Perasaan saya munculnya dinihari mulu ya akhir-akhir ini, ngomongin pesugihan sebenarnya ada pesugihan yg akhir-akhir ini banyak dibicarakan. Tapi, Saya gak begitu suka sebenarnya dengan cerita pesugihan, karena pasti ujung-ujungnya ke nafsu dunia.
Jadi mau cerita dikit-dikit gak?
yasudah, sebentar saja ya, gak panjang kok.
singkatnya, saat ini saya sudah pindah kost lagi, pindah lebih jauh ke luar kota dari kota yg sebelumnya saya tinggali, saya nomaden sekarang, jadi begini, kemarin itu sebenarnya sedang ramai pesugihan baru atau mungkin bisa dibilang perkumpulan orang tertentu.
jadi ada pesugihan yg baru pertama kali saya denger, jilu, siji karo telu, alias satu dengan tiga, kalau info-info yg beredar merujuk pada anak ke satu dan ketiga, pesugihan ini sempet rame tahun kemarin entah bagaimana sekarang karena saya sudah pindah jauh,
gak seperti pesugihan pada umunya yg ribet harus puasa sampai pergi ke gunung angker, nah pesugihan jilu ini cuma ngedatengin satu orang saja..
saya sebenarnya rada males juga, karena waktu itu beberapa kali saya dicurigai saat ke tempat prakteknya, padahal saya cuma lewat
jadi ada satu orang yg saya tahu, dia buka gerobak tapi jualannya gak jelas, tiap hari selalu saja ada orang yg datang bertransaksi ke tempat dia, awal pertama saya diajak kesana saya itu mikirnya ya cuma pedagang dan pembeli gak ada yg aneh, tapi teman saya meyakinkan saya,-
-buat pasang telinga saat di dekat penjual itu, entah mereka tahu atau tidak, setiap saya duduk tidak jauh dari mereka, mereka seperti berhenti trus terutama pedagangnya ini pasti melotot ke saya, akhirnya kami pergi..
suatu hari saya kebetulan lagi kosong waktu itu, iseng kesana, tempat itu masih ramai seperti biasanya, tapi, di situ entah kebetulan saya datang di waktu yg tepat atau tidak, saya lihat sipedagang ngasi kertas yg langsung dimasukin ke saku pembeli, watu itu saya mulai percaya,
setelah saya menceritakan kepada teman saya, saat itu lah dia mengatakan, kalau kertas yg diberi itu adalah rajah, buat yg gak tau googling, singkatnya, rajah itu nanti ditanam bareng telur bebek, diikat dalam plastik lalu di tanam di halaman rumah,
yg menarik adalah rata-rata yg datang ke tempat itu adalah orang-orang yg memiliki tiga anak, di sini saya sedikit skeptis bagaimana teman saya bisa tau sampai sejauh itu sebelum dia memberitahu kalau mantan tetangganya pernah ke tempat beliau ini,
singkatnya saja, setelah menanam rajah itu, orang tersebut akan menemui si pedagang lagi yg memberikannya kertas lagi, tiap hari tulisan dalam kertas berbeda-beda, ini di lakukan terus selama tujuh hari, selama tujuh hari itu, entah anak pertama atau ketiganya tiba-tiba jatuh-
sakit, namun, tetangga teman saya menjadi saksi anak pertama beliau yg tewas digilas truk, percaya tidak percaya sekarang mantan tetangga teman saya ekonominya sedikit membaik, sampai bisa pindah rumah ke kawasan yg lebih bagus,
praktek seperti ini sebenarnya bukan hal baru di sini, namun, tetap saja alasan kenapa dari dulu saya menjauhi cerita seperti ini karena bagi saya terlalu sentimentil bila berhubungan dengan tumbal nyawa, karena kebetulan guru saya sendiri bahkan pernah berkata, beliau bisa-
serta mau membantu orang-orang yg menginginkan jalan pesugihan, namun, dengan catatan beliau benar-benar mau menanggung resikonya,
resiko yg tidak gampang tentu saja, lagipula saat melakukan pesugihan sebenarnya setan hanya memindahkan rejeki anak cucunya, yg kelak-
akan mendapat kesialan karena ketamakan dari orang tuanya.
tapi manusia memang makhluk yg paling sulit ditebak, saat mereka sudah buta hati pada suatu hal yg tidak dapat ia capai dengan tangan sendiri, akan ia halalkan segala cara hanya demi kebahagiaan sesaat.
sebenarnya saya lebih pengen sekali bahas tentang satu orang di perumahan elit itu, yg sampai sekarang bikin saya geregetan, namun, tiap saya menulis itu, hati saya selalu berkata untuk mengurungkannya, maktratap rasanya apalagi bila tahu beliau masih dalam kondisi hidup.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
lama sekali saya gk menulis utas di sini, jadi maaf kalau tangan saya agak kaku, so langsung aja, dari serangkaian cerita yg saat ini tersimpan dalam memorry laptop saya, cerita ini memiliki bagian paling menarik, jadi nikmati saja ini sebagai bentuk rehat dari riuhnya tahun ini.
Juli, tahun 1998
Rumah itu masih terlihat bagus, meski pun desainnya terlihat seperti rumah tahun 60’an tapi temboknya terlihat masih kokoh, halamannya juga luas dengan banyak pohon besar tumbuh disekelilingnya termasuk satu pohon yg paling mencolok saat melihat rumah itu.
Sebelum memulai ceritanya, rasanya kangen saya sedikit terobati terutama saat memulai sebuah tread dengan tulisan judul dan fotonya, dan tentu saja mention @bacahorror_id dan hastag bacahorror yg sudah saya pakai sejak akun ini pertama berdiri.
semoga cerita pembuka ini cukup,
cukup untuk membuka rentetan cerita yg sudah saya siapkan selama saya mengistirahatkan diri ya. baiklah, malam ini, mari kita mulai ceritanya.
Lama sekali gak mampir ke burung biru, saat rehat dan beristirahat menjadi fokus paling utama.
tapi malam ini, setelah duduk merenung sebentar sambil melihat layar hp, ada kerinduan yg datang lagi.. gak tau kenapa rasanya kangen..
kangen buat punya tenaga nulis seperti dulu.
butuh waktu buat ngumpulin tenaga dan fokus bahkan untuk sekedar menulis pesan ini dilaman twitter saya, tapi rasanya kangen yg sekarang sudah tidak terbendung lagi,
jadi kalau ada yg masih terjaga sembari menatap layar handphone, pemanasan yuk,
Kalau dalam Kejawen, ini disebut Renggati atau Renggat nang jero ati, yaitu saat kita melihat sesuatu terutama yg tidak pernah kita lihat visualnya sedang mencoba berinteraksi dengan kita, apa pun itu selalu ada maksud tersembunyi dan memang gak ada salahnya untuk berjaga-jaga.
seperti yg terjadi pada beliau ini, mungkin secara gak langsung si wanita berpakaian hijau ini sedang mencoba berinteraksi dan tentu saja ada sesuatu yg sedang dia inginkan.
dulu, si mbah melakukan Wijih, yaitu membaca petunjuk dengan meletakkan telur ayam kampung di dalam besek
kali aja mas @FazaMeonk mau melakukannya. hahahaha. tapi ya sekali lagi, yg di lakukan si mbah saya dulu itu untuk sekedar berjaga-jaga, karena kaum dari bangsa Jin memang sukar dipercaya, karena memang begitulah tugas mereka bahkan sampai di akhir zaman.
Udah pernah nonton video yg dimaksud sama thread ini 2 tahun yg lalu, tapi sempet lupa sama cerita sampe akhirnya kemarin baca ulang lewat trit ini, trus kepikiran lagi.. hahaha, karena lagi nunggu kereta, coba saya tulis teori liar menurut pandangan saya..
di dalam cerita ini ada 8 karakter nama yg disebut dalam rentetan cerita ini, coba saya jabarin namanya satu-satu, Puteri, Bi Ida, bu Rana, Donny, Pak Budi, Munchkin ( seekor kucing), Dina (temen Puteri yg cuma disebut namanya?) dan terakhir tentu saja Mama.
dari awal, kita dikenalin sama karakter Puteri yg anaknya kaya tertutup tapi suka sekali cerita tentang hidupnya sama orang yg belum jelas statusnya lewat pesan hp, Doni.
Doni ini statusnya gak jelas, dibilang temen tapi dia gak tau rumahnya Puteri, tapi kok cukup akrab.
Halo, di sela waktu malam ini, bolehkah saya meminta bantuan untuk memilih cover yg akan menjadi buku kolaborasi pertama saya bersama dengan para penulis-penulis hebat yg ada di twitter ini.
buku ini digagas oleh penerbit @Bukune , untuk memberi lingkup bahwa cerita horror memiliki rasa dan tema yg berbeda-beda, semua ketakutan akan dituangkan dengan narasi dengan gaya kami masing-masing. dengan adanya buku ini saya juga berharap menambah banyak referensi baru-
tentang kekayaan budaya, mitos dan sebagainya yg hidup dalam masyarakat. semoga buku ini juga bisa sedikit mengobati rasa rindu setelah lama saya tidak menerbitkan buku lagi, sekaligus sebagai lembaran baru untuk kembali aktif dan lebih sering muncul di aplikasi burung biru ini.