Bisnis perkantoran kini seperti jatuh tertimpa tangga. Penambahan ruang baru tak diimbangi kenaikan permintaan. Demand gedung perkantoran turun karena dunia bisnis yang tidak kondusif dan pertumbuhan ekonomi tersendat. Kapan akan pulih?
Pada 2014, banyak pelaku bisnis yang optimistis pasar perkantoran akan tumbuh pesat pada 2015. Faktanya, menurut data Perkembangan Properti Komersial Bank Indonesia, dalam kurun 2015-2019, harga sewa kantor di Jabodebek cenderung terus menurun sejak Q1-2016.
Bisnis sektor ini kian memburuk dengan datangnya pandemi. Ketidakpastian soal vaksin dan obat untuk virus korona mengakibatkan pemulihan ekonomi jadi tak menentu. Kondisi buruk di bisnis perkantoran ini diperkirakan baru akan pulih pada 2023.
“Pada 2015 masih ada imbas dari kenaikan pasar perkantoran tahun 2012-2014. Setelah itu harga sewa kantor terus turun karena terjadi gejolak ekonomi,” ujar Bagus Adikusumo, Senior Director of Office Services Department Colliers International.
Supply tumbuh positif sejak 2015, tertinggi pada Q3-2018 tumbuh 7,4%. Sedangkan demand tumbuh minus sejak tahun 2015, meski sempat positif pada Q3-2018 sebesar 1,3%.
Bagus menjelaskan, supply sangat ditentukan kinerja historical. Pihak pengembang membangun gedung-gedung perkantoran sepanjang 2011 hingga 2014 karena prospek yang cerah di masa itu. Namun, harapan itu hanya terlihat hingga awal 2015.
Konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia mencatat, permintaan ruang perkantoran pada 2015 merupakan yang tertinggi. Tingkat penyerapannya selama 2015 ini mencapai 56,800 meter persegi, dengan tingkat hunian hingga Desember 2015 berada di kisaran 85,6%.
Dalam catatan Cushman, sepanjang 2016-2018 ada tambahan 24 gedung baru di Jakarta saja, dengan total luas lantai mencapai 1,59 juta meter persegi, masing-masing 604.926 meter persegi pada 2016, 552.145 meter persegi (2017), dan 435.760 meter persegi (2018).
Sayangnya, pasokan yang sangat tinggi itu tidak bersambut. Demand gedung perkantoran turun karena dunia bisnis yang tidak kondusif dan pertumbuhan ekonomi tersendat. Manakala pertumbuhan GDP merosot, permintaan terhadap perkantoran pun turun. Korelasi keduanya nyaris 100%.
Masalahnya, supply sudah telanjur membludak. Para pemilik gedung perkantoran yang sudah kadung membangun gedung-gedung terpaksa merampungkan proyeknya meski permintaan tersendat.
Kondisi tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2022. “Mungkin demand baru bisa mengejar supply pada 2024 atau 2025. Masih lama,” kata Bagus menambahkan.
Di tengah kondisi bisnis sewa perkantoran yang diprediksi kian lesu. Permintaan terbatas, tetapi suplai perkantoran terus bertambah. Pengelola perkantoran dituntut kian fleksibel.
Sebagai aktivis nelayan, ia telah melihat dari dekat nasib nelayan sejak lama. Mulai dari nelayan yang kesulitan bersaing dengan perusahaan perikanan besar, sampai gonta-ganti aturan yang memberatkan pundak nelayan-nelayan itu
“Situasinya selalu membingungkan. Menteri satu tidak boleh ekspor benur, tapi menteri satunya mengizinkan,” kata Ketua Umum Asosiasi Nelayan Lobster Indonesia (ANLI) ini.
Portofolio penduduk Indonesia di surat utang negara naik tajam 54,6% pada September 2020 dibandingkan periode yang sama 2019, yakni dari Rp1.634,94 triliun menjadi Rp2.528,25 triliun.
Hal itu bisa jadi mencerminkan dua hal. Pertama, masyarakat Indonesia semakin melek investasi. Return yang diberikan surat utang negara jauh lebih tingi dibandingkan dengan bunga deposito.
Kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah lagi sebanyak 6.267 kasus, hingga Minggu (29/11/2020). Totalnya kini mencapai 534.266 orang. 445.793 orang di antaranya pulih, dan 16.815 orang meninggal dunia.
Tren pertumbuhan kasus dalam tujuh hari terakhir cenderung masih naik. Dibandingkan dengan tujuh hari lalu, kenaikannya mencapai 5,04%. Sementara data terkini dibandingkan dengan sehari sebelumnya, mengalami kenaikan sebesar 15,67%.
Kabar baiknya, pasien yang pulih kini 445.793 orang, atau 83,44% dari total kasus. Pasien dinyatakan pulih dan dipulangkan setelah melalui pengujian, dan menunjukkan hasil negatif Covid-19.
Kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah lagi sebanyak 5.418 kasus, hingga Sabtu (28/11/2020). Total pengidap mencapai 527.999 orang. 441.983 orang di antaranya pulih, dan 16.646 orang meninggal dunia.
Tren pertumbuhan kasus dalam tujuh hari terakhir cenderung masih naik. Dibandingkan dengan tujuh hari lalu, kenaikannya mencapai 3,15%. Sementara data terkini dibandingkan dengan sehari sebelumnya, mengalami penurunan sebesar -7,04%.
Adapun pasien yang pulih kini 441.983 orang, atau 83,71% dari total kasus. Pasien dinyatakan pulih dan dipulangkan setelah melalui pengujian, dan menunjukkan hasil negatif Covid-19.
Apa itu virus korona? Virus korona baru atau yang memiliki nama resmi 2019-nCoV (novel coronavirus) ini satu keluarga dengan virus penyebab wabah SARS dan MERS.
Virus korona biasa ditemukan pada banyak spesies hewan. Sebuah penelitian menunjukkan makhluk hidup laut bisa terjangkit virus, binatang darat lebih berpotensi untuk terserang.