Aku berkata (Ummu Salamah) : "Wahai Rasulullah ﷺ, manakah yang lebih mulia antar wanita dunia atau bidadari surga?
Rasulullah ﷺ menjawab : "Wanita dunia lebih utama daripada bidadari surga, seperti halnya keutamaannya bagian luar dari pakaian dibandingkan bagian dalam dari pakaian tersebut".
Aku berkata (Ummu Salamah) : "Dengan sebab apa wahai Rasulullahﷺ, wanita dunia lebih utama dibandingkan bidadari surga ?
Rasulullah bersabda : "Sebab shalat, puasa, ibadah mereka (wanita dunia). Allah terangkan wajah mereka dengan nur, dan Allah pakaikan pada tubuh mereka sutra, tubuh mereka putih bening, pakaian mereka berwarna hijau mengkilau, perhiasaan mereka berwarna kuning memukau,
wadah dupa kepunyaan mereka terbuat dari mutiara, dan sisir mereka terbuat dari emas, mereka akan berkata 'Kami ini kekal tidak akan mati selamanya, kami ini orang yang di karunia nikmat, maka kami tidak akan pernah sengsara selamanya, kami ini adalah penduduk tetap (surga),
Maka kami tidak akan pernah pergi selamanya, dan kami ini adalah orang yg lapang dada, maka kami tidak akan pernah marah selamanya, maka sungguh beruntung orang yg di takdirkan bersama kami, dan kami di takdirkan untuknya"
(Roudhotul Muhibbin, hlm : 345)
Semoga bermanfaat 🙏🏿🌹
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Hanya Wahabi Yang Menghukumi Orang Baca Al Qur’an Di Kuburan Sebagai Pelaku Syirik Akhbar
Seorang Ustad Wahabi di video dengan lantang menyatakan:
"ini bukan syirik kecil, ini الشِّرْكُ اْلأَكْبَرُ dan dapat mengeluarkan pelakunya dari islam,
ini baca Qur'an jika baik siapa yang pertama kali melakukan?
buktinya Rasul ﷺ tidak pernah baca Al Quran di makam”
Wahabi-Taimi terlalu tergesa-gesa menyebut Syirik Akbar bagi yang baca Alquran di Kuburan.
Jika menggunakan logika mereka, karena ini syirik akbar, maka keluarkah pelakunya dari Islam dan jika diingatkan masih ngeyel maka halal darahnya
Iblis pernah menangis histeris empat kali:
Ketika dikutuk Allah
Ketika diusir dari Surga
Ketika Nabi Muhammad ﷺ lahir
Ketika Surat al-Fatihah diturunkan
Sementara wahabi menjerit mengatakan:
Maulid bid’ah
Maulid haram
Maulid Nabi dipelopori oleh Firqah Syiah
Iblis menjerit sejadi-jadinya atas kelahiran Rasulullah sebagaimana yang disampaikan oleh Abul Qosim Abd al Rohman al Suhaili al Andalusi (W. 581 H) dalam kitabnya berjudul al Raudl al Unf juz 2 hal 93
Beliau menuliskan:
أن إبليس هو أول من انزعج من مولد النبي صلى الله عليه وسلم
Ketahuilah… Iblis adalah makhluk yang pertama kali bersedih dan susah atas kelahiran Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam
المذهب الحنفي: 1- قال الشيخ ابن عابدين الحنفي في حاشيته (1/376): "فقد تكون البدعة واجبة كنصب الأدلة للرد على أهل الفرق الضالة، وتعلّم النحو المفهم للكتاب والسنة، ومندوبة كإحداث نحو رباط ومدرسة، وكل إحسان لم يكن في الصدر الأول، ومكروهة كزخرفة المساجد، ومباحة كالتوسع
بلذيذ المآكل والمشارب والثياب"انتهى.
Salah seorang ahli fiqh terkemuka dalam madzhab Hanafi; Syekh Muhammad Amin ibn Umar, yang populer dengan sebutan Ibnu Abidin (w 1252 H), dalam kitab Hasyiyah Radd al-Muhtar, menuliskan sebagai berikut:
Akibat membaca satu pendapat yang berpedoman pada satu hadits
Imam An-Nawawi dalam Fatawa Al-Imam An-Nawawi, mengatakan sebagai berikut.
القيام لأهل الفضل وذوي الحقوق فضيلة على سبيل الإكرام، وقد جاءت به أحاديث صحيحة، وقد جمعتها من أثار السلف وأقاويل العلماء في
ذلك، والجواب عما جاء مما يوهم معارضتها وليس معارضا، وقد أوضحت كل ذلك في جزء معروف، فالذي نختاره ونعمل به واشتهر عن السلف من أقوالهم وأفعالهم، جواز القيام واستحبابه في الوجه الذي ذكرناه...
“Berdiri karena menghormati tamu agung atau orang yang sepantasnya dihormati termasuk perbuatan mulia dengan maksud menghormati mereka. Ada banyak hadits shahih terkait permasalahan ini. Saya telah mengumpulkan pandangan-pandangan orang-orang saleh dan perkataan ulama tentangnya.
Pertama, Tauhid Rububiyah, yaitu iman kepada Allah sebagai satu-satunya pencipta (al-Khaliq), penguasa (al-Malik), dan pengatur seluruh makhluk (al-Mudabbir).
Kedua: Tauhid Uluhiyah, yaitu meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah.
Ketiga: Tauhid al-Asma wa al-Shifat, yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits,