejadian yang di alami Prabowo, Aryo telponan dengan Rachel sampai pagi
“Kak, gila udah jam enam! Gue siap siap dah kak!” Ucap Aryo

“Iya gilaa gak nyangka gue! Yaudah gue juga mau mandi!” Balas Rachel

“Ngg, Yo.. kira kira lo mau jemput gue gak?” Tanya Rachel

“Oh, boleh boleh kak! Tunggu ya!” Balas Aryo

“Okeeey Yo!”
Aryo bergegas untuk bersiap siap berangkat ke kampusnya.

Sedangkan, pagi itu pak muslih sedang melihat lihat ke belakang. Ia ingin memastikan keadaan Prabowo.

“Gimana semalem? Gak ada apa apa kan?” Tanya Pak Muslih kepada Budi

“Eng..enggak pak, aman..” balas Budi
Pak muslih mengangguk pelan.

“Yaudah, syukurlah kalo gitu. Paling semalem si Bowo abis lewat dari kuburan kali terus ada yang ngikut..” ucap pak Muslih

“Iya pak. Semoga Bowo gak apa apa ya pak, kasihan..”

“Iya..” sahut pak Muslih
Pak muslih melirik pelan ke arah Prabowo. Terlihat wajah prabowo menyimpan rasa ketakutan. Prabowo hanya terdiam dan tidak berani menatap siapapun.

“Bowo, kamu gapapa?” Tanya Pak Muslih

“Gak apa apa pak. Mungkin saya sawan habis lewat kuburan kemarin, bener kata bapak..”
“Iya.. udah hari ini kamu istirahat aja..” balas Pak Muslih

“Nggeh pak. Matur nuwun..”

Pak Muslih mengangguk pelan. Ia berjalan kekamarnya. Ia membuka bungkusan kantong plastik yang berisikan sebuah mantra.
“Habis ini, tinggal tunggu si Bowo sakit sakitan..” ucap Pak Muslih dalam hati.

Pak Muslih tersenyum kecil. Pikirannya membayangkan bahwa kekayaan akan berada didepan matanya.

Pak Muslih sudah bosan hidup diambang keterbatasan.
Berawal dari sebuah keraguan, tapi sekarang; hati pak Muslih makin mantap untuk bersekutu dengan bangsa setan.

“Sebentar lagi, aku akan kaya!” Bisiknya dalam hati.
“Aryoo!” Tangan Rachel melambai lambai di udara.

Aryo tersenyum kecil dan menghampiri Rachel dengan motor vespa tuanya.

“Macet kak maaf ya jadi lama!” Ucap Aryo.

“Iya! Gak apa apa.. santaii.. yuk jalan!”
Aryo dan Rachel berjalan menuju kampus. Sepanjang jalan, Aryo membahas kejadian yang dialami Prabowo.

Rachel bergidik ngeri. Ia memaklumi mengapa Aryo terlihat ketakutan tadi malam.

“Ih ngeri ya Yo! Hati hati ah Yo!” Ucap Rachel
“Iya kak! Gimana gak tekacir kacir gue!”

Tawa Rachel pecah melihat ekspresi Aryo yang ia lihat dari spion motor Aryo.

Menurut Rachel, Aryo sosok yang sangat manis dan lugu.

“Yo.. Yo. Ada ada aja deh lo tuh!”Sahut Rachel
“Byy, kamu ikut kan nanti ke bandung bi?” Tanya Riko

Hening, tidak ada jawaban.

“Byy..”

“Baby kamu liat apa sih? Aku di diemin gitu!!” Ucap Riko dengan nada tinggi. Riko kesal karna Adeline sibuk melihat keluar jendela.
“Eh, iya maaf. Aku.. nanti bilang papa dulu ya..” balas Adeline

“Apaan si, kamu tuh udah gede by, kamu harus nentuin pilihan kamu. Jangan apa apa tanya papa tanya papa. Apaan sih. Jijik tau gak! Tiap jalan tanya papa..”
“Hhhh..” Adeline menghela nafas.

“Iya by, dia kan papa aku..” balas Adeline

“Iya, siapa bilang dia tukang kebon kamu? Aku bilang jangan apa apa papa mulu. Ini kan hidup kamu! Kamu dengerin kata aku. Aku kan pacar kamu!” Balas Riko
Adeline menahan amarahnya. Hatinya hanya akan banyak terluka bila ia membantah omongan kekasihnya.

Tatapan matanya sayu, apalagi pagi ini dihadapannya ia melihat Aryo sedang bersama Rachel.
Sejak awal ia melihat Rachel di rumah sakit. Ia sudah tahu bahwa perempuan itu menyukai Aryo.
Bisa di bilang, Adeline sedikit cemburu. Karna, dengan hadirnya Rachel, ia takut keberadaan Adeline akan digeser oleh Rachel.
Disatu sisi, ia ingin sekali masih berteman dengan Aryo. Ingin sekali mengajak Aryo makan bakmi abun, atau sekedar belajar di perpustakaan.
Sudah hampir setahun ia dan Aryo tidak bertegur sapa. Untuk masuk kekelas saja pun, kadang Riko tidak mengizinkan
Riko selalu meminta Adeline untuk menemaninya di apartemennya.
Tidak boleh bertegur sapa dengan lawan jenis, untuk Adeline berkuliah dan masuk kelas harus sesuai dengan mood Riko. Bila mood Riko baik, Adeline diizinkan kekampus, bila tidak; ia harus menemaninnya di apartemennya
Padahal, Adeline selalu pamit dengan papa nya ia berangkat kuliah.

Aryo sedang tersenyum membuka tali helm yang sedang dipakai Rachel.

Dalam hati Adeline terluka.

“Helm itu, kan helm yang biasa gue pake. Kata Aryo, itu helm paten hanya untuk gue..”
“Tapi... sekarang, helm itu di pakai sama orang lain..” Ucap Adeline dalam hati.

“Turun!” Ucap Riko

“Eh.. Apa by?” Balas Rachel

“Kamu tuh mikirin apa sih by? Aku bilang turun, katanya mau ngampus. Kalo gak, gak usah ngampus deh!” Sahut Riko
“Maaf by maaf. Aku turun sekarang..” balas Adeline.

Adeline berjalan menuju kelasnya. Tatapan mata Adeline kosong, badannya mulai kurus. Bibirnya pucat pasi. Ia sudah mulai kehilangan selera makan.

Dan, pagi ini ia baru sadar akan satu hal;
Ternyata, ada lubang besar di hati Adeline yang mulai menganga; saat ia melihat senyum tulus Aryo kepada Rachel. Dimana, senyum itu selalu di tunjukan kepada dirinya sendiri. Adeline sadar ia sudah kehilangan Aryo. Orang satu satunya yang selalu tulus kepadanya
YUK LANJUT LAGIII✨✨✨✨

#Araberkisah
Aryo berjalan menuju kantin, untuk bertemu dengan Dobleh, Steven dan Yayan. Sedangkan Rachel berpamitan untuk masuk kelasnya.

“Duluan ya Yo! Tengkiu buat jasa nebengnya!” Tawa Rachel pecah

“Heuu! Udah kayak tukang ojek ya gue!” Sahut Aryo.
Aryo tersenyum tipis ke arah Rachel
Tangan Rachel melambailambai di udara

“Daah Aryo..”

Aryo mengangguk kecil.

Aryo berjalan menuju bangku kantin, pandangannya mencari cari teman2nya. Namun nihil
Ternyata mereka belum datang.

“Udah jam segini tumben belum pada dateng deh..”

Aryo duduk dan memesan segelas kopi.

Dari kejauhan, ia melihat sosok yang sangat ia kenal.

Ia, Adeline sosok yang pernah sangat ia cintai dengan segenap hatinya.
Pandangan mata Aryo dan Adeline bertemu.

Aryo kikuk dibuatnya. Entah, harus bersikap seperti apa.

“Hai, Aryo..” sapa Adeline

“E..h iya, Del. Ng.. apa kabar? Gak pernah kelihatan nih..”
“Baik gue Yo hehehe..” Adeline mencoba untuk tersenyum dan terlihat seperti tidak ada apa apa.

“Ooh, tapi. Kok kayak gak keliatan baik baik aja Del? Lo.. gapapa kan? Apa.. lo sakit Del?” Tanya Aryo

“Hhhh..” nafas Adeline menderu. Matanya mulai berkaca kaca,
Seperti akan adanya hujan yang akan datang di pelupuk matanya.

Hanya Aryo yang dapat mengerti keadaanya tanpa harus ia berucap.

“E..eh kenapa Del? Lo.. aduh, sini sini duduk. Cerita del sama gue, ada apa Del?” Tanya Aryo
Adeline menggelengkan kepalanya. Namun pelupuk matanya sudah banjir akan air mata.

“Gapapa Yo..”

“Enggak. Lo lagi gak baik baik aja kalo kayak gini..” ujar Aryo
“Ngg.. aduh diliatin lagi. Dikira gue yang bikin anak orang mewek. Gimana ya?!” Tanya Aryo dalam hati

“Ngg.. kalo lo mau cerita, apa mau di luar, jangan di kampus?” Tanya Aryo

Adeline mengangguk kecil
“Udah, jangan nangis ya Del. Kalo lo ada masalah, kita selesain masalah lo bareng2. Nanti gue bantuin..”

Jari Aryo mengusap air mata yang jatuh di pipi Adeline.

Dan, Perlahan lahan, tangannya mulai mengelus kepala adeline dengan lembut.

“Yaudah yuk jalan..”
“Sini gue pakein helmnya, pasti belom bisa ngeklik tali helmnya kan..” ucap Aryo

Adeline terdiam melihat Aryo yang sedang memasangkan helm untuknya.

Dalam hatinya berbisik;

“Riko gak pernah sebaik ini. Riko juga gak pernah seperhatian ini..”
“Del, kok bengong?” Tanya Aryo

“Eh, iya maaf..” balas Adeline

“Yaudah yuk..”

Aryo dan Adeline berjalan keluar kampus. Aryo perlahan melirik Adeline lewat spionnya.
“Del, del. Pasti lo kenapa napa nih..” ucap Aryo dalam hati.

“Oh iya Del, lo.. mau kemana?” Tanya Aryo

“Gak tahu Yo..” balas Adeline.

“Yaudah, ke kedai temen gue aja ya!”

Adeline mengangguk pelan.
“Woi bro apa kabar? Gila udah lama gak kesini!” Sahut Darma, temen semasa Aryo sma.

“Iya nih bro, sibuk kuliah gue. Eh gue pesen kopi susu apa aja dah yg penting kopi susu satu. Del, mau apa?” Tanya Aryo

“Samain aja..” ucap Adeline

Darma terbelalak kaget melihat Adeline
“Gila si Aryo. Jago juga ngalusnya..” ucap Darma dalam hati

“Oh iya iya, siapa nih Yo? Gue kira tadi pelanggan laen! Hahahaha”

“Temen gue. Kenalin, namanya Adel..” ucap Aryo

Adeline tersenyum tipis. Darma pun ikut tersenyum ke Arah Adeline
“Ayo del, duduk dipojok aja ya?” Ucap Aryo.

Adeline mengangguk pelan.

“Mau tunggu kopinya dulu?” Tanya Aryo

“Boleh..” balas Adel

“Selama ini kemana aja Del? Gak keliatan dikampus..”
“Ada...”

“Gue.. gue males aja ngampus hehe..”

“Hah? Males ngampus? Seorang Adeline males ngampus? Kaget gue..” balas Aryo

Aryo terpaku memandang Adeline
Tubuh Adeline mulai mengurus, tulang selangka yang berada di bawah leher terlihat sangat menonjol.

terlihat seperti ada luka memar di tangan kanannya.

“Del, lo serius gapapa?” Tanya Aryo lagi.
“Iya Yo..” balas Adel

“Ini apa Del? Lo dipukul sama Riko?” Tangan Aryo menunjuk ke arah tangan kanan Adeline.

“Ah, enggak, bukan. Gue kemarin jatuh yo. Bukan Riko kok..”

“Lo gak bohong kan?”

*Drrrt drrrt* handphone Adeline bergetar.
“Bentar Yo..” ucap Adeline.

Adeline berjalan menjauh dan terlihat sedang berbicara dengan orang yang menghubunginya lewat telepon. Tidak lama, Adeline berjalan kembali ketempat Aryo duduk.

“Yo, sorry ya. Gue duluan..” ucap Adeline.

“Lho, kenapa Del? Ini kopinya baru dateng..”
“Iya, ngg.. gue..”

“Riko?”

“Iya..”

“Riko kenapa? Gak boleh main sm gue?”

“Ngg.. itu. Gimana ya Yo, kak Riko nanya gue lagi dimana. Kebetulan apartemen kak Riko deket sini. Gue takut kalo dia kesini terus marah marah..” ucap Adeline
“Udah lo tenang aja ada gue Del. Tapi kalo lo mau pulang, ayo gue anterin. Lo maunya gimana?” Ujar Aryo

Belum sempat Aryo selesai berbicara, dari samping Aryo mendapat bogem tinju dari Riko yang terlihat menahan amarah
“Anjing lu ya! Ini cewe gue!” Teriak Riko

Aryo jatuh tersungkur ke depan meja.

“Yaallah Aryo, Aryo lo gapapa?!” Teriak adeline.

Alis Aryo mengerut. Aryo merasa emosinya memuncak
Aryo ingin membalas tinju ke arah Riko. Namun tangannya di tahan oleh Adeline.

“Ayo pukul. Jangan sampe muka lu gue ancurin anjing!” Ucap Riko.

“Udah udah, kamu pukul aja aku jangan pukul Aryo!” Teriak Adeline
“Oh, gak puas badan lu gue pukulin hah? Sekarang lu bela2in si cunguk ini?!” Balas Riko

Mendengar ucapan Riko, Aryo sudah tidak bisa menahan amarahnya. Tangannya mengepal dan mulai mengayunkan tinjunya ke wajah Riko.

“Bangsat, ngomong lo sekali lagi!
Lo sakitin Adeline? Anjing! Gatau diuntung lo bangsat!” Teriak Aryo.

Riko langsung tersungkur ke lantai. Dengan cekatan Aryo menginjak wajah Riko dengan sepatunya.

“Udah udah aduh Yo tahan emosi lu Yo!” Teriak Darma.

Darma dan karyawannya melerai Aryo dengan Riko
Wkwk sabar ya semua aku juga kesel pas Aryo cerita😭😭😭

Hanya bisa elus dada:”)

Lanjut lagi beso yaa🙏🏻✨
“Yo! Udah Yo udah!” Teriak Darma

“Gak bisa udah kalo kayak gini ceritanya!” Sahut Aryo

Adeline hanya bisa membeku tanpa melakukan apapun. Ia bingung harus bagaimana.

“Tahan Yo tahan” balas Darma.

Riko bangun dan menarik tangan Adeline,

“Ayo pulang sekarang!”
Adeline mengangguk pasrah.

“Del, lo jangan sama Riko Del. Lo balik sama gue aja!” Teriak Aryo

Adeline melirik Aryo, ia hanya memberikan senyuman tipis dan melengos pergi.
“Duh Yo, ada apa sih? Kok lo sampe kayak gini?” Tanya Darma.

Tangannya mengompres pipi Aryo menggunakan es batu.

“Hhhh.. panjang ceritanya bro..” balas Aryo

“Gak habis fikir gue sama tuh cowo. Gila ya..” Darma menggelengkan kepalanya,
“Parah.. Adel itu gebetan gue bro, cuman dia lebih milih sama tu cowo. Gue fikir dia bahagia, ternyata gue salah. Kasian gue liatnya..”

“Ooh gitu. Terus, lo masih suka sama dia?” Tanya Darma
Aryo mematung mendengar pertanyaan Darma.

“Lo masih suka sama dia?”
Pertanyaan yang membuat hati Aryo kembali mencari jawabannya.

“Hah? Ngg... gatau gue bro..” ucap Aryo pelan
“Lah gimana sih lu Yo. Kan yang punya hati elu Yo!” Sahut Darma.

Tatapan Aryo kosong, fikirannya melayang mengingat rentetan pristiwa kemarin.

Jatuh, bangun ia menahan perasaannya untuk Adeline.

“Bro?”

“Yeh, dia bengong” ucap Darma
“Eh, sori sori..”
“Oh iya, kopi tadi berapa bro? Gue mau cabut nih..” tanya Aryo

“Udah gak usah, santai aja! Kopinya juga belom di minum!” Balas Darma

“Serius broo..”

“Iyee. Udah hati2 lu Yo dijalan..” ucap Darma
Aryo bergegas pulang kerumah. Ia ingin mengompres pipinya yang cukup memar.

Ia takut Rachel, Yayan dkk menanyakan ada apa dengan pipinya bila besok belum membaik.

Dijalan pulang, fikiran Aryo melayang entah kemana.
Melayang memikirkan-
Kondisi Adeline yang begitu memperihatinkan.
Selama ini, Aryo berfikir bahwa Adeline bahagia bersama Riko.

Namun, pada kenyataannya tidak seperti yang ia fikirkan.

“Kasian banget Adel..” ucapnya dalam hati.
Sesampainya dirumah, ibu Kus terlihat sangat kaget melihat Aryo dengan pipinya yang terlihat memar.

“Yaampun Le! Kamu gapapa Le?” Tanya ibu Kus

“Gapapa bu..”
“Bapak kemana?” Tanya Aryo

“Itu.. bapak nganterin Bowo! Katanya Bowo mau pulang aja kekampung Le..”
“Bowo tiap malem sawan terus, udah gitu. Tiba2 suka batuk darah gak tahu kenapa..”

“Hah? Batuk darah bu? Kok bisa sih?” Tanya Aryo

“Gak tahu Le! Mungkin emang udah keturunannya kali. Dari pada nular disini. Udah gitu yang seremnya dia bilang-
Kalo dia ngeliat genderuwo gede banget! Tinggi item gitu. Katanya bowo, dia takut mati. Gitu lho Le! Ibu jadi takut mending suruh pulang aja. Bapak jadi nganterin ke pangkalan bus di deket pasar..”
“Eh iya! Itu pipimu kenapa? Di tonjok temenmu Yo?!”

“Enggak bu, tadi Aryo kepeleset dari tangga. Makanya Aryo gak ngampus nih. Udah ya bu aku mau keatas mau kompres juga nih..”

“Iya Le! Nih es batunya..” ucap Ibu Kus, seraya tangannya membuat kompres an es batu untuk Aryo
Aryo berjalan menuju kamarnya dengan membawa kompres an es batu.

Tiba tiba handphonennya bergetar

*drrt drrrt drrrt*

“Yo, lagi apa?” Tanya Rachel.
“Kok gak ngampus tadi Yo?”

Rachel menghubungi Aryo untuk menanyakan keberadaannya.

“Iya kak, gue dirumah..”
“Tadi, gue kepeleset di kamar mandi pas mau kencing kak, eh muka gue kena westafel. Ini jadi agak bengkak. Makanya gue balik..” balas Aryo

“Hah? Tapi lo gapapa kan?”
“Gapapa kak..”

“Syukurdeh..”
“Oh iya Yo.. tadinya, gue mau ajak lo pergi Yo!”

“Pergi? Pergi kemana kak?”

“Udah! Nanti gue kekedai lo ya sama anak anak!”

“Oh yaudah sini aja..”

“Oke, gue tutup ya!” Ucap Rachel

“Iya kak..”
Aryo mulai mengompres pipinya yang memar.

“Duh, nyambung kagak ya kepeleset di wc? Eh iya ya gue bilang ibu tadi kepeleset di tangga! Aduhhh kaga jago ngibul dah lu Yo Yo!” Ucap Aryo dalam hatinya
Aryo melihat layar handphonenya. Ingin sekali ia menelpon Adeline.
Ingin sekali ia mengetahui keberadaan perempuan yang dulu sangat ia sukai.

“Tapi, nanti gue malah jadi masalah lagi buat Adel hadeuh!” Gerutuk Aryo
Tidak lama, ibu Kus memanggil Aryo dari bawah

“Leee! Leee ada temen mu nih Le!” Teriak ibu Kus

Aryo mendengar ucapan ibu Kus bergegas turun ke bawah

“Iya bu!” Balas Aryo
“Eh, cepet banget deh udah sampe!” Ucap Aryo

“Iya nih, ngebut si Yayan” balas Rachel

“Maaf ya rumah nya Aryo cuma seguwek gini. Naik aja kekamar Aryo!” Ucap ibu Kus

“Gapapa tante, sama aja rumahku juga hehe..” balas Rachel
“Yaudah yu naik!” Ucap Aryo

Yayan, dkk dan Rachel berpamitan dengan Ibu Kus

Sambil berjalan menaiki naik tangga, Dobleh berkata

“Wih, enak ya Yo jadi lu. Kalo mau baso tinggal kebawah!”
“Hadeuh ampe bosen kali gue makan bakso. Lu pada mau bakso apa mie ayam nih? Tanya Aryo

“He’uh eta si Dobleh mah modus sia teh! Bilang weh hayang bakso! Segala kode anying!” Ucap Yayan

Semua tertawa terbahak bahak

“Ssat, marketing itu!” Ucap Steven
Aryo mengajak Yayan dkk dan Rachel masuk kamarnya.
Kamar Aryo sederhana, namun sangat rapih dan bersih.

“Gila rapih banget kamar lu Yo!” Ucap Rachel

“Enggak, biasa aja sih..”

“Dibanding kamar aing mah ini bersih pisan!” Ucap Yayan
“Eh jd pada mau apa nih? Bakso apa mie ayam? Tanya Aryo

“Bakso aja gue mah..” ucap Steven

“Sama sama gue juga..” balas yayan

“Yaudah samain aja deh semua ya!” Ucap Aryo
Aryo bergegas turun ke bawah untuk meminta ibu Kus membuatkan bakso.

Namun, sesampainya ia di bawah, ia melihat pak Muslih sedang berbisik bisik dengan ibu Kus

“Eh bapak, ngomongin apaan sih? Seru banget kayanya..” ucap Aryo
“Nggak! Udah sana sana..” ucap Pak Muslih

“Haduh, bapak bapak. Aku mau minta bakso pak bukan ngumping. Buu bakso 4 ya!” Ucap Aryo

“Oh iya iya Le!” Ucap ibu Kus
Aryo menatap heran ibu Kus dan pak Muslih.
“Semoga gak ada apa apa deh..” ucap Aryo dalam hati.

Aryo bergegas berjalan kembali kekamarnya lagi.

“Eh Yo! Poho deui! Lupa siah! Lu teh kenapa Yo?” Tanya Yayan

“Itu, tadi gue mau ngencing Yan. Eh gue kepeleset..”

“Kok bisa?”
“Licin biasa deh.. eh jatohnya miring ke westafel deket kaca itu lho Yan!” Ucap Aryo

“ngilu gilaa..” ucap Steven.
“Untung lu ga apa apa!” Sahut Dobleh.

Aryo mengangguk pelan.
Tidak lama, ibu Kus datang membawa pesanan bakso
“Dimakan ya! Aryo gak punya apa apa cuma bakso aja!” Ucap ibu Kus

“Iya bu makasih banget. Kita malah seneng jd makan bakso gratis hehehe..” ucap Yayan.

Semua tertawa mendengar ucapan Yayan yang sangat jujur
“Yaudah ibu kebawah lagi ya!” Ucap ibu Kus.

Yayan dkk mengangguk pelan kearah ibu Kus. Setelah mereka selesai makan bakso,
Kemudian mereka membahas seputar perkuliahan karna sebentar lagi akan naik semester lagi.

“Eh iya Yo. Gue boleh ngomong sebentar gak sama lo? Tanya Rachel
“Boleh boleh, tentang apa kak?”
“Nggggg.. nanti aja diluar bahas tentang apanya hehehe..” ucap Rachel

“Oh oke oke, ada kamar adek gue sih kak kalo mau ada bahas hal penting..”

“Oh gapapa emang?”
“Gapapa laah kak..”

“Yauda nih kamarnya disamping..” ucap Aryo
Aryo dan Rachel berjalan menuju kamar Ayu.
Ayu kebetulan belum pulang sekolah.

“Mau ngomong apa kak?” Tanya Aryo

“Ngg, gini. Gimana ya bilangnya..” ucap Rachel kikuk
“Ngg. Yo, gue gak bisa basa basi Yo. Gue, jujur gue bingung jelasinnya gimana. Gue cuma mau bilang apa yang gue rasa sih Yo..”

“Iya, terus?”

Suara Rachel bergetar pelan. Tangannya mulai dingin dikarnakan perasaannya mulai membuncah, jantungnya berdegup sangat kencang
“Ng.. selama ini. Gue.. gue suka sama lo Yo. Bukan sekedar suka sih Yo. Tapi, gue nyaman banget deket lo. Gue gatau sih apa lo rasain hal yang sama atau enggak. Hampir 1 tahun berlalu gue jadi berharap ke lo Yo..”

“Ng.. gue mau nyampein itu aja sih..”
Mata aryo berkedip kedip dengan pelan. Ia bingung harus menjawab apa.
Aryo pun bertanya dalam hatinya, apakah ia merasakan hal yang sama terhadap Rachel?

“Di bilang suka, mungkin gue lebih ke nyaman sih sama dia. Dia yang ada pas gue patah2nya kemarin..” ucap Aryo dalam hati
“Hmm.. gue.. gue juga nyaman sih sama lo kak..” ucap Aryo

“Serius Yo?!” Tanya Rachel

Aryo mengangguk pelan.

“Entah nyaman karna lo baik banget atau nyaman karna lo yang ada disisi gue pas gue patah hati kemarin, gue gatau nyaman karna apa..”
“Tapi, di bilang suka atau sayang sih belum kak. Maaf ya..” ucap Aryo

Rachel menatap mata Aryo dengan dalam.
Tangannya menggapai jemari Aryo dengan lembut.

“Gapapa. Gue ngerti. Lo pasti belum bisa lupain Adel sepenuhnya. Butuh proses..” ucap Rachel dengan tersenyum
“Gue juga gatau perasaan gue gimana kak. Tapi, Adeline sekarang..”
belum sempat Aryo menceritakan tentang Adeline, Rachel memotong pembicaraan Aryo

“Gapapa Yo. Gapapa. Gue ngerti. Tapi, apa lo mau coba jalanin sama gue? Mungkin gue bisa bikin lo lupa sepenuhnya Yo..”
Glek! Aryo menelan ludah. Kini, Jantungnya mulai berderu.

“H..ah?” Ucap Aryo dengan nada bergetar.

Rachel memeluk Aryo dengan lembut

“Iya, mau coba jalanin dulu gak sama gue?”

“Ng.. kak.. gue..”
“Woi! Ngapain lu mas?!” Tanya Ayu. Ternyata Ayu sudah pulang sekolah.

“Hah? Enggak Yu! Mas.. mas.. lagi latihan drama Yu!” Ucap Aryo dengan nada panik

“Hah? Drama apaan? Drama kolosal? Tak bilang ibu ya mas!” Ucap Ayu
“Eh, enggak sayang gak seperti yang kamu liat kok..” ucap Rachel.

“Salah aku yang peluk mas kamu. Maaf ya, kita gak ngapa ngapain kok..” ucap Rachel.

“Kakak suka sama mas Aryo? Ih butut begini mukanya. Kok mau sih?” Ucap Ayu
“Tuh! Mas laku kan! Emang kamu udah jamuran gada yang mau! Kalo kamu jadi sayur udah di laletin tau gak kamu tuh!” Ucap Aryo

“Iiih mas mah!” Raut muka Ayu berubah kesal.

“Udah gada apa apa kok, maaf ya sayang..” ucap Rachel
Ayu mengangguk pelan.

Rachel dan Aryo berjalan keluar dari kamar Ayu.

“Kak, gue..”

“Nanti aja jawabnya Yo! Tenang aja..” balas Rachel.
Kalian team mana nih?

#TeamRachel atau #TeamAdeline?

😸
Wah, kesimpulan lebih banyak #teamRachel yaaa wkwkwkwk😀

Yaudah yuk lanjuuut lagi😆
“Jadi, si Bowo udah lewat pak?” Tanya ibu Kus

“Iya bu. Nyampe direst area dia udah ga ada dia. Tadi bapa di telpon sama siTarno!” Ucap pak Muslih

“Si Bowo itu kenapa sih pak? Tiba tiba aneh terus meninggal gitu..”.

“Gak tahu bu. Mungkin udah jalannya kali..”
“Hhhhhh.. iya sih pak..”

Ibu Kus berjalan kebelakang tempat tinggal karyawannya. Sedangkan pak Muslih mulai menghubungi Tarno lewat telepon.

“Satu udah tumbang, kudu gimana lagi nih? Tanya pak Muslih
“Udah, pakde tenang aja. Tunggu seminggu baru lakuin kayak yang kemarin ya”

“Okedeh,Pak de tutup ya! Balas pak Muslih
Pak Muslih tersenyum puas. Karna target pertamanya tercapai.
Saat ini pak Muslih dihantui oleh rasa nafsu duniawi yang sangat tinggi.

“Sebentar lagi aku kaya”
“Yo! Cel? Kok duduknya jauh jauhan?” Tanya Dobleh

“Hah? Eh enggak, ini deketan kok!” Balas Aryo kikuk.

Rachel tertawa melihat Aryo yang terlihat kaku. Matanya mengedip ke arah Aryo. Membuat Aryo semakin kikuk
“Ada apaan nih?” Tanya steven

“Gak ada apa apa..” sahut Rachel.

Malam pun tiba, Rachel, Dobleh dkk berpamitan untuk pulang.

“Bentar gue mau ngomong sama Aryo dulu ya!” Ucap Rachel

“Yaudah sok aja..” balas Yayan

Rachel menarik tangan Aryo menjauh dari kedainya
“Jadi, gimana Yo?” Tanya Rachel

“Ngg.. jawaban gue..”

Rachel menatap Aryo dengan serius

“Jawaban gue..”

“Apaa?” Tanya Rachel
“Nungguin jawaban gue ya kak? Hahaha”

“Iiih jahat banget lo Yo!” Tangan Rachel mencubit perut Aryo.

“Aduuuh aduh.. iya iya gue jawab..”
“Jawaban gue, iya gue mau jalanin sama lo kak..” ucap Aryo
“Seriuuus?!!! AAAAaa gilaa lo fix jadi pacar gue kan?!”

“Iyaa..” Aryo tersenyum kecil.

Rachel tersenyum puas, hatinya berbunga bunga.

Tepat pukul 19:00 Aryo menjadi kekasih hatinya hari itu.
Rachel, Yayan dkk akhirnya pulang dari kedai sekaligus rumah Aryo.

Dikamar, Aryo merenung.
“Gapapa, jalanin dulu deh dari pada gue nyesel. Kak Rachel juga baik, gak neko neko..”

“Walau gue belum cinta, tapi Cinta bakal tumbuh karna terbiasa..”ucapnya dalam hati
Malam itu Aryo sah menjadi kekasih Rachel.

Sepanjang malam, Rachel menghubungi Aryo untuk sekedar telponan ala ala kekasih yang dimabuk cinta.

“Yo jangan panggil gue kak. Panggil yang kek, atau cinta kek atau acel juga boleh..” ucap Rachel

“I..iya iya kak. Eh yang..”
“Yang aus yang aus..” sahut Rachel

“Hahaha, gimana sih katanya gak boleh manggil kak..” balas Aryo

“Hehehe iyaa becanda kok. Manggilnya aku kamu yaa mulai sekarang boleh kan?”

“Boleh dong..”

“Yaudah, kamu tidur gih. Besok kan kudu jemput aku..”
“Iiiih, pede ya siapa juga yang mau jemput kamu? Hahaha”

“Huh! Jahat yaaa jahat..”

“Hehe. Yauda, aku tutup ya..”

“Oke, good nighy & nice dream sayang..”

“Good night too..”

Aryo menutup telponnya dengan Rachel.
Ada perasaan senang, namun ada perasaan belum yakin.

Tapi “jalanin dulu deh..” ucapnya.
Keesokan harinya, Aryo bersiap siap untuk berangkat kuliah.

Dan bergegas untuk kerumah Rachel.

“Aku pamit ya bu..” ucap Aryo

“Iyaa hati-hati Le!” Sahut ibu Kus

Aryo memacu vespa tuanya menuju rumah Rachel.
Sesampainya didepan rumah Rachel, ternyata Rachel sudah menunggu didepan pintu dengan senyum sumringah.

“Aku naik yaa!”

“Iyaa, helmnya nih!”

“Oh iya! Pakein dongg..” Rachel memasang wajah cemberut

“Iya sini sini..”
“Gitu dong.. hahaha” tawa Rachel pecah.

“Biasanya juga kadang dipakein..” ucap AryoAryo

“Kan sekarang udah jadi pacar. Beda doooong..” balas Rachel

Aryo tertawa kecil.
Setelah memakaikan helm untuk Rachel, Aryo memacu vespa tuanya menuju kampus. Sepanjang jalan, Rachel dan Aryo cekikan membahas kekonyolan yayan dkk.

“Ngakak banget sih emang ya! Ngg, oh iya.. aku.. boleh peluk kamu kan?” Tanya Rachel
“Hah, eh.. iya boleh boleh.. kemarin gak permisi dulu tuh..” balas Aryo

Tangan rachel mencubit kembali perut Aryo dari belakang

“Mulai ya Resenya!”

“Hahahaha..”
Pagi itu, Aryo banyak tertawa, bebannya terasa hilang begitu saja di dekat Rachel.

Rachel perempuan yang cukup baik, humble dan Cukup sederhana.

Luka hati Aryo bisa dikatakan hampir sembuh karna datangnya Rachel dikehidupannya saat ini.
“Mungkin emang gue kudu terluka dulu kali ya..” ucap Aryo dalam hati.

“Woii! Pj dooong pj!” Teriak Yayan dari jauh.

“Baru juga sampe udah di tagih pj aja!” Teriak Rachel

“Lah, kok Yayan tahu? Tanya Aryo

“Aku yang ngasih tau! Hehehe..” balas Rachel.
“Edaaan.. Aryo udah bukan jomblo bapuk lagi euy!” Ucap Yayan

“Hahahaha parah Yo” balas steven.

“Ntar gue traktir mie ayam depan kosan yee..” ucap Aryo

“Okeei! Siappp” sahut Yayan
Aryo, Rachel, Yayan dkk berjalan menuju kelas.
Ditengah koridor Rachel berpamitan karna arah kelasnya berlawanan.

“Aku duluan yaa!” Ucap Rachel

Aryo mengangguk kecil dan tersenyum.

“Ceileeeh akuu dong! Jijik gue dengernya hahahaha” ucap Dobleh
Aryo hanya tertawa melihat teman temannya menertawakan sikap Rachel kepada dirinya,

“Hahaha, sudahlaaah. Yuk masuk kelas. Ucap Aryo

Pagi itu Aryo mengikuti perkuliahan dengan perasaan bahagia.

Maklum, punya pacar baru 😂
Selesai perkuliahan, Rachel menunggu Aryo di depan kantin.

“Kekost Yayan aja yuk!” Ucap Rachel

“Iya, itu udah pada nunggu pj hahaha..” balas Aryo

“Ayo lah langsung cekidot kekosan laper euy!” Sahut Yayan.

Aryo, Yayan dkk berjalan ke parkiran motoruntuk pulang kekost Yayan.
Aryo memacukan vespa tuanya menuju kost Yayan.

Dijalan, Rachel membisikan sesuatu ke Aryo;

“Sore nanti, nonton yuk mau gak?” Tanya Rachel

“Oh, boleh.. boleh..” balas Aryo
“Yeyyyyy!” Rachel tersenyum.

Sesampainya di kosan Yayan, Aryo langsung membelikan mie Ayam untuk yayan Dkk,

“Pj nih.. lunas yee!” Ucap Aryo

“Iya lunas ya” ujar Rachel

Steven mengangguk ngangguk. Sedangkan Yayan sibuk memberikan saus sambal ke mangkuknya.
“Siapa lagi ya yang pacaran, elu kek Stev! Jadi dapet pj lg ini aing..” ucap Yayan

“Yeuh dasar lu!” Sahut Steven.

Aryo tertawa dan menggeleng gelengkan kepalanya.

“Lu gak makan Yo, cel?” Tanya Dobleh

“Kenyang gue, hmm gue cabut duluan ya. Dia ngajak nonton”
“Ooo okedeh Yo..” balas Steven.

Rachel& Aryo berpamitan kepada Yayan dkk. Dan bergegas untuk jalan ke mall terdekat.

“Firstdate nih firstdate!” Ucap Aryo

Rachel tertawa kecil dan menepuk punggung Aryo dari belakang
“Oh iya..” tangan Rachel merogoh tasnya dan mengeluarkan handphone sonyEricsson miliknya dan memasangkan headset ke telinga aryo.

“Eehh, sini aku yang pasang aja..” ucap Aryo

Tangan Rachel memasangkan headset bagian sebelahnya ke telinganya sendiri.
Sore itu, sepasang kekasih yang baru berbahagia.

Ditemani sepoi angin dan berjalan diatas flyover, melihat langit yang mulai berubah mejadi senja.

Mendengarkan musik bersama; mengalun dengan indah lagu

Selamanya Cinta - The cinnamons~❤️
“Udah sampe nih, kamu mau nonton apa? Tanya Aryo

“Apa ya, liat aja disana deh, gimana?” Ujar Rachel

“Okedeh..”

Aryo dan Rachel berjalan menuju bioskop.

Perlahan, Aryo menyentuh jemari Rachel.

“Gapapa kan?” Tanya Aryo
“Gapapa banget..” balas Rachel, dengan tersenyum
“Itu, ada film inception. Gimana?” Tanya Rachel

“Film bule ya?”

“Iya. Yuk!”
“Boleh deh.. kamu tunggu disini aja aku beli tiket..”

Rachel mengangguk tanda setuju, kemudian
Aryo bergegas membeli tiket.
“Nih, duduknya dapet di pojok..” ujar Aryo

“Dapet apa emang request kamu tuh?” Rachel mulai meledek Aryo

“Yaaa sekalin lah, hahahaha..”

“Oh iya, hmm, besok kamu mau kerumahku aku gak Yo?” Ucap Rachel
“Boleh, tp ada apa nih?”
“Ngg jadi gini, eyang aku baru banget sampe dijakarta. Aku bilang sama eyang dan keluarga aku klo kamu pacar aku.
Jadiii, eyang mau ketemu kamu.
Aku sama mama bakal masak karna sekalian ulang tahun eyang. Dateng yaa..”
“Okeey boleh, jam?”

“Jam 7 an lah yaa hehe..” balas Rachel
“Okeeey”

Pengisi suara bioskop mulai memanggil penonton untuk masuk.
“Yuk, udah mulai tuh..” ajak Rachel.

“Yuk..” balas Aryo
Rachel dan Aryo sedang mencari bangku yang seharusnya ia duduki.

“Bangkunya yang ini nih..” ujar Rachel

“Oh iya, kamu duduk di pojok aja..”
“Okeey..”

Film pun dimulai. Terlihat Aryo menikmati film yang sedang di putar.

Tiba tiba dari samping, Rachel mengecup pipi Aryo
“E..eh..” ucap Aryo
“Ssst. Jangan berisik..” bisik Rachel

Aryo tertawa pelan.
“Aku grogi ih..”
“Hahaha..” Rachel ikut tertawa pelan.

Sepanjang film, Aryo menggenggam tangan Rachel.

“Aku boleh sayang banget sama kamu gak?” Bisik Rachel
“Hah? Ya boleh lah, boleh banget malah..” bisik Aryo dengan hati hati.

Rachel tersenyum.

Dunia seakan sedang berpihak kepada pasangan yang sedang berbahagia hari itu.
Selesai film, Rachel memilih pulang lebih cepat karna Eyangnya meminta Rachel untuk berada dirumah.
Sepanjang jalan, Rachel memeluk erat Aryo.

“Kalo punya anak mau berapa?” Tanya Rachel
“Hah? Anak? Waduh! 11 lah..” balas Aryo

“Iiih banyak banget! 2 aja udah cukup..”
“Itu kamu tahu jawabannya kenapa nanya?”

“Kan mau tau jawaban kamu hahahaha..”

“Huh dasar ya wanita hahaha..”
Rachel dan Aryo tertawa lepas.
Malam itu, mereka sangat berbahagia, berbagi cerita, dan berbagi impian.

“Semoga terwujud..” ucap Rachel dalam hati.
Sesampainya di rumah Rachel, Aryo pamit untuk langsung pulang kerumah, “gak enak. Lagi pake kaos rombeng sama sepatu converse jempol kakinya keluar..” kata Aryo.

Rachel mengangguk pelan.
“Dadah sayang..” ucap Rachel

“Iya dadah..” Aryo pun tersenyum, dan memacu vespa tuanya
Dijalan pulang, Aryo senyam senyum sepanjang jalan.

“Gini ya namanya kasmaran hahaha..” ucapnya dalam hati.

Sesampainya dirumah, Aryo langsung masuk kekamarnya untuk bersiap siap tidur, karna besok pagi ada quiz dari dosennya.
“Buuu.. bikinin aku kopi item..” ujar pak Muslih

“Iya pak. Bapak gak tidur?” Tanya ibu Kus

“Enggak. Masih jam 8. Belum ngantuk juga bu..”

“Yaudah abis bikinin kopi aku tidur duluan ya, ngantuk..” ucap ibu Kus

“Iya buu..” balas pak Muslih
*drrrt drrrt* handphone pak Muslih berbunyi

“Halo, kenapa No?” Tanya pak Muslih

“Ini pakDe, ternyata malam ini malem selasa kliwon. Pak De siapin ritual lagi pak De..”
“Lho. Emang kalo selasa kliwon kenapa tho? Aduh barangnya belum ada, belum ada karyawan baru” bisik pak Muslih
“Yang ada aja pakDe! Sesuai permintaan kiDarmo selasa kliwon bagus pakDe! Udah lakuin yang aku bilang!” Teriak Tarno

“Hoala kok kamu jadi teriak sih? Welah aku lakuin. Dah aku matiin ya!” Ucap PakMuslih

Pak Muslih mulai berfikir, siapa yang menjadi tumbal berikutnya
“Hmm, budi atau tono ya?”
“Haduh, pusing aku!!”

“Hhh, siapin perlengkapannya dulu lah..” ucap Pak Muslih dalam hati.

Jam pun menunjukan tepat jam 12. Pak Muslih mulai melakukan ritual. Namun, kali ini ia memilih Tono. Karna Tono yang lebih muda umurnya
Dan orang kepercayaan pak Muslih adalah Budi. Mau tidak mau, ia harus merelakan Tono.

Bibir Pak Muslih komat kamit membaca mantra melafalkan sebuah kata kata untuk menumbalkan karyawannya sendiri, demi kekayaan & nafsu duniawi
“Wes, udah selesai!” Ucap Pak Muslih dalam hati.

Pak Muslih bergegas untuk tidur dan...

pagi pun tiba...
“Leee bangun Lee!” Ucap Ibu Kus kepada Aryo.

“Hah? Iya buuu!”sahut Aryo

“Hoalaa kamu tuh susah banget bangun!” Ucap Ibu Kus

“Aduh aku telat nih, bu. Punya kemeja bagus gak? Aku ada acara nanti malem..”

“Ibu ga ada, bapak punya..”
“Yaudah aku pinjem ya!”

“Iyaaa..”

Aryo mulai mencari cari kemeja milik pak Muslih. Dan mulai bersiap siap untuk mandi dan berangkat kuliah

Pagi ini ia tidak menjemput Rachel, karna Rachel libur tidak ada perkuliahan.
“Aku jalan buuu..” teriak Aryo

“Hatihati Le!” Balas ibuKus

Aryo bergegas menuju kampus. Dijalan, ia berlatih bagaimana nanti ia harus bersikap dengan keluarga Rachel

“Saya, Aryo tante. Calon menantu tante, Azeeek. Sedep nye..” ucap Aryo
“Kaya orang gila gue ngomong sendiri”
“Emang udah gila sih hahahahaha..” Ucap Aryo.

Sesampainya dikampus, ia tidak bertemu dengan yayan dkk. Karna Aryo mengambil mata kuliah yang berbeda.

“Sepi deh kuliah nih hari ini, mana sampe sorehadeuh..”

“Mana gue rapih banget kaya sales mobil..”

Aryo berjalan menuju kelas
Dan memulai perkuliahan tanpa didampingi teman temannya.

*drrt drrt* handphone Aryo bergetar, ada pesan masuk dari Rachel

“Semangat kuliahnya sayang..” *emot kiss*
“Hehe iya makasih ya..” balas Aryo.

Hari itu, Aryo berkuliah sampai sore hari.
Selesai perkuliahan, Aryo mengirimkan pesan ke Rachel.

“Aku otw ke rumah kamu..”
“Oke sayang hati hati..” balas Rachel
Aryo bergegas memacu vespa tuanya,
Dijalan, ia mulai merasakan rasanya

“gugup”

“Duh, kalo keluarga Rachel gak nerima gue gimana ya? Atau liat gue jelek gitu? Hhh..” ucap Aryo dalam hati.

*drrt drrr* handphone Aryo bergetar.

“Aduh siape sih, ntar aja deh ngangkatnya..”
*drrrt drrrt*

“Yaelah, siape sih. Urgent kali ya, angkat deh..”

Aryo memberhentikan vespanya ke pinggir jalan, dan memeriksa handphonenya

“Hah? adel? Tumben..” ucap Aryo dalam hati
“Halo kenapa del?” Tanya Aryo

“Ha..halo? aryo..”

“Iya?”

“Yo, tolongin gue Yo..” suara Adel bergetar menahan tangis

“Eh kenapa Del? Lo dimana?”

“Gue kost temennya Riko, deket kampus. Kosan 9 Yo. Gue..”
*tututut*

Telepon dari Adeline terputus.
“Pasti ada apa apa nih..” ucap Aryo dalam hati.

Aryo bergegas menuju kosan yang dimaksud Adeline.

Dengan jantung yang berdebar menahan rasa amarah, Aryo memacu vespa tuanya dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Sesampainya di Kost an, Aryo bertanya kepada penghuni kost apakah ada Adeline di sini.

“Cewe yang cina ya?Itu bang kamarnya yang pojok, kayaknya dipukulin apa gimana di gedor gedor gak dibukain. Mau dobrak takut salah gue..” ucap penghuni kost

“Hah? Yauda makasih bang!”
Aryo berlari ke kamar yang dimaksud.

“Del, del. Buka pintunya Del!” Teriak Aryo.

“To..lo..ng ughh!” Teriak Adeline.

Mendengar teriakan Adel, Aryo mulai mendobrak pintu kost tersebut.

Aryo membeku melihat keadaan Adeline.
Mata kanannya membiru dengan baju yang sudah disobek sana sini.

Bibirnya robek dan tangan kanannya memar.

Riko sedang mencekik leher Adeline.

Dengan cekatan, Aryo menendang kepala Riko dengan kaki kanannya
“Anjing!!!” Teriak Aryo.

“Hahaha kenapa bro? Kaget liat cewe yang lu suka udah jadi sampah gue?” Balas Riko

“Gila lo ya!” Tinju dari Aryo melayang tepat di wajah Riko
Riko kalah telak dan tidak sadarkan diri.
“Del, lo ga apa apa? Yaampun Del. Ini pake baju gue aja Del..”
Aryo membuka kemejanya, dan memasangkan ke tubuh Adeline.

“Yo, makasih ya..” ucap Adeline dengan nada bergetar.

“Udah udah ayo keluar dari sini del. Ucap Aryo.
Aryo membopong Adeline pelan pelan, dan menuntun Adeline naik ke motornya.

Aryo dan Adeline berjalan keluar dari kost an.

“Ini, mau langsung pulang kerumah?” Tanya Aryo

“Ja..jangan Yo, nanti papah kaget. Boleh gak kalo gue numpang dirumah lo dulu?” Tanya Adeline
“Waduh, bisa abis gue sama ibu. Apalagi liat Adel begini. Mati gue yang ada...” ucap Aryo dalam hati

“Ngg, ada sih kost temen gue, kebetulan orangnya lagi pulang kampung. Koncinya di Yayan tapi. Lo tunggu didepan aja nanti ya. Lo bisa disitu dulu..” ucap Aryo
Adeline mengangguk pelan.

Sesampainya dikost Yayan, Aryo bergegas untuk meminjam konci kost temannya yang bernama surya.

“Buat apa emang elu teh Yo?” Tanya Yayan

“Aduh panjang ceritanya Yan! Gue pinjem dulu ntar gue bilang sama Surya. Oh iya gue numpang nge charge ya
Hape gue mati..” ucap Aryo

Yayan mengangguk pelan.

Aryo bergegas lari menuju parkiran kostan Yayan.

“Sorry del lama, tadi nyari kuncinya dulu..” ucap Aryo

“Gapapa Yo..”

“Yaudah yuk jalan..” ucap Aryo
Sepanjang jalan, tidak ada satu atau dua patah kata yang keluar. Hanya keheningan antar Aryo dan Adeline.

“Udah sampe Del. Oh iya, ini kuncinya, gue anterin sampe sini ya!” Ucap Aryo.

“Iya. Makasih ya Yo..” ucap Adeline.
“Gue jalan dulu..”

Adeline menatap punggung aryo
Dan menarik tangan Aryo.
“Yo, boleh gak temenin gue malem ini? Gue takut Yo. Kalo aja Riko dateng..” ucap Adeline

“Hah? Gak mungkin Del, tenang aja..” balas Aryo

Pelupuk mata Adeline mulai basah.
“Sshh.. aduh perih..” ucap Adeline
Aryo yang melihat Kondisi Adel sungguh tidak tega.

“Yaudah gue temenin ya.” Ucap Aryo

Senyum Adeline mengembang,

“Makasih ya Yo..” ucap Adeline
“Sini, luka lo gue basuh dulu..” ucap Aryo

Adeline menatap mata Aryo, dalam hatinya berbisik

“Aryo, kenapa ya gue bodoh banget..” ucapnya.

“Lo putusin dia Del. Lo berhak bahagia..” ucap Aryo

Adeline mengangguk pelan.
“Yo, apa perasaan lo masih sama kayak dulu buat gue?” Tanya Adeline

“Hah? Ma..maksud lo Del?”

“Maaf ya Yo, dulu gue bodoh banget. Gue tahu lo suka sama gue, sebenernya.. gue juga ada rasa suka. Tapi gue anggap lo temen Yo..”
Setelah gue lihat lo sering sama Rachel, entah kenapa hati gue sakit banget..” Tangisan Adeline mulai pecah. Ia sudah tidak memerdulikan rasa sakit dimatanya lagi.

“Gue selalu bilang sama diri gue kalau lo temen. Kalo lo jadi pacar terus putus, itu gak enak. Aryo bakal hilang
dari hidup lo Del. Gue selalu bilang gitu dalam hati gue..” suara Adel bergetar pelan. Tangannya gemetar menyentuh jemari Aryo.

“Maafin gue ya Yo. Ternyata, gue salah. Gue pilih orang lain, malah gue bener2 kehilangan lo Yo..”
Adeline tersenyum pelan.

“Tapi, gue sadar kok gue gak pantes buat siapapun..” ucap Adeline

“Kenapa lo gak bilang del? Dan, enggak. Kata siapa lo gak pantes? Lo selalu pantes untuk siapapun Del..” balas Aryo.

“Del, demi apapun gue sayang banget sama lo Del.
Mungkin gue cinta mati sama lo Del. Gue berusaha untuk lupa sama lo, sampai detik ini. Sampai gue coba untuk jalanin sama orang lain untuk berusaha lupa sama lo..”

Mata Adeline terbelalak kaget. Matanya sayu menatap Aryo
“O..oh, si..siapa orangnya Yo?” Tanya Adeline

“Kak Rachel del..” ucap Aryo pelan
“O..oh, beruntung ya dia Yo.. gue emang bodoh banget..” ucap Adeline

“Apa sih ngomongnya? Udah del. Lo putusin Riko!”
“Dia gak baik buat lo del. Gue masih ada kok buat lo, lo gak perlu takut sama dia..” ucap Aryo

“Gue pernah hamil Yo. Tapi gue keguguran. Itu alasan gue gak
Pernah kekampus..”
Pelupuk mata Adeline penuh akan air mata.

“Bahkan, sekarang udah dua bulan gue belum haid. Gak tahu gue hamil atau karna setres..” ucap Adeline

Aryo menggigit bibirnya sendiri. Matanya terbelalak kaget. Nafasnya memburu, rasanya ingin marah
Ingin mengutuk manusia bernama Riko.

“Del? Lo, yaampun. Lo.. gue fikir lo bahagia, gue fikir lo baik baik aja Del. Sumpah ternyata... astaga del..”

“Yaudah lah Yo. Gapapa. Gue gak mungkin putisin Riko Yo. Gada laki laki yang mau sama sampah kayak gue..” ucap Adel
Aryo memeluk Adeline pelan. Tangannya membelai rambut Adeline.

“Del, jangan bilang gitu lagi ya. Tolong.
Besok, kita ke dokter ya. Jangan takut Del. Ada gue. Kalaupun itu anak Riko, kalaupun lo hamil. Gue akan tanggung jawab..” ucap Aryo pelan.
Tangisan Adeline pecah. Jarinya bergetar memeluk Aryo.

“Yo.. i love you..”
“Sst, udah jangan nangis..” ucap Aryo pelan.
“Aryo kemana ya? Udah jam 9 gak dateng dateng. Apa dia kecelakaan ya? Tadi bilangnya otw..” ucap Rachel.

“Gue telpon gak diangkat angkat. Tapi cobalagi deh..”

*drrrt drrrt*
“Halo, punten ini teh Yayan kak..” ucap Yayan

“Hah? Kok elo yan. Aryo kemana?” Tanya Adeline
“Gak tahu kak. Tadi numpang ngecharge sama minjem konci Surya. Gak tahu ada apa euy!”

“Nanti juga kesini katanya mah..”

“Oo yauda makasih ya Yan..” ucap Rachel
“Ada apa ya?”ucap Rachel dalam hati.

Hatinya gelisah tiasa tara, rasa ketakutan dan kecemasan yang luar biasa menyeruak didalam hati Rachel.

Sebuah firasat tidak mengenakan muncul di lubuk hati kecilnya.
Aryo cerita dengan emosional bangeeeet.

Maaf ya yo jadi plesbek :”)
:”)

:”)
“Malem ini, lo tidur disini aja ya Del. Gue harus pulang..” ucap Aryo

“Ng.. gak boleh ya kalo lo nemenin gue Yo?” Tanya Adeline

“Bukan gak boleh, gak enak aja cewe sama cowo 1 kamar Del..” balas Aryo

“Oh, yaudah Yo..”

“Okedeh, gue balik dulu ya..” ujar Aryo
Adeline mengangguk pelan.
“Tenang aja, gak bakal ada Riko kok. Riko gak tahu juga kost an Surya..”

“Iyaa Yo.. makasih ya..” Adeline pun tersenyum kecil

Aryo berjalan menuju parkiran motor.
Ia baru mengingat jika malam ini ia sudah berjanji dengan Rachel
“Dan sekarang, gue harus bilang apa sama Rachel?”

“Aduh Yooo nambah pusing pala lu ini..”
“Mungkin ini yang terbaik, biar Adel juga baik baik aja dan gak di ganggu sama Riko kalau gue ada disisi dia..” ucapnya Dalam hati.
Aryo memacu kan vespa tuanya menuju kost an Yayan.

Sesampainya di kost Yayan, seribu pertanyaan keluar dari mulut Yayan.

“Sia teh kemana Yooo? Pacar lu nyariin sia teeeh!” Ucap Yayan
“Hhh, panjang ceritanya Yan. Hape gue mana?” Tanya Aryo

“Itu dimeja, coba cerita aya naon ieu teh?” Balas Yayan.

“Gue ngabarin Rachel dulu. Baru gue jelasin Yan..”

“Yaudah atuh..”
Aryo mengetik pesan untuk Rachel, memberikan sebuah alasan mengapa ia tidak bisa hadir kerumahnya malam ini.

Malam sudah terlalu larut, Rachel tidak membalas pesan Aryo.

“Jadi, kumaha Yo?” Tanya Yayan
“Hhhh..” Aryo menghela nafas.

“Gimana ya gue ceritanya. Gue tahu lo pasti bakal anjing2in gue Yan..”
“Gue, gue mau mutusin Rachel..” ucap Aryo

“Demi naon? Kenapaa Yo? Euy sia teh kesambett?” Balas Yayan

“Nggg.. gini, Adel.. Adel selama ini di pukulin sama Riko Yan..”
“Ya terus?”
“Iya, gue.. gue gak mau kalo dia kenapa kenapa Yan. Sumpah gue sayang sama dia, dan pas gue liat dia memar memar gue gak tega..”

“Terus, sia teh mau jadi pahlawan kesiangan Yo?” Ucap Yayan.

“Ya, gak gitu Yan. Mungkin lo gak ngerasain jadi Adel..”
“Lo juga gak ngerasain jadi Rachel gimana. Coba posisiin jadi Rachel Yo.”

“Gue tahu. Cuman, Rachel masih baik baik aja, tapi Adel? Dia udah abis abisan gitu Yan..”

“Punten yah Yo. Eta mah urusan si Adel. Siapa suruh yah dia nerima senior ganteng? Pilihan dia kan?
Sekarang dia digebukin atuh salah siapa?”

“Yan..”
“Udah lah Yo, aing udah tau arahnya kemana. Urusan lu itu, tp jangan pernah nyesel lu buang orang yang udah care sama lu. Titip gue itu aja Yo..”
Tatapan mata Aryo mendadak menjadi sayu. Dalam hatinya sedikit tertohok mendengar ucapan Yayan.

Tapi, ego nya terlalu besar untuk memilih menjadi pendamping Adeline.

“Yaudah yan, tengs ya. Gue pamit..” ucap Aryo.

Yayan mengangguk pelan.
Aryo berjalan menuju parkiran motor dan bergegas untuk pulang kerumah.

Sepanjang jalan, hatinya teramat bimbang.

“jangan pernah nyesel lu buang orang yang udah care sama lu. “

ucapan Yayan selalu terngiang di telinga Aryo.
Setelah sampai rumah, ia melihat pak Muslih sedang mengintip ke arah kamar Budi. Aryo heran, ada apa?

“Pak..” ucap Aryo
“E..h kamu!”
Kaget bapak!” Balas Pak Muslih

“Kenapa pak?”
“Enggak enggak. Bapak cek tempat aja lg liat liat. Kamu kok baru pulang?”
“Iya tadi ada urusan. Yaudah aku naik kekamar ya pak..” ucap Aryo

Pak Muslih mengangguk pelan.

“Yo wes sana..” ucapnya.
Aryo menatap dirinya sendiri di kaca. Meyakinkan dirinya atas pilihan yang ia pilih.

“Rachel.. atau Adel?” Kalau Rachel. Tapi kalau sama Rachel, Adel gimana?” Ucap Aryo.

“Hhhh.. semoga semoga semoga ini yang terbaik buat semua. Yo, jangan pernah nyesel. Ini adalah keputusan
Yang lo buat sendiri!!” Ucapnya dalam hati.

Malam itu, Aryo gelisah, memikirkan bagaimana bila menjadi Rachel. Ia sangat egois dan seperti manusia yang tidak memiliki hati nurani.
Tapi disisi lain?

Bagaimana dengan Adeline?
“Leeeee! Kamu gak kuliah Le?” Tanya ibu Kus

“Hah? Emang ini jam berapa bu?” Tanya Aryo

“Jam 8 Le! Kamu tidur kaya kebo sih!”

“Aku libur sih bu. Tapi ada janji siang nanti..”

“Yaudah kalo libur..” ucap ibu Kus
Aryo mengecek handphonenya. Membaca pesan teks yang panjang dari Rachel.

Intinya; Rachel kecewa.
“Dengan kamu bantu Adel, kamu gak mikir aku nungguin kamu?”
“Aduuuh pusing gueeeeeeee.” Ucap Aryo.

Aryo membalas pesan dari Rachel. Pagi itu, Aryo harus menemui Rachel.

“Bu, aku jalan ya!” Ucap Aryo
“Lho, katanya siang Yo?” Tanya ibu Kus

“Gak jadi, jadinya sekarang..”
“Yauda hati hati Le!”
Aryo bergegas menemui Rachel di sebuah caffe dekat rumahnya.
Wajah Rachel tidak teduh seperti biasanya.

“Duh, mampus nih gue..” ucap Aryo.

“Kamu gimana sih? Kamu tahu kan? Kamu tahu aku uda masak! Kamu tahu eyang aku nungguin kamu sampe malem Yo!
Kamu..”

“Kita putus ya kak..” ucap Aryo.

“A..a-apa?” “Pu-putus?” Balas Rachel

“Iya..”

Rachel menatap Aryo dengan tatapan tidak percaya. Sungguh tidak percaya.
“Gue tahu kak gue jahat banget, gue ngecewain lu, gue egois banget. Tapi gue harus balik lagi sama Adel. Walau, belum pacaran sih..”

“Glek..
Tega ya kamu Yo..” ucap Rachel dengan nada bergetar.
“Kenapa gak dari awal aja lo balik sama dia?”
“Kenapa sih Yo? Kenapa awal lo mau tiba tiba jd kayak jadi gue yang harus ngerelain Yo?” Pelupuk mata Rachel mulai membendung air mata.

Rachel menggigit bibirnya sendiri. Menahan amarah yang ada di dada.

“Kenapa?” Ucap Rachel
“Karna, gue sayang Adel kak. Dia butuh gue sekarang..” ucap Aryo.

“Terus? Lo fikir gue gak butuh lo Yo?”
Hhh,” Rachel mulai mengatur nafas.

“Yaudah lah Yo, mau gue pertahankan sedemikian rupa. Kalau lo gak mau di pertahankan juga buat apa?Kayak gue yg berjuang sendirian..
Percuma kan, kalau berjalan cuma dengan satu kaki? Kaki kita aja berjalan harus dengan dua kaki..”
Rachel bergegas pergi, meninggalkan seluruh hatinya beserta sekotak bekal isi ayam serundeng kesukaan Aryo yang diam diam Rachel buat.

Rachel diam diam mencari kesukaan Aryo lewat Ayu sebelum Rachel pulang bersama dengan Yayan dkk.
Jari Rachel mengelap air mata yang menetes di pelupuk pipinya. Hujan di matanya mulai deras.

“Kandas, ke sekian kalinya.” Ucap Rachel dalam hati.
Yuk, sambil dengerin ini🙃

:”)
TENANG SAUDARA TENANG! Si aryo kuncupnya udah mau gue tarik rasanya 😭😭😭😭😭😭

“Namanya juga cinta Ra, cinta emang jadi bodoh. Lo pasti pernah kan jadi bodoh karna cinta?”

NAHLU JADI W YG DI CERAMAHIN DAH😭
Sepertinya malam ini aku tdk bisa berkisah dulu karna keluarga aku lg dtg kerumah :”)

Untuk menebus dosa, aku buatin sketch Adeline :”) Image
SURPRISE !!😆
Aku bikinin sketch Rachel tp mungkin ini gambaran kasarnya, karna Aryo blg alisnya tipis, aku agak rancu gambarnya HEHEHE.

Rachel itu agak tomboi tapi tomboi bisa dandan gitu😂 (eee gimana)
Gitulah pokoknya :”)))
Jago masak juga kata Aryo :”) Image
Aku sampein kan ke Aryo, “tuh. Diomelin sama orang2 lu sih ada ada aja Yo!”
Dia jawab “Iyaa, mau gimana lagi. Rachel emang cakep. Hitam manis, Semua juga cakep. Yg pas pas an cuma gue disini. Gimana ya pas mereka tahu akhir kisah gue? Tambah di hina gue rasa..”

W: ....😳
Lanjut gak nih? 😸😸😸
Oke TARIK SIS~~~

Lanjut~~
Aryo menatap punggung Rachel yang mulai menjauh, hatinya cukup teriris melihat Rachel menangis karna dirinya sendiri.

Menurut Aryo, kali ini ia harus menjadi egois. Semua ia lakukn untuk kebaikan Adeline.

“Hhhh, tega banget sih gue..”
Tatapann matanya kosong, melihat kotak bekal yang sudah Rachel siapkan untuknya.

“Kak, gue harap lo bisa mengerti..”
ucap Aryo dalam hati.

Aryo melangkahkan kakinya menuju parkiran motor, tangannya merogoh kantong untuk mengambil handphone untuk menelpon Adeline.
“Del, lo dimana? Masih di kost Surya?”

“Iya, lo mau kesini Yo?” Ucap Adeline

“Iya. Tunggu ya Del..” balas Aryo.

Aryo menutup teleponnya, kemudian bergegas pergi untuk membeli nasi bungkus di warteg untuk Adel dan berangkat ke kekost an surya
Aryo sudah menyiapkan uang untuk mengajak Adeline ke dokter. Berharap semua baik baik saja, bahkan. Bila perlu Aryo harus bertanggung jawab, bila memang terjadi hal yang sebenarnya ia takutkan.

Sesampainya Aryo di kost Surya, aryo langsung menemui Adeline
“Del, lo udah makan? Gue.. ng, gue ada makanan nih buat lo..” ucap Aryo

“Belum. Wah makasih yah Yo! Hmm, itu.. bekel dari siapa Yo?”

“Oh, ini.. dari kak Rachel..”

Adeline terdiam mendengar nama Rachel.

“Oh..”
“Gue tadi ketemu buat ya, ngeakhirin hubungan gue sama dia Del. Ternyata, dia bawain ini..” balas Aryo.

“Oooh, hmm. Boleh gak kalo bekel itu gausah lo makan?” Ucap Adeline

“Hah? Kenapa emang?” Tanya Aryo bingung.
“Yaaa.. gimana ya, itu kan dari perempuan lain. Gue.. gak suka aja gitu..”

“Hmm.. iya fine kalo lo gak suka. Gak gue makan. Tapi jgn dibuang Del, sayang..”

“Yaudah, lo kasih temen lo aja kalo gitu. Atau buat siapa kek..” ucap Adeline dengan nada ketus
“Iya iya, yaudah ini bekelnya ditaro sini dulu. Lo makan dulu ya. Kita ke dokter hari ini..” ucap Aryo

“Serius ke dokter? Gue takut Yo..”

“Iya serius. Gak usah takut. Kan ada gue..”

Adeline mengangguk pelan. Kemudian mulai membuka nasi bungkus yang Aryo bawa
“Yaudah makan yaaa..”

“Iya..” ucap Adeline pelan.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Aryo dan Adeline bergegas untuk ke rumah sakit terdekat. Jaraknya tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 15 menit dari kost an surya.
“Ini nomernya. Lo tensi dulu ya. Kalo ditanya, bilang aja kita suami istri..” ucap Aryo.

“Hhhh.. oke Yoo..” balas Adeline.

Adeline melangkahkan kakinya menuju suster yang berjaga untuk mengambil tensi.

“Keluhannya apa bun?” Tanya suster
“S..saya, belum haid sudah dua bulan..”

“Baik. Sebutin keluhannya ya bun biar saya catet. Kemudian saya tensi dulu dan bunda timbang berat badannya dulu ya..” ucap Suster RS.

Adeline mengangguk pelan.

“Udah?” Tanya Aryo.

“Udah, tinggal nunggu obgynnya nih..” balas Rachel.
“Atas nama ibu Adeline Rahayu Liem..” ucap Suster.

“Yo.. gimana nih, takut..” ucap Adeline.

“Udah tenang aja Del..” balas Aryo
“Aduh, sebenernya gue takut banget nih. Disuruh tunjukin buku nikah kaga ya?” Ucap Aryo dalam hati.

“Yo, Ayo!” Adeline menarik tangan Aryo pelan

“E..eh, iya iya!” Balas Adel

Dokter menanyakan keluhan Adeline, apa yang Adel rasakan saat ini. Dan menyuruh Adeline untuk berbaring
“Di usg ya bu..” ucap Dokter .

Tangan Aryo dingin dan gemetar pelan. Sesungguhnya, Aryo belum siap mendengar kata “selamat! Istri bapak HAMIL!”

😂

“Hmmm, disini sih tidak ada kantung kehamilan yaa.. dan baik baik aja. Mungkin faktor setress sih pak istri bapak..”ucap Dokter
“Hhhh..” Aryo menghela nafas.

“Ada apa pak?” Tanya Dokter

“O..oh enggak dok. Enggak apa apa..” balas Aryo.

“Haduh syukur deh, udah mau kecepirit gue rasanya..” ucap Aryo dalam hati.
“semua baik baik aja. Ini palinh saya resepin obat ya bu..”

“Iya dok makasih..” balas Adeline.

Aryo dan Adele keluar dari ruangan Dokter.

“Haduh deg deg an banget gue Yo!” Ucap Adel
“Hahaha, tapi kan udah berakhir..” balas Aryo

“Yang penting gue gak kenapa kenapa gak usah di tebus Yo”

“Emang kenapa?”

“Gapapa Yo! Gak usah..”

“Okedeh..”
“Aryo, thanks banget ya..” ucap Adel
“Udah, santai aja. Btw, Riko gimana?” Tanya Aryo

“Udah gue putusin. Dia marah marah ditelpon. Gue bilang kalo gue udah pacaran sama lo. Kalo dia berani nyentuh lo, gue bisa visum. Dia gak bakal berani kok..”

“Ooh, syukurdeh..”
“Suster sama dokternya natap gue heran, mungkin dikira gue kdrt kali. Hahaha..”

“Haha, iya ya. Dasar lo Yo!” Adeline menepuk punggung Aryo.

“Jadi, kita mau kemana? Tanya Adeline
“Kekost an surya aja gimana?”

“Yaudah yuk..” balas Adeline.

Aryo dan Adeline bergegas kembali kekost an Surya. Sesampainya mereka di kost an, Adeline membuka pembicaraan..
“Hmm.. Yo, jadi.. kita gimana?” Tanya Adeline.

“Lo, maunya gimana?” Tanya Aryo

“Kok lo malah nanya balik sih Yo iiih..” Adeline mencubit paha aryo pelan.

“Adududuh, sakit Del. Hmm, lo mau kita pacaran?” Tanya Aryo
Adeline mengangguk pelan, wajahnya mulai memerah semerah bunga mawar yang sedang mekar mekarnya.

“Hmm, gue nya mau gak yaaa..” ucap Aryo

“Iiiih, jahaaat!” Balas Adeline

“Hahaha, yaudah kita pacaran yaa..”

“Bener?”

“Iya..”
“Hmm, makasih Aryo..” Adeline memeluk pelan Aryo.

Sore itu, ada dua pasang manusia yang sedang berbahagia.

Tapi ada seseorang yang terluka atas kebahagiaan mereka.

Iya.

“Rachel..”
“Gue putus sama Aryo..” ucap Rachel. Matanya sudah bengkak sebelah. Terlalu banyak air mata yang ia keluarkan siang ini.

“Speechless gue kak..” ucap Steven.

“Kenapa cel? Lo salah apa?” Atau Aryo yang salah?” Tanya Dobleh

“Glek.. Rachel menelan ludah. Karna, Adeline..”
Semua yang mendengar jawaban yang keluar dari mulut Rachel terkesima.

Sungguh terkesima.

“Anjing kan?” Ucap Yayan.

“Lu, udah tau Yan?” Tanya Dobleh.

“Si Adel ceunah di gebugin wae sama Riko. Yah, si Aryo mau jd pahlawan mereun... jadi weh si Rachel di pegatkeun..”
“Terus? Kalo dia digebukin apa hubungannya sama Aryo gitu?” Tanya Steven.

“Yang jelas, si Aryo mau ngelindungin Adel. Jadi weh dia ninggalin Rachel demi Adel..” balas Yayan.

“GUOBLOOOOOOOK!!!” Teriak Dobleh

“Sampe si Aryo kesini. Gue pecahin palanya..” ucap Dobleh
“Udah gapapa. Gue gapapa. Jangan ada berantem antar kalian. Aryo kan temen kalian..”ucap Rachel

“Tapi cel, lu pikir aja. Dia salah banget cel!” Balas Dobleh

“Gue gak setuju sih kalo lo apa apain si Aryo. Ini love life nya dia Bleh. Tapi yang jelas emang tolol..” ucapStev
Semua orang yang ada di ruangan itu kecewa. Kecewa atas pilihan Aryo.

“Paling, ujung ujungnya juga.. kebaca..” ucap Dobleh.

“Udah. Gue gak apa apa kok. Paling, kalo ada Aryo. Gue jarang kesini. Dan, gue juga mo balik sih..” balas Rachel
“Yaudah, yuk. Gue anterin.. sekalian mau ambil celana di kost an surya... koncinya mana Yan?” Tanya Dobleh.

“Koncinya teh ada di Aryo. Mungkin mah ada kali si Aryo disana. Lu langsung aja kesana..” balas Yayan

“Cel, lu nanti tunggu aja didepan ya. Jgn pulang sendiri..”
“Hmm, yaudah deh..”

“Iya. Mata lo juga bengkak gitu gila..”

Dobleh dan Rachel melangkahkan kakinya ke parkiran motor, dan bergegas menuju kost an surya.
Sesampainya, di Kost an Surya.
Dari kejauhan, Aryo dan Adeline keluar dari kamar Surya.

Rachel terbelalak kaget,

Tatapan mata Rachel terpaku.
Melihat ditangan kanan Adel membawa sesuatu yang sangat ia kenal.

Kotak bekal miliknya untuk membawa bekal Ayam serundeng pagi tadi
“Tunggu ya kak.. yeh dia malah bengong..” ucap Dobleh sambil membuka helm.

Dobleh melihat ke arah yang di lihat oleh Rachel.

“Anjing lah..”

“Enggak. Lo jangan apa apain Aryo bleh. Udah tahan..” Rachel menahan Dobleh
“Eh Dobleh..” ucap Aryo

Aryo cukup kaget melihat keberadaan Rachel dibelakang Dobleh.

Sedangkan, Adeline melihat Rachel dengan tatapan malas.

“Udah bahagia lu Yo sekarang?” Tanya Dobleh

“Maksud lo apaan bleh?” Teriak Aryo

“Ya, lu pikir aja.. konci kost Surya mana?”
“Udah gue selipin di bawah karpet..” balas Aryo.

Aryo dan Adeline melengos pergi.

Dalam hati Rachel.

“Mampu ya Yo, lo seringan itu ninggalin gue?”
“Udah kak biarin aja. Emang belum jodoh kali. Gue ambil celana dulu ya kak!” Ucap Dobleh

Rachel mengangguk pelan.
“Lo kenapa diem aja Del?” Tanya Aryo

“Enggak. Bete aja denger Dobleh ngomong gitu..” balas Adeline.

“Udah diemin aja. Wajar lah Del. Diakan temennya Rachel..”

“Oooh iya iya..” balas Adel

“Gue anter pulang ya Del..”
Aryo melirik pelan Adeline ke spion
“Boleh.. bengkaknya udah mendingan sih ini..”

“Okedeh.. “

Sesampainya di rumah Adel, Aryo lamgsung pamit pulang.

“Langsung balik ya Del..” ucap Aryo

“Oke Yo..”
“Hmm, boleh gak menggilnya aku kamu?” Tanya Adeline
“Boleh dong..” Aryo tersenyum kecil

“Yeey.. makasih pacar..”

“Hahaha apaan sih..”
“Yaudah balik dulu yaa..” balas Aryo.

Adeline mengangguk pelan.

Aryo bergegas untuk pulang kerumahnya.
Dijalan, tiada hentinya ia memikirkan Rachel.

“Gimana nih, merasa bersalah banget gue. Tapi, ya mau gimana? Harus ada yang dikorbankan sih ini..”

“Kak, maafin gue ya kak..”

“Emang jahat banget gue kak..” ucap Aryo dalam hati.
Hari hari pun berlalu.

Aryo tidak lagi ke kost an Yayan. Karna Aryo merasa tidak enak dengan teman temannya.

Bertemu dikelaspun tidak bertegur sapa.

Semester baru pun dimulai. Aryo memilih kelas dan mata kuliah yang sama bersama Adeline.
Sekalipun bertemu dengan Rachel, Rachel memilih melemparkan tatapannya ke arah lain ketimbang melihat Aryo.

Setiap saat, Aryo selalu bersama Adeline. Terkecuali sudah pulang kuliah.

Aryo tidak perduli dikucilkan oleh sahabat sahabatnya yang selalu ada untuknya.
Aryo pun berubah menjadi orang yang sangat egois demi seorang perempuan yang ia cintai.

Hari harinya hanya kuliah dan bertemu Adeline.

“Hanya untuk Adeline”
“Yo. Kamu suka perempuan yang kayak gimana sih?” Tanya Adeline.

“Ya, yang kayak kamu Del..” balas Aryo

“Iii gombal aja ya!”

“Hahaha..” Aryo tertawa pelan.

“Kamu, sebenernya kalo mau main sama temen temen kamu gapapa Yo. Asal.. jangan ada Rachel disitu..”
“Enggak Del, pasti ada Rachel disitu. Aku juga malah jadi ga enak kalo tiba tiba dateng gitu aja Del..” ujar Aryo.

“Iya juga sih ya Yo.. hmm, btw. Dulu kan kamu ngajak aku naik gunung. Gimana kalo kita wujud in?”

“Kamu mau?”
Adeline mengangguk pelan.
“Hmm, sekarang kan musim hujan terus, lebih enak pas cuaca lagi gak hujan. Kita main ke dufan aja mau? Atau ke bandung?” Tanya Aryo

“Boleh! Nanti aku izin sama papa..” tandas Adel.

“Eh, ada Aryo..” ucap Ibu Amel. Ibu Amel adalah mama nya Adeline.
“Iya tantee..” Aryo tersenyum kecil.

“Masuk aja dari pada diluar..”

“Gapapa tante, disini aja..” balas Aryo.

Aryo sudah dikenal di keluarga Adeline sebagai kekasih Adel, tiap sore setelah perkuliahan, atau saat malam minggu Aryo berkunjung kerumah Adeline.
“makasih ya kamu udah baik banget. Kamu juga sampe rela ninggalin temen temen kamu buat aku.. aku jadi gak enak..” ucap Adeline.

“Gak apa apa Del. Kamu gak usah ngerasa gak enak.. santai aja lagi..”

Adeline tersenyum kecil.
“Oh iya aku pamit ya Del, gak enak sama ibu. Soalnya kedai lagi rame ramenya nih..”

“Oh iya Yo, kamu hati hati dijalan ya Yo!” Balas Adeline.

Aryo mengangguk pelan.
Dan mulai bergegas untuk pulang kerumah.
“Bu, Itu karyawan baru?” Tanya Aryo kepada ibu Kus.
Aryo mulai bergegas untuk membantu ibunya melayani pelanggan yang tiap harinya semakin ramai.

“Iya, karna Tono kan udah ga kerja karna sakit, jadi bapak nyari orang lagi..”

“Ooh, sekaligus 3 gitu bu?”

“Iya Yo..”
“Udah kamu anterin gih mie ayam ke meja nomer 4 ya Yo!” Ucap Ibu Kus

Aryo mengangguk, tangannya mulai menyiapkan mangkuk mie ayam yang ditaruh diatas nampan.

Kedai baksonya semakin ramai. Bahkan sekarang, rumahnya sedang di renovasi, dan ruko sebelah sudah mampu ia beli
Untuk memperluaskan tempat duduk bagi pelanggan yang ingin makan di tempat. Jam 8 malam pun kedai sudah tutup karna penjualan semakin laku keras.

“Eh, ini pasti mas Aryo ya?” Tanya Jamal, selaku karyawan baru.

“Iya mas. Betul. Ini rolling door nya tutup aja..” balas Aryo
“Iya mas siap..”

“Salam ya buat temen2 kamu yg lain. Saya naik dulu ke atas..” ucap Aryo.

Jamal mengangguk pelan dan mulai menutup kedai bakso milik pak Muslih.

Aryo bergegas naik kekamarnya, hari ini cukup melelahkan baginya.
“Del, aku tidur duluan yaa..” Aryo mengirimkan sms kepada Adeline.

Malam itu, Aryo tertidur pulas.
Pukul 02:00 aryo terbangun dengan sendirinya.

Dengan samar, ia melihat di pojok kamarnya seperti ada orang yang memerhatikan ia tidur.

“Ngg.. apaan tuh ya?”
Samar samar ia perhatikan. Sosoknya tinggi, hitam dan berbulu. Memiliki taring panjang dan sorotan mata nya merah menyala.
Dengan sepersekian detik, Aryo menyadari apa yang ada di hadapannya.

“Hah.. jangan jangan..”
aryo melangkahkan kakinya berlari membuka pintu kamarnya
“IBUUU IBUUU” Teriak Aryo.

*DOR DOR DOR* Tangannya mengetuk pintu kamar Ibu Kus dengan cepat

“Ada apa Le?”tanya Ibu Kus dengan heran.

“I-itu bu. Ada hantu!” Teriak Aryo

Mendengar kata hantu ibu Kus tertawa geli
“Haduh Yo, Yo udah bangkotan begini masih aja kamu mimpi kali..” ucap Ibu Kus

“Enggak bu! Enggak! Aku tidur sama ibu sama bapak ya! Serem banget bu, Aryo takut..” balas Aryo

“Wong edan kamu Le! Masa tidur ber 3 sih, kamu udah gede Le!”

“Ah udah biarin bu. Besok Aryo uas bu!”
“Haduh yaudah, kamu tidur sama bapak. Nanti ibu tidur di kamar Ayu aja..” ujar ibu Kus.

Aryo menyelinap masuk dan tidur di sebelah pak Muslih. Jantungnya masih berdebar. Ia masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat tadi.

“Suwee suwee” keluh Aryo
Pagi pun tiba, Pak Muslih kaget melihat orang yang disebelahnya adalah Aryo.

“Kok kamu disebelah bapak sih Yo!” Tanya pak Muslih

“Aduh, tadi malem ada setan pak..” balas Aryo

“Gendeng, setan dari mana? Kamu kali setannya!” Ujar Pak Muslih, tanganya menepuk bahu Aryo
“Bangun udah pagi! Kuliah kan kamu?”

“Iya pak. Ini udah bangun ngumpulin nyawa dulu..” ucap Aryo.

Aryo kembali masuk kekamarnya. Ia mengintip pelan pelan ke segala arah.
“Aduh udah ilang kali ya tuh setan. Serem banget kampret..” teriak Aryo dalam hati.
Aryo mulai bersiap siap untuk berangkat kuliah.

“Sarapan Le!” Teriak ibu Kus dari bawah.

Aryo berjalan menuruni tangga.

“Gak usah bu, aku langsung aja takut telat..”

“Yaudah! Nanti selesai ngampus makan ya!”

“Iya bu. Aku jalan dulu..” Ucap Aryo.
Aryo bergegas memacu vespa nya menuju rumah Adeline, menjemput Adel adalah prioritas utana Aryo.

“Yuk Yo! Berangkat!” Ucap Adel

“Iya, sini helmnya aku pakein..” Aryo memasangkan helm untuk Adeline.

“Okee aku naik yaa!”

“Iyaaa..”
Lanjutan thread yg kepotong🙏🏻

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Ara

Ara Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @araskyy18

Jun 7, 2022
Ini salah satu destinasi yg aku hindari sebenernya wkwk tp bole la di cuba.

Soalnya aku sempat ke museum di Kota banten.

Pusing, mual & gak kuat bgt. Ada sosok maaf (kayak pekerja kasar) lehernya kyk diikat sebuah beban batu yg ada dibelakang badannya dia -
Selalu merintih kata tulung.

Aku awalnya menghiraukan dia. Tapi sosok ini terus ikutin aku melulu. (Ini bahasa indonesia aja ya) Dia merintih kesakitan terus.

Krna lehernya diiket sesuatu kayak besi gitu yg ada rantai di belakang & ada batu. Dia disiksa sm
Serdadu belanda gara2 dia kerjanya lambat bgt, karna kelewat tuaaaaaa bgt. (Malah di siksa dgn cara itu) ia masih harus kerja paksa buat bikin jalan Anyer - Panarukan.

(Namanya uda tua, tenaga jg dikit. Tp dipaksa buat kerja paksa)

Upah dia jg uda dipotong sm pejabat daerah.
Read 5 tweets
Jun 6, 2022
Kehidupannya dulu baik-baik aja.
Laki laki ngeliat dia “wuihh sedep nih.”
Sampe temen ku sendiri terpesona bgt

Sampai pd akhirnya dia blg “lo mau gue kenalin gak sama pakde gue? Dia bisa pasang susuk. Nih gue pake di bibir.”
& yg lebih bikin aku tercengang. Permintaan pakdenya:
Temenku ini disuruh foto bugil.
Bener2 gila dalem hati aku. Posisinya saat itu aku masih smk.

(Kacau bgt emg)😭
Dulu aku smk kan tata busana, jd kdg suka mampir kerumah temen buat ngejait tugas rame2.

“Lu mau ngapain put?” Tanya aku. Namanya putri.

Dia minjem kamar temenku yg namanya unge.

“Mau foto gue. Nge, pinjem kamar lu ya. Tp lu diluar aja sm anak2. Minjem bentar ya
Read 23 tweets
Nov 23, 2020
Ditemani udara pagi yang masih segar di hirup. Sebuah lagu favorit Aryo menggema di telinga.

“Kok kamu nyetel lagu ini sih? Ini kan lagu favorit aku..” Ucap Aryo

“Oh ya? Aku juga suka lagu jikustik!” Balas Adel

“Ihh kamu ngikutin aku nih!”

“Enggak enak aja yaa!”
Aryo melirik ke arah Adeline lewat kaca spion.
Adeline terlihat sedikit cemberut.

“Hehe iya enggak enggak. Malah kamu hebat! Bisa satu selera musik sama aku!” Balas Aryo

“Iya doooong!”

Senyum Adeline mengembang.
“Udah sampeee, sini aku bukain helmnya..” Ucap Aryo.

“Iyaa..” balas Adeline

Pandangan mata Aryo tertuju melihat ke arah gerbang. Ia melihan Yayan, Dobleh dan Steven sedang tertawa bersama

Hati kecil Aryo sebenarnya menginginkan untuk tetap bersama dengan mereka.
Read 199 tweets
Sep 24, 2020
Jd inget dulu pas sd pernah di bully krna w pendiem :( terus ga tau itu di sengaja apa engga sm geng kelas w kayak kedorong gt gue lg renang sekelas. Trs gue lg diri di ujung kolam, tiba2 kedorong trs jatoh samping pinggiran kolam:( refleks jatoh kena pinggir kolam
Kaki kiri kena tulang kering karna ngehantem ujung kolam😭 bangun2 dr kolam, kolamnya merah semua. Eh liat kaki udah bolong keliatan tulangnya lgsg di bawa ke rs wkwkwk, pas smp kecelakaan maut sama atin, bahu kiri jatoh duluan ke aspal nahan beban motor yg ngebanting
Ke badan, ditambah uda jatoh ketiban motor, nyeret jalan pula :( melek2 liat langit. Atin uda nangis sesenggukan gue blg “ayo sekolah gapapa” karna mo persiapa. UN dulu wkwk, atin blg “gamau lu gila? Gue takut lo kenapa2 raa” sebelum kecelakaan atin lg denger lagu
Read 10 tweets
Aug 9, 2020
Emg istirahat penting bgt sih sama kudu off buat mikir.
Bulan kemarin sampe di suruh off hp sm dokter, off komunikasi sm org2 yg bikin mental down. Dampaknya sampe skrg haid cm setetes karna stress
Dan disuruh “happy” & refreshing ya! Jalan jalan atau liat hal yg hijau2. Off hp, akhirnya jalan dadakan. Aryo sampe ngomel2 karna permasalahn itu wkwk.
Alhamdulilah membaik banget. Bisa mulai berfikir lagi, kemarin sebelum kedokter, ngomong banyak gagap
Terus mau ngucap sesuatu jd ngeblank dan lupa. Tangan selalu gemeteran, gak bisa tidur sampe hampir seminggu.
Setelah refreshing dan off semua hal serta istirahat cukup alhamdulilah membaik. Dan kembali normal.
Read 5 tweets
Aug 8, 2020
Malem minggu ini mau cerita cerita, tp bukan tentang “horor” euy..

Tentang “memikul sebuah beban dari teman teman instagramku.
Aku pun sama, pernah mengalami yg namanya insecure bgt huhu😭 ImageImage
ImageImageImageImage
ImageImageImage
Read 7 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(