Peraku

Perumahan Rakyat Korea Utara 🇰🇵

Nda pake nabung atau potong gaji

(haters gonna hate 🤗)





Ada rumah tapak ada rumah susun

Mesin partai bekerja sampai ke akar rumput. Harafiah.





Kampanye akbar

“Le, coba liat kantor baru lo kek apa?”

“Ah biasa aja.. Nih..”

“Anjir.. ngapain lo pake seragam.. WFO?” “WEDEHHH PAKE SERAGAM KEK ANAK BARU. TEMEN BARU LO RAMOS MANA RAMOS? DIA WFH?”

“Tai..”

“Yha anak itu semasa hidupnya baik. Nda pernah ada catatan kriminal malah takut sama manusia. Jalannya aja nunduk melulu. Nda mungkinlah mau macam macam apalagi sampe nyuri...” “Iya liat di berita. Nda kenal. Beda. Beda jenis. Bukan golongan kami.”

*zoommeeting*

"Oke yang tadi sudah saya reshuffle mau keluar sendiri dari grup atau dikick admin? Hayo?" "Pak Terawan itu tolonglah jangan pake filter filter nangis gitu... hahahahaha..."

Di ruang tengah Laksamana Tadashi Maeda suasana memanas. Para pemuda tetap meminta Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan secara revolusioner sementara golongan tua ingin proklamasi secara sederhana untuk menghindari konfrontasi dengan tentara Jepang yang masih berada di Jakarta Mendengar ribut-ribut, Maeda keluar dari kamarnya dan menuju ruang tengah. Sukarni lalu berbisik pada Wikana dan Chaerul Saleh agar mengucap salam ke tuan rumah namun mereka nda paham bahasa Jepang. Wikana mencolek Aidit agar ia yang mewakili memberi salam.