1. Jika Negara Ini Masih Menjadikan Hukum Sebagai Panglima, Maka Usaha Licik Apapun Dari Seorang Untuk "Menghindari" Kewajiban Mempertanggungjawabkan Perbuatannya Melanggar Hukum Tidak Akan Bisa Membuatnya Bebas.
2. Apalagi Untuk Seseorang Yg Jelas2 Berpotensi Sebagai Duri Bangsa Yang Meremehkan Hukum Serta Aturan2 Pemerintah & Menganggap Dirinya Kebal Hukum. Manusia Tipe Ini Sudah Saatnya Di Hadapkan Pada Tembok Hukum.!
3. Orang Ini Hanyalah Sosok Mulut Besar yg Menjadikan Dirinya "Penting". Lihat Saja Gaya Otoriternya, Menjadikan Kesabaran Negara Sebagai Kelemahan & Seenak Menyandera Bangsa & Negara Ini.
4. Pecundang Selalu Identik Dengan Kelicikan & Kebohongan. Dan Standard Tabiat Pecundang Hanyalah Menciptakan Kebohongan Demi Kebohongan Hanya Untuk Wujud "Cacing" Pada Dirinya Terlihat Layaknya Naga.
5. Disemua Ucapan & Kalimatnya Manusia Bernama Rizieq Ini Selalu Berselip Provokasi Licik, Jauh Dari Niat & Ketulusan. Bahkan "Terima Kasih" Menjadi Salah Satu Caranya Menyerang Bermodus Pamrih
6. Ingat, Meremehkan Segelintir Ular Berbisa Adalah Sebuah Tindakan Ceroboh. Jangan Sampai Kerumunan Kecil Mereka Menjadi Momok Kebiadaban & Hama Penyakit Rakyat Di Masa Depan. Inikah Yg Diharapkan Negara.?
7. Pertunjukkan Dari Adab Yang Memprihatinkan. Contoh Perilaku Sesat Yg Justru Menghina Hasil Kerja Keras Pemerintah. Merusak & Menghancurkan Fasilitas Publik Lalu Dengan Enteng Berlindung Dibalik Kata "Maaf".
8. Sudah Saatnya Pemeritah Berhenti Mendiamkan Nyanyian Pecundang Bersorban Agama Ini. Saatnya Mengajari Mereka Adat & Kesantunan Bangsa Ini. Bukan Malah Membiarkan Mereka Menjadi Sumber Kecemasan & Ketakutan Di Masyarakat
1. Revolusi Akhlak.!
Jargon Paksaan Inilah Satu2nya Buah Tangan, Hasil Meditasi Selama 3 Tahun Bersemedi Dalam Pelariannnya.
Setidaknya "REVOLUSI AKHLAK" Versi HRS Ini Langsung Dibuktikan.
2. Tiga Tahun Membenamkan Diri Di Goa Onta Telah Menciptakan "Kerinduan" Yang Tak Tertahankan Bagi Pengikutnya. Desahan Cadas Sang Pujaan Seolah Menjadi Pembangkit Gairah Yg Lama Dipendam.
3. Layaknya Kumpulan Anak Burung Nasar Mengerumuni Bangkai, Kawanan Ini Bergerombol Seolah Menemukan Kembali Daging Mentah, Pemuas Hasrat Yang Lama Tak Tersalurkan. Syahwat Yg Menjadi Nyawa Kehidupan Mereka.
1. Berakhirnya Masa Karantina Mandiri Pelakon Legenda Chat Mesum. Kisah Indah Yg Berbuah Umroh Mendadak & Terlama Itu Berujung Deportasi, Alias Diusirnya Sang Lakon Berjubah, "Come Home"!
2. Dibalik Karpet Merah Penyambutan & Iringan Nyanyian Para Fans Fanatiknya, Ternyata Masih Terselip Kecemasan & Ketakutan Digelarnya Kembali Deretan Alur Cerita Indah Kasus2 Hukum Yg Sempat Tertunda.
3. Kini, Drama Umroh Terlama Akhirnya Harus Berakhir. Tidak Ada Celah & Kesempatan Lagi Untuk Menjadikan Negara Lain Sebagai Batu Pijakan Sementara. Pilihannya Hanya Satu, Mudik Tanpa Mampir Seperti Yg Sudah2.!
Sedikit Pencerahan Yang Bagus. Slide dlm Video ini merupakan Fakta yg terjadi. Dengan Kata Lain, Serikat Buruhlah Lintah Penghisap Darah yang Sebenarnya. Mengutip Iuran Dari Buruh Sekaligus Memeras Pengusaha Utk Kepentingannya.
2. Budaya malas membaca & menyimak aturan o/ para buruh menjadi celah bagi serikat dlm menjerat kepentingan buruh. Bangga menjadi bagian yg dilindungi inilah yg membuat buruh buta & terbuai janji para juragan serikatnya sendiri.
3. Saat ini demi kepentingan2 terselubung serikatnya, buruh telah berubah menjadi mahkluk2 “pemeras yg serakah". Mereka tdk lg peduli dgn keadaan & situasi. Bahkan sekedar ikut prihatin dimasa kesulitan pendemi ini mereka enggan.
Devide Et Impera.!
Gaya Provokasi Rasa Kolonial Ini Masih Menjadi Primadona Kaum Benalu Bangsa.
Warisan Prilaku Bejat Tertua Yg Mungkin Telah Menjadi Kewajiban yg Harus Dilestarikan Mereka.
2. Jangan Ada Aroma Sara yg Merebak, Mungkin Berstatus Mayat’pun Mereka Masih Mampu Merespon.
Memanipulasi Kalimat Takbir Menjadi Kode Massal Ajakan Provokasi, Peduli Benar Atau Salah, Yg Jelas Mereka Tetap Benar.!
3. Dan Adonan Kebencian Juga Kebohongan Semakin Kental Dihidangkan Untuk Konsumsi Publik, Apalagi Diaduk Bersama Kepentingan2 Syahwat Sesat Para Pengkhianat Ideologi, Agama Bahkan Politik & Rakyat Menjadi Buahnya Mereka.