"Lho eh itu siapa itu yang pake akunnya Pa Edhy? Coba itu Menkonya mana Menkonya. Coba dicek itu siapa."
"Sik.. sik.. kayaknya saya kok kenal yha ini. Coba geser sedikit. Iya. Geser. Kanan lagi. Hmmmm... iya.. ndak salah lagi. Mesti iki maneh."
"PAK WIR! Apa kabar? Iya.. ya.. ya.. nanti ya. Bapak keluar dulu. Iya nanti lanjut ngobrol lagi. Iya masih rapat ini. Iya temen temen semua rindu Bapak. Ya Pak ya.. nanti ya.. Assalamualaikum.."
"Ini Pak Terawan mau share video apa lagi ini? Terakhir itu video saya liat gambar depannya tulisan 'Latest WHO Report' lalu pas saya pencet itu keluar suara orang lagi aneh aneh. Untung nda ada wartawan. Ini apa lagi Pa Terawan? Hm?"
"Semuanya, denger ya. Besok itu ada 6 anak baru yang gabung. Tolong diterima. Nda perlu itu pelonco pelonco kayak jaman mahasiswa dulu. Dikerjai segala. Ya? Bisa ya Pa Luhut? Pa Prabowo? Nda perlu ya.. Makan siang nanti diajak-ajak. Jangan dikucilkan. Ya.. oke?"
*LEAVE*
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
“Yha anak itu semasa hidupnya baik. Nda pernah ada catatan kriminal malah takut sama manusia. Jalannya aja nunduk melulu. Nda mungkinlah mau macam macam apalagi sampe nyuri...”
“Iya liat di berita. Nda kenal. Beda. Beda jenis. Bukan golongan kami.”
“Nda ada firasat apa apa. Cuman yang beda hari itu dia pamit mau main. Pas ditanya mau ke mana ngomongnya mau main sama kucing. Itu yang belakangan ini kami rasa aneh.”
Di ruang tengah Laksamana Tadashi Maeda suasana memanas. Para pemuda tetap meminta Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan secara revolusioner sementara golongan tua ingin proklamasi secara sederhana untuk menghindari konfrontasi dengan tentara Jepang yang masih berada di Jakarta
Mendengar ribut-ribut, Maeda keluar dari kamarnya dan menuju ruang tengah. Sukarni lalu berbisik pada Wikana dan Chaerul Saleh agar mengucap salam ke tuan rumah namun mereka nda paham bahasa Jepang. Wikana mencolek Aidit agar ia yang mewakili memberi salam.
Wikana teringat Aidit kerap membaca manga dan berkesimpulan ia cukup fasih bahasa Jepang. Aidit maju dengan percaya diri dan dengan lantang berkata: “Annyeonghaseyoo Oppa!!” seraya mengulurkan tangannya untuk menjabat Tadashi Maeda.