Benny Prawira Siauw Profile picture
Oct 1, 2020 24 tweets 7 min read Read on X
Bunuh diri tidak selalu didahului dengan depresi. Ngukur perilaku bunuh diri yah pake alat ukur bunuh diri, bukan alat ukur depresi. Terapi untuk depresi juga tidak selalu efektif untuk mengurangi perilaku bunuh diri.
Isu bunuh diri jauh lebih besar daripada depresi atau gangguan jiwa lainnya. Narasi bunuh diri yang penjelasannya berhenti hanya di depresi atau di gangguan jiwa secara umum adalah narasi yang terlalu menyederhanakan masalah yang kompleks.
Kita bahas satu per satu yah.

Kenapa bunuh diri bukan hanya ttg depresi/gangguan jiwa?

"Only people with mental disorders are suicidal" masuk ke MITOS bunuh dirinya WHO (2014).

who.int/mental_health/…
"FAKTA : perilaku bunuh diri memang indikasikan ketidakbahagiaan tp tdk selalu ttg gangguan jiwa. Banyak org dgn gangguan jiuwa (ODGJ) yang tidak memiliki perilaku bunuh diri & tidak semua org yg meninggal bunuh diri punya gangguan jiwa."

Tapi, bukan cuma itu, #SobatHidup...
Thomas Joiner & tim (2012) menganggap gangguan jiwa tingkatkan risiko bunuh diri, tp sbgn besar ODGJ tdk sampai ke tahap percobaan & kematian bunuh diri. Mereka bangun teori dmn pemikiran bunuh diri muncul krn proses isu interpersonal seperti kesepian & persepsi jd beban.
Perasaan kesepian (thwarted belongingness) & persepsi jd beban (perceived burdensomeness) yang berujung pada pemikiran bunuh diri ini dapat dilihat pengembangan teori ke alat ukurnya di sini :
coping.us/images/IPT2012…
Ada lagi teori dari Klonsky (2015) yg jelaskan kombinasi kehadiran rasa sakit & putus asa yg mencetuskan pemikiran bunuh diri, kurangnya keterhubungan memperparah proses ini & adanya kapasitas "berani mati" yg akan memungkinkan ke percobaan bunuh diri : www2.psych.ubc.ca/~klonsky/publi…
Dari sini, kita bisa lihat bahwa manusia bisa terluka dan putus asa karena banyak hal sehingga berpikir hidupnya tidak lagi layak untuk dijalani, sehingga memunculkan pemikiran bunuh diri. Penjelasan gangguan jiwa saja tidak cukup untuk menjelaskan perilaku bunuh diri.
Para suicidolog global mendorong move on dari pembahasan ttg gangguan jiwa di riset bunuh diri. Glenn,dkk, anggap riset gangguan jiwa-bundir itu terlalu bnyk jumlahnya tp tdk bnyk jelaskan & prediksi kehadiran bunuh diri, sehingga mereka lakukan riset ini onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.100…
Dari temuan itu juga, Rory O'Connor, seorang profesor suicidolog mengajukan usulan melihat bundir sebagai "fenomena transdiagnostik", melampaui gangguan jiwa individu & hrs pahami proses kombinasi faktor yg kompleks untuk penjelasan perilaku bunuh diri
frontiersin.org/articles/10.33…
Kita di Indonesia memang masih kurang riset u/ gangguan jiwa sbg risiko bundir, tapi yah kita bisa koq ngejar ketertinggalan bukti ilmiah terkait ini sambil tetap memperhatikan narasi edukasi yg dibawa di edukasi massa lainnya bhw bundir tdk sesederhana masalah gangguan jiwa ;)
Nah, terkait alat ukur, karena kita dah tau ada teori khusus utk bunuh serta bunuh diri tidak selalu bagian depresi, yah tentu lebih valid untuk ukur dengan gunakan alat ukur yg spesifik ke bahas risiko/perilaku bunuh diri, daripada sekadar pakai sub-skala depresi.
Pemakaian alat ukur depresi ini jg bisa terjadi, bkn krn krg pemahaman teori & ketersediaan alat ukur, saya pernah denger mahasiswa yg akhirnya takut alat ukur bunuh diri membahayakan ke partisipan, jd mending ukur depresi aja.

Ini ketakutan yg tidak berdasar jg anyway.
Cek di sini ttg pertanyaan bundir TIDAK picu pemikiran bundir : researchgate.net/publication/26…

Bukti lebih kuat di sini :sciencedirect.com/science/articl…

Kalau online survey ttg bundir gimana? Bikin distress gak? Ga ada peningkatan signifikan tuh di riset ini : sciencedirect.com/science/articl…
Karna isu bundir ini sensitif, tetap pastikan risetmu lalui proses komisi etik kesehatan & penuhi aspek2 etis khusus terkait riset bundir ini (ex : kasih tau kontak bantuan profesional) serta ada pertimbangan tambahan juga di masa COVID-19 ini : thelancet.com/journals/lanps…
Implikasi dari narasi outdated bunuh diri hanya tentang depresi pada akhirnya bisa diterjemahkan ke level praktik bahwa mengatasi perilaku bunuh diri yah cukup dengan intervensi depresi. Padahal langkah pencegahan & penanganan perilaku bunuh diri yah ada perbedaan dgn depresi.
Tidak ada bukti yang cukup kuat untuk psikoterapi depresi saja dapat mengurangi perilaku bunuh diri pada pasien depresi dewasa secara signifikan, meskipun cukup efektif dalam mengurangi keputusasaan.

sciencedirect.com/science/articl…
Intervensi perilaku dan psikososial yang langsung mengatasi perilaku bunuh diri ditemukan efektif mengurangi perilaku bunuh diri daripada intervensi yang berfokus pada depresi saja.

thelancet.com/journals/lanps…
Gimana dengan intervensi daring self-guided? Sama aja, lebih baik pakai intervensi yang langsung address perilaku bunuh diri

thelancet.com/pdfs/journals/…
Di level pencegahan, yah lebih jelas lagi kalau pencegahan bunuh diri itu mencakupi pembatasan kepada akses benda/tempat mematikan agar tidak ada pemikiran yang dilaksanakan ke percobaan bunuh diri. Kalau pencegahan depresi kan tidak mencapai ke titik itu.
Jadi jelas yah penting untuk kita membedakan pembahasan bunuh diri dengan gangguan jiwa semacam depresi. Tidak bisa selalu ditumpangtindihkan apalagi disamakan dari penjelasan teoritis, pengukuran, penelitian sampai praktik intervensinya.
Kita jg perlu gali makna lokal ttg bunuh diri agar bisa pahami fenomena bundir secara utuh. Secara historis-kultural, ada koq riwayat2 ttg bunuh diri u/ jaga kehormatan & patah hati dalam konteks Indonesia. Yah, kan jauh sblm penjelasan depresi lahir, prilaku bundirnya jg dah ada
Pemahaman lokal ttg bunuh diri jg penting. Di Jepang misalnya, mereka punya sikap "suicide beautification" yg juga turut kontribusi dlm risiko bunuh diri. Suicide beautification ini searah dgn suicide glorification ala Barat tp pny corak unik sendiri researchgate.net/publication/33…
So, demikianlah penjelasan lokal kita perlu digali u/ melengkapi penjelasan terkait bunuh diri agar lebih relevan dlm konteks kita. Pnjelasan depresi saja tdk cukup u/ menjelaskan perihal bundir ini. Semoga bisa mendorong kita semua perhatikan isu bundir dgn lebih komprehensif ya

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Benny Prawira Siauw

Benny Prawira Siauw Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @bennysiauw89

Aug 24
Kamu self-harm atau percobaan bunuh diri ga dicover oleh BPJS

Kamu berduka tapi dikejar2 kerjaan, cuma dikasih 1-2 hari berduka

Kamu ketauan punya riwayat skizo, bunuh diri, atau BPD, susah cari kerja

Sapa yg bilang mental health ga politis dan ga dipengaruhi kebijakan?
Ga dicover BPJS untuk perawatan luka2 fisiknya yah, btw. Kalo perawatan psikiatrik/psikologis di-cover sesuai dengan cakupan dan batasannya yang lagi2 yah ditentukan kebijakan~
Trus solusi yg ditawarin: sediain peer counsellor & support group.

Yah klo ada emotional space dan waktu yah pasti bisa saling support, masalahnya kita semua juga dah banyak yg kegencet sana sini krn govt. Trus itu ngadain training & support group mo dari siapa?
Read 11 tweets
Mar 28, 2022
Make alasan bad mood/trauma/urusan tak terselesaikan/inner child/luka masa lalu, buat melukai org lain itu udah last year banget. Please, belajar tanggungjawab dengan pulihkan luka/kelola diri tanpa lukai orang lain. Semua org punya lukanya sendiri, bukan kita doank.
Minta maaf pas buat salah, termasuk saat gak punya kapasitas u/ kendalikan diri, & tunjukkan kemauan u/ berkembang serta kelola diri dgn lebih baik ke depan. Ampuni dirimu, akui kesalahanmu, lalu minta maaf ke org lain yg disakiti agar kita tidak perkuat siklus kekerasan & trauma
Kita semua rentan atas penderitaan, namun sayangnya, kita semua juga rentan membuat kesalahan. Karena itu, mari kita hargai proses pemulihan dari penderitaan masing2 dgn tidak menambahkan derita org lain hanya karena kita lebih mudah berbuat salah di tengah kita menderita.
Read 10 tweets
Mar 28, 2022
Mau pesan apapun terkait motivasi ngegym, ngevegan, meditasi, tes HIV, atau apapun self care/perilaku kesehatan yg baik bagi diri kita, kalo dibawakan dengan cara menyalahkan (apalagi pake data irelevan), nambahin stigma & penghakiman, bukannya mencerahkan. Wajar org jd antipati.
Coba dicek deh niatannya kalo mo kek gini, promosi edukasi kesehatan jangan dijadiin alasan buat holier-than-thou atau bullying orang.
Empasis "dibawakan dengan cara menyalahkan". Betul mood orang bisa swing & reaksi warga Twitter bisa beragam, tapi kalo menurutmu, cara bawainnya dgn menyalahkan, respon & mood apa yg kemungkinan besar akan terbentuk?

Read 7 tweets
Mar 28, 2022
Kita semua menginginkan pemulihan diri dan perubahan dunia menjadi lebih baik. Kita semua juga tau bahwa dibutuhkan kekuatan yang begitu besar untuk bisa memulai itu semua.
Namun, kita seringkali terlalu takut mengeksplorasi diri, melihat luka dan ketidaksempurnaan kita, sebagaimana kita juga takut atas risiko untuk mempercayai sesama kita serta kesia-siaan dari upaya untuk perubahan.
Ketakutan ini berasal dari proses pembelajaran kita atas norma, budaya dan sistem yang tak mendukung proses pribadi kita. Sangat wajar juga untuk ketakutan ini terus menghantui kita, saat tidak hadirnya landasan yang kuat untuk kita memulai proses perubahan yang asing bagi...
Read 6 tweets
Feb 25, 2022
Hanya karena sudah minta izin ke pasien/dampingan, bukan berarti tindakan membagikan kisah pasien/dampingan tidak punya konsekuensi negatif. Pun, pasien/dampingan bisa saja berikan izin karna lagi kalut dgn kondisinya dan merasa ada relasi kuasa dgn nakes/pendamping.
Apalagi kalo membagikan kisahnya lebih dengan nada dramatisir/stigmatisasi suramnya kehidupan dengan kondisi kesehatan tertentu. Mau edukasi emang penting gugah emosi, tapi plis lebih banyakan data dan cara komunikasiinnya tuh diberesin dulu biar gak backfire ke dampingan/pasien.
Sorry, untuk memperjelas, ini membagikan kisahnya sebagai konten di medsos yah.
Read 5 tweets
Feb 25, 2022
Jadi, sudah seberapa lelah kamu mengorbankan kebutuhanmu sendiri, hanya untuk memenuhi kebutuhanmu agar diterima dan dicintai oleh orang lain?
Kebutuhan untuk diterima dan dicintai ini memang segitu kuat dan mengakarnya yah, sampai kita bisa mengorbankan kebutuhan di aspek lain hanya untuk penuhi kebutuhan dicintai itu. Makhluk sosial dan relasional sekali memang.
Peluk untuk semua yang kehilangan dirinya, mengabaikan kebutuhannya, dan bahkan tidak mengindahkan kehidupannya sendiri hanya untuk dapat berbahagia dicintai oleh orang lain.
Read 4 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(